Anda di halaman 1dari 8

ANTHRAX DI INDONESIA

Asih Rahayu
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Abstrak : Anthrax merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Bakteri ini mampu membentuk endospora yang tahan hingga puluhan tahun di dalam tanah sehingga
menjadi sumber infeksi (daerah endemis) dan berakibat sulitnya eradikasi penyakit ini di Indonesia.
Penyakit ini terutama menyerang ternak seperti sapi, kambing dan kuda, kadang – kadang babi dan
dapat menular ke manusia melalui tiga jalan yaitu per cutan, per oral atau per inhalasi. Manifestasi
klinis pada manusia diantaranya berupa malignant pustule, hematemesis, pneumonia hemorrhagic atau
meningitis. Keberhasilan pemberantasan anthrax pada manusia tergantung pada pemberantasan
penyakit ini pada hewan.
Kata kunci : Anthrax, Bacillus anthracis,zoonosis

ANTHRAX in INDONESIA
Asih Rahayu
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya

Abstract : Anthrax is a zoonosis disease caused by Bacillus anthracis bacteria. This bacteria is able to
produce an endospora that lasts for decades inside the soil and thus becomes an infection source
(endemic areas), causing difficulties to eradicate this disease in Indonesia. This disease mainly infects
cattle such as cows, goats, horses, and pigs in some cases. It can also infect humans through three ways
which is per cutaneous, per oral, and per inhalation. The clinical manifestations in humans are
malignant pustule, hematemesis, pneumonia hemorrhagic or meningitis. The success of eradicating
anthrax from humans fully depends on the eradication of this disease from the animals.
Key words : Anthrax, Bacillus anthracis, zoonosis
PENDAHULUAN bambu / bamboo tree appearance. Bacillus
Anthrax merupakan penyakit infeksi anthracis dapat membentuk endospora yang
menular akut yang termasuk salah satu dari berbentuk oval dan terletak central , tidak lebih
penyakit – penyakit zoonosis. Penyakit ini besar daripada diameter bentuk vegetatifnya.
banyak dibicarakan di Indonesia terutama pada Endospora ini hanya terbentuk apabila bakteri
saat menjelang hari raya Iedul Adha, sebab berada di luar tubuh hostnya atau pada tubuh
penyakit ini berkaitan erat dengan hewan host yang telah mati. Endospora juga dapat
ternak sapi maupun kambing yang merupakan ditemukan pada kultur / biakan, di tanah
hewan kurban. /lingkungan, pada jaringan atau darah hewan
Anthrax disebabkan oleh bakteri penderita yang telah mati. Ciri morfologis lain
Bacillus anthracis, suatu bakteri yang dari Bacillus anthracis adalah mempunyai
mempunyai kemampuan membentuk capsul pada saat berada di dalam tubuh host
endospora yaitu suatu bentuk pertahanan diri tetapi capsule ini tidak dapat terjadi pada
suatu bakteri, sehingga menyebabkan bakteri Bacillus anthracis yang dibiakkan secara in
ini sulit dieradikasi. vitro kecuali bila dalam medianya diberikan
Penyakit ini tergolong penyakit kuno, natriumbicarbonate dengan konsentrasi 5%
sejak tahun 1850 Davaine dan Rayer serta CO2 . 2,5,7,8
Pollander pada tahun 1855 telah menemukan Sifat fisiologis dan biokimiawi :
bakteri Bacillus anthracis dari jaringan hewan Bacillus anthracis dapat tumbuh pada hampir
yang mati akibat penyakit anthrax. Pada tahun semua media pertumbuhan bakteri pada
1857 Brauell telah dapat memindahkan bakteri umumnya tetapi akan sangat baik tumbuhnya
ini dengan cara menginokulasikan darah dari dan akan menunjukkan ciri khasnya secara
hewan yang terinfeksi pada percobaan. Pada baik apabila dikultur pada Blood Agar Plate
tahun 1877 Robert Koch berhasil mengisolasi dengan kandungan darah bebas antibiotika.
bakteri ini di laboratorium. Pertumbuhan maksimal diperoleh bila
Penyakit anthrax juga semakin diberikan suasana pH 7 – 7,4 secara aerob.
