Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA PT PLN

(PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DENGAN


MENGGUNAKAN APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP
DATA KONTRAK UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

LAPORAN SKRIPSI

Oleh

CHANDRA ERICK MANAEK P. LUMBAN GAOL 2101755471


INOS ANANTA SEMBIRING 2101755774
KELAS/KELOMPOK DGEA

Business Management Program


BINUS Online Learning
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2019

i
APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pada
Jurusan Business Management
Program Studi Management
Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh
CHANDRA ERICK MANAEK P. LUMBAN GAOL 2101755471
INOS ANANTA SEMBIRING 2101755774
KELAS DGEA BINUS ONLINE LEARNING

Business Management Program


BINUS Online Learning
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2019

ii
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Pernyataan Kesiapan Skripsi untuk Sidang Skripsi

Pernyataan Penyusunan Skripsi


Kami, Chandra Erick Manaek Pandapotan Lumban Gaol
Inos Ananta Sembiring

dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:


APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

adalah benar hasil karya kami dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
sebagian atau seluruhnya, atas nama kami atau pihak lain.

Inos Ananta Sembiring Chandra Erick M. P. L. Gaol


2101755774 2101755471

Disetujui oleh Pembimbing


Saya setuju Skripsi tersebut layak diajukan untuk Sidang Skripsi

Dr. Sevenpri Candra, S.Kom, MM.


D3468

iii
APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

SKRIPSI

Disusun oleh

Inos Ananta Sembiring Chandra Erick M. P. L. Gaol


2101755774 2101755471

Disetujui oleh :
Pembimbing

Dr. Sevenpri Candra, S.Kom, MM.


D3468

Ketua Jurusan

Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M.


D2200

Universitas Bina Nusantara


Jakarta
2019

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama : Chandra Erick Manaek Pandapotan Lumban Gaol
NIM : 2101755471
Dan
Nama : Inos Ananta Sembiring
NIM : 2101755774
Judul Skripsi : Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan Arsip Data Kontrak Untuk
Meningkatkan Kinerja Pengadaan Barang Dan Jasa PT PLN
(Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan Dalam Pengambilan
Keputusan Manajemen
Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk menyimpan,
memperbanyak, dan menyebarluaskan Skripsi karya saya, secara keseluruhan atau
hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format tercetak dan atau
elektronik.

Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk


menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di
masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi.

Jakarta, 08 April 2019

Inos Ananta Sembiring Chandra Erick M. P. L. Gaol


2101755774 2101755471

v
SURAT KETERANGAN
NOMOR : ………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dian Herizal
Perusahaan : PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan
Alamat : Jl. Sisingamangaraja No. 11 KM 4 Batunadua,
Padangsidimpuan, Sumatera Utara
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Chandra Erick Manaek Pandapotan Lumban Gaol
NIM : 2101755471
Jurusan : Strata 1 Business Management
Dan
Nama : Inos Ananta Sembiring
NIM : 2101755774
Jurusan : Strata 1 Business Management
Benar telah melakukan Survei Skripsi di bagian Pelaksana Pengadaan, sejak tanggal
11 Februari 2019 s.d. 05 April 2019 di PT PLN (Persero) UP3
Padangsidimpuandengan judul :
“Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan Arsip Data Kontrak Untuk Meningkatkan
Kinerja Pengadaan Barang Dan Jasa PT PLN (Persero) UIWSU UP3
Padangsidimpuan Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen”
sebagai syarat untuk kelulusan Skripsi pada Jurusan Business Manajemen di
Universitas Bina Nusantara.
Demikianlah surat pemberitahuan ini agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan
sebagaimana mestinya.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Manajer
PT PLN (Persero)
UP3 Padangsidimpuan

Dian Herizal
7907031Z

vi
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
School Of Business Management
Jurusan Business Management
Skripsi Sarjana Strata 1
Semester Genap 2018/2019

APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK


UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

CHANDRA ERICK MANAEK P. LUMBAN GAOL 2101755471


INOS ANANTA SEMBIRING 2101755774
KELAS DGEA BINUS ONLINE LEARNING

ABSTRAK
Proses pengadaan barang dan jasa PT PLN (Persero) melalui siklus beberapa
fungsi manajemen yang turut serta dalam melaksanakan administrasi, dari
perencanaan anggaran, perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan, dan
terbentuklah kontrak kerja sehingga dapat dilaksanakan pengadaan barang dan jasa
yang merupakan Key Performance Indicator (KPI) Investasi Perusahaan terhadap
penyerapan anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Monitoring anggaran dan
realisasi kontrak dalam proses bisnis perusahaan pada pengadaan barang dan jasa
dilakukan pemantauan dengan informasi yang akurat dan tepat.
Untuk memperoleh kinerja penyerapan anggaran investasi perusahaan melalui
proses pengadaan barang dan jasa harus dilakukan operational excellence pada
informasi yang disediakan dengan teknologi informasi dengan pelaporan dan arsip
data kontrak yang dapat diakses online intranet dengan aplikasi berbasis website di
jaringan PT PLN (Persero). Aplikasi ini membantu dalam akurasi laporan dan
penyimpanan arsip data pada pengadaan barang dan jasa sebagai tools manajemen
pada fungsi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, pengawasan berupa aplikasi
dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) dan kontrak kinerja penyerapan
anggaran investasi serta menjalankan proses bisnis perusahaan dengan anggaran
operasi.(C.E.M.P.L.G & I.A.S.)

