F = m x g = 1 kg x 10 m/detik2 = 10 kg.m/detik2 = 10 N
Dimana :
F = gaya yang dihasilkan
m = massa benda
g = percepatan gravitasi bumi ( 10 m/detik2)
Daya (power) adalah besarnya usaha yang dilakukan (W=joule) tiap satu
satuan waktu (t = detik). Bila orang tersebut menarik tali selama 1 detik
dengan kecepatan konstan, maka ia telah mengeluarkan daya (power)
sebesar :
Bila suatu gaya diberikan pada zat cair melalui sumbat, maka gaya tersebut
menimbulkan tekanan di dalam zat cair, yang besarnya sama di semua bagian.
Pressure didistribusikan oleh oli ke segala arah dengan sama besar (hukum pascal).
Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya yang harus ditanggung oleh tiap-tiap
satu satuan luas bidang kerja. Sebuah gaya (gaya resultan) bekerja pada suatu
bidang. Bila diuraikan, gaya resultan tersebut dapat menjadi gaya-gaya yang lebih
kecil yang dan banyak dan tersebar merata di seluruh permukaan bidang. Tiap-
tiap petak bidang tersebut akan menangggung gaya yang besarnya sama dengan
besarnya gaya resultan dibagi banyaknya petakan.
Satuan tekanan adalah kgf/cm2, lbf/ft2, Bar, Atm, mmHg, psi, N/m2.
1 2 3
Pada gambar 1, gaya diibaratkan 4 buah karung yang sedang Dan pada gambar 3, empat orang yang bertugas sehingga
diangkut oleh orang-orang. Pada gambar kiri, hanya 2 orang tiap-tiap orang hanya menanggung 1 karung. Dapat
yang bertugas mengangkatnya. Maka seolah-olah masing- disimpulkan bahwa makin banyak orang yang menanggung
masing orang menanggung 2 berat buah karung. beban, makin kecil beban yang harus ditanggung tiap-tiap
Pada gambar 2, tiga orang bertugas sehingga berat yang orangnya. Disini jumlah orang mengibaratkan luas penampang
harus ditanggung oleh tiap orang adalah 1,3 karung. dan beban tiap-tiap orang adalah tekanan.
Pengukur tekanan (Pressure gauge)
Pressure gauge berguna untuk mengukur tekanan (pressure) Makin besar pressure oli, makin besar simpangan yang
pada suatu titik di sistem hidrolik. Pressure gauge konvesional dibentuk oleh pipa ini. Simpangan tersebut digunakan
yang banyak digunakan adalah pressure gauge tipe Bourdon. untuk memutar sector gear dan gear. Karena gear
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : terhubung dengan jarum, maka jarum akan ikut berputar.
Bila nipple dihubungkan dengan suatu saluran oli hidrolik, maka Karakteristik kelenturan dari pipa bourdon ini menentukan
sebagian oli akan mengalir masuk ke dalam pipa bourdon yang skala pembacaan pada display, yang telah dikalibrasi
berbentuk kurva. Pipa bourdon ini terbuat dari bahan logam yang terlebih dahulu. Makin lentur pipa bourdon, makin kecil/
lentur. Pressure oli akan berusaha meluruskan pipa bourdon yang rendah skala pembacaan pressure gauge, dan begitu
bengkok ini. sebaliknya.
Kesetimbangan
Pada gambar di samping, sebuah benda dengan bobot 1 kgf
diletakkan di atas piston dengan luas penampang A, yaitu 1
cm2. Dan pada sisi yang lain diletakkan dua buah benda
dengan bobot total 2 kgf diatas piston dengan luas
penampang B, yaitu 2 cm2. pada sisi sebelah kiri, gaya yang
dihasilkan benda pada piston A menyebabkan timbulnya
tekanan (pressure) di dalam oli sebesar 1kgf/cm2. tekanan
tersebut akan sama di bagian manapun di dalam bejana.
Tekanan sebesar 1kgf/cm2 tersebut kemudian mendorong
piston B hingga menghasilkan gaya F = p x A , atau 1 kgf/cm2
x 2 cm2 dan didapat 2 kgf. Gaya yang dihasilkan itu kemudian
akan menahan beban yang bekerja pada piston B yang
besarnya 2 kgf hingga setimbang.
Berikut ini adalah suatu percobaan dimana terdapat tiga buah Ketika pressure mencapai 1 kgf/cm2, piston B akan mulai
piston ukuran 1 cm2 yang dihubungkan secara paralel dan terangkat, karena dengan pressure sebesar itu sudah cukup
mendapat pasokan dari sebuah pompa yang sama. Ketiga untuk mengangkat beban di atas piston B. Saat ini piston A
piston tersebut diberi beban yang berbeda dimana piston B dan C belum bergerak. Pressure akan tetap selama piston B
mendapat beban teringan (misalnya : 1 kgf ), piston A (2 kgf ) bergerak, dan kembali meningkat ketika piston B mencapai
dan piston C ( 3 kgf ) mendapat beban terberat. Saat pompa akhir langkahnya. Ketika pressure mencapai 2kgfcm2, piston A
mulai bekerja; karena adalah beban di ketiga piston, tekanan akan terangkat hingga akhir langkahnya, dan pressure
mulai terbangkit ( pressure build-up). kembali meningkat hingga piston C terangkat saat pressure
mencapai 3 kgf/cm2.
