Anda di halaman 1dari 14

KARAWANG SEBAGAI KOTA PANGKAL

PERJUANGAN

DOSEN PENGAMPU :
AJI TUHAGANA, S.AG., SE, MM

MATA KULIAH :
JATIDIRI BANGSA

NAMA KELAS NPM

AANG SAMSUDIN MN17I 17416261201021


FAWWAZ RIZQULLAH MN17I 17416261201026
MUHAMMAD FAISOL MN17I 17416261201027
MOCHAMAD REZA A MN17I 17416261201041
NOVIA MURYANTI MN17F 17416261201187
PUTRI MUYANI MN17I 17416261201002
SARAH ASSHIFA MN17I 17416261201004
SOLEHUDDIEN MULTAZAM MN17I 17416261201032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur selalu di panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat di buat. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah jati diri bangsa yang di ampu oleh bapak Aji Tuhagana. Tidak
lupa di ucapkan terima kasih kepada teman teman yang selalu mendukung saya dalam
menyelesaikan makalah. Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan
hasil dari makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangat
membuka bagi siapapun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi
kami. Saya berharap dengan selesainya makalah dengan judul pangkal perjuangan dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca, aaammmiinn

2
Daftar isi
Kata pengantar ........................................................................................................................................ 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
Latar belakang..................................................................................................................................... 4
Rumusan masalah ............................................................................................................................... 4
Tujuan penelitian ................................................................................................................................ 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
Pembahasan ....................................................................................................................................... 5
ASAL MULA KARAWANG ......................................................................................................... 5
SEJARAH KARAWANG SEBAGAI PANGKAL PERJUANGAN ............................................. 5
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok ............................................................................................. 5
Soekarno-Hatta Diculik dalam Peristiwa Rengasdengklok ............................................................ 6
Proses Persiapan Proklamasi Kemerdekaan ....................................................................................... 7
Kejadian Sebelum Proklamasi Indonesia Dikumandangkan .......................................................... 8
Pembacaan Teks Proklamasi ........................................................................................................... 9
............................................................................................................................................................ 9
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan ............................................................................. 10
Bab 3..................................................................................................................................................... 13
Penutup ............................................................................................................................................ 13
kesimpulan .................................................................................................................................... 13
daftar pusaka ......................................................................................................................................... 14

3
BAB 1

Latar belakang
Karawang kota pangkal perjuangan adalah sebuah kota dengan nilai historis yang
sungguh sangat luar biasa. Pada dasarnya bahwa memang karawang memiliki masa lalu
sebuah perjuangan yang sungguh luar biasa, realita dan kenyataan yang terjadi di karawang
seperti angin berlalu begitu saja tanpa ada catatan tertulis akan sebuah nilai perjuangan yang
terjadi di karawang. Rengasdengklok adalah bagian kecil dari sebuah nilai pangkal
perjuanganya karawang.

Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah pangkal perjuangan di karawang ?


2. Kapan terjadinya peristiwa rengas dengklok ?
3. Apa saja persiapan pembacaan teks proklamasi ?
4. Dimana pembacaan teks proklamasi dikumandangkan ?
5. Kenapa penculikan Ir. Soekarno di larikan di rengasdengklok ?
6. Siapa saja pelaku yang terlibat dalam penculikan Ir. Soekarno ?

Tujuan penelitian

Untuk mengetahui dan memahami tentang peristiwa yang terjadi di karawang sebagai
pangkal perjuangan.