Kata Kunci :Laporan, Arsip Data, Efisiensi, Perencanaan, Pengawasan, Sistem

vii
ABSTRACT

The process of procurement of goods and services of PT PLN (Persero) through a


cycle of several management functions that participate in carrying out
administration, from budget planning, procurement planning, procurement, and
work contract formation so that goods and services can be procured as Key
Performance Indicators (KPIs). ) The Company's investment in the absorption of
the planned budget. Monitoring the budget and contract realization in the company's
business processes in the procurement of goods and services is monitored with
accurate and accurate information.
To obtain the performance of the absorption of the company's investment budget
through the process of procurement of goods and services operational excellence
must be carried out on information provided with information technology with
reporting and contract data archives that can be accessed online intranet with
website-based applications in the PT PLN (Persero) network. This application helps
in the accuracy of reports and data file storage in the procurement of goods and
services as management tools in the functions of planning, directing, organizing,
monitoring in the form of achieving Key Performance Indicators (KPIs) and
performance contract absorption of investment budgets and running the company's
business processes with budget operation. (C.E.M.P.L.G & I.A.S.)

Keywords: Reports, Data Archives, Efficiency, Planning, Monitoring, Systems


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat waktu.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., selaku Rektor Universitas
BinaNusantara.
2. Agus Putranto, S.Kom., M.T., M.Sc., selaku Dekan Fakultas School of
Business Management.
3. Dr. Engkos Achmad Kuncoro, SE, M.M., selaku Kepala Jurusan
Management.
4. Yuli Eni, S.E.,S.Kom., M.M, selaku Dosen Business Statistics and Research
Methodology.
5. Dr. Sevenpri Candra, S.Kom., M.M., selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, nasehat, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat
penyelesaian skripsi.
6. Seluruh anggota keluarga dan teman teman yang memberikan dukungan dan
mendorong proses pengerjaan skripsi.
7. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya
untukmembantu penelitian peneliti.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,
Perusahaan, mahasiswa Universtas Bina Nusantara sebagai pembaca.

Padangsidimpuan, 08 April 2019

Penulis :

Inos Ananta Sembiring Chandra Erick M. P. L. Gaol

ix
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perusahaan pada umumnya berusaha bertumbuh kembang melalui kinerja
yang dicapai menuju visi dan misi perusahaan dalam jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Kinerja perusahaan adalah hasil dari kegiatan
manajemen. Parameter yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan di mana informasi
keuangan diambil dari laporan keuangan atau laporan keuangan lainnya.
Sehubungan dengan itu, pengukuran kinerja keuangan telah dilakukan oleh
Rhoades et al. (2002), dan Chaganti Damanpour (1991); Slovin dan Sushka (1993).
Penilaian kinerja bertujuan untuk menentukan efektivitas operasi perusahaan. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan. Kaplan dan
Atkinson (1998: 551), kinerja non-keuangan, mengukur kinerja dengan
menggunakan satuan pengukuran non-keuangan. Informasi yang digunakan dalam
mengukur kinerja keuangan adalah informasi keuangan, akuntansi manajemen
informasi, dan informasi akuntansi keuangan seperti laba sebelum pajak, laba atas
investasi, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja, Healy
(1995) menyatakan bahwapengukuran kinerja didasarkan pada kinerja pasar. Hal
ini, menurut dia, memiliki beberapa kelemahan seperti jumlah kejadian yang tidak
terkontrol. Ketidakpastian menyebabkan risiko harga pasar dan ini juga dapat
menyebabkan kondisi tak terkendali dan ini, pada gilirannya, memberikan umpan
balik yang tidak valid pada kualitas dan sejauh yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan manajemen. Selain itu, penggunaan kinerja internal juga memiliki
kelemahan sebagai dasar pengukuran. Sebaliknya, kinerja internal manajemen
dapat dikendalikan sehingga manipulasi dasar pengukuran yang mungkin
dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja :
a. Efektifitas dan efisiensi

1
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan
bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efisien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam
suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi
kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai
dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam
organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku
(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.
Kinerja perusahaan di BUMN berawal dari kinerja pemerintah. Kinerja
pemerintah didefenisikan sebagai hasil dari kegiatan dan program pemerintah yang
hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur (PP Nomor 8
Tahun 2006). Menurut Nordiawan (2010) kinerja pemerintah tidak bisa
dilihat hanya dari sisi input dan output tetapi juga dari sisi outcome, manfaat dan
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah mempunyai visi dan misi mendorong kemajuan negeri,
khususnya diberikan mandat kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
melistriki Indonesia dari perkotaan sampai ke pedesaan. Ini merupakan kinerja
perusahaan BUMN yang tepatnya ditujukan kepada PT PLN (Persero). Visi
Pemerintah Indonesia 2014-2019 adalah 35.000 Megawatt.
Gambar 1.1. Program Listrik Pemerintah 35.000 Megawatt

