Anda di halaman 1dari 6

“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa.
Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang
siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat
seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking
menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa
petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah.
Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang
membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga
kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

1. Watak tokoh Karjan dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

A. Mudah pasrah

B. Mudah mengalah

C. Mudah menangis

D. Mudah putus asa

E. Mudah menyerah

1. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Nyonya notaris sudah kesal menunggu Salamah di dekat mobilnya.
“Lama sekali kau! Kami kesal menunggumu, Bik!” hardik nyonya itu.
“Maaf, Nya,” jawab Salamah dengan tersengal-sengal. Peluhnya bercucuran membasahi badan.
Alangkah beratnya terigu ini. Terigu yang nanti akan diolah oleh ibu notaris itu jadi kue-kue lezat.
Salamah yang menggendong terigunya, dengan tersengal-sengal nafasnya, tak akan ikut menikmatinya.
“Ayuh. Taruh di bagasi belakang. seperti keong jalanmu. Kau malas begitu tak usahlah kau bekerja.
Pekerjaan apaan. Aku bisa pilih yang muda-muda.”

Watak tokoh nyonya notaris pada kutipan cerpen di atas adalah ...
A. lemah lembut
B. keras
C. penyabar
D. baik hati

2. Bacalah penggalan cerpen berikut!


Alangkah pedih hati Salamah. Marni sebenarnya ingin meminta sesuatu kepadanya. Tapi takut. Takut
mengundang amarahnya. Tapi tidak sayangku, bisik Salamah dalam hati. Kau terlalu baik anakku. Kau
tidak melawan jika aku tidak memberimu uang.... Kau tidak minta apa-apa karena kau tahu betul betapa
ibumu ini melarat. Melarat sekali. Kau tidak pernah merengek minta dibelikan mainan. Anakku, ini yang
membuat aku begitu terenyuh kepadamu. Kau begitu tabah menghadapi hidup kita yang sengsara ini,
Marni...

Watak tokoh Marni pada penggelan cerpen di atas adalah ...


A. sabar dan tabah
B. setia dan taat
C. taat penuh perhatian
D. baik dan mulia

3. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya berapa harga sandal jepit bekas itu.
“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak acuh.
Hatinya semakin teriris. Sedangkan Marni memandang sandal itu dengan mata berkilat-kilat. Alangkah
sedihnya hati Salamah.
“Seratus rupiah, Bang,” tawarnya.
Tukang loak itu tak menjawab, cuma menggelengkan kepalanya. Congkaknya orang itu. Salamah tak
segera beranjak dari tempatnya.

Watak tokoh tukang loak berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ...
A. acuh tak acuh
B. peduli
C. perhatian
D. penuh iba

4. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Salamah tak kuasa membendung tangisnya. Ia pelan-pelan bangkit, lalu merebahkan badannya ke tikar.
Ya Allah, biarkan aku menangis. Biarkan aku mati asalkan Marni, si anak manis itu mendapatkan
RahmatMu ya Tuhan...
Watak tokoh Salamah pada kutipan cerpen di atas adalah ...
A. suka menangis
B. rela berkorban
C. pasrah

D. cengeng

5. Bacalah kutipan cerpen berikut!


“Nadia...Nadia!!” Hampir lima menit Nina memanggil-manggil nama Nadia, tapi tak ada sahutan
sama sekali. Nina semakin penasaran dibuatnya.

Dengan langkah layu. Nina pun kembali melaju di atas sepedanya yang berwarna kuning tersebut.
Sekilas tampak Nina menghapus cairan bening yang menetes di sela-sela matanya. Hanya dalam
hitungan menit, Nina pun terlihat dengan senyum cerianya lagi.

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, Nina memiliki sifat


A. cepat marah
B. cepat mengeluh
C. mudah ceria
D. cepat putus asa

1. Sebentar itu juga kelihatanlah seorang gadis remaja naik tangga. Mukanya yang riang bersinar-sinar di
bawah alisnya yang tebal lagi hitam. Rambutnya yang panjang berjalin dan terjuntai ke belakang
sampai ke bawah pinggangnya, tersembul ujungnya yang berikat dengan kain taf di bawah selendang
sutera, yang menutupi kepalanya dan kedua belah telinganya. Sebelah ujung selendang yang benwarna
merah dan bersulamkan benang sutera biru laut pinggirnya itu, terjuntai di sisinya. Warna selendang
itu membayang ke mukanya, sehingga semakin berseri-seri parasnya. Ia berpayung sutera jepun,
berbaju kurung daripada kain satin, berkain pekalongan dan berselop beludru yang bersulamkan
manik-manik dan benang emas.
Dikutip dari Salah PiIih Karya Nur Sultan Iskandar

Watak tokoh gadis dalam kutipan novel tersebut adalah….

1. rajin dan pemberani


2. lembut dan periang
3. manja dan periang
4. lembut dan manja
5. pemberani dan periang
Pembahasan: Watak lembut, tetapi periang tokoh gadis terlihat pada pilihan kata mata bersinar, alis
tebal, wajah bundar kemerahan, rambut yang panjang, warna dan bahan pakaiannya.

1. Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!


“Baik. Itu tandanya bahwa kawan-kawanmu menghormatimu. Barangkali karena kau termasuk anak
yang pandai di kelas. Atau karena mereka tidak atau belum memperhatikan hal itu. Biasanya kanak-
kanak cepat mengetahui kekurangan-kekurangan orang lain. Tetapi mereka juga cepat melihat
mana-mana yang patut disenangi maupun dibenci.”
Padang Ilalang di Belakang Rumah, Nh. Dini

Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….

1. keadaan sekeliling
2. keadaan di luar pelaku
3. jalan pikiran dan perasaan
4. reaksi pelaku
5. bentuk lahir

Pembahasan: Pelukisan reaksi tokoh lain mi terlihat dan kalimat Barangkali karena kau termasuk
anak yang pandai di kelas.

1. Meskipun demikian bagi Kanjat pribadi rasa berutang kepada masyarakat penyadap adalah sebuah
kejujuran yang mungkin unik tetapi terus mengepung jiwa. Utang itu makin disadari mengalir sampai
ke pembuluh darah yang terhalus dan terus berbisik minta diperhitungkan setidaknya secara moral.
Kanjat merasa dirinya selalu diburu.
Bekisar Merah oleh Ahmad Tohari

Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….

1. keadaan sekeliling
2. keadaan di luar pelaku
3. jalan pikiran dan perasaan
4. reaksi pelaku
5. bentuk lahir

Pembahasan: Pelukisan jalan pikiran dan perasaan itu terlihat dan kalimat .. . sebuah kejujuran . . .
terus mengepung jiwa dan Kanjat merasa dirinya selalu diburu.

1. Aku memandang kepada mereka tanpa keinginan menggabungkan diri. Hatiku iba.Tiada kepastian apa
yang hendak kuperbuat. Kulihat banyak kerabat serta kenalan. Di tengah-tengah mereka kulihat pula
seorang anak muda berumur belasan tahun. Badannya ramping dan tegap. Keseluruhannya
menjanjikannya tampang laki-laki cakap di kemudian hari. Tidak jauh dari pemuda itu berdiri seorang
gadis kecil. Rambutnya panjang coklat, terurai. Secarik pita putih melingkar di atas kepalanya,
langsung ke belakang kuping. Bergantian keduanya berciuman dengan orang-orang sekeliling,
berbicara maupun menjawab. Sejenak mataku tergantung pada wajah gadis tersebut.
Keberangkatan oleh Nh. Dini
Melalui penggalan cerpen tersebut dapat diketahui bahwa pengarang melukiskan perwatakan
dengan cara pelukisaan….

1. jalan pikiran
2. perasaan
3. reaksi pelaku
4. bentuk lahir
5. keadaan sekeliling

Pembahasan: Penggalan cerpen tersebut menggunakan pelukisan watak bentuk lahir tokoh, yaitu
badannya ramping dan tegap serta rambutnya panjang coklat terurai.

1. Bacalah penggalan novel di bawah ini!

Barangkahi waktu itu mereka beranggapan bahwa aku perlu dihibur. Karena aku baru pindah ke
mari sesudah keretakan mahligai harapanku dengan Monang.

Ah, Monang.

Namamu begitu gemilang, artinya “kemenangan”. Tetapi dalam pembinaan cinta kita, kau begitu
kalah. Dan menyeretku ke dalam jurang kekalahanmu. Namun aku tak membencimu. Tak pernah,
Monang. Karena kutahu bahwa yang paling menderita akibat kekalahanmu sendiri tak lain dari kau.

Raumanen oleh Marianne Katoppo

Perwatakan dalam penggalan novel tersebut dilukiskan dengan cara pelukisan….

1. jalan pikiran dan perasaan


2. bentuk lahir
3. reaksi pelaku
4. keadaan sekeliling
5. keadaan di luar pelaku
Pembahasan: Penggalan novel tersebut menggunakan pelukisan watak melalui reaksi pelaku
terhadap peristiwa atau masalah yang sedang dihadapinya. Walaupun hubungan cintanya dengan
Monang gagal, pelaku (Raumanen) tidak merasa benci terhadap Monang.
Lalu sesudah training itu, ia bercerita kepadaku bahwa selama melatihkan drama ia gres bisa di
rumah sesudah jam dua malam, sedangkan pagi ia sudah meninggalkan rumah sekitar jam delapan.

“Seorang pun di antara teman-teman tidak lah ada yang mau berkorban ibarat aku,” katanya.

“Aku juga tidak akan mau pulang larut malam ibarat itu jika saya turut dalam drama itu,” katanya.

“Meski pertunjukan drama bisa gagal?” sindirnya.

“Iya, saya tidur peduli dengan itu,” kataku lagi.

Watak tokoh “aku” dalam teks tersebut yaitu ....


A. pekerja keras
B. pencemas
C. kejam
D. egois

Dian dan Dani sedang terlibat perbincangan yang serius di kantin. “Proposal acara sosial kemarin
disimpan siapa ya?” tanya Dani. Dian yang ditanya menyampaikan tidak tahu. Mendengar
tanggapan itu Dani semakin emosi. “Kamu kan sekretaris OSIS. Ini tugasmu,” kata Dani bunyi keras.

Watak tokoh Dian yaitu ...


A. tak acuh
B. peduli
C. tegas
D. sabar

Siput dengan yakin menerima tantangan sang Kelinci untuk adu lari. Kelinci tertawa
terbahak-bahak mendengar siput menerima tantangannya. “Benarkah? Engkau pelari
terlambat sedunia, mau saja menerima tantangan mustahilku.” Guman Kelinci dalam hati.
Siput segera mengumpulkan teman-temanya, ia meminta semua temannya untuk
segera bersiap di sepanjang jalur adu lari, dari titik awal sampai garis akhir. Siput tak sabar
ingin segera memberi pelajaran bagi keangkuhan Kelinci.

1. Watak sang Kelinci menurut cerita tersebut adalah . . .


A. pandai
B. pintar
C. jago lari
D. angkuh

2. Watak Sang Siput dalam cerita tersebut yang tepat adalah . . .


A. bodoh
B. pandai
C. cerdik
D. pemalas

Anda mungkin juga menyukai