Hydrostatic Paradox
Bila empat buah bejana dengan luang penampang yang
berbeda, dihubungkan bagian bawahnya satu dengan lain dan
kemudian diisi oleh oli, maka ketinggian dari keempat adalah
sama.
Pada percobaan di atas dibuat tiga buah lubang yang sama Pada percobaan di atas, tiga buah pressure gauge (pengukur
besar pada dinding suatu wadah. Kemudian ketiganya dibuka tekanan) dipasangkan secara seri pada sebatang pipa yang
sehingga air mengalir dari ketiga lubang. Ternyata lubang A dihubungkan dengan wadah yang di dalamnya terdapat oli
menghasilkan pancaran air yang paling jauh, disusul lubang B yang diberi tekanan.
dan lubang C. Ternyata pressure yang terbangkit di daerah terjauh dengan
Dapat disimpulkan bahwa pada titik A, oli mengalami lubang pengeluaran (A) adalah paling besar, disusul oleh
pembebanan yang disebabkan bobot dari oli di bagian pressure di B dan C.
atasnya, dan tekanan udara atmosfer. Kolom oli yang Hal ini disebabkan oli di titik A mendapat tahanan atau
membebani oli di titik A paling banyak. Gaya berat tersebut hambatan terbesar untuk mengalir keluar oleh sejumlah oli
mengakibatkan timbulnya tekanan terbesar pada oli di A. yang ada di depannya, sehingga menimbulkan pressure
terbesar. Makin dekat pressure gauge dipasangkan dengan
lubang pengeluaran, makin kecil pressure yang terbaca.
Pressure yang sama akan menghasilkan gaya yang berbeda pada penampang yang berbeda
Pada percobaan di atas, dua buah piston diberi beban yang Tekanan oli dari sisi kiri menghasilkan gaya dorong ke kanan
sama yaitu 10 kgf. Luas penampang piston sebelah kiri dan pada piston kiri sebesar : F = p x A = 1 kgf/cm2 x 20 cm2 = 20
kanan adalah sama, yaitu 10 cm2. tekanan oli yang terbangkit kgf. Sedangkan tekanan oli dari sisi kanan menghasilkan gaya
di kedua silinder adalah sama, yaitu p = F : A = 10 kgf : 10 dorong ke kiri pada piston kanan sebesar : F = p x A = 1
cm2 = 1 kgf/cm2. kgf/cm2 x 5 cm2 = 5 kgf.
Oli dari masing-masing silinder akan menekan dua buah Karena gaya dorong ke kanan lebih besar dari gaya dorong ke
piston yang dipasang mendatar yang dipasang dengan rod kiri, maka piston mendatar akan bergerak ke kanan.
yang sama namun berbeda luas penampang, pada sisi kiri
luasnya 20 cm2 dan pada sisi kiri 5 cm2.
Load Sensing
Percobaan di atas menjelaskan penginderaan beban (load Pada gambar di atas, beban ditambah menjadi 2 kgf,
sensing). Pada gambar 1, beban hanya 1 kgf di kedua sisi. menghasilkan pressure di sisi kiri sistem 2 kgf/cm2. Pressure
Dengan luas penampang A1 dihasilkan tekanan sebesar ini kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston A3
1kgf/cm2 di dalam oli dan terlihat dari pembacaan pressure sebesar : F = 2 kgf/cm2 x 10 cm2 = 20 kgf, ditambah dengan
gauge sebelah kiri. Pressure sebesar ini diubah kembali gaya spring 2 kgf, menjadi 22 kgf, ke arah kanan.
menjadi gaya pada piston A3 sebesar : F = 1 kgf/cm2 x 10 cm2 Di sisi kanan, beban yang sama menghasilkan pressure yang
= 10 kgf, dan gaya ini ditambah gaya spring sebesar 2kgf, sama pula ( 2 kgf/cm2) dan diubah kembali menjadi gaya pada
hingga menjadi 12 kgf, ke arah kanan. piston A4 sebesar: F = 2 kgf/cm2 x 11 cm2 = 22 kgf, ke arah
Di sisi kanan, piston mendapat beban yang sama yaitu 1 kgf kiri. Karena gaya ke arah kanan dan gaya ke arah kiri sama
dan menghasilkan pressure yang sama pula. Pressure besar, piston horizontal akan tetap diam. Posisi kedua piston
tersebut diubah kembali menjadi gaya pada piston A4 sebesar vertikal-pun masih tetap.
F= 1 kgf/cm2 x 11 cm2 = 11 kgf, ke arah kiri.
Karena gaya ke kanan lebih besar, maka piston tidak bergerak
dan tetap diam.
Load Sensing (2)
Pada gambar di samping, beban ditambah menjadi 3 kgf, dan
menghasilkan pressure sebesar 3 kgf/cm2. pressure tersebut
kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston A3
sebesar 30 kgf, ditambah dengan gaya spring 2 kgf, menjadi
32 kgf, ke arah kanan.
