Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH


ANALISIS SWOT PUSTAKAWAN REFERENSI TERHADAP
PENGEMBANGAN LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN DI
UPT PERPUSTAKAAN POLINES

MATA KULIAH SUMBER DAN JASA INFORMASI


Dosen Pengampu: Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.Hum.

Disusun guna memenuhi salah satu komponen nilai akhir mata kuliah

PENYUSUN:
NAMA MAHASISWA : Budhi Yulianto NIM : 13040118130035

KELAS B
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdullilah Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunianya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
berjudul ‘Analisis SWOT Pustakawan Referensi Terhadap Pengembangan Layanan
Referensi Perpustakaan Di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang’.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menulis karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan banyak kritik dan saran terhadap karya
tulis ilmiah ini sebagai bahan evaluasi Penulis terhadap pengerjaan tugas selanjutnya.

Tidak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Yanuar Yoga Prastyawan, S.Hum., M.Hum sebagai dosen mata kuliah
Sumber Jasa dan Informasi.
2. Bapak Suwarno, S.Sos., M.I.Kom., selaku pustakawan referensi di UPT
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang dan sebagai responden dalam kegiatan
wawancara yang dilakukan oleh Penulis
3. Mas Pradita Eka Nanda, selaku pemustaka dan sebagai responden dalam kegiatan
wawancara yang dilakukan oleh penulis
4. Berbagai pihak yang telah membantu kami melalui saran dan kritikan dalam
penyusunan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB 1 PENDAHULUAN 3

BAB 2 PROFIL PERPUSTAKAAN,PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA 5

BAB 3 PEMBAHASAN 7

BAB 4 SIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal abad ke 19 ada dua cita-cita dari para peniliti di Amerika Serikat, yaitu
tentang pendidikan umum dan perpustakaan umum.(1389 ,‫)مریم اقا امیری‬. Dari hal itu lah
terciptanya layanan referensi. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin hari
semakin banyak, layanan referensi juga dituntut untuk mengikuti kebutuhan tersebut.
Maka, para peniliti yang berlatar belakang pendidikan tentang perpustakaan ataupun
pengolahan informasi mulai mengembangkan layanan informasi tersebut. Dari
perkembangan tersebut mereka menemukan pustakawan referensi dalam pelayanan
referensi dari sebuah perpustakaan.

Pustakawan referensi atau dalam bahasa inggris disebut reference librarians


merupakan bagian dari layanan suatu perpustakaan. Bagian dari pustakawan referensi
adalah sebagai pelaksana dalam layanan referensi. Sebenarnya layanan referensi sangat
dipentingkan di perpustakaan, namun banyak pemustaka yang tidak mengetahui
tentang layanan ini. Pemustaka tetap menjadikan perpustakaan itu seperti tempat dari
buku yang banyak dan dapat digunakan untuk bahan referensi. Padahal pemustaka
sendiri pada kenyataannya masih merasa kebingunan dalam mencari bahan referensi.
Sebenarnya pustakawan referensi juga berfungsi sebagai pembantu kepada orang
bagaimana cara menggunakan perpustakaan dan sumberdayanya, penjawab pertanyaan
pemustaka, membantu pemustaka dalam memilih buku atau bahan pustaka yang tepat
sesuai kebutuhannya dan mempromosikan perpustakaan di lingkungan komunitas. (‫مریم‬
1389 ,‫)اقا امیری‬. Peran penting pustakawan referensi dan layanan referensi inilah yang
akan menjadi pembahasan kajian ini. Tapi sebelum melaksanakan layanan ini,
pustakawan dituntut untuk mengembangkan layanan referensi tersebut.

Penerapan layanan referensi di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang


yang sudah terdapat layanan dan pustakawan referensinyapun belum dapat
dikategorikan berhasil. Karena dari pemustaka yang mengunjungi perpustakaan
tersebut, mereka kurang mengetahui adanya layanan ini. Maka, pustakawan referensi
disini harus mengembangkan dan mempromosikan layanan referensi. Namun, dalam
proses mengembangkan dan mempromosikan layanan referensi pustakawan pasti

3
terdapat peluang dan hambatan. Oleh karena itu pustakawan perlu menyusun analisis
SWOT tentang layanan referensi di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.

Pengertian analisis SWOT adalah suatu analisis untuk mengetahui tentang


kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan pada proses atau kegiatan apapun. (Aziz,
2010). Oleh karena itu analisis SWOT menjadikan sebuah dasar dalam proses
pengembangan layanan referensi di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaiaman analisis SWOT pada pustakawan referensi dalam layanan referensi
UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang ?
1.2.2 Apa langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan layanan referensi UPT
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa nilai positif dan negatif dari
adanya pustakawan referensi di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang, karena
setiap perpustakaan pasti berbeda dalam pelayanannya. Sehingga, pemustaka dapat
menikmati atau dapat mencari beberapa buku referensi yang sudah didapatkan dari
layanan referensi untuk dijadikan bahan referensi sesuai kebutuhan masing-masing.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan penilaian terhadap pustakawan
referensi dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau
meningkatakan pelayanan referensi yang terdapat pada UPT Perpustakaan Politeknik
Negeri Semarang.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu : 18 November 2019
Tempat : UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang

BAB 2

4
GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN

2.1 Profil Perpustakaan


Nama Perpustakaan : UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang
Berdiri Sejak : 1982
Lokasi : Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275,
PO BOX 6199/SMS
Layanan : Sirkulasi, Referensi, Akses Katalog Online, Tugas Akhir,
Pendidikan Pemakai, Fotocopy, Multimedia.
Sejarah : Politeknik Negeri Semarang awal mulanya merupakan
bagian dari Universitas Diponegoro yang didirikan pada
tahun 1982. Universitas Diponegoro mendirikan program
diploma III (DIII) Politeknik Jurusan Teknik Sipil, Teknik
Mesin dan Teknik Elektro. Undip juga mendirikan
perpustakaan Politeknik Universitas Diponegoro pada tahun
1983 dengan menempati ruang administrasi sebelah gedung
A. Pada tahun 1986 Politeknik Universitas Diponegoro
menambah Jurusan Akuntansi dan Administrasi Niaga.
Sehubungan dengan hal itu,, perpustakaan dibagi menjadi 2
bagian yaitu perpustakaan teknik dan perpustakaan niaga.
Perpustakaan teknik adalah perpustakaan yang khusus
melayani Jurusan Teknik yang menempati ruangan
administrasi lama di sebelah gedung sekolah A/ Sedangkan
perpustakaan tata niaga adalah perpustakaan yang khusus
melayani Jurusan Tata Niaga yang menempati ruangan
serbaguna Tata Niaga. Pada tahun 1990 perpustakaan
dipusatkan kembali di gedung administrasi pusat lantai dua
sampai sekarang. Pada tahun 1993 sistem layanan sirkulasi
perpustakaan menggunakan Sistem Informasi Perpustakaan.
Pada tanggal 6 Agustus 1997, Politeknik Universitas
Diponegoro memisahkan diri dari lembaga induknya Undip
dengan berganti nama menjadi Politeknik Negeri Semarang
atau disingkat Polines. Pergantian nama Politeknik Negeri
Semarang tersebut, diikuti pula dengan perpustakaan yang
berganti menjadi UPT Perpustakaan Polines. Pada tahun

5
1998, Polines berganti alamat di Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.
Tembalang, Semarang, PO BOX 6199/SMS

2.2 Profil Pustakawan


Nama Pustakawan : Suwarno, S.Sos., M.I.Kom.
Jabatan : Pustakawan Referensi

2.3 Profil Pemustaka


Nama Pemustaka : Pradita Eka Nanda
Jurusan : D3 Teknik Mesin 2018
Universitas : Politeknik Negeri Semarang

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Analisis SWOT

6
Analisis SWOT dari pustakawan referensi dalam layanan referensi UPT
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.

Dari strength atau kekuatan.

Sesuai data yang didapat hasil observasi dan wawancara dari penulis untuk
pustakawan referensi sudah mendapatkan tempat yang luas dan memadai untuk
pelayanan referensi. Sehingga pemustaka dapat menggunakan layanan tersebut dengan
nyaman. Dari bahan pustaka juga sudah banyak terdapat di sana. Untuk bahan pustaka
sendiri pemustaka juga dapat menggunakan sendiri tanpa dampingan dari pustakawan
referensi.

Dari weakness atau kelemahan.

Pustakawan di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang sebenarnya sudah


menyadari tentnag kelemahannya. Kelemahan di sini bisa dari luar ataupun dari dalam.
Namun yang paling banyak berasal dari luar, yaitu dari pengungjung atau
pemustakanya sendiri. Pemustakanya hanya menggunakan perpustakaan sebagai
tempat membuat tugas ataupun hanya sekedar membaca-baca buku. Ketika sedang
membutuhkan layanan referensi, mereka tidak menggunakan layanan tersebut karena
edukasi yang kurang dari perpustakaanya sendiri. Mereka malah mengganggap layanan
referensi tersebut sama seperti bahan pustaka lainnya yang terdapat pada layanan
sirkulasi. Hal ini yang menjadikan kelemahan dari UPT Perpustakaan Politeknik
Negeri Semarang

Dari Opportunities atau peluang.

Berdasarkan hasil wawancara dari pustakawan referensi dan pemustaka, penulis


berpendapat bahwa pemanfaatan media sosial untuk media promosi dan media
penyampaian pengetahuan atau informasi tentang layanan referensi. Karena mengingat
di zaman yang serba teknologi informasi, pustakawan referensi juga dituntut untuk
mengikuti zaman tersebut. Dari sisi pemustakapun, mereka menggunakan media sosial
setiap hari bahkan setiap waktu karena sudah menjadi kebiasaan dalam menjalani
kegiatan sehari-hari. Peluang ini harus betul-betul dimanfaatkan sebagai faktor
berkembangnya layanan referensi di UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.