Gambar 1
Sumber : tirto.id
Program Pemerintah 35.000 Megawatt mendorong PT PLN (Persero)
meningkatkan pertumbuhan rasio elektrifikasi di Indonesia. Dengan membangun
pembangkit listrik, gardu induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Untuk
itu diperlukan peran PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan melaksanakan
pengadaan barang dan jasa dengan operational excellence memanfaatkan teknologi
informasi untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan di bagian jaringan distribusi dan kelangsungan proses bisnis
dalam menjalankan visi dan misi perusahaan.
Pengadaan barang dan jasa PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan telah
melaksanakan kinerja dengan pencapaian yang optimal. Namun, dalam keteknisan
teknologi informasi masih ditemukan beberapa masalah akurasi laporan monitoring
penyerapan investasi dengan rekonsiliasi laporan pengadaan barang dan jasa terjadi
selisih atau perbedaan, kontrak kinerja unit pada penyerapan SKKI tidak dengan
data akurat, jumlah kontrak yang terealiasi, penyajian entri data kontrak pada AMK
(Aplikasi Manajemen Kontrak), dan masalah pendistribusian data kontrak sebagai
Key Performance Indicator (KPI) Pelaksana Pengadaan. KPIdan kontrak kinerja
unittersebut dapat terlihat pada gambarsasaran kinerja pegawai pada SIMKP
(Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai)dan kontrak kinerja unit yang
disepakati oleh General Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera
Utara dengan Manajer PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan pada awal tahun
2018adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Kontrak Kinerja PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan

Sumber : PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan

Gambar 1.2. Sasaran Kinerja SIMKP Pejabat Pelaksana Pengadaan


Sumber : Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai PT PLN (Persero)

Gambar 1.3. Sasaran Kinerja SIMKP Staf Pelaksana Pengadaan

Sumber : Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai PT PLN (Persero)

Ini menjadi pokok permasalahan yang dihadapi. Sehingga penulis


melakukan analisis masalah untuk perbaikan pada Skripsidengan judul “Analisis
Kinerja Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan
Arsip Data Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen” yang menghasilkan pencapaian akurasi laporan monitoring
penyerapan investasi dan laporan pengadaan barang dan jasa baik dan benar.
Berdasarkan masalah di atas maka dilakukan Root Cause (RC) detil dan
spesifik dengan hasil sesuai gambar 1.4. sebagai berikut :
Gambar 1.4. Root Cause Dengan Uraian Singkat

Sumber : Hasil Forum Group DiscussionPengadaan Barang Dan Jasa


Gambar 1.5. Root Cause Dengan Uraian Detil

Sumber : Hasil Forum Group Discussion Pengadaan Barang Dan Jasa


Gambar 1.6. Forum Group Discussion (FGD) Pengadaan Barang Dan Jasa

Sumber : Dokumentasi Forum Group Discussion

Dari Forum Group DiscussionPengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan

diperoleh ide penyelesaian masalah agar birokrasi administrasi Pengadaan Barang

Dan Jasa tidak selisih berupaperbaikan alur birokrasi administrasi dengan benar

sesuai aturan tanpa ada meniadakan/prosedur-prosedur penyampaian administrasi

rencana pengadaan sesuai dengan ringkasan hasil FGD dibawah ini.

Gambar 1.7. Ringkasan Hasil FGD

Sumber : Dokumentasi Forum Group Discussion


Gambar 1.8. Notulen FGD

Sumber : Dokumentasi Notulen Rapat Forum Group Discussion

Dari deskripsi yang diuraikan pada latar belakang ini, dilakukan solusi

sementara untuk penyelesaian masalah yang dihadapi pada Pengadaan Barang dan

Jasa dalam mengurangi selisih data laporan Perencana Pengadaan dengan laporan

Pelaksana Pengadaan adalah membenahi surat-menyurat birokrasi penyampaian

administrasi perencanaan pengadaan yang bermuara satu orang Cq. Bapak Rafiq

untuk didata kesiapan Rencana Kerja Syarat (RKS) dan rekapitulasi rencana

pengadaan.
1.2. Formulasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka formulasi masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana kinerja pengadaan barang dan jasa dapat memperoleh
pencapaian yang semakin optimal dengan menggunakan aplikasi manajemen
pelaporan dan arsip data kontrak untuk pengambil keputusan manajemen pada PT
PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan dimulai tahapan perencanaan pengadaan,
pelaksanaan pengadaan, arsip data kontrak dan arsip data pembayaran kontrak
berdasarkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Tentang Pedoman Pengadaan
barang dan jasa Nomor : 0527.K/DIR/2014 Tanggal 31Oktober 2014 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Direksi PT PLN (Persero)Nomor 0620.K/DIR/2013
Tanggal 3 Oktober 2013 Tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PTPLN
(Persero) dan Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0010.E/DIR/2016 Tanggal
24 Nopember 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN
(Persero).

