Anda di halaman 1dari 4

Graft-versus-host-disease (GVHD)

Definisi

Graft-versus-host-disease (GVHD) merupakan fenomena dari kompleks multisistem


imunologis yang terjadi akibat interaksi sel imunokompeten dari individual (donor) ke host
(recipient) yang tidak hanya mengakibatkan imunodefiensi tetapi juga menyebabkan reaksi
dari transplantasi.

Reaksi ini muncul oada 70% dari pasien yang menjalani transplatasi sumsum tulang,
yang biasanya terjadi pada pasienakut leukemia.

Etiologi

Menurut Kriteria Billingham , 3 kriteria harus dipenuhi agar GVHD terjadi, yaitu

1. Adanya immuno-kompeten yang diberikan bersifat fungsional dan layak dengan sel
kekebalan tubuh.
2. Penerima mempunyai sifat imunologis yang berbeda (histo incompatible)
3. Penerima bersifat immuno-compromised sehingga tidak dapat menghancurkan atau
menonaktifkan sel-sel yang ditransplantasikan.

Klasifikasi

Secara klinis, penyakit graft vs host dibagi menjadi 2 bentuk :

1. Bentuk akut

Bentuk akut atau fulminan penyakit (aGVHD) biasanya diamati dalam 100 hari pertama
pasca-transplantasi dan merupakan tantangan utama untuk transplantasi karena morbiditas
dan mortalitas yang terkait. Lesi epidermal pada fase akut biasanya mild rash to diffuse
severe slounging. (Whalen, 2005)
2. Bentuk kronis

Bentuk kronis graft-versus-host penyakit-(cGVHD) biasanya terjadi setelah 100 hari.


Munculnya kasus sedang sampai parah merugikan cGVHD mempengaruhi kelangsungan
hidup jangka panjang. Lesi pada fase kronis ini biasanya berefek pada kulit dan membran
mukosa. 80% kasus kronis ini memunculkan lesi pada rongga oralnya. (Whalen, 2005)

Gejala Klinis

Mulut adalah indikator utama dari berbagai reaksi dan infeksi yang berhubungan dengan
transplantation-related infection. Lesi pada oral GVHD biasanya terjadi pada bagian pipi,
lidah, bibir dan gingiva. Terkadang pasien merasakan suatu sensasi terbakar pada mukosa
oralnya. Terkadang pasien juga mengalami xerostomia yang berhubungan dengan
kelenjar kudahnya. Perkembangan pyogenic grnuloma pada lidah terkadang terjadi
sebagai akibat dari c-GVHD. Berikut adalah gejala-gejala yang diderita pasien
bergantung bentuk GVHD nya :
Acute GVHD

1. Sakit pada bagian abdominal atau terasa kram, nausea, vomitting, dan diarrhea
2. Kering atau iritasi dari mata
3. Jaudice ( warna kekuningan pada kulit atau mata)
4. Shin rash, gatal, kemerahan pada daerah kulit

Chronic GVHD

1. Mata kering atau perubahan daya penglihatan


2. Fatigue, kelemahan otot, dan sakit
3. Pernapasan pendek
4. Kehilangan berat badan
Pemeriksaan Penunjang

1. Darah Lengkap (Pansitopenia)


2. Elektrolit (akibat diare yang frekuen)
3. Endoskopi gastrointestinal dengan atau tanpa biopsy
4. Tes fungsi hepar (kadar SGOT, SGPT, and bilirubin meningkat)
5. Biopsi hepar (jika pasien menunjukkan gejala gangguan hepar)
6. X-ray thoraks
7. Biopsi kulit
Tes ini dapat mengidentifikasi limfosit yang beredar dengan tipe HLA yang berbeda
dari sel-sel jaringan pada host. (Goldman, 2007)

Perawatan

Setelah melakukan transplantasi bisanya pasien akan mendapatkan obat imunosuspensi.


Sehingga dapat mengurangi tingkat terjadinya GVHD. Dalam beberapa kasus pasien yang
melakukan transplantasi terkadang mendapat efek samping berupa kerusakan hati dan ginjal.
Sehingga pasien dapat meneruskan perawatan setelah melakukan transplantasi sampai pasien
benar-benar dinyatakan tidak terjadi efek akibat dari transplantasi tersebut. Obat yang dapat
digunakan adalah steroid atau obat-obatan imunosuspensi.

Anda mungkin juga menyukai