Dari threats atau ancaman.

7
Ancaman disini bukan ancaman yang menuju kepada fisik namun ancaman
terhadap layanan referensi UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang. Ancaman
juga bisa didapat dari luar dan dalam. Yang pertama berasal dari dalam. Walaupun pada
peluang bisa memanfaatkan media sosial sebagai platform promosi, tetapi dari desain
akan memicu juga perhatian dalam proses promosi. Alasannya karena pemustaka juga
mempunyai kriteria dalam menerima informasi. Ini yang akan menjadi hambatan
dalam promosi melalui media sosial. Yang kedua berasal dari luar. Unuk masalah dari
luar sendiri ini berhubungan dengan UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi yang lain. Ini
menjadikan ancaman yang paling mendasar untuk melakukan pengembangan.
Ancamanya seperti tertinggalnya teknologi informasi, fasilitas dan layanan yang
diberikan dan antusias dari pemustakanya. Sementara di UPT Perpustakaan Politeknik
Negeri Semarang, pustakawan referensi ataupun pustakawan lainnya belum meninjau
Perpustakaan Perguruan Tinggi lainnya. Mereka lebih terfokus untuk mengatasi
ancaman dari dalam terlebih dahulu. Hal ini akan menjadikan mereka bekerja 2 kali
lebih banyak karena tidak membagi tugas dalam menghadapi ancaman ini.

3.2 Pengembangan Layanan Referensi

Pustakawan di UPT Perpustakaan Politeknik Semarang seharusnya melakukan


inovasi terhadap pelayanan yang terdapat perpustakaan tersebut. Sebagai tempat
sumber memenuhi kebutuhan tentang referensi. Dari wawancara yang penulis lakukan
terhadap pustakawan referensi, beliau menjelaskan bahwa disana sudah terdapat
layanan referensi. Untuk tenaga pustakawan referensinya, mereka menyediakan 2
orang dalam pelayanannya. Kemudian dari bahan referensi, di sana juga sudah terdapat
banyak bahan referensi seperti ensiklopedia, tugas akhir mahasiswa, jurnal dan
beberapa karya tulis ilmiah dari pihak internal Politeknik Negeri Semarang sendiri.
Untuk kenyamanan sendiri sebenarnya sudah cukup nyaman, namun masih perlu ditata
ulang karena kenyamanan pemustaka berbeda sehingga pustakawan mungkin
memerlukan sebuah kuisioner untuk mengetahui tingkat kenyamanan pemustaka.
Bahan pustaka disanapun menurut penulis sudah cukup memadahi.

Hal yang dilakukan untuk pengembagan selanjutnya adalah melakukan kegiatan


penyampaian materi berupa pendidikan pemakai. Namun, hal ini harus berkaitan

8
tentang layanan referensi. Karena pendidikan pemakai sendiri dilakukan tergantung
kebutuhan masing-masing perpustakaan.

Setelah semuanya dilakukan, hal terakhir adalah peningkatan kinerja pustakawan


referensi. Selain berkutik di bidang layanan referensi, pustakawan referensi di UPT
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang juga harus memperhatikan zaman yang
sedang berkembang seperti penggunaan internet dalam pencarian bahan pustaka. Jadi
ketika sedang melakukan layanan referensi, penerapannya menggunakan media
teknologi informasi seperti internet.

BAB 4

SIMPULAN

Secara garis besar bahasan diatas, kesimpulan yang penulis dapatkan adalah UPT
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang sebenarnya memiliki potensi untuk

9
memaksimalkan fasilitas layanan referensi yang sudah terdapat sebelumnya. Pustakawan
dari UPT Perpustakaan Politenknik Negeri Semarang pun sudah menyadari akan
kelamahan dan ancaman yang harus dihadapi. Tetapi, pada saat akan melakukan kegiatan
tersebut mereka sedikit mengalami kendala dari internal sendiri yaitu pemustakanya.
Karena pemustaka mereka merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh
pendidikan tinggi di Politeknik Negeri Semarang. Dan mereka belum menggunakan
layanan tersebut sesuai fungsi sebenarnya. Dalam melakukan pengembangan layanan
referensi inilah yang menjadi pekerjaan tambahan untuk memaksimalkan layanan
referensi. Dari hal-hal tersebut di atas juga dapat disimpulkan pustakawan hanya perlu
mengembangkan layanan referensi sesuai dengan ancaman dan hambatan yang dihadapi
dengan memperhatikan kelemahan serta menggunakan kekuatan dan pandangan tentang
peluang yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, S. (2010). Strategi peningkatan mutu pada perpustakaan perguruan tinggi. 1–10.

(1389) .‫مریم اقا امیری‬. No Title ‫بررسی ارتباط شیوه زندگی وابتل به استئوآرتریت درزنان ومردان سالمند‬. In

10
‫‪ (Vol. 1).‬زن و فرهنگ‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai