PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh
oleh mahasiswa S-1 Program Studi teknik mesin, Fakultas Teknik dan sains,
Universitas Nasional (UNAS) Jakarta. Kegiatan tersebut diharapkan menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang dunia industri diharapkan mahasiswa dapat
menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan,
sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap dan
mampu untuk berkompetisi nantinya ketika memasuki dunia kerja. Selain maksud
di atas mata kuliah kerja praktek menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap
mahasiswa untuk mengenal kondisi lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan
antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan aplikasi praktis
di dunia kerja.
1. Mengenal lebih jauh tentang bidang yang sesuai dengan mata kuliah
yang dipelajari di program studi Teknik Mesin Universitas Nasional
dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Mesin
Universitas Nasional dengan penerapannya di dunia industri,
khususnya di PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO
MONITORING .
2. Melakukan analisis kontrol pada saat pembongkaran liquid.
3. Menganalisis penyebab terjadi loss.
D. Batasan Masalah
TINJAUAN UMUM
1991
Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991 dengan misi awal
membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang
modal dan peralatan ke Indonesia. Didukung kantor cabang di 22
negara, Surveyor Indonesia menjalankan fungsi Preshipment Inspection (PSI)
dengan melakukan pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf internasional.
1997
Dengan berakhirnya penugasan PSI, sejak April 1997, Surveyor Indonesia
telah merumuskan misi sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Kami
memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan teknis, survei, pengkajian,
penilaian pengawasan, auditing serta konsultansi.
1998
PTSI melakukan sejumlah diversifikasi produk jasa berbasis survey, verifikasi,
monitoring dan konsultansi.
2008
PTSI melakukan re-focusing pada bisnis yang sudah dijalankan dengan
mengoptimalkan kekuatan sebagai independent assurance.
2010
PTSI membentuk 6 Unit Bisnis Strategis dengan mengembangkan kompetensi
karyawan terkait.
2015
Penguatan pada empat sektor bisnis, yaitu Penguatan Institusi Kelembagaan,
Infrastruktur, Mineral dan Batubara, Migas dan Sistem Pembangkit.
2016
PTSI meluncurkan tagline baru: Your Trusted Partner for Assurance.
Pasar yang di layani mencakup berbagai bidang jasa termasuk industri, pemerintah,
pengembangan wilayah, minyak dan gas bumi, mineral, sistem dan sertifikasi, lingkungan,
pertanian serta manajemen outsourcing.
CARGO
MONITORING
KORDINATOR KORDINATOR
WILAYAH WILAYAH
KORDINATOR
WILAYAH
LEADER
SURVEYOR
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
DIREKTUR
CARGO
MONITORING
KORDINATOR KORDINATOR
WILAYAH TIMUR WILAYAH BARAT
KORDINATOR
WILAYAH SULAWESI
LEADER
KENDARI
SURVEYOR
a. TONAGE
b. GRT
Adalah isi dari sebuah kapal dikurangi isi sejumlah ruangan tertentu
yang berfungsi sebagai ruangan untuk keamanan kapal. Ruangan-ruangan
tersebut disebut juga sebagai ruangan yang dikecualikan (Exempted spaces)
atau ruangan-ruangan yang dikurangi ( deducted spaces).Jadi isi kotor sebuah
kapal dapat diartikan juga sebagai isi sebuah kapal dikurangi dengan ruangan-
ruangan yang dikecualikan seperti :
Double bottom (dasar berganda), Fore peack tank (tangki ceruk depan)
After Peak Tank (tangki ceruk belakang), shelter deck, galley (dapur).
Bridge, Master Office, ruangan kosong diatas kamar mesin dll.