Pada sisi kanan, dengan beban yang sama menghaslkan
pressure yang sama, namun pressure tersebut diubah menjadi
gaya pada piston A4 menghasilkan : F= 3 kgf/cm2 x 11 cm2 =
33 kgf, ke arah kiri.
Saat ini gaya ke kiri lebih besar dari gaya ke kanan pada
piston horizontal, menyebabkan piston horizontal kemudian
bergerak ke kiri dan membuka jalur kembali ke tangki bagi oli
di silinder sebelah kanan, hingga piston kanan turun.
Gangguan pada aliran/flow oli
Ukuran hose ( inchi) Single wire braid Double wire braid Spiral wire braid
¼“ 3000 psi ( 200 Bar ) 5000 psi ( 345 Bar ) -
3
/6 “ 2250 psi ( 150 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar ) 5000 psi ( 345 Bar )
½“ 2000 psi ( 140 Bar ) 3500 psi ( 240 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar )
5
/ 8” 1750 psi ( 120 Bar ) 2750 psi ( 190 Bar ) -
¾“ 1500 psi ( 100 Bar ) 2250 psi ( 150 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1” 800 psi ( 55 Bar ) 1875 psi ( 130 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1¼“ 600 psi ( 40 Bar ) 1625 psi ( 112 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1½“ 500 psi ( 35 Bar ) 1250 psi ( 85 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
2” 350 psi ( 25 Bar ) 1125 psi ( 77 Bar ) 2500 psi ( 170 Bar )
LAMBANG-LAMBANG DALAM SIRKUIT HIDROLIK
Pompa dengan debit konstan Pompa dengan debit yang
(fixed displacement) dengan dapat diatur (variable
satu arah aliran displacement) dengan satu
arah aliran
Filter berguna untuk menangkap kotoran yang ikut mengalir Filter yang ditempatkan di return line berfungsi untuk
bersama oli agar tidak masuk ke dalam komponen sistem menangkap kotoran yang dibawa oli dari komponen-
hidrolik yang lain dan menyebabkan penyumbatan atau komponen sistem hidrolik. Dlengkapi dengan bypass line
keausan. untuk mencegah terbloknya return line.
Filter pada sistem hidrolik dipasang di dua posisi. Sebuah
dipasangkan pada suction line (saluran pemasukan) pompa,
dan yang lain dipasangkan di return line (saluran
pengembalian).
Pressure accumulator
Pressure accumulator berfungsi untuk menyimpan pressure
oli untuk sementara waktu untuk digunakan pada saat sumber
tenaga penggerak pompa ( engine, electric motor ) tidak
bekerja.
Digunakan pada sistem hidrolik untuk emergency, seperti
pada sistem service brake, saat engine tiba-tiba mati saat unit
sedang berjalan, energi pengereman diambil dari accumulator
( pada articulated hauler ). Accumulator juga digunakan untuk
memungkinkan kita menurunkan attachment (lengan-lengan
kerja) yang masih terangkat saat engine mati.
Di bagian dalam pressure accumulator terdapat sebuah balon
gas yang berisi gas nitrogen.
1 2
Pada pengontrolan pressure maksimum, sistem hidrolik Swash plate mencapai kemiringan maksimumnya dan
dilengkapi dengan pressure control valve (sebelah kiri dari menghasilkan stroke pompa serta flow yang maksimum pula.
load sensing valve). Valve ini ditahan oleh spring yang cukup Saat ini oli hasil pemompaan akan digunakan untuk
kuat. mendorong piston di dalam silinder.
Pada gambar 1, control valve sedang aktif, flow oli dari pompa
disalurkan menuju silinder. Sebagian oli akan mengalir
menuju ruangan di atas load sensing valve dan mengisi
ruangan tersebut. Load sensing valve spool didorong ke arah
bawah oleh pressure oli yang terbangkit di bagian atas dan
bantuan gaya dorong spring. Akibatnya, oli pada control
piston akan didrain ke tangki dan control spring akan
menekannya mundur.
Maximum pressure control (2)
Saat piston pada silinder mencapai Kenaikan pressure ini kemudian mampu Pressure tersebut kemudian
stroke maksimumnya, terjadi kenaikan menghasilkan gaya dorong ke atas pada menghasilkan gaya dorong terhadap
pressure menuju maksimum. pressure control valve, menyebabkan control piston dan selanjutnya control
jalur output pompa terhubung dengan piston akan mendorong swash plate ke
control piston. arah kanan, melawan control spring,
hingga pompa menghasilkan flow
minimal. Saat ini swash plate tidak
sepenuhnya tegak lurus terhadap shaft
hingga masih memungkinkan terjadinya
flow yang kecil untuk pelumasan
komponen hidrolik.
Relief valve
Relief valve berfungsi membatasi tekanan maksimum yang Relief valve ditempatkan pada jalur keluaran pompa sebelum
bekerja pada suatu sistem hidrolik. Telah kita ketahui bahwa control valve, dan mendeteksi perubahan tekanan selama
tekanan yang terbangkit di dalam sistem hidrolik bergantung sistem hidrolik bekerja.
beban yang diterima oleh komponen aktuator hidrolik, seperti Relief valve terdiri dari valve spool ; berupa piston atau bola
piston atau motor hidrolik. Makin besar beban yang diterima, logam yang ditopang oleh pegas (spring). Relief valve
makin besar tekanan yang terbangkit di dalam sistem. Namun menjembatani dua lintasan, yaitu lintasan keluaran pompa
hal ini berbahaya karena tekanan bisa menjadi tak terhingga, dan lintasan kembali ( return line ) yang menuju tangki.
yang akan menyebabkan kerusakan pada komponen- Terdapat dua jenis relief valve, yaitu type adjustable (dapat
komponen hidrolik tersebut, karena kekuatan materialnya distel) dan non-adjustable (tidak dapat distel).
terbatas (misalnya : hose-hose). Pompa dalam hal ini hanya
bertindak sebagai penyalur aliran, selama penggerak pompa
masih sanggup memutar pompa, pompa akan terus
menghasilkan aliran.
Desain relief valve
1 2
Gambar di atas menunjukkan beberapa bentuk relief valve.
Jalur horizontal terhubung dengan tangki dan jalur vertikal
terhubung dengan output pompa hidrolik.
Pada relief valve type adjustable, dudukan dari spring, yaitu
adjusting screw merupakan bagian yang dapat distel. Dengan
menggunakan ulir (thread), memutar adjusting screw ke arah
mengencangkan berarti menaikkan pressure maksimum
sistem dan memutar ke arah mengendurkan berarti
menurunkan pressure maksimum sistem. Sesuaikan stelan
adjusting screw ini dengan data spesifikasi pabrik.
3
Prinsip kerja relief valve sederhana
1 2
Gambar berikut ini akan menjelaskan prinsip kerja relief valve. Pada
gambar 1 terlihat relief valve dipasangkan pada jalur keluaran pompa
hidrolik, dan menghubungkan jalur keluaran pompa dengan tangki.
Pada saat control valve dibuka, sejumlah oli akan mengalir menuju
silinder kerja. Bila penampang piston dalam silinder kerja adalah 10
cm2, dan beban yang akan diangkat sebesar 1000 kgf, maka saat ini
terbangkit pressure sebesar : p = F/A = 1000 kgf/10cm2 = 100 kgf/cm2,
dan nilai ini terbaca pada pressure gauge dan piston mulai meluncur
ke atas (gambar 2).
Pada gambar 3, piston mencapai langkah maksimumnya, dimana oli
hasil pemompaan tidak dapat disalurkan ke dalam silinder lagi, saat ini
terjadi kenaikan pressure (telihat pada pembacaan pressure gauge)
yang bila dibiarkan akan merusak komponen hidrolik yang terlemah.
Bila relief valve distel pada 150 kgf/cm2, maka ketika pressure sistem
mencapai nilai tersebut, relief valve akan membuka dan
memungkinkan kelebihan flow hasil pemompaan disalurkan kembali 3
ke tangki untuk mencegah kenaikan pressure lebih lanjut.
Prinsip kerja relief valve (2)
Bila beban ditambah, menjadi 2000 kgf, namun
stelan relief valve masih tetap 150 kgf/cm2,
yang terjadi adalah :
Untuk mengangkat beban, diperlukan gaya
sebesar 2000 kgf. Untuk mendapatkan gaya
sebesar itu, diperlukan pressure oli sebesar : p
= F/A = 2000 kgf : 10 cm2 = 200 kgf/cm2.
Bila relief valve hanya distel pada 150 kgf/cm2,
maka sebelum pressure di dalam sistem
mencapai 200 kgf/cm2, relief valve sudah
membuka lebih dahulu hubungan antara output
pompa dengan tangki, sehingga harga pressure
sebesar 200 kgf/cm2 tidak akan tercapai.
Akibatnya beban tidak dapat terangkat oleh
sistem hidrolik.
Prinsip kerja relief valve (3)
4 5
2
Bila stelan relief valve ditambah, menjadi 250 kgf/cm , yang terjadi
adalah :
Karena beban membutuhkan gaya minimal sebesar 2000 kgf
untuk mengangkat beban (gambar 4), maka dibutuhkan pressure
sebesar : p = F / A = 2000 kgf : 10 cm2 = 200 kgf/cm2.
Dengan stelan relief valve lebih besar dari pressure yang
dibutuhkan (250 kgf/cm2), maka pressure pada sistem mulai
meningkat. Ketika mencapai 200 kgf/cm2 (ditandai dengan
pembacaan pressure gauge), beban mulai terangkat (gambar 5).
Saat piston mencapai langkah maksimumnya, pasokan oli dari
pompa akan terus-menerus diberikan, dan menyebabkan pressure
makin meningkat. Ketika mencapai nilai 250 kgf/cm2 relief valve
mulai membuka dan memungkinkan pasokan oli tersebut
disalurkan langsung kembali ke tangki (gambar 6).