1.3. Ruang Lingkup


Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini agar
tidak menyimpang dari sasaran, maka penulis memfokuskan penelitian pada
tahapan perencanaan pengadaan barang dan jasa, tahapan pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa, arsip data kontrak dan arsip data pembayaran pada aplikasi
manajemen pelaporan dan arsip data kontrak-pembayaran. Apakah sudah
memenuhi kinerja pengadaan barang dan jasa berdasarkan Peraturan Direksi PT
PLN (Persero) Tentang Pedoman Pengadaan barang dan jasa Nomor :
0527.K/DIR/2014 Tanggal 31Oktober 2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Direksi PT PLN (Persero)Nomor 0620.K/DIR/2013 Tanggal 3 Oktober 2013
Tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PTPLN (Persero) dan Edaran
Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0010.E/DIR/2016 Tanggal 24 Nopember 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero).
Kinerja pengadaan barang dan jasa yang diukur dalam penelitian ini dibatasi
pada pencapaian memenuhi Kinerja Pegawai-Perusahaan SIMKP (Sistem
Informasi Manajemen Kinerja Pegawai) dan Kontrak Kinerja Tahun 2018.

1.3.1 Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan adalah perselisihan akurasi laporan,
perbedaan data, arsip data kontrak yang harus didistribusikan dengan
segera, dan beberapa bagian pendukung sasaran kinerja pelaksana
pengadaan oleh pejabat dan staff dapat menimbulkan gangguan pada kinerja
pengadaan barang dan jasa dimulai dari perencanaan anggaran, perencanaan
pengadaan, pelaksanaan pengadaan, terbentuklah kontrak dan dilaksanakan
perjanjian oleh PT PLN (Peresro) UP3 Padangsidimpuan, serta disajikan
data kontrak pada entri Aplikasi Manajemen Kontrak (AMK), ini terlihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2.
Detail Permasalahan

Sumber : Project Assignment Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan Tabel 1.2. diatas maka dapat kita tentukan tingkat

kesulitan dan dampak yang dihasilkan dalam melaksanakan inisiatif

perbaikan pada penyelesaian permasalahan pada Pengadaan Barang dan

Jasa antara Pelaksana Pengadaan dan Pejabat Perencana Pengadaan beserta

bagian-bagian lain yang memiliki anggaran biaya dalam melaksanakan

kegiatan operasional dan investasi di PT PLN (Persero) Unit IndukWilayah

Sumatera Utara UP3 Padangsidimpuan.

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
a. Meningkatkan kinerja perencanaan pengadaan pada PT PLN (Persero)
UIWSU UP3 Padangsidimpuan kesiapan data sesuai prosedur Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa PT PLN (Persero)untuk melanjutkan proses
pelaksanaan pengadaan.
b. Meningkatkan kinerja pelaksana pengadaan pada PT PLN (Persero)
UIWSU UP3 Padangsidimpuan berjalan sesuai prosedur Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa PT PLN (Persero).
c. Pengambilan keputusan sebagai pelaporan pengadaan pada PT PLN
(Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan sebagai informasi penyajian
data untuk Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai-Perusahaan
(SIMKP).

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Manfaat Praktis
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagaiberikut:
a. Bagi manajemen PT PLN (Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan,
hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
masukanuntuk mengevaluasi kebijakan pengadaan barang dan jasa
untuk pengambilkeputusan.
b. Sebagai bahan pemantauan kontrak-kontrak dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan jadwal.
c. Sebagai penyimpan data kontrak-kontrak pengadaan barang dan jasa PT
PLN (Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan.