4
BAB 2

Pembahasan
Asal Mula Karawang

Pada masa itu daerah Karawang sebagian besar masih merupakan hutan belantara dan
berawa-rawa. Hal ini menjadikan apabila Karawang berasal dari bahasa Sunda. Ke-rawa-an
artinya tempat berawa-rawa. Nama tersebut sesuai dengan keadaan geografis Karawang yang
berawa-rawa, bukti lain yang dapat memperkuat pendapat tersebut. Selain sebagian rawa-
rawa yang masih tersisa saat ini, banyak nama tempat diawali dengan kata rawa, seperti :
Rawasari, Rawagede, Rawamerta, Rawagempol dan lain-lain. Keberadaan daerah Karawang
telah dikenal sejak Kerajaan Pajajaran yang berpusat di daerah Bogor. Karena Karawang
pada masa itu, merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting untuk menghubungkan
Kerajaan Pakuan Pajajaran denga Galuh Pakuan, yang Berpusat di Ciamis. Sumber lain
menyebutkan, bahwa buku-buku Portugis (Tahun 1512 dan 1522) menerangkan bahwa :
Pelabuhan-pelabuhan penting dari kerajaanPajajaran adalah : “ CARAVAN “ sekitar muara
Citarum”, Yang disebut CARAVAN, dalam sumber tadi adalah daerah Karawang, yang
memang terletak sekitar Sungai Citarum. Sejak dahulukala, bila orang-orang yang bepergian
akan melewati daerah-daerah rawa, untuk keamanan, mereka pergi berkafilah-kafilah dengan
menggunakan hewan seperti Kuda, Sapi, Kerbau atau, Keledai. Demikian pula halnya yang
mungkin terjadi pada zaman dahulu, kesatuan-kesatuan kafilah dalam bahasa Portugis disebut
“ CARAVAN ” yang berada disekitar muara Citarum sampai menjorok agak ke pedalaman
sehingga dikenal dengan sebutan “ CARAVAN “ yang kemudian berubah menjadi
Karawang. Dari Pakuan Pajajaran ada sebuah jalan yang dapat melalui Cileungsi atau
Cibarusah, Warunggede, Tanjungpura,Karawang, Cikao, Purwakarta, Rajagaluh Talaga,
Kawali, dan berpusat di kerajaan Galuh Pakuan di Ciamis dan Bojonggaluh. Luas Kabupaten
Karawang pada saat itu tidak sama dengan luas Kabupaten Karawang masa sekarang. Pada
saat itu Kabupaten Karawang meliputi Bekasi,Subang, Purwakarta dan Karawang sendiri.

Sejarah Karawang Sebagai Pangkal Perjuangan


Pada masa menjelang Kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Karawang menyimpan banyak
catatan sejarah. Rengasdengklok merupakan tempat disembunyikannya Soekarno dan Hatta
oleh para pemuda Indonesia untuk secepatnya merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan
. Kecamatan Rengasdengklok adalah daerah pertama milik Republik Indonesia yang gagah
berani mengibarkan bendera Merah Putih sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia di
Gaungkan. Oleh karena itu selain dikenal dengan sebutan Lumbung PadiKarawang juga
sering disebut sebagai Kota Pangkal Perjuangan.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar Hiro Hito mengumumkan bahwa Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh

5
Amerika Serikat. Berita kekalahan Jepang dengan cepat didengar oleh bangsa Indonesia,
terutama oleh para pemuda yang bekerja di kantor berita Jepang, Domei.

Soekarno, Hatta, dan Radjiman yang baru kembali dari Dalat dalam rangkamemenuhi
undangan Marsekal Muda Terauchi (Panglima Jepang yang membawahi kawasan Asia
Tenggara) belum mengetahui berita tersebut. Para pemuda yang telah mengetahui info
tersebut mendesak Soekarno dan Hatta unutk segera memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia tanpa bentukan Jepang.

Akan tetapi, Soekarno dan Hatta ingin mendapat kepastian terlebih dahulu apakah benar
Jepang benar-benar telah menyerah. Soekarno dan Hatta masih memiliki keinginan untuk
membicarakan segala sesuatu mengenai pelaksanaan proklamasi dalam rapat PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Soekarno-Hatta Diculik dalam Peristiwa Rengasdengklok

Tempat Soekarno diculik Adanya perbedaan pandangan antara golongan muda


dengan Soekarno-Hatta membuat mereka para golongan muda untuk menculik mereka
berdua. Akhirnya Soekarno-Hatta diculik dan dibawa ke rengasdengklok. Keputusan untuk
menculik kedua tokoh tersebut diambil dalam rapat tanggal 16 Agustus 1945 dini hari ayng
dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr, Mawardi dari barisan Pelopor dan Shudanco Singgih
dari Daidan PETA Jakarta Syu. Tugas penculikan diberikan kepada Singgih.

6
Dalam pelaksanaannya, Singgih dibantu oleh Cudanco Latief Hendriningrat berupa
perlengkapan militer. Soekarno –Hatta dijemput oleh sekelompok pemuda dan kemudian
dibawa ke Rengasdengklok karena daerah tersebut dianggap aman. Kedua tokoh tersebut
berada di Rengasdengklok seharian penuh. Para kelompok pemuda mendesak Sokarno-Hatta
untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanpa adanya keterkaitan dengan
Jepang. Negosiasi dan Kesepakatan Peristiwa Rengasdengklok . Ketidakadaan Soekarno
di Jakarta tercium oleh Ahmad Soebardjo sehingga dia mencari informasi letak keberadaan
Soekarno. Setelah mengetahui bahwa Soekarno diculik oleh kelompok pemuda, ia mencoba
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Akhirnya tercapai kesepakatan antara Ahmad Soebardjo yang mewakili dari kalangan
tua dan Wikana dari kalangan pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan harus diadakan di
Jakarta. Sebagai syarat dan jaminannya, Soebardjo meminta para pemuda agar segera
memulangkan Soekarno-Hatta ke Jakarta dan Ahmad Soebardjo menjanjikan kepada mereka
bahwa proklamasi akan segera dikumandangkan tanpa keterlibatan Jepang. Akhirnya
bersama Jusuf Kunto dan Soebardjo dengan didampingi Sudiro berangkat ke Rengasdengklok
unutk menjemput Soekarno-Hatta.

