Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No.

1 (2016)

PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Nenden Faridah1, Isrok’atun2, Ani Nur Aeni3

1,2,3
Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang
Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang
1
Email: nendenfar@gmail.com
2
Email: isrokatun@gmail.com
3
Email: aninuraeni@upi.edu

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi kemampuan berpikir kreatif matematis yang rendah. Alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah pendekatan open-ended.
Selain meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis, ada kecenderungan bahwa
pendekatan open-ended akan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Tujuan penelitian ini
adalah mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri
siswa. Metode penelitian ini adalah eksperimen, dengan populasi yaitu siswa SD unggul di
Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Instrumen tes yaitu tes tulis dan
intrumen nontes berupa skala sikap kepercayaan diri, lembar observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa. Hasil penelitian yaitu 1) peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
dengan pendekatan open-ended memiliki gain berkategori sedang, 2) peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada
pendekatan konvensional, 3) peningkatan kepercayaan diri siswa dengan pendekatan open-
ended memiliki gain berkategori sedang, dan 4) peningkatan kepercayaan diri siswa dengan
pendekatan open-ended lebih baik daripada pendekatan konvensional.
Kata kunci: Pendekatan Open-Ended, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Kepercayaan
Diri

PENDAHULUAN Melihat bahwa matematika merupakan


Matematika merupakan mata pelajaran sebuah mata pelajaran yang penting untuk
yang erat kaitannya dengan kehidupan dikuasai dan diaplikasikan demi membentuk
sehari-hari. Selain itu, matematika memiliki manusia yang berkualitas dan bermanfaat
kontribusi yang besar dalam derasnya untuk orang lain, maka pembelajaran
perkembangan ilmu pengetahuan dan matematika pun dituntut untuk secara
teknologi yang tengah terjadi. Bagian dari maksimal dapat mencapai tujuan
matematika seperti perhitungan, matematika yang telah dirumuskan. Dalam
pengukuran, pengolahan data, dan bagian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
lainnya berperan besar dalam penciptaan 2006 (BSNP, 2006), mata pelajaran
dan pembuatan hal-hal baru baik itu dalam matematika bertujuan agar siswa memiliki
ilmu baru, pemecahan masalah, kemampuan sebagai berikut.
pembangunan maupun teknologi. 1. Memahami konsep
matematika, menjelaskan