dibicarakan dan dianggap penting karena Suhu optimal yang dibutuhkan untuk
selain berpengaruh terhadap kesehatan pertumbuhannya adalah 37°C walaupun
manusia maupun ternak, juga berdampak bakteri ini dapat tumbuh pada suhu antara
negatif terhadap perekonomian serta 15°C hingga 40°C . Setelah 24 jam masa
perdangangan khususnya ternak secara inkubasi Bacillus anthracis pada media
nasional maupun internasional. Selain itu sederhana akan tumbuh sebagai koloni yang
ternyata penyakit anthrax berpengaruh besar, menonjol, opaque, berwarna putih
terhadap Sosio-politik dan keamanan suatu keabuan, tepian tidak rata dengan ukuran
negara karena endospora bakteri ini berpotensi diameter sekitar 2 – 5 mm, dan dengan
untuk dipergunakan sebagai senjata biologis. bantuan kaca pembesar permukaan koloni
Beberapa daerah di Indonesia sampai tampak berbulu plumose, berjumbai seperti
merupakan daerah endemis anthrax rambut keriting yang diistilahkan sebagai
diantaranya di wilayah Jawa Barat, Jawa caput medusae / medusa head/ hairlike curl /
Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Nusa fringelike edge. Bakteri ini non motil dan ini
Tenggara Barat. berbeda dengan spesies bakteri genus Bacillus
ETIOLOGI : yang umumnya motil. Bacillus anthracis
Morfologi : Anthrax disebabkan oleh memfermentasi glukosa, maltosa dan sukrosa
bakteri Bacillus anthracis yang merupakan dengan menghasilkan sejumlah asam tetapi
bakteri berbentuk batang besar dengan ujung bakteri ini tidak memfermentasi manitol,
persegi dan sudutnya tajam dengan ukuran laktosa dan galaktosa. Sifat biokimiawi lain
panjang 3 – 5 µm dan lebar 1 – 2 µm. Bakteri dari bakteri ini adalah mencairkan gelatin
ini bersifat Gram positif yang akan tampak secara perlahan, mereduksi nitrat menjadi
berwarna biru ungu di bawah mikroskop bila nitrit, serta tes Voges Preskauernya / VP
diwarnai dengan Gram. Pemeriksaan di bawah positif. 2,5,7
mikroskop terhadap preparat ulas yang diambil EPIDEMIOLOGI :
dari specimen darah atau jaringan hewan Sumber infeksi : Tanah yang tercemar
penderita akan tampak bakteri ini tersusun endospora bakteri Bacillus anthracis
berpasangan, berantai maupun sendiri sendiri merupakan sumber infeksi dan bersifat bahaya
dengan gambaran khas seperti ruas pohon laten karena dapat terserap oleh akar tumbuh-
tumbuhan hingga mencapai daun maupun Berdasar penelitan yang selama ini
buahnya sehingga berpotensi untuk telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan
menginfeksi ternak maupun manusia yang tingkat kematian mencapai 18 persen.11
mengkonsumsinya. Sumber infeksi lainnya Di Indonesia, anthrax pertama kali
adalah bangkai ternak pengindap anthrax. ditemukan di Teluk Betung Propinsi Lampung
Miliaran endospora bakteri ini terdapat dalam pada tahun 1884. Pada tahun 1885 dilaporkan
darah dan organ – organ dalam penderita pada terjadi anthrax di Buleleng (Bali), Rawas
keadaan septisemia. Pada dasarnya seluruh (Palembang) dan Lampung. Pada tahun 1886
tubuh bangkai penderita, termasuk benda yang anthrax dilaporkan terjadi di daerah Banten,
keluar dari bangkai tersebut mengandung Padang, Kalimantan Barat dan Kalimantan
endospora bakteri ini . Dalam satu mililiter Timur. Menurut Sukmanegara, seorang ahli
darah setidaknya mengandung 1 miliar yang mendalami penyakit anthrax, epidemi
endospora. Spora-spora tersebut dapat penyakit ini pada sapi, kerbau, kambing,
diterbangkan angin, atau dihanyutkan aliran air domba dan babi terjadi pada periode 1906-
kemudian dapat mencemari air, pakan, rumput, 1957 di berbagai daerah di Indonesia seperti
peralatan dan sebagainya. 11 Jambi, Palembang, Padang, Bengkulu,
Pada hewan sumber infeksi utama Buktitinggi, Sibolga, Medan, Jakarta,
penyakit anthrax adalah tanah.Selama masa Purwakarta, Bogor, Priangan, Banten,
akhir dari penyakit ini pada hewan, bakteri Cirebon, Tegal, Pekalongan, Surakarta,
vegetatif Bacillus anthracis akan keluar dalam Banyumas, Madiun, Bojonegoro, Sumbawa,
jumlah banyak bersama darah penderita Sumba, Lombok, Flores, Bali,
melewati lubang – lubang kumlah alami SulawesiSelatan, Menado, Donggala dan Palu.