1.5.2. Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengembangan
literatur manajemen kinerja dalam penyerapan penggunaan pagu anggaran
operasi dan anggaran investasi. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi dan mendorong dilakukannya penelitian-
penelitiantentang manajemen kinerja proses pengadaan barang dan jasa.
Hasil penelitian ini juga diharapkanakan dapat memberikan sumbangan bagi
penelitian berikutnya.
1.6. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalampenyusunan Laporan Skripsi ini yaitu :
1.6.1. Metodologi Analisis
Analisis kinerja pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui tiga
tahapan yaitu:
a. Wawancara
Melakukan pengumpulan data dan informasi dengan cara tanya jawab
kepada pihak perusahaan dan perwakilannya, untuk mengetahui
informasi pengadaan barang dan jasa berupa perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan dan arsip data serta hasil kinerja yang dicapai pada tahun 2018
di PT PLN (Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan.
1. Wawancara Tidak Terstruktur di Perencanaan
Semua data para wakil pengguna berupa RAB, Nota Dinas
diserahkan ke bagian perencanaan agar dilakukan DRP dan
pembuatan RKS untuk pemeriksaan sebelum dilaksakan proses
pengadaan barang dan jasa karena ditemukan banyak perencanaan
pengadaan tidak lengkap perihal analisa harga satuan, spesifikasi,
gambar, kerangka acuan kerja (KAK).
b. Observasi
Penelitian dilakukan dengan berkunjung ke perusahaan untuk
memperoleh data tentang aplikasi yang sedang berjalan, peralatan yang
digunakan, dan proses yang terjadi pada Pengadaan Barang Dan Jasa pada
tahun 2018 di PT PLN (Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan.
Dengan MAPOLDA diperhatikan ada banyak bisa dimonitor dalam
proses siklus pengadaan barang dan jasa dari perencanaan pengadaan dan
pelaksanaan pengadaan serta arsip data kontrak untuk manajemen kontrak.
c. Analisis
Setelah diperoleh data-data yang valid mengenai Pengadaan Barang
Dan Jasa yang ada pada tahun 2018 di PT PLN (Persero) UIWSU UP3
Padangsidimpuan, data dapat dianalisis secara langsung mengenai keadaan
kinerja Pengadaan Barang Dan Jasa untuk mendapat data terhadap keadaan
dan fakta yang ada.
1.7. Sistematika Penulisan
Rancangan sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari 5 (lima)
bagian utama dengan rincian sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan,
memuat latar belakang pengambilan tema penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
b. Bab II Landasan Teori,
memuat landasan teoritis dan kajian terhadap peneliti terdahulu yang
berkaitan dengan pemenang pengadaan barang dan jasa PT PLN
(Persero) UIWSU UP3 Padangsidimpuan, serta model
penelitian/kerangka penelitian.
c. Bab III Metode Penelitian,
terdiri dari desain penelitian, metoda pengumpulan data, metoda
penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian dan metoda
analisis data.
d. Bab IV Hasil Dan Bahasan,
menampilkan deskripsi data, pengolahan data menggunakan Aplikasi
Manajemen Pelaporan Dan Arsip Data Kontrak, serta pembahasan.
e. BabVSimpulandanSaran,
memberikan ringkasan hasil penelitian serta hal-hal yang perlu
dilaksanakan di masa mendatang demi perbaikan.

1.8. State of The Art


Pada state of the art ini, diambil beberapa contoh penelitian terdahulu
sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan yang
nantinya akan menjadi acuan dan perbandingan dalam melakukan
penelitian ini. Dalam state of the art ini terdapat 5 jurnal, 3 merupakan
jurnal nasional dan 2 lainnya merupakan jurnal internasional.

Tabel 1.2. Jurnal Internasional Pertama


Judul Penelitian A Model To Measure E-Procurement Impacts On
Organizational Performance
Peneliti Francesco Gardenal
Tahun 2013
Lokasi Publik Pemerintahan Regional Lombardia, Italia
Variabel yang terkait Model Virtual Birokrasi, E-Procurement, Key
Performance Indicator (KPI)
Hasil Temuan Menerapkan Model Virtual Birokrasi untuk mengukur
kinerja KPI pada E-Procurement sesuai prinsip-
prinsip pengadaan barang dan jasa.
Persamaan Mengendalikan siklus pengadaan barang dan jasa
dalam pencapaian penyerapan Anggaran dan data
terkontrak sesuai Key Performance Indicator (KPI)

Tabel 1.3. Jurnal Internasional Kedua


Judul Penelitian Emerging Electronic Procurement In Russia’s
Regional Governments
Peneliti William K. McHenry, Denis Pryamonosov

Tahun 2010
Lokasi Publik Procurement Pemerintahan Rusia
Variabel yang terkait E-Procurement, Kinerja Terkontrak
Hasil Temuan Benchmarking E-Procurement dalam pencapaian
Kinerja Terkontrak di Pemerintahan Rusia diberbagai
kebutuhan.
Persamaan Pemantauan kinerja Tools Procurement dalam
pencapaian penyerapan Anggaran dan data terkontrak
sesuai Key Performance Indicator (KPI)

Tabel 1.4. Jurnal Internasional Ketiga


Judul Penelitian The Relationship Between Contract Administration
Problems And Contract Type
Peneliti Bill Davison, Richard J. Sebastian

Tahun 2009
Lokasi The National Institute Of Governmental Purchasing,
Inc.(NIGP)
Variabel yang terkait Tipe Kontrak, Tipe Masalah, Tipe Kontrak, Tipe
Resiko
Hasil Temuan Pengkategorian Tipe Masalah Pada Pengadaan
Barang Dan Jasa berdasarkan tipe Kontrak serta
hubungan terjadi masalah pada setiap tipe kontrak.
Persamaan Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
pengadaan barang dan jasa pada setiap proses
manajemen kontrak/perjanjian.

Tabel 1.5. Jurnal Internasional Keempat


Judul Penelitian Decision-Making Criteria In Tactical Make-Or-Buy
Issues: An Empirical Analysis
Peneliti Socrates John Moschuris
Tahun 2015
Lokasi Department of Industrial Management and
Technology, University of Piraeus, Piraeus, Greece
Variabel yang terkait Criteria, Data, Making Decision
Hasil Temuan Ini mengembangkan penilaian yang lebih tepat dari
dampak setiap make-or-buy kriteria pengambilan
keputusan dan menyelidiki hubungan antara dampak
ini dan angka variabel independen.
Persamaan Teknik dalam pengambilan keputusan pada proses
pengadaan barang dan jasa.

Tabel 1.6. Jurnal Nasional Pertama


Judul Penelitian Peran E-Catalogue Dalam Proses Pengadaan
Elektronik
Peneliti Dian Endianingsih

Tahun 2015
Lokasi LKPP Pemerintahan Indonesia
Variabel yang terkait E-Katalog, E-Procurement. Penjual, Pembeli
Hasil Temuan Sistem berisi informasi harga, spesifikasi barang dan
jasa yang disampaikan penjual kepada pembeli.
Persamaan Penyajian informasi mempermudah pencapaian
pelaksanaan manajemen kontrak pada pengadaan
barang dan jasa.

Tabel 1.7. Jurnal Nasional Kedua


Judul Penelitian Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Pengadaan Barang Dan Jasa
Peneliti Susi Ardiani, Evada Dewata, Sandrayati, Meilinda Mila
Afsari
Tahun 2017
Lokasi PT Semen Baturaja Tbk Palembang
Variabel yang terkait Transparency, Accountability, Responsibility,
Independency, Fairness
Hasil Temuan Penerapan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa
dalam pencapaian kinerja pengadaan barang dan jasa.
Persamaan Prinsip-prinsip yang dilaksanakan sesuai dengan
aturan dalam pedoman pengadaan barang dan jasa PT
PLN (Persero) untuk mencapai kinerja pengadaan
barang dan jasa.

Tabel 1.8. Jurnal Nasional Ketiga


Judul Penelitian Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam
E-Commerce dan M-Commerce
Peneliti Boy Firmansyah

Tahun 2018
Lokasi Studi Online E-Commerce dan M-Commerce
Variabel yang terkait B2B, B2C, B2G, C2C, Pengadan Barang Dan Jasa
Hasil Temuan Kemudahan menggunakan Tools Aplikasi Online
dalam proses Pengadaan Barang Dan Jasa.
Persamaan Penggunaan Aplikasi dengan berjejaring dapat
mempermudah pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengadaan
Istilah pengadaan secara khusus mengacu pada kegiatan penyediaan
barang/jasa pada institusi atau instansi pemerintahan, yang pelaksanaannya
dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Bagi
perusahaan, pengadaan barang merupakan kegiatan yang penting dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.Pengadaan barang/jasa
menduduki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena merupakan
sarana penggunaan anggaran dalam jumlah signifikan guna mendapatkan barang,
jasa, dan pekerjaan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan misi organisasi. Menurut
Moch. Mizanul Achlaq (2011) tugas dari bagian pengadaan barang adalah
menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan
terkirim tepat waktu.
Menurut Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad (2008) pengadaan
barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang
dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat,
keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas.

2.1.1. Dasar Hukum


Pertimbangan menetapkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor:
0527.K/DIR/2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direksi Nomor:
0620.K/DIR/2013 Tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PT PLN
(Persero), dan Edaran Direksi Nomor : 0010.E/DIR/2016 Tentang Petunjuk Teknis
Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero).

2.1.2. Struktur Pengadaan


Sesuai dengan praktek manajemen yang baik dan sistem pengendalian
internal yang baik, dalam suatuorganisasi perlu ada struktur organisasi yang
memisahkan fungsi, memberikan wewenang/otorisasi, tugas, dan tanggung jawab
yang baik, serta staf yang profesional dan kompeten sesuai dengan tanggung
jawabnya.
Oleh karena itu struktur organisasi pengadaan di PLN dirancang untuk
menerapkan sistem pengendalian internal yang baik, dengan memisahkan fungsi,
wewenang/otorisasi, tugas dan tanggung jawab, dalam beberapa pihak, sesuai
proses bisnis pengadaan yang baik dan mencakup keseluruhan siklus daur hidup,
yang diwakili dalam beberapa pihak sesuai gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Gambaran Umum Peran Para Pihak Dalam Pengadaan Proyek

Sumber : Perdir Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)


Gambaran di atas merupakan gambaran umum dalam suatu proyek
pembangunan (investasi) di PLN, seperti pembangunan pembangkit dengan EPC
atau konstruksi transimisi atau distribusi. Gambaran di atas dapat disesuaikan
dengan jenis pengadaan lain yang mempunyai kekhasan tersendiri.
Tahapan sesuai gambaran di atas berjalan tidak saja secara berurutan, tetapi
juga ada overlaps antaratahap yang satu dengan yang lainnya, dan memperlihatkan
bahwa koordinasi dan komunikasi antara para pihak yang terlibat dalam pengadaan
di PLN harus berjalan dengan baik.
Berdasarkan gambaran umum di atas, maka secara umum dalam organisasi
pengadaan yang sesuaikategori strategis di Kantor Pusat dan Unit Induk, maka ada
beberapa pihak yang terlibat dalampengadaan.Untuk pekerjaan yang berada dalam
kategori lainnya, maka organisasi disesuaikan dengan tetap memelihara prinsip
pembagian tugas dan wewenang.
2.1.3 Siklus Pengadaan Secara Umum
Pengadaan adalah “seluruh proses akuisisi dari pihak lain (termasuk aspek
logistik) dan mencakupbarang, jasa, dan pekerjaan. Proses ini mencakup seluruh
daur hidup (life cycle) sejak konsep awal dan penentuan kebutuhan, hingga ke akhir
masa manfaat aset atau akhir kontrak jasa".
Gambar 2.2. Siklus Pengadaan Secara Umum

Sumber : Perdir Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)

2.1.4. Perencanaan Pengadaan


Perencanaan Strategi Pengadaan dilakukan secara periodik sesuai siklus
perencanaan PLN, baik dalam satu tahun kalender atau gabungan beberapa tahun
kalender.
Gambar 2.3. Pelaksanaan Perencanaan Strategi Korporat

Sumber : Perdir Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)


Pelaksanaan Perencanaan Strategi Pengadaan Korporat ini dilakukan
meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Melakukan kajian atas tugas dan strategi PLN secara korporat.
b. Melakukan kajian atas portofolio pengadaan PLN (kategori dan
standardisasi barang dan jasa diPLN, seperti energi primer, material
distribusi utama, material transmisi utama, dan sebagainya).
c. Melakukan kajian atas kapabilitas dan organisasi pengadaan di PLN.
d. Melakukan Riset Pasar dan penyusunan DPT.
e. Melakukan identifikasi tujuan dan strategi pengadaan korporat PLN
sesuai portofolio pengadaanPLN.
f. Melakukan pengukuran kinerja atas strategi pengadaan korporat.

2.2. Pelaksana Pengadaan


Prinsip umum dalam proses pelaksanaan pengadaan adalah “level playing
field”, atau arenabermain yang sama, seperti semua calon Penyedia mendapatkan
informasi yang sama, pada saatyang sama, sehingga mereka mempunyai waktu
yang sama untuk mempersiapkan Penawaran.Oleh karena itu PLN perlu membuat
langkah-langkah yang mendorong “level playing field” tersebut.
Secara umum, proses pelaksanaan pengadaan disesuaikan dengan kondisi
yang ada, professionaljudgement dari Pejabat Pelaksana Pengadaan, mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Adanya proses Pengumuman dan Penawaran yang transparan dan adil,
baik melalui saranaelektronik e-procurement PLN, atau media lain,
seperti media massa daerah, nasional,internasional, atau undangan.
Untuk metode Pelelangan Terbatas melalui undangan, secaraprinsip
tetap perlu diumumkan di sarana elektronik e-procurement PLN.
b. Adanya sesi untuk menjawab Pertanyaan dari Calon Penyedia dan
Penjelasan (aanwijzing).Penjelasan dapat dilakukan di suatu tempat,
ataupun menggunakan sarana secara elektronik(video conference,
teleconference), yang hanya dapat dihadiri oleh calon Penyedia
yangmemenuhi syarat.
c. Adanya kepastian bahwa setiap perubahan terhadap Dokumen
Penawaran diterima olehsemua calon Penyedia yang memenuhi syarat.
d. Adanya proses Pemasukan, Penerimaan, dan Pembukaan Penawaran
yang wajar dan adil.
e. Adanya Evaluasi Penawaran yang dilakukan secara profesional. Jika
diperlukan, PejabatPelaksana Pengadaan dapat dibantu oleh tenaga ahli
baik internal maupun eksternal.
f. Jika diperlukan, dapat dilakukan Klarifikasi Penawaran kepada calon
Penyedia. Secara umumklarifikasi harus tertulis, dan jika diperlukan
dapat dilakukan pertemuan dimana Penyediamelakukan presentasi,
baik di kantor PLN atau teleconference. Tenaga ahli dapat diundang
untuk hadir dalam klarifikasi. Klarifikasi tidak mengubah substansi
atau harga dan bersifatrahasia. Untuk pengadaan kategori Strategis, jika
diperlukan dapat dilakukan site visit atauinspeksi ke Penyedia yang
memenuhi syarat.
g. Adanya proses evaluasi yang memberikan ringkasan hasil evaluasi
mana yang paling Value forMoney, untuk dikaji secara berjenjang.
h. Jika diperlukan, dapat dilakukan negosiasi, yaitu proses interaktif
diskusi antara pembeli danPenyedia mengenai syarat dan ketentuan
suatu perjanjian/kontrak. Secara umum, Negosiasidilakukan untuk
metode penawaran RFP. ITB dapat dilakukan dengan persetujuan
dariPengguna, jika terdapat kondisi seperti melampaui Pagu Anggaran,
atau ada diskon tambahanapabila ada penambahan kuantitas, atau
alasan lain.
i. Jika diperlukan, Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat melakukan
negosiasi kompetitif dengancalon Penyedia yang memberikan
penawaran terbaik dan melampaui nilai minimum kualitas(best and
final offer “BAFO). BAFO merupakan tambahan langkah setelah
keseluruhanEvaluasi untuk meningkatkan kompetisi dan value for
money. Semua calon Penyediamemenuhi syarat diundang untuk
memasukkan BAFO dan menjadi penawaran final dengan

2.3. Sarana Elektronik untuk Pelaporan Pengadaan Barang/Jasa PLNdan


Arsip Kontrak
PLN perlu memaksimalkan pemanfaatan sarana elektronik Pelaporan
pengadaan barang/jasa untuk menjadi penyimpanan basis data di PT PLN (Persero).
a. Untuk lebih meningkatkan transparansi, kecepatan, efisiensi waktu dan
biaya, akuntabilitas,proses pengadaan barang/jasa PLN.
b. Untuk memudahkan pengendalian dan pengawasan, dan
mengoptimalkan pemanfaatan material di gudang (baik material fast
moving maupun material slow moving).
c. Untuk mengoptimalkan pengelolaan database kinerja Penyedia.