1061
Nenden Faridah, Isrok’atun, Ani Nur Aeni

keterkaitan antarkonsep dan kreatif matematis (Azhari & Somakim,


mengaplikasikan konsep atau 2013).
algoritma, secara luwes, Berdasarkan paparan tujuan pembelajaran
akurat, efisien, dan tepat matematika di atas, maka berpikir kreatif
dalam pemecahan masalah. matematis merupakan salah satu
2. Menggunakan penalaran pada kompetensi kognitif yang dibutuhkan dalam
pola dan sifat, melakukan diri siswa. Lebih jelasnya, kemampuan
manipulasi matematika dalam berpikir kreatif matematis akan mendorong
membuat generalisasi, siswa untuk dapat melihat suatu masalah
menyusun bukti, atau dari sudut pandang yang berbeda dan
menjelaskan gagasan dan menghubungkannya dengan pengetahuan
pernyataan matematika. yang sudah ada. Selain itu, siswa juga dapat
3. Memecahkan masalah yang memunculkan dan mengungkapkan ide-ide
meliputi kemampuan baru yang praktis dan berkontribusi dalam
memahami masalah, pemecahan suatu masalah. Adapun
merancang model matematika, indikator dari kemampuan berpikir kreatif
menyelesaikan model dan matematis adalah kelancaran berpikir,
menafsirkan solusi yang kelenturan berpikir, keaslian berpikir dan
diperoleh. elaborasi (Azhari & Somakin, 2013). Apabila
4. Mengkomunikasikan gagasan keempat indikator tersebut dimiliki oleh
dengan simbol, tabel, diagram, siswa, maka siswa akan dapat memberikan
atau media lain untuk penafsiran terhadap masalah maupun solusi
memperjelas keadaan atau yang didapatkan dengan benar. Siswa juga
masalah. tidak akan kesulitan menemukan solusi dari
5. Memiliki sikap menghargai masalah matematika yang dihadapinya dan
kegunaan matematika dalam tentunya memiliki alternatif solusi
kehidupan yaitu memiliki rasa pemecahan yang lain. Adapun solusi yang
ingin tahu, perhatian, dan ditemukan oleh siswa merupakan
minat dalam mempelajari penyelesaian baru atau ide baru terhadap
matematika melalui sikap ulet masalah yang dihadapi dan solusi tersebut
dan percaya diri dalam disertai dengan gambar, diagram dan atau
pemecahan masalah. media sehingga solusi jelas. Siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif
Berdasarkan tujuan matematika dalam KTSP matematis tentunya dapat dikatakan bahwa
tersebut, diketahui bahwa pembelajaran siswa tersebut merupakan pribadi yang
matematika harus menghasilkan siswa yang memiliki kreativitas. Hal tersebut sejalan
memiliki kemampuan yaitu luwes dalam dengan pengertian kreativitas yang
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dikemukakan oleh Maulana (2008, hlm. 12)
matematika, menjelaskan gagasan dan yakni,
pernyataan matematika, menafsirkan solusi Kreativitas yang dimiliki oleh
yang diperoleh dan mengkomunikasikan seseorang merupakan kemampuan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, untuk mengungkapkan hubungan
atau media lain untuk memperjelas keadaan baru, melihat suatu masalah dari
atau masalah. Perlu diketahui bahwa sudut pandang yang baru, serta
kemampuan yang disebutkan barusan membentuk kombinasi baru dari
merupakan aspek dari kemampuan berpikir beberapa konsep yang sudah
dikuasai sebelumnya, bersifat

1062
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)

praktis, serta memunculkan solusi diikutsertakan dalam PISA, bukan hal yang
yang tidak biasa tetapi berguna. aneh apabila siswa kesulitan dalam
mengerjakan soal PISA yang tidak rutin dan
Berdasarkan definisi di atas, maka berpikir menuntut kecakapan berpikir tingkat tinggi
kreatif matematis merupakan jalan atau peserta.
proses seseorang untuk memiliki kreativitas.
Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif Fakta lain yang mendukung rendahnya
matematis begitu penting untuk kemampuan berpikir kreatif matematis
dimunculkan dan dikembangkan melalui siswa adalah hasil ujicoba terbatas tes
pembiasaan yang dilakukan dalam proses kemampuan berpikir kreatif matematis
pembelajaran matematika. Hal tersebut siswa yang dilakukan terhadap beberapa
sejalan dengan Ausubel (dalam Noer, 2011) sekolah yang diantaranya adalah kelas V-A
yang menyarankan bahwa suatu SDN Cipameungpeuk. Berdasarkan hasil
pembelajaran harus menumbuhkan berpikir ujicoba tes kemampuan berpikir kreatif
kreatif siswa. matematis terhadap 31 orang siswa
diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah
Pada kenyataannya, kemampuan berpikir tes kemampuan berpikir kreatif matematis
kreatif matematis siswa rendah. Rendahnya siswa masing-masing adalah 64,29 dan
kemampuan berpikir kreatif matematis 14,29 dari nilai ideal 100. Adapun hasil
siswa tersebut didukung oleh salah satu rerata nilainya adalah 42. Hasil tersebut
hasil dari kompetisi matematika dan sains menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
internasional yaitu Programme for kreatif matematis yang dimiliki siswa
International Student Assesment (PISA). rendah.
Hasil PISA terakhir pada tahun 2012
menyatakan bahwa Indonesia merupakan Adapun pendekatan yang dapat menjadi
negara dengan peringkat kedua terbawah pertimbangan untuk digunakan dalam
yaitu ke-64 dari 65 negara yang menjadi upaya perbaikan kualitas pembelajaran
peserta PISA (Fitri, 2013). Di samping itu, matematika untuk meningkatkan
Gurria (Fitri, 2013) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis
soal-soal yang diberikan kepada peserta adalah pendekatan open-ended. Shimada
PISA menuntut kecakapan berpikir dan (dalam Soeyono, 2013) mengemukakan
keterampilan dasar peserta dalam mencari bahwa pendekatan open-ended adalah
solusi yang kreatif dan berkontribusi dalam pendekatan dalam pembelajaran yang
era globalisasi ini, namun hasilnya dimulai dengan menyajikan suatu
membuktikan bahwa 32% peserta tes tak permasalahan kepada siswa, di mana
bisa menyelesaikan soal matematika yang permasalahan memiliki metode atau
paling mudah. penyelesaian yang benar lebih dari satu. Hal
tersebut serupa dengan pengertian
Senada dengan Gurria, Pranoto (dalam pendekatan open-ended yang dikemukakan
Suaedi, 2015) mengemukakan bahwa oleh Sawada (dalam Nurhayati, 2013) yaitu
sekolah di Indonesia terlalu fokus bahwa pendekatan open-ended merupakan
mengajarkan kecakapan dasar yang sudah suatu pendekatan dalam pembelajaran di
kadaluwarsa. Adapun kecakapan dasar yang mana guru memberikan suatu situasi
sudah kadaluwarsa tersebut diantaranya masalah pada siswa yang solusi atau
yaitu menghafal dan berhitung. Jadi, siswa jawaban masalah tersebut dapat diperoleh
tidak dituntut untuk memiliki kemampuan dengan berbagai cara.
pemecahan masalah, sehingga ketika siswa