misalnya telinga, hidung, anus. Bakteri ini Tahun 1975, wabah anthrax berjangkit di
dengan segera membentuk endospora dan enam daerah, yaitu Jambi, Jawa Barat, Nusa
berdiam diri di tanah bertahun –tahun bahkan Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulewesi
hingga 60 -70 tahun. Hal inilah yang Tenggara. Derajat sakit (morbidity rate) tiap
kemungkinan dapat menjadi sumber infeksi 100.000 populasi hewan dalam ancaman tiap
dari anthrax yang terus menerus ada. provinsi menunjukkan derajat tertinggi ada di
Tingkat kematian akibat anthrax pada Jambi (530 tiap 100.000) dan terendah di
herbivora sekitar 80%. Anthrax pada hewan JawaBarat (0,1 tiap 100.000). Dari laporan
terdeteksi pada hampir di seluruh negara itupun diketahui, lima daerah mempunyai
terutama di daerah mediteranian, Afrika dan derajat sakit lebih rendah dari 15 tiap 100.000
Asia. Beberapa produk hewan misalnya bulu populasi dalam ancaman dan hanya Jambi
domba atau tepung tulang yang diimport dari yang mempunyai angka ekstrim. Tahun 1980,
daerah endemis kemungkinan juga dapat di Nusa Tenggara Timur terjadi anthrax di
menjadi sumber penularan bila terkontaminasi Sumba Timur yang meminta korban sapi,
oleh endospora bakteri ini. Di Amerika kuda, kerbau, babi,anjing, dan manusia.
beberapa daerah misalnya Louisiana, Hewan yang paling banyak terserang adalah
Oklahoma, Colorado, California merupakan kuda. Manusia yang terserang tidak ada yang
daerah yang secara sporadis sering terjadi mati, tetapi 14 orang menderita karbunkel
kasus anthrax.5 kulit. Pada tahun 1990 dilaporkan terjadi
Hampir semua mamalia peka terhadap serangan penyakit anthrax terhadap peternakan
anthrax. Di Indonesia anthrax sering dijumpai sapi perah di Kabupaten Semarang dan
pada sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan Boyolali yang menyebabkan kematian ratusan
kadang pada babi. Tanah berkapur dan tanah ekor sapi. Pada tahun 1994 laporan serangan
yang bersifat basa /alkalis merupakan habitat anthrax hanya berasal dari Sumatera Barat dan
yang sangat sesuai untuk endospora anthrax. Nusa Tenggara Barat. Pada bulan April 1997
Umumnya anthrax menyerang hewan pada Indonesia sempat dikejutkan adanya berita
musim kering / kemarau, karena rumput sangat kasus anthrax pada sapi yang terjadi di
langka, sehingga sering terjadi ternak makan Victoria dan New South Wales (Australia),
rumput yang tercabut sampai akarnya. Lewat sebab sebagian daging sapi yang dijual di
akar rumput inilah kemungkinan bisa terbawa Jakarta dan beberapa kota besar di
pula spora dari anthrax. Indonesia,berasal dari Australia. Maka ,untuk
melindungi konsumen diIndonesia, Direktorat
Jenderal Peternakan sempat mengeluarkan
larangan sementara impor daging sapi dan menuju aliran darah dan terjadi bakteriemia
bahan-bahan asal hewan dari Australia itu, hingga sepsis.