Besarnya isi kotor tertera didalam sertifikat kapal tersebut, dan isi
kotor ini merupakan jumlah dari :
lsi ruangan dibawah geladak ukur atau geladak tonge/geladak jalan terus
yang paling atas ( upper mast continuously deck).
lsi ruangan/tempat antara geladak kedua dan geladak atas.
lsi ruangan yang tertutup secara permanent pada geladak atas atau
geladak diatasnya.
lsi dari ambang palka (0.5 % dari Brt kapal).
lsi atau volume ruangan dibawah geladak ukur mengandung
pengertian volume dari ruangan yang dibatasi oleh :
lsi bersih dari sebuah kapal diperoleh dari isi koto,' ( GRT ) dikurangi dengan
isi sejumlah ruangan yang berfungsi tidak dapat dikapai untuk mengangkut
barang dagangan scpcrti :
Cara pengurangan volume ruang kamar mesin dari gross ton untuk
mendapatkan nett Oil disesuaikan dengan besarnya ruangan kamar mesin
tersebut. Perhitungan-perhitungan mengenai hal ini diatur didalam DANUBE
RULE.
d. DISPLACEMENT
Displacement sebuah kapal yang terapung di atas air ialah berat air
yang dipindahkan olch kapal itu.dengan demikian isi tolak sebuah kapal sama
dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama dengan berat seluruh kapal
beserta isinya.
lsi tolak merupakan jumlah dari :
untuk menghitung volume kapal yang terapung di air laut, dapat menggunakan
rumus :
VOLUME = L x B x D x Cb.
L = panjang kapal
B = lebar kapal
D = dalam kapal sarat kapaI
Cb = block coefficient.
1 long ton = 1016 kg = 2240 Ibs.
Bj air laut = 1,025.
Cb berkisar antara 0.65 - 0.68, 1 kaki kubik air laut = 64 Ibs. Jadi 1 long ton air
laut volumenya = 2240 / 64 kaki kubik =35 cubic feet.
Displacement dapat dilihat pada skala isi tolak sarat rata-rala kapal tertentu
(mean draft).
CARGO DWT
Adalah berat muatan yang darat diangkut oleh kapal itu. Dengan kata
lain cargo DWT merupakan bobot mati dikurangi bahan bakar, air tawar,
gudang dan inventaris tidak tetap.
STOWAGE FACTOR
Adalah jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan ( Iinggi depan
haluan kapal) sampai titik terbelakang dari buritan kapal,diukur sejajar
lunas.jarak ini merupakan jarak terpanjang dari sebuah kapal yang gunanya
sangat penting untuk memperkirakan panjang dermaga.
Adalah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis
tegak belakang.
Garis tegak depan (forward perpendicular) ialah sebuah garis khayal
yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal dengan linggi
haluan
Garis tegak belakang ( after perpendicular) adalah sebuah garis khayal
yang biasanya lerletak pada lengah-tengah cagak kemudi atau bagian
belakang dari poros kemudi.
Panjang sepanjang garis tegak diukur sejajar lunas dan merupakan
panjang lambung bebas ( free board ).
Adalah jarak melintang dari suatu titik terjauh disebelah kiri sampai
ke titik terjauh disebelah kakan badan kapal, diukur pada lebar terbesar dan
sejajar lunas. Dalam hal ini kulit dihitung lebar ekstrem yang merupakan lebar
kapal terbesar dan terdaftar (registered breadth).
SARAT KAPAL
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air.
Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai geladak lambung
bebas atau garis deck.
DEPTH (Dalam )
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai
ke titik di geladak lambung bebas tersebut.
F. METODE PENGUKURAN
Cara outage pada tangki darat dipakai pada kondisi sebagai berikut :
Tank Table kapal dibuat untnk system UIIage maka hasil pengukuran
Ullage dapat langsung dibaca pada Tank Table kapal untuk mendapatkan jumlah
volume minyak. Turunkan pita ukur/bandulan dari reference point sampai
bandulannya terendam/masuk ke dalam minyak.