1063
Nenden Faridah, Isrok’atun, Ani Nur Aeni

Berdasarkan konsep yang dikemukakan di open-ended akan dapat meningkatkan


atas, dapat dikatakan bahwa pendekatan kepercayaan diri siswa.
open-ended merupakan pendekatan dalam
proses pembelajaran yang menawarkan Anthony (dalam Kushartanti, 2009, hlm. 41)
suatu pembelajaran di mana dalam mengemukakan bahwa “Kepercayaan diri
prosesnya dimulai dengan pemberian merupakan sikap pada diri seseorang yang
masalah yang berkaitan dengan konsep dapat menerima kenyataan, dapat
matematika yang akan dibahas. Masalah mengembangkan kesadaran diri, berpikir
yang diberikan bersifat terbuka yang artinya secara positif, memiliki kemandirian dan
memberikan tantangan kepada siswa untuk kemampuan untuk memiliki serta mencapai
mencari pola penyelesaian masalah, sesuatu yang diinginkannya”. Dengan kata
menemukan berbagai solusi dari masalah lain, kepercayaan diri merupakan sikap
dan menafsirkan penyelesaian masalah. Di yakin siswa bahwa dengan kemampuan dan
samping itu, masalah yang bersifat terbuka upayanya, dia dapat melakukan apa yang
juga memberikan kesempatan seluas- diinginkan dan mencapai tujuan
luasnya kepada siswa untuk menjawab soal pembelajaran matematika yang diharapkan.
dengan caranya sendiri namun tetap benar. Adapun aspek kepercayaan diri yaitu
Adapun sintaks pembelajaran dengan keyakinan akan kemampuan diri,
pendekatan open-ended yaitu tahap optimisme, objektif, bertanggung jawab
menghadapkan siswa pada masalah serta rasional dan realistis (Kushartanti,
terbuka, tahap membimbing siswa untuk 2009). Berdasarkan aspek tersebut, maka
menemukan pola dan mengkontruksi tentunya dengan proses pembelajaran
pengetahuan atau permasalahannya matematika dengan open-ended yang
sendiri, tahap membiarkan siswa mencari menuntut siswa untuk membiasakan dirinya
solusi dan menyelesaikan masalah dengan untuk memiliki kepercayaan diri akan
berbagai penyelesaian dan terakhir yaitu menghasilkan siswa yang optimis dalam
tahap siswa menyajikan hasil temuannya melakukan suatu tindakan, mudah
(Huda, 2013). Pada keempat tahapan berinteraksi dengan orang lain, memiliki
tersebut terdapat tahapan di mana siswa tujuan yang ingin dicapai dan selalu
dihadapkan pada masalah terbuka dan berupaya yang terbaik untuk dapat
tahapan siswa menyajikan hasil temuannya, mencapai tujuan tersebut. Seperti halnya
Kedua tahapan tersebut menuntut siswa siswa yang memiliki kepercayaan diri untuk
untuk memiliki kepercayaan diri dalam dapat berprestasi di sekolah, siswa tersebut
pembelajaran. Ketika siswa diberi masalah akan berupaya maksimal untuk mencapai
terbuka, belum tentu semua siswa dapat tujuannya tersebut.
menafsirkan masalah tanpa bantuan teman
sejawat atau guru sehingga dibutuhkan METODE PENELITIAN
kepercayaan diri agar siswa mampu Metode Penelitian
bertanya baik kepada guru atau teman Metode penelitian yang digunakan dalam
untuk meminta bimbingan. Ketika siswa penelitian ini yaitu penelitian eksperimen.
dihadapkan pada situasi presentasi, yaitu Dasar pemikiran dari dipilihnya penelitian
siswa menyajikan hasil temuannya didepan eksperimen yaitu peneliti ingin mengetahui
teman-teman dan guru, kepercayaan diri sebab-akibat dari suatu variabel bebas yang
siswa sangat dibutuhkan agar siswa mampu dimanipulasikan terhadap variabel
dengan percaya diri menyajikan hasil terikatnya dan seberapa besar pengaruh
temuannya. Berdasarkan paparan tersebut, yang diberikan variabel bebas tersebut
diperoleh pernyataan bahwa pendekatan

1064
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)

terhadap variabel terikatnya (Ruseffendi, kepercayaan diri yang memenuhi aspek


2010). kepercayaan diri, pedoman observasi
kinerja guru dan pedoman observasi
Lokasi Penelitian aktivitas siswa, untuk mengetahui faktor
Lokasi penelitian yaitu SDN Sukaraja II dan pendukung dan penghambat pada
SDN Cipameungpek di kecamatan pembelajaran matematika dengan
sumedang selatan, kabupaten Sumedang, pendekatan open-ended. Instrumen tes
Waktu yang digunakan untuk penelitian kemampuan berpikir kreatif matematis yang
dimulai pada tanggal 20 April sampai 21 Mei diberikan terlebih dulu diujicobakan kepada
2016. Kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas yang bukan sampel untuk mengetahui
memiliki jumlah pertemuan yang sama yaitu validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan
lima kali pertemuan. Tiga kali pertemuan daya pembeda soal sedangan Instrumen
untuk kegiatan pembelajaran dan dua kali nontes berupa skala sikap kepercayaan diri,
pertemuan untuk pretest serta posttest. pedoman observasi kinerja guru dan
pedoman observasi aktivitas siswa
Subjek Penelitian sebelumnya telah mendapat validasi muka
Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh dari dosen pembimbing.
siswa kelas IV berlevel unggul se-Kecamatan
Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Teknik Pengolahan dan Analisis Data
dilihat dari nilai rata-rata ujian sekolah (US) Dalam penelitian ini, data yang telah
matapelajaran matematika tingkat sekolah didapatkan akan diolah menjadi data
dasar se-Kecamatan Sumedang Selatan kuantitatif dan data kualitatif. Data
pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah kuantitatif berupa data hasil tes
keseluruhan SD se-Kecamatan Sumedang kemampuan berpikir kreatif matematis dan
Selatan ialah 41 sekolah. Adapun jumlah data skor kepercayaan diri siswa, sedangkan
sekolah unggul yaitu 12 sekolah. Adapun data kualitatif berupa data dari hasil
sampel yaitu kelas IV-B SDN Sukaraja II dan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.
kelas IV SDN Cipameungpeuk. Kelas yang Setelah diolah, dilakukan analisis data
dijadikan untuk penelitian adalah kelas IV-B kuantitatif dengan bantuan program
di SDN Sukaraja II sebagai kelas eksperimen computer yaitu Microsoft excel 2010 dan
dan kelas IV SDN Cipameungpeuk sebagai SPSS 16.0. Adapun pengolahan dan analisis
kelas kontrol. pemilihan sampel ini data kualitatif dilakukan dengan bantuan
dilakukan secara acak, di mana setiap program computer yaitu Microsoft excel
sekolah memiliki kesempatan yang sama 2010.
untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Adapun jumlah siswa sebagai sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian masing masing 30 orang siswa Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
dari tiap sekolah. Matematis Siswa dengan Pendekatan Open-
Ended di Kelas Eksperimen
Instrumen Penelitian Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari berupa pembelajaran matematika dengan
instrumen tes yaitu tes tulis kemampuan pendekatan open-ended. Pemberian
berpikir kreatif matematis dengan butir soal perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui
yang memenuhi aspek kemampuan berpikir bagaimana peningkatan kemampuan
kreatif matematis serta telah diujicobakan berpikir kreatif matematis siswa antara
pada kelas non sampel. Terdapat pula sebelum pembelajaran dan sesudah
instrumen nontes berupa skala sikap pembelajaran dengan pendekatan open-

1065
Nenden Faridah, Isrok’atun, Ani Nur Aeni

ended. Adapun cara untuk mengetahui dengan kategori sedang dan 4 orang siswa
bagaimana peningkatan kemampuan berkategori rendah. Adapun rerata N-gain
berpikir kreatif matematis dengan nilai kemampuan berpikir kreatif matematis
pendekatan open-ended yaitu sebagai siswa pada kelas eksperimen berada pada
berikut. kategori sedang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pendekatan open-
ended dapat meningkatkan kemampuan
Mendapatkan Data Nilai Pretest berpikir kreatif matematis siswa.
Cara untuk mendapatkannya yaitu siswa
diberikan soal tes kemampuan berpikir Perbedaan Peningkatan Kemampuan
kreatif matematis berjumlah 5 butir soal. Berpikir Kreatif Matematis Siswa di Kelas
Setelah data nilai didapatkan, adapun rerata Eksperimen dan Kelas Kontrol
nilai yang diperoleh yaitu sebesar 32,3. Setelah dipaparkan mengenai pemberian
Tujuan dari analisis nilai rerata ini yaitu perlakuan kepada kelas eksperimen. pada
untuk mengetahui rerata kemampuan bagian ini akan dijelaskan mengenai
berpikir kreatif matematis awal siswa pada perlakuan terhadap kelas kontrol. Selain itu,
kelas eksperimen. akan dipaparkan pula apakah peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis
Melaksanakan Pembelajaran dengan pada kelas eksperimen yang mendapatkan
Pendekatan Open-Ended perlakuan berupa pembelajaran
Siswa diberikan perlakukan berupa matematika dengan pendekatan open-
pembelajaran matematika dengan ended lebih baik atau tidak daripada kelas
pendekatan open-ended sebanyak tiga kali kontrol yang mendapatkan perlakuan
pertemuan secara terus menerus. Adapun berupa pembelajaran matematika dengan
alokasi waktu yang digunakan dalam pendekatan konvensional. Adapun alasan
pembelajaran yaitu 3 x 35 menit untuk mengapa dilakukan perbandingan
pertemuan ke-1 dan 2 x 35 untuk peningkatan antara kelas eksperimen dan
pertemuan ke-2 dan ke-3. kontrol ialah bahwa kelas kontrol
menggunakan pendekatan konvensional, di
Posttest mana pendekatan konvensional ini
Guru memberikan posttest kepada siswa. merupakan pendekatan yang biasa guru
Adapun nilai rerata posttest siswa yang pakai dalam melaksanakan pembelajaran.
diperoleh dari hasil analis data nilai posttest Sebelum diberikannya perlakuan, siswa
yaitu sebesar 62,4. terlebih dahulu mengerjakan soal tes
Diketahui selisih kedua nilai yaitu rerata kemampuan berpikir kreatif matematis yang
pretest-posttest adalah 30,1. Nilai selisih sama dengan yang diberikan pada kelas
tersebut menunjukkan bahwa terdapat eksperimen. Rerata nilai yang didapatkan
peningkatan yang cukup tinggi pada dari pretest tersebut ialah 24 dari nilai ideal
kemampuan berpikir kreatif matematis 100. Berdasarkan rerata nilai tersebut,
siswa setelah diberikannya pembelajaran maka diketahui bahwa rerata kemampuan
matematika dengan menggunakan berpikir kreatif matematis awal siswa kelas
pendekatan open-ended. Untuk kontrol rendah. Setelah pretest, maka
membuktikannya, maka dilakukanlah uji diberikanlah perlakuan berupa
nilai gain dan rerata gain. pembelajaran matematika dengan
Berdasarkan uji N-gain diperoleh hasil yaitu menggunakan pendekatan konvensional.
4 orang siswa mengalami peningkatan Setelah perlakuan diberikan, siswa
dengan kategori tinggi, 22 orang siswa kemudian mengerjakan posttest tes