sampai situasi benar-benar aman. Pada tahun
2000, Indonesia di kejutkan lagi dengan MANIFESTASI KLINIS :
munculnya anthrax di peternakan burung unta Gejala klinis Anthrax pada hewan
/ Struthio camelus, di Purwakarta, Jawa Barat, diawali dengan suhu tubuh tinggisekitar 41 -
bahkan satu-per satu warga yang terserang 42 °C, kehilangan nafsu makan yang
anthrax bermunculan. mengarah kepada terhentinya produksi susu
Sedikitnya sudah 10 daerah propinsi pada sapi perah, edema di sekitar leher,
yang oleh Departemen Pertanian dinyatakan hidung, kepala dan scrotum, selain itu
berisiko untuk usaha peternakan yaitu antara penderita terlihat sempoyongan, gemetar dan
lain Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa dengan segera timbul kematian. Penderita
Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara yang lemah biasanya mati dalam waktu 1 - 3
Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, hari.Pada babi dan kuda umumnya lebih
Sulawesi Tenggara, dan Papua. Pernyataan tahan, gejala penyakit berjalan secara kronis
tersebut didasarkan atas hasil survei yang dan menyebabkan pembengkakan pada daerah
dilakukan pada bulan April 2000. 1 tenggorokan.4
Kasus anthrax di Purwakarta Jawa Manusia dapat terinfeksi melalui salah
Barat tercatat mulai tahun 1962 di desa satu dari ketiga kemungkinan yaitu melalui
Cibungur, 1963 di desa Cirende yang berulang kulit, melalui inhalasi atau melalui ingesti.
pada tahun 1985 , 1965 di desa Cikadu, 1966 Manifestasi klinis pada manusia
di desa Cibukamanah yang berulang pada tergantung dari jalan masuknya endospora
tahun 1975 dan 1983, 1985 di desa Bacillus anthracis ke dalam tubuh host.
Cirangkong, 1999-2000 di desa Cipayungsari.4 Cutaneous anthrax merupakan manifestasi
PATHOGENESA: klinis terbanyak pada manusia, dinyatakan
Sebagai penentu patogenitas dari sekitar 95% dari kejadian anthrax. 2,3,5,9
Bacillus anthracis adalah adanya 2 faktor Pada manusia, cutaneous anthrax
virulensi yaitu capsul dan antigen toxin yang bermula dari infeksi oleh endospora bakteri ini
berupa exotoxin complex yang terdiri dari PA melalui lesi kulit. Dalam waktu 12 -36 jam
/Protective Antigen, LF / Lethal Factor dan EF setelah infeksi akan timbul papula yang akan
/Edema Factor yang dapat dihasilkan. Capsul berubah segera menjadi vesicular yang berisi
akan menyebabkan gangguan pada proses cairan berwarna biru gelap. Ruptur dari
fagositosis sedangkan exotoxin complex vesicular akan meninggalkan bekas berupa
berhubungan dengan gejala yang ditimbulkan. eschar kehitaman pada bagian pusat lesi dan
Protective Antigen akan mengikat receptor dikelilingi oleh daerah menonjol yang
yang selanjutnya diikuti masuknya Lethal merupakan reaksi keradangan. Ulcus necrotic
Factor dan Edema Factor ke dalam sel. Sinergi inilah yang sering disebut sebagai malignant
antara PA dengan EF akan menyebabkan pustule yang sering terjadi di kulit tangan,
edema sedangkan sinergi antara PA dengan lengan, atau kulit kepaladan tidak terasa
LF akan menyebabkan kematian. 5 sakit.2,5,9
Anthrax terutama menyerang hewan Pada cutaneous anthrax, umumnya
ternak sapi,kambing, domba / biri-biri, kuda. penderita mengeluh demam subfebris dan sakit
Endospora dariBacillus anthracis yang kepala. Pada pemeriksaan, umumnya di daerah
mencemari tanah kemungkinan akan terbuka seperti muka, leher, lengan dan tangan
menempel pada rerumputan atau tanaman ditemukan kelainan berupa papula, vesicula
lainnya dan termakan oleh ternak. Manusia yang berisi cairan dan jaringan nekrotik
umumnya terinfeksi oleh endospora bakteri ini berbentuk ulsera yang ditutupi oleh kerak
melalui lesi di kulit, inhalasi atau per oral. berwarna hitam, kering yang disebut eschar (
Setelah infeksi, endospora bakteri ini pathognomonik ) disekitar ulkus, sering
akan tumbuh menjadi bakteri vegetatif pada didapatkan eritema dan edema. Pada perabaan
jaringan di tempat endospora masuk. Bakteri edema tersebut tidak lunak dan tidak lekuk (
vegetatif ini akan menyebabkan edema non pitting ) bila ditekan, disebut juga
gelatinosa dan congesti. Selanjutnya terjadi malignant pustule.11
penyebaran bakteri ini melalui aliran lymphe Infeksi oleh endospora bakteri ini
melalui inhalasi akan menimbulkan
mediastinitis, demam, malaise, myalgia, batuk terjadi pada penderita tersebut. Kesulitan
non produktif, kemudian dapat menjadi parah dalam isolasi Bacillus anthracis dari kultur ini
dengan adanya edema paru, pneumonia umumnya adalah banyaknya bakteri pencemar
haemorrhagic sehingga terjadi respiratory berupa genus Bacillus yang non pathogen
distress dan cyanosis serta dalam beberapa misalnya Bacillus cereus. Beberapa sifat dari
kasus dapat terjadi kematian dalam waktu 24 Bacillus anthracis yang berbeda dengan
jam. Pada anthrax bentuk pernapasan ini, Bacillus cereus dapat digunakan untuk
biasanya terjadi pada orang –orang yang membedakan keduanya misalnya kemampuan
menangani produk – produk hewan misalnya membentuk capsule, sensitive terhadap
pada penyortir bulu domba, sehingga sering penicillin, non motil dan kemampuan melisis
disebut sebagai wool-sorter’s disease. 2,3,5,9 bakteriophaga merupakan sifat Bacillus
Pada anthrax bentuk pernapasan anthracis yang tidak dimiliki oleh Bacillus
keluhan penderita umumnya demam subfebris, cereus.3,5,9
batuk non produktif, lesu, lemah dan dalam 2 - Immunodiagnostik berupa test PCR
4 hari kemudian terjadi gangguan pernafasan atau Elisa juga dapat dilakukan sebagai
hebat disertai suhu yang meningkat, cyanosis diagnosa laboratoris selain Test ascoli yang
dyspneu, keringat berlebihan, dan detak merupakan test serologis khususnya terhadap
jantung menjadi lebih cepat. Pada pemeriksaan hewan yang mati tersangka anthrax.5,7.8,9
fisik didapatkan edema subkutan di daerah Yang perlu diketahui adalah bahwa
dada dan leher. 11 diagnosa laboratoris terhadap tersangka
Pada anthrax bentuk pencernaan, anthrax hanya boleh dilakukan oleh
infeksi endospora didapatkan melalui oral laboratorium tertentu yang mempunyai standar
karena makanan yang tercemar dan ditandai BSL2 /Biological Safety Level 2.9,10,11
dengan gejala sakit perut, nausea, vomit dan PENANGANAN PENYAKIT
diare , bahkan dapat terjadi haematemesis dan Pada hewan : pada setiap kejadian
diare berdarah akibat ulcerasi pada mucosa atau dugaan anthrax pada hewan harus segera
gastrointestinal. Walaupun dapat dilaporkan kepada Dokter Hewan yang
mengakibatkan kehilangan banyak cairan berwenang dan Dinas Peternakan setempat,
darah sehingga terjadi schock dan kematian karena dampaknya bisa sangat luas apabila
tetapi pada manusia bentuk ini merupakan dilakukan penanganan yang salah. Pengobatan
yang paling jarang terjadi. 2,3,5 dapat menggunakan penisilin, tetrasiklin, dan
Pada anthrax saluran pencernaan preparat sulfa. Apabila pengaruh obat sudah
keluhan penderita biasanya adalah rasa sakit hilang, vaksinasi baru dapat dilakukan sebab
perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu pengobatan dapat mematikan endospora yang
makan, suhu badan meningkat dan terkandung dalam vaksin. Untuk memutus
hematemesis. Pada pemeriksaan fisik rantai penularan, bangkai ternak tersangka
didapatkan perut membesar dan keras serta anthrax dan semua material yang diduga
dapat berkembang menjadi ascites dan edema tercemar misalnya karena pernah
scrotum.11 bersinggungan dengan hewan penderita harus
Ketiga bentuk anthrax tersebut di atas dimusnahkan dengan cara dibakar atau
memungkinkan terjadinya gejala lebih lanjut dikubur dalam-dalam serta bagian atas dari
berupa meningitis yang fatal akibat lubang kubur dilapisi batu kapur secukupnya.