G. Persiapan Pengukuran
Persiapan data
Berdasarkan tank ticket diperoleh data sebagai berikut :
i. PENGUKURAN TANGKI DARAT
Stock tangki
1.tinggi cairan 10.100 mm
2.tinggi air bebas 876 mm
3.suhu minyak di tangki 45 c
ii. DATA LABORATORIUM
1. OBSERVED DENSITY 0,8242
2. SUHU CONTOH 43 c
3. % volume S &W 0,34 %
iii. DATA KALIBRASI TANGKI
1. Tinggi meja ukur 23 mm
2. temperatur kalibrasi 52 C
3. Koefisien muai 0.0000348
4. Faktor muai tangki 1 + 0.0000348 (11 -12 )
Volume minyak di tangki
a. Dalam satuan liter 15 c
b. Dalam satuan barrel 60 F
c. Dalam satuan metric ton
d. Dalam satuan long ton
3. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
1. Persiapkan data-data untuk keperluan perhitungan periksa kebenarannya
seperti :
o Tinggi cairan ( minyak + Air )
o Tinggi air bebas
o Temperatur cairan di dalam tanki
o Temperature sample ..
o Density observed
o S&W minyak dalam didalam tanki
2. Persiapkan tabel
o Table tangki yang sudah disahkan oleh Dinas Metrologi
Masih berlaku/belum kadaluarsa
Temperatur ketika dikalibrasi ...
Tinggi meja ukur
Rumus koefisien muai tangki
Kejelasan angka-angka
o Table ASTM yang dianjurkan oleh Pertamina yaitu Table ASTM D. 1250-
IP.200.
o Lakukan perhitungan sebagai berikut :
Langkah 1.
Tentukan tinggi cairan (minyak+air bebas) setelah dikoreksi dengan
tinggi meja ukur.
Tentukan volume cairan dan volume air bebas setelah dilakukan
koreksi koefisien muai tangki dan meja ukur
Langkah 2
Tentukan Density 15 C
Tentukan VCF
Tentukan Volume Liter 15 C
Tentukan koreksi S&W.
Tentukan Volume Barrel 60 F
Tentukan Metrik Ton
Tentukan Long Tong
1 Nama Kapal MT. "JOHN CAINE" MT. "JOHN CAINE" MT. "JOHN CAINE"
2 Last Port Tuban (Loading) Tuban (Loading) Tuban (Loading)
3 Next Port Tuban Tuban Tuban
4 Distance from last port 480 Mil 480 Mil 480 Mil
5 BOSV 18-Apr-2017 13:38 18-Apr-2017 13:38 18-Apr-2017 13:38
6 EOSV 20-Apr-2017 09:18 20-Apr-2017 09:18 20-Apr-2017 09:18
7 Proses (Loading / ROB / Unloading) Unloading Unloading Unloading
8 Hidrokarbon Prem ium Solar Pertam ax
9 Mulai 28-Apr-2017 07:42 28-Apr-2017 05:36 29-Apr-2017 05:00
10 Selesai 29-Apr-2017 20:30 29-Apr-2017 00:42 29-Apr-2017 10:48
11 Density @ 15°C 0,7312 0,8528 0,7381
12 Single / Multi Port Single Port Single Port Single Port
Figures :
13 B/L Figure KL Obs 7.623,715 8.478,132 2.407,472
KL @ 15°C 7.494,125 8.369,410 2.371,076
Bbls @ 60°F 47.168,022 52.668,707 14.923,552
L/T 5.398,571 6.798,580 1.720,216
M/T 5.485,218 6.907,697 1.747,825
14 Ship Figure AL KL Obs 7.625,356 8.469,562 2.410,630
KL @ 15°C 7.481,466 8.353,799 2.368,612
Bbls @ 60°F 47.088,344 52.570,455 14.908,041
L/T 5.296,878 6.916,110 1.717,954
M/T 5.381,892 7.027,114 1.745,527
15 Different R 1 KL Obs 1,641 0,02% -8,570 -0,10% 3,158 0,13%
KL @ 15°C -12,659 -0,17% -15,611 -0,19% -2,464 -0,10%
Bbls @ 60°F -79,678 -0,17% -98,252 -0,19% -15,511 -0,10%
L/T -101,693 -1,88% 117,530 1,73% -2,262 -0,13%
M/T -103,326 -1,88% 119,417 1,73% -2,298 -0,13%
1. Dari hasil survey di atas di ketahui nama kapal yaiu MT.JOHN CAINE
melakukan Kegiatan bongkar (Unloading) di TBBM PLUMPANG Dengan
jumlah mulatan 3 Gren atau 3 jenis minyak yaitu Premium,solar dan
pertamax yang mana cargo tersebut Dimuat dari Port tuman dengan jarak
480 mil dengan waktu tempu kurang lebih 2 hari.
2. Di Loading Port atau pelabuhan muat di dapatkan angka yang terterah pada
gambar diatas pada kolom 13 dan 14 yaitu B/L Figure dan ship figure
AL.Dapat di jabarkan dengan rumus R1 yaitu:
AL − BL
R1 = 𝑋 100%
𝐵𝐿
47.088,344 − 47.168,022
R1 = 𝑋 100%
47.168,022
= 0,17%
Sehingga di dapat angka pada R1 pada Loading Port tuban sebesar -0,17 %
Bbls @ 60 F melebihi toleransih yang telah di tetapkan pada perusahaan
yaitu -0,15 % Bbls @ 60 F dengan adanya angka selesih tersebut maka harus
di adakan pengecekan ulang terhadap tangki darat dan tangki kapal,setelah
di adakan pengecekan dan tidak di temukan adanya penyimpanan cargo
yang melebihi toleransih tersebut maka harus di buatkan beritah acara dari
hasil pengecekan tersebut,dari hasil analisah yang dilakukan pada dischar
Port atu pelabuhan Bongkar dengan angka selisih R1 tersebut dapat di
simpulkan bahwah selesih muatan tersebut terjadi akibat adanya perbedaan
suhu antar tangki darat dengan tangki kapal yang sangat singnifikan atu
dapat dinyatakan selisiih tersebut adalah angka semuh atau loss semuh.
47.111,938 − 47.088,344
𝑅2 = 𝑋 100%
47.168,022
= 0,05 %
SFAR − SFBD
𝑅3 = 𝑋 100%
𝐵𝐿
47.080,142 − 47.111,938
𝑅3 = 𝑋 100%
47.168,022
= 0,07 %
Dari hasil perhitungan diatas dapatkan hasil bongkaran dengan angka 0,07
% Bbls yang artinya angka tersebut masuk dalam toleransih,dan jika angka
tersebut melebihi toleransi yang telah di tetapkan maka akan di lakukan
pengecekan ulang pada tangki darat dan pada kapal yang melakukan
pembongkaran sehingga dapat di temukan penyebab adanya selisih
bongkaran dengan angka yang diterima.
5. Kolom 20 pada gambar diatas merupakan merupakan Different R4 yaitu
seleih muatan yang di terimah pada palabuhan bongkar dengan muatan yang
di serahkan pada pelabuhan muat dengan rumus sebagi berikut:
SFAR − BL
𝑅4 = 𝑋 100 %
𝐵𝐿
47.080,142 − 47.168,022
𝑅4 = 𝑋 100 %
47.168,022
= -0.19 %
Dari angkah yang didapatkan diatas yaitu -0,19 % Bbls dengan angka
tersebut yang melebihi toleransih yang telah di tetapkan maka harus
diadakan pemeriksaan ulang pada tangki darat dan kapal,dan pengecekan
ulang seluruh dokumen di loading port sebelumnya,dari hasil pengecekan
pada dokumen telah di dapatkan bahwa angka -0,19 % Bbls tersebut telah
loss sebelumya di loading port dengan adanya perbedaan suhu atau
temperatur sebagiaman yang telah di jelaskan di atas pada point 1,jadi di
dapat kesimpulan bahwah tidak terdapat penyimpanan atau penyelindupan
di tangki darat atau tangki kapal karen penyebab loss tersebut telah terjadi
di pelabuhan muat (Loading Port) sehingga kapal di bebaskan keluar atau
berlayar kembali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penyebab LOSS secara justifikasi bisa disebabkan alat yang
digunakan untuk pengukuran dimainkan oleh pihak kapal,atau stabilitas pada saat
loading juga dimainkan oleh pihak kapal itu sendiri dan juga kebocoran pada saat
pembongkaran
B. Saran