1066
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)

kemampuan berpikir kreatif matematis di perbedaan peningkatan kemampuan


mana soal tesnya sama persis dengan soal berpikir kreatif matematis siswa di kelas
pada pretest. Setelah nilai yang diperoleh eksperimen dan kelas kontrol. Maka untuk
diolah, didapatkan bahwa rerata nilai mengetahuinya, dilakukannlah uji statistik.
posttest kelas kontrol ialah 50,1. Adapun hasil dari uji statistik tersebut
Berdasarkan hasil di atas, diketahui bahwa menyatakan bahwa pendekatan open-
selisih rerata nilai pretest dan posttest kelas ended lebih baik daripada pendekatan
kontol adalah 26,1., di mana hasil posttest konvensional dalam meningkatkan
lebih baik daripada pretest. Pada pretest kemampuan berpikir kreatif matematis
kelas eksperimen diperoleh rerata nilainya siswa.
yaitu 32,3 sedangan rerata nilai posttest
yaitu 62,4. Berdasarkan nilai tersebut, maka Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa
selisih rerata nilai pretest dan posttest kelas Menggunakan Pendekatan Open-Ended di
eksperimen adalah 30,1 di mana posttest Kelas Eksperimen
lebih baik dari pretest. Selisih rerata nilai Pada poin sebelumnya, telah dijelaskan
pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen setelah
bahwa rerata nilai pada kelas eksperimen diberikan pretest selanjutnya siswa diberi
lebih besar, namun hal tersebut belum perlakuan berupa pembelajaran
dapat menunjukkan bahwa kemampuan matematika dengan menggunakan open-
berpikir kreatif matematis kelas eksperimen ended dan posttest. Pada saat pretest dan
lebih baik dari kontrol. posttest itulah, siswa juga diberi angket
skala sikap kepercayaan diri untuk diisi
Diketahui bahwa rerata nilai pretest pada dengan sejujur-jujurnya oleh siswa. Salah
kelas eksperimen dan kontrol masing- satu tujuan diberikannya skala sikap
masing yaitu 32,3 dan 24. Berdasarkan tersebut ialah untuk mengetahui
rerata nilai tersebut diperoleh selisih peningkatan kepercayaan diri siswa dengan
sebesar 8,3. Selisih tersebut tidak bisa pendekatan open-ended.
dikatakan cukup besar dan belum bisa
menentukan perbedaan peningkatan Adapun rerata skor awal dan akhir
kemampuan berpikir kreatif matematis kepercayaan diri siswa pada kelas
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol eksperimen masinng-masing yaitu 75,53
sehingga perlu dilakukan analisis data nilai dan 84,30. Dari hasil tersebut diperoleh
pretest menggunakan uji statistik. rentang rerata nilai yaitu 8,77. Nilai rentang
ini memperlihatkan peningkatan rerata
Berdasarkan uji statistik tersebut diperoleh kepercayaan diri siswa, sedangkan untuk
hasil yaitu bahwa kemampuan berpikir membuktikan seberapa besar tingkat
kreatif matematis awal kelas eksperimen peningkatan kepercayaan diri siswa pada
dan kelas kontrol sama sehingga perlu kelas eksperimen dilakukan dengan uji N-
dilakukan uji statistik selanjutnya yaitu uji gain dan rerata gain. Adapun hasil uji N-gain
statistik pada nilai posttest kedua kelas yaitu sebanyak 23 siswa mengalami
untuk melihat seberapa besar perbedaan peningkatan kepercayaan diri dengan
peningkatannya. Adapun rerata nilai kategori sedang dan 7 orang siswa dengan
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol kategori rendah. Adapun rerata gain yang
masing-masing yaitu 62,4 dan 50,1. Dari diperoleh yaitu 0,35 dengan kategori
hasil tersebut, diketahui selisih kedua nilai sedang. Hasil ini membuktikan bahwa
yaitu 12,3. Selisih ini bisa dibilang cukup pendekatan open-ended dapat
besar namun belum dapat membuktikan meningkatkan kepercayaan diri siswa.

1067
Nenden Faridah, Isrok’atun, Ani Nur Aeni

Hasil analisis untuk faktor pendukung dan


Perbedaan Peningkatan kepercayaan Diri penghambat pembelajaran matematika
Siswa Kelas Kontrol dengan Kelas menggunakan pendekatan open-ended di
Eksperimen kelas eksperimen diperoleh dari data
Adapun rerata skor awal dan akhir lembar kinerja guru dan lembar aktivitas
kepercayaan diri siswa pada kelas siswa. Adapun faktor pendukung dari
eksperimen masing-masing yaitu 75,53 dan terjadinya proses pembelajaran yang
84,30. Dari hasil tersebut diperoleh rentang optimal yaitu sebagai berikut. Guru
peningkatan reratanya yaitu sebesar 8,77. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Pada kelas kontrol diperoleh rerata skor tahapan pendekatan open-ended, Guru
awal dan akhir kepercayaan diri siswa melaksanakan kinerjanya dengan optimal
masing-masing yaitu 76,6 dan 81,77 adapun pada saat pembelajaran berlangsung,
rentang peningkatan reratanya itu sebesar Aktivitas siswa semakin memperlihatkan
5,17. Melihat dari hasil pada kedua kelas perbaikan yang cukup baik pada setiap
tersebut, meskipun peningkatan rerata pembelajaran yang berlangsung.
kelas eksperimen lebih besar, hal tersebut
belum menunjukkan secara pasti bahwa Adapun faktor-faktor yang menjadi
pembelajaran matematika dengan penghambat pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan open-ended menggunakan pendekatan open-ended
lebih baik daripada pendekatan yaitu sebagai berikut. Siswa kesulitan
konvensional dalam meningkatkan mengerjakan LKS dikarenakan belum
kepercayaan diri siswa. terbiasa diberikan soal berbentuk cerita dan
tidak rutin. Seringkali siswa kebingungan
Adapun cara untuk membuktikan dalam menemukan masalah yang harus
penyataan tersebut yaitu dengan diselesaikan dalam LKS karena tidak
melakukan uji statistik pada skor awal membaca petunjuk di LKS dengan benar
kepercayaan diri pada kelas eksperimen dan dan tidak memahami arti dari konten soal
kelas kontrol. Berdasarkan uji statistik yang dengan benar, Banyak siswa yang sulit
telah dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk diajak bekerja sama dalam kelompok
kepercayaan diri awal siswa sama sehingga diskusi sehingga menghambat terciptanya
perlu dilakukan uji statistik selanjutnya yaitu pembelajaran yang optimal.
pada skor akhir kepercayaan diri pada
kedua kelas. Hasil yang diperoleh dari uji SIMPULAN
statistik skor akhir tersebut ialah Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
pembelajaran matematika dengan dapat disimpulkan bahwa.
menggunakan pendekatan open-ended Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
lebih baik daripada pendekatan matematis siswa dengan menggunakan
konvensional dalam meningkatkan pendekatan open-ended memiliki gain
kepercayaan diri siswa. Hasil tersebut dengan kategori tinggi sebanyak 4 orang,
membuktikan pendekatan open-ended lebih gain dengan kategori sedang sebanyak 4
baik daripada pendekatan konvensional orang, dan gain dengan kategori rendah
dalam meningkatkan kepercayaan diri sebanyak 4 orang. Adapun rerata gainnya
siswa. memiliki kategori sedang.

Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan kemampuan berpikir kreatif


Pembelajaran Matematika Menggunakan matematis siswa yang menggunakan
Pendekatan Open-Ended di Kelas Eksperimen

1068
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)

pendekatan open-ended lebih baik daripada VII Sekolah Menengah Pertama


pendekatan konvensional. (SMP) Negeri 2 Banyuasin III. Jurnal:
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP
Peningkatan kepercayaan diri siswa dengan UNSRI. 7 (2), hlm. 1-12.
menggunakan pendekatan open-ended
memiliki gain dengan kategori sedang Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
sebanyak 23 orang dan 7 oranglainnya (2006). Panduan kurikulum tingkat
mengalami peningkatan kepercayaan satuan pendidikan sd/mi. Jakarta:
dengan kategori yaitu rendah. Adapun Dharma Bhakti.
rerata gain secara keseluruhan yaitu
memiliki kategori sedang. Budiningsih, Asri. (2012). Belajar dan
pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Peningkatan kepercayaan diri siswa yang
menggunakan open-ended lebih baik Depdiknas. (2003). Undang-undang nomor
daripada pendekatan konvensional. 20 tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional. Jakarta:
Faktor pendukung dari terciptanya Depdiknas.
pembelajaran yang optimal di kelas yang
menggunakan pendekatan open-ended ialah Djamarah, S.B. (1996). Strategi belajar
guru melaksanakan pembelajaran sesuai mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan tahapan pendekatan open-ended,
guru melaksanakan kinerjanya dengan Fitri. (2013). Skor pisa: posisi indonesia
optimal pada saat pembelajaran nyaris jadi juru kunci. [Online].
berlangsung, dan aktivitas siswa semakin Diakses dari:
memperlihatkan perbaikan yang cukup baik www.kopertis12.or.id/2013/12/05/s
pada setiap pembelajaran yang kor-pisa-posisi-indonesia-nyaris-jadi-
berlangsung. Adapun faktor yang juru-kunci. [Diakses 4 November
menghambat dari terciptanya pembelajaran 2015]
yang optimal di kelas yang menggunakan
pendekatan open-ended ialah siswa Huda, M. (2013). Model-model pengajaran
kesulitan mengerjakan LKS dikarenakan dan pembelajaran. Yogyakarta:
belum terbiasa diberikan soal berbentuk Pustaka Belajar.
cerita dan tidak rutin, seringkali siswa Kushartanti., A. (2009). Perilaku Menyontek
kebingungan dalam menemukan masalah Ditinjau Dari Kepercayaan Diri.
yang harus diselesaikan dalam LKS karena Jurnal: Jurnal Ilmiah Berkala
tidak membaca petunjuk di LKS dengan Psikologi. 11 (2), hlm. 38-46.
benar dan tidak memahami arti dari konten
soal dengan benar dan banyak siswa yang Maulana. (2008). Dasar-dasar keilmuan
sulit untuk diajak bekerja sama dalam matematika. Subang: Royyan Press.
kelompok diskusi sehingga menghambat
terciptanya pembelajaran yang optimal. Noer, S.H. (2011). Peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis dan
DAFTAR PUSTAKA pembelajaran matematika berbasis
Azhari, & S. (2013). Peningkatan masalah open-ended. Jurnal: Jurnal
Kemampuan Berpikir Kreatif Pendidikan Matematika Universitas
Matematik Siswa Melalui Lampung. 5(1).
Pendekatan Konstruktivisme di Kelas

1069
Nenden Faridah, Isrok’atun, Ani Nur Aeni

Nurhayati, L. (2013). Pendekatan open


ended. [Online]. Diakses dari:
http://lilisnurmath.blogspot.com/20
13/02/pendekatan-open-
ended.html. [Diakses 12 November
2015].

Soeyono, Y. (2013). Mengasah Kemampuan


Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa
Melalui Bahan Ajar Matematika
Dengan Pendekatan Open-Ended.
Dalam Tanpa Nama (Penyunting),
Prosiding Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan
Matematika Fmipa Universitas
Negeri Yogyakarta (Hlm 639-648).
Yogyakarta: Dipublikasikan.

Suaedi, W. (2015). Wariskan nilai dan


moral. [Online]. Diakses dari:
www.kompasiana.com/suaedi/Waris
kan-Nilai-dan-
Moral_54f3876f7455137d2b6c79.
Diakses pada [03 November 2015].

1070

Anda mungkin juga menyukai