septicemia. Anthrax meningitis merupakan Area penguburan hendaknya diberi tanda
akibat dari komplikasi bentuk anthrax yang supaya semua pengembalaan hewan di area
lain. Gejala klinisnya seperti radang otak sekitar menjauhi lokasi penguburan. 4
maupun selaput otak yaitu demam, sakit Pada manusia, penanganan yang baik
kepala hebat, kejang, penurunan kesadaran dan senantiasa harus berpedoman pada
kaku kuduk. 2,5,11 pengamatan komprehensif, sehubungan
DIAGNOSIS LABORATORIS dengan penanganan penyakit antraks ini perlu
Untuk penegakan diagnosa perlu kiranya dilakukan anamnesa terarah karena
dilakukan pemeriksaan laboratoris dengan diagnosa dini penyakit anthrax umumnya sulit
pengecatan langsung atau kultur terhadap ditegakkan. Seperti diketahui bahwa pada
specimen yang diambil dari malignant pustule, awalnya anthrax menunjukkan gejala dan
sputum , darah atau discharge penderita. Hal tanda yang bersifat umum seperti demam
ini tergantung dari manifestasi klinis yang subfebris, sakit kepala. Oleh karena sebagian
besar manifestasi klinis penyakit antraks segera diberikan antibiotika sambil menunggu
adalah antraks kulit maka umumnya penderita hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk kasus
datang dengan keluhan demam, sakit kepala anthrax inhalasi, Food and Drug
disertai tumbuhnya papula yang gatal atau Administration / FDA menganjurkan
vesikel yang berisi cairan. Pada keadaan penggunaan antibiotika penisilin, doksisiklin,
seperti inilah perlu dilakukan anamnesa dan siprofloksasin sebagai antibiotika pilihan.6
terarah seperti adanya riwayat sering kontak Karena kemungkinan telah dilakukan
dengan ternak atau produknya, status rekayasa kuman sehingga resisten terhadap
pekerjaan misalnya petani ladang, peternak, beberapa antibiotik maka siprofloksasin
pegawai Rumah Potong Hewan, penyamak merupakan obat pilihan utama pada antraks
kulit dan bioterorisme. Antibiotik profilaksis diberikan
tidak kalah pentingnya bagi kalangan medis pada penduduk yang terpapar endospora
adalah mengetahui dimana dia berada, di bakteri ini. Vaksinasi diberikan pada
wilayah endemis atau perbatasan. kelompok risiko tinggi terpapar endospora.
Mendeteksi secara dini penyakit Sementara itu pengendalian infeksi dan
anthrax dapat mudah dilakukan bila kalangan dekontaminasi juga perlu dilakukan.