Proses Persiapan Proklamasi Kemerdekaan

Rombongan Soekarno-Hatta kembali dari Rengasdengklok ke Jakarta pada tanggala


16 Agustus 1945 sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka sempat singgah ke rumah masing-masing
sebelum menuju ke rumah Laksamana Maeda. Rumah Laksamana Maeda berada di Jalan
Imam Bonjol No. 1 Menteng, Jakarta Pusat yang sekarang dijadikan Museum Proklamasi.

Kemudian, Soekarno-Hatta dengan didampingi Laksamana Maeda menemui


Somubuco Mayor Jenderal Nishimura untuk mengetahui sikap Jepang tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Dalam pertemuan itu tidak tercapai kata sepakat antara Soekarno-
Hatta dan Nishimura. Soekarno-Hatta menekankan bahwa Marsekal Terauchi telah
mneyerahkan sepenuhnya pelaksanaan kemerdekaan kepada PPKI.

Akan tetapi Nishimura mengatakan bahwa setelah menyerahnya Jepang, mereka


mendapatkan perintah untuk menjaga status quo. Artinya, proklamasi kemerdekaan Indonesia
tidak boleh dilakukan. Dari pertemuan itu, akhirnya mereka merasa yakin bahwa tidak ada

7
gunannya lagi membicarakan masalah kemerdekaan dengan pihak Jepang. Kemudian,
mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda yang dinilai relatif lebih aman dari campur
tangan angkatan bersenjata Jepang pada saat itu. Kedudukan Laksamana Maeda sebagai
kepala kantor penghubung angkatan laut di daerah kekuasaan angkatan darat harus dihormati.
Tidak lama setelah itu, anggota PPKI dan tokoh-tokoh pemuda mendatangi rumah
Laksamana Maeda. Kemudian Soekarno dan Hatta dengan ditemani Ahmad Soebardjo
menuju ruang makan untuk merumuskan naskah proklamasi.

Kejadian Sebelum Proklamasi Indonesia Dikumandangkan

foto Soekarno-Hatta
Setelah rumusan teks proklamasi selesai disusun, Soekarno memberikan saran agar
semua orang yang hadir pada saat itu bersama-sama menandatangani naskah tersebut selaku
wakil-wakil bangsa Indonesia. Saran itu diperkuat oleh Moh. Hatta dengan mengambil
contoh Declaration of Indepence Amerika Serikat. Namun usul itu ditentang oleh para
golongan pemuda. Mereka tidak setuju kalau naskah itu ditandatangani oleh tokoh-tokoh tua
yang dianggap sebagai “budak-budak Jepang”. Hal itu memunculkan ketegangan. Sukarni
kemudian mengusulkan agar naskah itu ditandatangani oleh Soekarno-Hatta saja selaku wakil
bangsa Indonesia.

Usul itu secara aklamsi disetujui oleh semua yang hadir. Setelah itu, Soekarno
menyerahkan konsep naskah proklamasi kepada Sayuti Melik untuk diketik. Naskah itu
akhirnya ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. Setelah naskah proklamasi siap, kemudian
dirundingkan bagaimana cara naskah tersebut disebarluaskan. Sukarni mengusulkan

8
Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) untuk digunakan mengumpulkan masyarakat
Jakarta untuk mendengarkan proklamasi. Namun, Lapangan Ikada dikhawatirkan cukup
rawan dan akan menimbulkan bentrokan dengan pihak Jepang. Oleh karena itu Soekarno
mengusulkan agar pembacaan naskah proklamasi diselenggarakan di rumahnya, Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 (sekarang telah dibongkar dan dijadikan gedung pola dan
monumen proklamasi).

Usul itu disetujui dan pertemuan pun selesai. Mereka semua meninggalkan rumah
Laksamana Maeda pukul 04.30. Namun sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada para
pemuda yang bekerja di Domei, terutama B.M. Diah, agar memperbanyak naskah proklamasi
dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Para pemuda tidak langsung pulang ke rumah
masing-masing. Mereka berkumpul untuk membagi tugas dalam kelompok untuk
menyelenggarakan pembacaan naskah proklamasi. Salah satu kelompok dibawah pimpinan
Sukarni mengadakan rapat rahasia membicarakan bagaimana caranya untuk menyiarkan
berita proklamasi dan pengerahan massa unutk mendengarkan pembacaan teks proklamasi.