6
Prinsip kerja relief valve kompleks
simbol skematis
Selain jenis relief valve yang dijelaskan di atas, terdapat relief Sejumlah oli akan memberikan gaya dorong pada pilot
valve yang memiliki dua nilai relief pressure, yaitu standard poppet. Bila pressure masih di bawah 320 Bar, gaya yang
dan boost. Relief valve seperti ini digunakan pada hydraulic dihasilkan oli masih lebih kecil dibanding gaya yang diberikan
excavator Volvo, dimana relief pressure standarnya adalah spring C sehingga saat ini pilot poppet masih tertutup. Oli
320 Bar dan boost relief pressure-nya mencapai 350 Bar. yang masuk di ruang sebelah kiri dari main poppet akan
Seperti terlihat pada gambar, relief valve dihubungkan dengan memberikan gaya dorong main poppet ke sebelah kanan dan
cara yang sama, dimana hubungan dengan output pompa oli yang berada di sebelah kanan main poppet akan
terdapat di sebelah kanan (warna merah) dan hubungan memberikan gaya dorong ke arah kiri, namun karena dari
dengan tangki diberi warna biru. Terdapat lubang pada main sebelah kiri dibantu oleh spring 3, maka main poppet masih
poppet A yang memungkinkan pressure bekerja pada Pilot tertekan ke arah kanan (saluran hubungan antara output
poppet (katup jarum). Main poppet A ditahan oleh spring 3 pompa dengan tangki masih tertutup).
sedangkan pilot poppet oleh spring C. Spring C duduk pada
piston D.
Prinsip kerja relief valve kompleks (2)
Pada saat pressure di dalam sistem mencapai 320 Bar,
pressure oli telah dapat menghasilkan gaya dorong yang lebih
besar dari spring C, hingga pilot poppet terdorong ke kiri. Saat
ini oli dari ruang di sebelah kiri main poppet akan di-drain ke
tangki lewat saluran 4, menyebabkan gaya dorong oli dari
sebelah kiri main poppet hilang. Gaya dorong yan dihasilkan
oli dari sebelah kanan (sistem) lebih besar dari gaya spring 3
hingga main poppet akhirnya membuka hubungan antara
keluaran pompa dengan tangki. Saat ini sejumlah besar oli
didrain ke tangki untuk mempertahankan pressure tetap pada
320 Bar.
Namun bila diberikan sejumlah gaya dorong oleh oli dari sisi
Py ( pilot signal :ON) maka piston D akan terdorong ke arah
kanan, menyebabkan spring C mengkerut sehingga
dibutuhkan gaya dorong yang lebih besar untuk membuka
pilot poppet. Besarnya gaya dorong tersebut dihasilkan oleh
pressure yang mencapai 350 Bar. Selanjutnya prinsip kerja
pembukaan main poppet adalah sama dengan penjelasan di
atas namun dengan pressure yang lebih tinggi.
Dengan sistem seperti ini dapat dperoleh dua pressure
maksimum pada sistem hidrolik yang sama. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan gaya rengkuh (breaking force) yang lebih
besar pada kondisi-kondisi tertentu ( seperti menetak batuan
keras). Proses peningkatan pressure maksimum ini hanya
berlangsung beberapa saat saja (9 detik), untuk mencegah
kelelahan material yang lebih dini.
Control valve
Control valve merupakan komponen sistem hidrolik yang
berfungsi untuk mengontrol aliran hidrolik pada sistem
secara parsial (sebagian) atau keseluruhan,
1. Pengaturan arah aliran (flow) oli dari pompa menuju
aktuator hidrolik.
2. Pengaturan pressure maksimum pada sistem.
3. Fungsi-fungsi regenerasi (pemanfaatan flow
pengembalian oli).
4. Fungsi pengamanan beban kejut (shock dan kavitasi).
Step 2 : Naik. Pada posisi ini oli hasil pemompaan akan disalurkan menuju
positive side (piston side) silinder, dan oli pada sisi negative side (rod side) akan
dialirkan kembali ke tangki.
Step 3 : Turun. Pada posisi ini hasil pemompaan akan disalurkan menuju
negative side (rod side) silinder, dan oli dari positive side (piston side) akan
dialirkan kembali ke tangki.
Control valve disusun dari control valve spool, spring, spring Bagian dari spool dengan diameter kecil digunakan sebagai
holder dan control valve housing. Control valve spool bagian penyaluran oli ( oil passage) sedangkan bagian spool
meluncur dengan halus di dalam control valve housing, dengan diameter besar digunakan untuk penyekatan oli (oil
namun tetap memiliki kerapatan yang baik. sealing).Pada saat spool meluncur di dalam housing, terjadi
Pada gambar diperlihatkan posisi spool dalam keadaan netral, perubahan hubungan antara saluran-saluran (passages)
terletak pada tengah-tengah housing karena dorongan dari yang menimbulkan perubahan aliran distribusi oli dari pompa
spring dan spring holder. Menggunakan spring tunggal namun menuju silinder kerja. Gambar di atas menunjukkan control
dapat bekerja ganda (bolak-balik). Spring ini berfungsi untuk valve pada posisi netral.
mengembalikan spool ke posisi netral setelah suatu kerja
dilakukan.
Prinsip kerja control valve (2)
Pada gambar diperlihatkan saat lubang B mendapat pressure Pada saat yang sama, negative side dari silinder kerja
dari pilot valve. Pressure tersebut menghasilkan gaya dorong terhubung dengan tangki melalui saluran di dalam control
terhadap spool untuk bergerak ke kiri melawan gaya spring valve housing. Oli dari negative side akan di-drain ke tangki.
dengan bantuan spring holder B. Pada saat ini saluran oli dari Pada saat lubang B mendapat pressure dari pilot valve,
pompa terhubung dengan positive side dari silinder kerja, lubang A terhubung dengan pilot valve yang dalam keadaan
menyebabkan oli disuplaikan untuk menggerakkan piston ke netral dan terhubung dengan tangki.
arah kanan.
Prinsip kerja control valve (3)
Pada gambar di atas, tekanan oli dari pilot valve disalurkan Disamping itu positive side terhubung dengan tangki melalui
melalui lubang A dan lubang B terhubung dengan tangki, saluran-saluran di dalam control valve. Oli dari positive side
hingga spool bergerak ke kanan melawan spring. Saat ini di-drain ke tangki.
spring terdorong ke arah housing oleh spring holder A.
Bersamaan dengan itu, saluran output pompa terhubung
dengan negative side dari silinder kerja, menyebabkan oli
akan mengalir masuk ke silinder dan menyebabkan piston
bergerak ke kiri dan piston rod masuk (retract).
Holding Valve
1 2
Holding valve berguna untuk mengurangi penurunan piston Pada gambar terlihat, valve B ditahan oleh sebuah spring B
rod akibat kebocoran internal (internal leak) pada spool saat yang kuat yang menahannya tetap menutup jalur
lengan kerja mendapat beban secara statis. pengembalian oli dari positive side. Terdapat orifice yang
Valve spool dengan valve housing didesain agar valve spool memungkinkan sebagian oli yang memiliki pressure masuk
dapat bergerak dengan lancar. Konsekuensinya adalah masih ke sisi ruang B. Karena gaya yang terbentuk oleh pressure
terdapat celah (clearance) yang memungkinkan oli dari silinder bekerja di kedua sisi valve B, ditambah gaya dari spring B,
akan kembali ke tangki walau control valve pada posisi netral menyebabkan valve akan tetap tertutup, mencegah aliran oli
(menutup)(gambar 1). Hal ini disebabkan karera bobot dari keluar dari positive side silinder.
lengan kerja serta muatan pada bucket yang memberikan Pada gambar 2, saat control valve dibuka untuk menurunkan
pressure terhadap oli untuk kembali ke tangki. posisi piston, sebagian oli akan mengalir menuju ruang A,
Efeknya, piston rod akan turun perlahan-lahan dan posisi dari menekan valve A melawan spring A. Saat ini oli yang ada di
lengan kerja akan berubah. Untuk mengurangi kondisi seperti ruang B akan di-drain ke tangki, hingga yang menahan valve
ini, diberikan hambatan yang lebih besar bagi oli untuk B hanyalah spring B. Karena gaya yang terbangkit oleh
kembali ke tangki pada posisi control valve netral. pressure oli lebih kuat, maka valve B akan membuka dan
Pada dasanya holding valve dipasang menyatu dengan memungkinkan oli dari positive side dikembalikan ke tangki
control valve, namun ditempatkan setelah control valve spool. (gambar 3 dan 4)
Holding Valve (2)
3 4
Valve A tetap dipertahankan terbuka selama piston di dalam
silinder bergerak turun, untuk memungkinkan oli dari negative
side di-drain ke tangki.
Regeneration
Regeneration adalah suatu kerja yang memungkinkan Pada sistem tersebut, jalur kembali ke tangki dari positive
pemanfaatan aliran oli yang keluar dari salah satu sisi silinder side diberi back pressure check valve, yang berfungsi
kerja, yang akan kembali ke tangki untuk disalurkan ke sisi memberikan hambatan aliran bagi oli. Di bagian dalam dari
silinder yang lain, yang tujuannya mempercepat gerakan dari control valve spool terdapat sebuah check valve yang akan
piston, tanpa harus mengandalkan flow sepenuhnya dari membuka hubungan jalur antara jalur kembali dengan jalur
pompa. Kerja ini hanya dimungkinkan saat silinder kerja tenaga yang akan menuju negative side.
dalam keadaan tidak berbeban, agar proses atau siklus kerja Namun apabila saat silinder boom bergerak turun mendapat
hidrolik lebih efisien waktu. hambatan gerak, maka pressure akan meningkat pada sisi
Pada gambar 1 di atas, silinder boom menggunakan fungsi negative side, menyebabkan check valve ditahan tertutup
regeneration pada posisi lowering-nya. Karena posisi lowering oleh pressure tersebut, dan regenerasi tidak berfungsi.
(menurunkan) tidak membutuhkan tenaga yang besar (lengan
akan turun dengan bebannya sendiri).
Prinsip Regenerasi
Berikut ini adalah gambar yang disederhanakan untuk Karena back pressure check valve menggunakan spring yang
menjelaskan fungsi regenerasi. Pada gambar terdapat dua lebih kuat dibandingkan spring check valve di dalam spool,
buah check valve. Saat control valve terbuka untuk maka check valve di dalam spool akan membuka lebih dulu,
menurunkan lengan kerja, oli dari pompa akan mengalir hingga oli dari positive side akan ikut mengalir menuju
menuju negatie side dari silinder. Saat ini oli dari positive side negative side dan bergabung bersama flow oli dari pompa.
akan tertekan keluar dari silinder dan akan membuka back Dengan cara ini gerakan turun dari lengan menjadi lebih
pressure check valve. cepat karena tidak mengandalkan sepenuhnya flow dari
pompa. Sebagian oli akan tetap mengalir kembali ke tangki.
Bila gerakan lengan kerja terhenti akibat faktor eksternal,
terjadi kenaikan pressure di negative side dari silinder, yang
menyebabkan check valve di dalam spool tidak dapat
membuka hingga regenerasi tidak berfungsi.
Servo / pilot Valve
Servo / pilot valve berfungsi mengendalikan kerja dari control valve menggunakan
pressure dan flow oli hidrolik yang relatif lebih kecil. Dengan cara ini, desain dari
valve lebih sederhana dan relatif kecil hingga pengendalian kerja dari sistem
hidrolik menjadi lebih ringan dan lincah.
Servo/pilot valve pada umumnya dihubungkan dengan handle atau joystick (gambar
2) yang diletakkan di ruang kabin untuk menambah kelincahan operasi. Dilayani
oleh sirkuit terpisah dari sirkuit utama (main system) dengan sebuah pompa pilot
(charge pump/servo pump/pilot pump). Konstruksi dari servo/pilot pump dapat dilihat
pada gambar 1.
Pada Wheel loader Volvo, handle dilengkapi dengan elektromagnet yang dapat
menahan handle pada posisi tertentu hingga pilot valve akan membuka selama
periode tertentu ( fungsi boom kick-out ).
Pada gambar 3, diperlihatkan skema dari pilot valve yang digunakan di loader.
Terlihat bahwa penerusan gerakan dari handle ke valve melalui spring (tidak terjadi
kontak langsung). Pada umumnya flow oli hidrolik dari servo / pilot valve
digambarkan sebagai garis terputus-putus.
2 3
Prinsip kerja servo/pilot valve
1 2 3
Berikut ini adalah prinsip kerja dari pilot valve yang digunakan Pressure akan disalurkan hingga spool akan terangkat
di Wheel loader dan excavator Volvo. melawan dorongan spring dan pada saat itu control valve
Handle (tidak digambarkan) akan menekan piston A ke arah mengaktifkan fungsi hidrolik tertentu. Saat ini terjadi kenaikan
dalam. Piston A ditahan oleh spring A terhadap housing. pressure oli di sepanjang jalur tersebut. Kenaikan pressure ini
Sedangkan piston B ditahan oleh spring B terhadap piston A. menyebabkan piston B akan terangkat melawan spring B
Pada piston B terdapat lubang (orifice) yang dalam keadaan hingga lubang tertutup oleh housing dan mencapai
netral akan menghubungkan ruang pada control valve keseimbangan dengan gaya pada spring spool. Flow dari
(disederhanakan) dengan tangki. Berarti selama handle pada pompa terhenti dan spool control valve berhenti bergerak naik
posisi netral tidak terdapat pressure yang bekerja pada spool (gambar 3).
control valve hingga spool akan berada pada posisi bawah
(terdorong oleh spring).
Pada gambar 2, handle digerakkan hingga piston A tertekan
ke bawah melawan spring A. Tekanan tersebut diteruskan ke
piston B akibat dorongan spring B. Saat ini lubang (orifice)
pada piston B akan menghubungkan output pilot pump
dengan ruangan di bawah spool control valve.
Prinsip kerja servo/pilot valve (2)
4 5 6
Bila handle ditekan lebih jauh (gambar 5), piston A akan Berikutnya terjadi kenaikan pressure di sepanjang lintasan
kembali bergerak turun dan meneruskan tekanannya ke piston yang terbentuk. Pressure tersebut bekerja di semua bidang
B melalui spring B. Saat ini lubang pada piston B akan kembali dan menimbulkan gaya dorong pada piston B ke atas. Saat
menghubungkan output pompa dengan ruangan di bawah besarnya gaya yang terbangkit pada piston B (p x A(piston B))
spool control valve. Saat ini spool akan terdorong ke atas dengan gaya yang terbangkit pada spool (p x A(penampang spool))
melawan spring lebih jauh. sama, aliran menuju spool terhenti karena lubang kembali
tertutup oleh housing (gambar 6).
Dengan kemampuannya seperti ini, maka pembukaan dari
spool dapat dikontrol secara proporsional dari pilot valve.
Silinder kerja (working cylinder)
Silinder kerja berguna untuk mengubah flow oli hidrolik
menjadi gerakan mekanis berupa gerak translasional. Gerak
mekanis ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti
boom, arm, bucket, steering, lock dan lain-lain.
Silinder kerja terdiri dari piston, piston rod, piston seal dan
silinder. Silinder kerja memiliki dua ruang yang disekat oleh
piston dan piston seal. Sisi dimana terdapat piston rod
disebut negative side atau rod side, dan sisi dimana tidak
terdapat piston rod disebut positive side. Positive side
selalu digunakan untuk aplikasi dimana dibutuhkan gaya yang
lebih besar, sedangkan negative side hanya digunakan untuk
pengembalian. Hal ini disebabkan luas penampang efektif
pada positive side lebih besar dibandingkan negative side,
karena dikurangi luas penampang yang dipasangkan piston
rod.
Silinder kerja (working cylinder)(2)
Piston rod dan permukaan sebelah dalam dari silinder dilapisi
chrome untuk memperhalus gerakan meluncurnya serta
meningkatkan ketahanan aus pada permukaan dan seal serta
suhu tinggi.
Terdapat empat posisi penyekat (seal) pada silinder kerja : Untuk penyekat statis, pada umumnya menggunakan O-ring
a. Seal antara piston rod dengan cylinder cap, berfungsi yang terbuat dari karet dan untuk penyekat dinamis
mencegah kebocoran oli keluar dan mengikis kotoran menggunakan ring kompresi Chevron (yang tahan pressure
yang melekat pada piston rod (penyekat dinamis). tinggi).
b. Seal antara cylinder cap dengan barrel, berfungsi Stopper ring berguna untuk membatasi panjang rod yang
mencegah kebocoran oli antara piston cap dengan keluar pada stroke maksimum agar ketahanan rod terhadap
barrel (penyekat statis). gaya menyamping tetap terjaga.
c. Seal antara piston dengan barrel, berfungsi mencegah
kebocoran antara kedua sisi piston (positive dan
negative side) mellaui celah antara piston dengan
barrel (penyekat dinamis).
d. Seal antara piston dengan piston rod, berfungsi
mencegah kebocoran antara kedua sisi piston
(positivedan negative side) melalui celah antara piston
dengan rod-nya (penyekat statis).
Hydraulic Motor
Hydraulic motor berguna untuk mengubah flow hidrolik Untuk memperbesar torsi yang dihasilkan, drive shaft
menjadi gerak berputar. Menggunakan prinsip yang hampir dihubungkan dengan planetary gear assembly dua tahap
sama dengan hydraulic pump; menggunakan serangkaian hingga terjadi reduksi putaran dan pelipatgandaan torsi.
piston dan swash plate untuk mengubah displacement-nya.
Dengan kemampuan ini, hydraulic motor dapat diatur kecepatan
putarannya, serta momen puntir yang dihasilkannya. Hydraulic
motor untuk menggerakkan unit excavator dilengkapi dengan
parking brake yang akan aktif setiap saat motor berhenti
berputar (control valve posisi netral).
Prinsip kerja hydraulic motor
Rumus :
Fpiston = (p x A)
F efektif = Fpiston x sin α
Dan :
M = Fefektif x r
Dimana :
Fpiston : gaya yang dihasilkan oleh oli
hidrolik.
p : pressure sistem hidrolik
A : luas penampang piston
Fefektif : besarnya gaya efektif yang
berguna memutarkan shaft
Sin α : faktor kemiringan swash plate
M : momen puntir
r : Jarak antara sumbu piston dengan
sumbu shaft
Pada gambar di atas, control valve di sisi kanan (tidak Di sisi yang lain, yaitu sisi negatif aau rod side dari silinder,
digambarkan) dalam keadaan netral,dimana hubungan antara ruangan membesar dan terjadi kevakuman. Karena pressure
ruang-ruang silinder terputus dengan pompa dan tangki. di dalam silinder pada sisi rod side lebih rendah dari pressure
Disini shock valve dan anti-cavitation valve digunakan di dalam angki, memungkinkan oli dari tangki terhisap masuk
berpasangan. ke dalam silinder melalui anti-cavitation valve. Anti-caitation
Pada gambar di sebelah kanan, saat piston mendapat gaya valve ditopang oleh spring yang lemah, sehingga tidak
dari luar ke arah bawah, terjadi kenaikan pressure pada oli di dibutuhkan perbedaan pressure yang tinggi untuk
sisi positif yang lebih tinggi dari tekanan maksimum sistem. membukanya.
Agar sistem tidak rusak, sebagian oli dibiarkan kembali ke
tangki dengan membukanya shock valve, kenaikan pressure
dicegah dengan me-release sebagian volume oli ke tangki.
Prinsip kerja shock dan anti-cavitation valve (2)
Begitu pula bila rod piston tertarik keluar. Saat ini ruangan Pada sisi positif atau piston side, terjadi kevakuman karena
pada sisi negatif atau rod side mengalami kenaikan pressure ruangan yang ditempati oli membesar, hingga pressure di
yang lebih tinggi dari pressure maksimum sistem hidrolik. dalam silinder lebih rendah dibandingkan pressure di tangki.
Pada saat ini shock valve akan membuka dan membiarkan Kemudian anti-cavitation valve membuka dan membiarkan
sebagian oli kembali ke tangki untuk mencegah kenaikan sejumlah oli masuk ke dalam silinder untuk mencegah
pressure yang berlebihan. terjadinya kavitasi.
Prinsip kerja Shock Valve kompleks