medis sudah pernah melihat secara langsung Untuk kasus anthrax yang diduga karena
kelainan pathognomonis yang ada seperti bioterorisme, seperti setelah adanya serangan
eschar pada kulit, yaitu kerak hitam yang anthrax yang terjadi pada tahun 2001 di
berada ditengah ulkus yang mongering. Amerika Serikat dan berdasarkan uji kepekaan
Pada manusia pemberian antibiotik yang dilakukan, CDC menganjurkan
intravena direkomendasikan pada kasus pemakaian kombinasi 2-3 antibiotika untuk
antraks inhalasi, gastrointestinal dan pengobatan antraks inhalasi. Pemberian dua
meningitis. Bacillus anthracis resisten atau lebih antibiotika secara intravena
terhadap antibiotika yang sering dipergunakan dikatakan sangat bermanfaat meningkatkan
pada penanganan sepsis seperti sefalosporin angka harapan hidup, mengingat kemungkinan
tetapi hampir sebagian besar bakteri ini sensitif adanya rekayasa terhadap bakteri Bacillus
terhadap penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, anthracis dipakai sebagai serangan
kloramfenikol, vankomisin, sefazolin, bioterorisme , sehingga bakteri menjadi
klindamisin, rifampisin, resisten terhadap satu atau lebih
imipenem,aminoglikosida, sefazolin, antibiotika.6,10,11
tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Bagi Pada hewan coba, pemberian
penderita yang alergi terhadap penisilin maka antibiotika pada infeksi anthrax dapat
kloramfenikol, eritromisin, tetrasikilin, atau menekan respon kekebalan. Walaupun
siprofloksasin dapat diberikan.6 seseorang yang menderita anthrax inhalasi
Pemberian antibiotika topikal tidak tetap hidup setelah pemberian antibiotika,
dianjurkan pada cutaneous anthrax dengan mengingat proses germinasi spora dapat
gejala sistemik, edema yang luas, atau lesi di tertunda, maka kemungkinan kambuh dapat
kepala dan leher, dan sebaiknya diberikan terjadi, oleh karena itu bagi penderita anthrax
antibiotika intravena. Walaupun sudah inhalasi atau seseorang yang terpapar dengan
ditangani secara dini dan adekuat, prognosis spora anthrax secara inhalasi, dianjurkan
anthrax inhalasi, anthrax gastrointestinal, dan pemberian antibiotika harus dilanjutkan paling
anthrax meningeal biasanya tetap buruk. tidak hingga 60 hari dan bila keadaan
Pada cutaneous anthrax dan gastrointestinal penderita telah membaik maka pemberian
anthrax yang bukan karena bioterorisme, antibiotika dapat diganti menjadi per oral.6
pemberian antibiotika harus tetap dilanjutkan Di Indonesia, karena setiap petugas
hingga paling tidak 14 hari setelah gejala reda. kesehatan sudah dilatih untuk menangani,
Oleh karena anthrax inhalasi secara cepat sebaiknya bila ada penderita yang diduga
dapat memburuk, maka pemberian antibiotika menderita anthrax maka sebaiknya segera
sedini mungkin sangat diperlukan. dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
Keterlambatan pemberian antibiotika sangat Menurut staf ahli Bidang Kesehatan
mengurangi angka kemungkinan hidup. Oleh Lingkungan dan Epidemiologi Depkes dr I
karena pemeriksaan mikrobiologis yang cepat Nyoman Kandun MPH, pemerintah
masih sulit dilakukan maka setiap orang yang menyediakan obat untuk anthrax di seluruh
memiliki risiko tinggi terkena anthrax harus kabupaten endemis anthrax, pemerintah juga
memberikan pelatihan surveillance dan untuk menjadi sumber infeksi. Vaksinasi pada
diagnosis klinis serta laboratorium di empat hewan ternak perlu dilakukan untuk mencegah
provinsi endemis. Pemerintah juga telah infeksi pada ternak sapi, kerbau, kambing,
mendistribusikan poster, leaflet, dan buku domba maupun kuda.
petunjuk penanganan anthrax serta melakukan
kerja sama lintas sektoral dalam KESIMPULAN
pemberantasan anthrax dan langkah  Anthrax merupakan penyakit zoonosis
penanggulangan lain.11 yang dapat menimbulkan kematian
Pada anthrax kulit dapat diberikan  Anthrax disebabkan oleh bakteri
Procain penisilin 2 x 1,2 juta IU diberikan Bacillus anthracis, suatu bakteri
secara IM selama 5 - 7 hari. Atau dapat juga berbentuk batang Gram positif yang
dengan menggunakan benzil penicillin 2500 dapat membentuk endospora
IU secara IM setiap 6 jam. Perlu diperhatikan  Endospora Bacillus anthracis tahan
mengingat drug of choise untuk antraks adalah hingga puluhan tahun di dalam tanah
penicillin sehingga sebelum diberikan suntikan sehingga merupakan sumber
harus dilakukan skin test terlebih dahulu. Bila penularan yang sulit untuk dieradikasi
penderita/ tersangka hipersensitif terhadap  Infeksi anthrax pada manusia dapat
penisilin dapat diganti dengan memberikan melalui 3 jalur yaitu per oral, per
tetrasiklin, klorampenikol atau eritromisin. 11 inhalasi dan per cutan
Pada anthrax intestinal dan pulmonal  Urutan manifestasi klinis anthrax pada
dapat diberikan Penisilin G 18 - 24 juta IU / manusia dari yang tersering adalah
hari, IVFD ditambah dengan streptomisin 1 - 2 tipe cutaneous anthrax ( malignant
gram untuk tipe pulmonal, dan untuk tipe pustule ), pulmonary anthrax dan
gastro intestinal tetrasiklin 1 gram/ hari. Terapi gastrointestinal anthrax
supportif dan simptomatis perlu diberikan,  Diagnosa laboratoris hanya
biasanya plasma ekspander dan regiment diperbolehkan pada laboratorium
vasopresor bila diperlukan. Pada anthrax tertentu yang berstandar BSL2
intestinal dapat pula menggunakan  Bacillus anthracis peka terhadap
chloramphenicol 6 gram/ hari selama 5 hari, penicillin dan tetracycline sehingga
kemudian diteruskan 4 gram/ hari selama 18 merupakan antibiotika pilihan
hari, diteruskan dengan eritromisin 4 gram/  Pencegahan infeksi anthrax dapat
hari untuk menghindari supresi pada sumsum dilakukan dengan cara menghindari
tulang.11 kontak dengan hewan tersangka
Penanganan di Rumah Sakit : beserta produknya serta melakukan
penderita anthrax yang dirujuk ke Rumah vaksinasi pada ternak yang rentan
Sakit umumnya penderita yang penyakitnya serta memusnahkan bangkai hewan
makin memburuk seperti adanya septikemi, penderita
syok, dan dehidrasi, untuk itu penanganannya
adalah harus dirawat di ruang isolasidan KEPUSTAKAAN
dilakukan tindakan medik dan pemberian obat- 1. Bisnis Indonesia. 2000. Sepuluh
obatan simptomatis/ supportif, antibiotika, Propinsi Berbahaya Untuk Lokasi
desinfeksi terhadap ekreta dan sekreta yang Peternakan. 07 Mei 2000.
dikeluarkan penderita serta pengambilan dan 2. Brooks GF et al.1996. Mikrobiologi
pengiriman spesimen ke Laboratorium.11 Kedokteran.Ed 20.hal 194-196.
3. Chin J.2006.Manual Pemberantasan
PENCEGAHAN Penyakit Menular.Ed 17. hal 23-30.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk 4. Dharmojono. 2000. Anthrax, Penyakit
mencegah penularan anthrax pada manusia Ternak Mengejutkan Tetapi Tidak
diantaranya dengan menghindari kontak Mengherankan. Infovet Majalah
langsung dengan bahan atau makanan yang Peternakan dan Kesehatan Hewan; Ed
berasal dari hewan yang dicurigai terkena 67, Pebruari 2000.
anthrax. Selain itu perlu dilakukan 5. Joklik WK et al. 1996. Zinsser
pemusnahan bangkai hewan yang mati karena Microbiology.20th Ed. hal 615-620.
anthrax secara benar sehingga tidak 6. Pohan HT.2005. Patogenesis,
memungkinkan endospora dari bakteri ini Diagnosis dan Penatalaksanaan
Antraks.Majalah Kedokteran
Indonesia; vol 55; no 1; hal 23- 29.
7. Todar K.2009. Textbook of
Bacteriology : Bacillus anthracis &
anthrax.
8. Tortora GJ et
al.2009.Microbiology.10thEd.Pearson
International Edition.
9. Weyant RS et al.2001.Basic
Laboratory Protocols for the
Presumptive Identification of Bacillus
anthracis.CDC.
10. www.bioterorism.slu.edu.
Bioterorism Agent : fact sheet Anthrax
/Bacillus anthracis.
11. www.infeksi.com. Pusat Informasi
Penyakit Infeksi Rumah Sakit
Prof.dr.Sulianti Saroso.

Anda mungkin juga menyukai