Pembacaan Teks Proklamasi

Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, para pemuda banyak yang datang menuju ke
Lapangan Ikada. Mereka mengira teks proklamasi akan dibacakan disana. Pihak Jepang yang
mengetahui kedatangan para pemuda itu kemudian berusaha untuk menghalang-halangi.

9
Namun setelah mendapatdari beberapa pemuda yang mengetahui tentang pembacaan teks
proklamasi, mereka semua pun menuju ke Jalan Pegangsaan Timur.

Akhirnya, pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, dihadapan
massa yang mendhadiri acara, Soekarno didampingi Hatta membacakan teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

Setelah itu disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief
Hendraningrat. Secara spontan dan tanpa dipimpin, massa mengiringinya dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan

Peristiwa rengasdengklok berhasil menginisiasi terjadinya proklamasi Indonesia


segera setelah Jepang menyerah. Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, hal
yang perlu selanjutnya dilakukan adalah menyebarkan informasi tersebut seluas-luasnya.
Sesaat setelah proklamasi dikumandangkan, kabarnya telah sampai kepada kepala bagian
radio dari kantor berita Domei. Melalui kabar dari Sjahrudin, seorang wartawan Domei,
Joesoef Ronodipu memerintahkan seorang markonis (petugas telekomunikasi kapal) untuk
segera menyiarkan sebanyak 3 kali berturut-turut.

Berkat sebuah taktik yang mereka lakukan, kabar tentang proklamasi kemeredekaan
Indonesia berhasil tersiar . Akan tetapi, baru dua kali berita itu tersiar, pihak Jepang yang
mendengar penyiaran itu menjadi marah dan memerintahkan agar siaran dihentikan.

10
Meskipun demikian, Palenewer selaku kepala bagian Radio Domei tetap memerintahkan
bawahannya untuk menyiarkan berita gembira tersebut.

Sehingga setiap setengah jam sampai pukul 16.00 siaran tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia tersiar terus menerus. Akibat penyiaran itu, pimpinan militer Jepang
di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut sebagai suatu kekeliruan. Setelah itu
pada tanggal 20 Agustus 1945, pihak Jepang menyegel pemancar radio itu dan para
pegawainya dilarang masuk.

Setelah Kemerdekaan

Wilayah Karawang pada masa lalu (hasil pembagian oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke
15) kemudian dipecah menjadi dua bagian pada masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1948
dengan sungai Citarum dan sungai Cilamaya menjadi pembatasnya, wilayah Kabupaten
Karawang Barat meliputi wilayah Kabupaten Karawang sekarang ditambah desa-desa di
sebelah barat Citarum yaitu desa-desa Sukasari dan Kertamanah dengan ibukota di
kecamatan Karawang.

Sementara Kabupaten Karawang Timur meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta dikurangi


desa-desa di kecamatan Sukasari (yang dahulu masih bagian dari Kabupaten Karawang) dan
Kabupaten Subang dengan ibukota di kecamatan Subang. lalu kemudian pada tahun 1950
nama Kabupaten Karawang Timur diubah menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibukota di
kecamatan Subang dan Kabupaten Karawang Barat menjadi Krawang dengan ibukota di
kecamatan Karawang.

Pada tahun 1968 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebelumnya
bernama Kabupaten Karawang Timur menjadi Kabupaten Subang dengan ibukota di
kecamatan Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan ibukota di kecamatan Purwakarta.

Karena pada tahun yang sama berlangsung proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau yang
dikenal dengan nama Bendungan Jatiluhur maka pemerintah pusat pada masa itu merasa
perlu untuk menyatukan wilayah waduk Jatiluhur ke dalam satu wilayah kerja yang akhirnya
diputuskan dimasukan ke dalam wilayah Kabupaten Purwakarta.

11
Sehingga pada tahun 1968 wilayah Kabupaten Krawang harus melepaskan desa-desa yang
berada disebelah barat sungai Citarum yang masuk dalam proyek besar bendungan Ir.
Djuanda atau Bendungan Jatiluhur, desa-desa tersebut adalah desa-desa Sukasari dan
Kertamanah yang sekarang masuk dalam kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta,
sehingga dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1968 maka wilayah Kabupaten
Krawang menjadi berkurang dan wilayah inilah yang dikemudian hari disebut sebagai
Kabupaten Karawang.

12
Bab 3
Penutup

Kesimpulan

13
Daftar Pusaka

http://www.pepelingkarawang.org/2016/04/pangkal-perjuangan.html
https://tirto.id/yang-terjadi-kala-drama-penculikan-sukarno-di-rengasdengklok-cSMu
https://www.plukme.com/post/mengenal-kota-karawang-pangkal-perjuangan-p-
5bb1de8371829
https://www.karawangkab.go.id/sekilas/sejarah-karawang

14

Anda mungkin juga menyukai