2.4. Manajemen Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak


Manajemen perjanjian/kontrak adalah hal strategis yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan,eksekusi, administrasi, sampai penutupan
perjanjian/kontrak.
Tujuan manajemen perjanjian/kontrak adalah memastikan bahwa semua
pihak dalam kontrakmemenuhi kewajiban yang disepakati, secara efisien dan
efektif, dan menghasilkan keluaran bisnis dan operasional yang ditentukan dalam
perjanjian/kontrak, yang memenuhi prinsip value for money.Perjanjian/Kontrak
juga memproteksi semua pihak jika terdapat perubahan asumsi
perjanjian/kontrak.Jika perjanjian/kontrak tidak dipenuhi, maka dapat diterapkan
Denda Keterlambatan atau Kompensasi Kinerja Tidak Sesuai Perjanjian/Kontrak
(Liquidated Damages).
Manajemen perjanjian/kontrak secara esensi sama dengan manajemen
proyek, yaitu mempunyaitujuan tertentu, sumberdaya yang diperlukan, waktu
memulai dan mengakhiri, serta memerlukankoordinasi dan perencanaan semua
kegiatan, serta adanya dokumentasi dan audit trail selama proses berlangsung.
Manajemen perjanjian/kontrak harus termasuk pemantauan dan
dokumentasi dari kinerja Penyedia.Ini merupakan tanggung jawab dari Wakil
Pengguna, Direksi Pekerjaan, dan dibantu oleh PejabatPerencana Pengadaan.Para
pihak ini juga bertugas untuk memastikan bahwa semua tindakan dariPenyedia
sudah sesuai dengan perjanjian/kontrak, dan jika terdapat kebutuhan perubahan,
dapat diselesaikan dan disepakati bersama serta dituangkan dalam dokumen
perubahan perjanjian/kontrak.
2.5. Kinerja
Pada dasarnya, sebuah perusahaan atau lembaga tentu membutuhkan
karyawan sebagai tenaga kerja yang meningkatkan produk dan layanan yang
berkualitas. Mengingat karyawan dianggap merupakan bagian asset perusahaan
yangpenting dalam memberikan kontribusi kepada perusahaan untuk memperoleh
kinerja yang baik serta mampu berkompetisi. Menurut Wibowo (2007:7) kinerja
merupakanhasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi,kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
Menurut Ratundo &Sackett (2010:76) mendefinisikan kinerja adalah
kegiatan yang mencakup semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu
dan memberi kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Haryanja
(2005) yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh
pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam
organisasi. Mangkunegara (2002) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai oleh dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut
Mathis (2006:113) kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
karyawan. Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah proses
pencapaian tujuan organisasi dan hasil dari usaha sumber daya manusia itu sendiri
dalam sebuah organisasi.

2.5.1. Pengukuran Kinerja


Menurut Robertson (2002) menyatakan pengukuran kinerja merupakan
sebuah proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan
sasaranyang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber
dayadalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas, perbandingan hasil kinerja
dengan target dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Pengukuran kinerja
merupakan sesuatu yang kompleks dan merupakan tantangan besar bagi para
peneliti (Beal,2000) karena sebuah konstruk kinerja yang bersifat multidimensional
dan oleh karena itu pengukuran kinerja dengan dimensi pengukuran tunggal tidak
mampu memberikan pemahaman yang komprehensif (Bhargava et al,1994).
Sehingga pengukuran kinerja hendaknya menggunakan atau mengintegrasikan
pengukuran yang beragam (multiple measures) (Bhargava et al,1994; Venkatraman
& Ramunajam,1986). Beal (2000) mengemukakan bahwa belum ada konsensus
tentang ukuran kinerja yang paling layak dalam sebuah penelitian dan ukuran-
ukuran obyektif kinerja yang selama ini dipakai dalam banyak penelitian masih
banyak kekurangan. Untuk menngantisipasi tidak tersedianya data-data kinerja
obyektif dalam sebuah penelitian, maka dimungkinkan untuk menggunakan ukuran
subyektif, yang mendasarkan pada persepsi manajer (Beal,2000). Zahra and Das
(1993) membuktikan bahwa ukuran kinerja subyektif memiliki tingkat reliabilitas
dan validitas yang tinggi. Disamping itu penelitian Voss & Voss (2000)
menunjukkan adanya korelasi yang erat antara ukuran kinerja subyektif dan ukuran
kinerja obyektif.

2.5.2. Tujuan Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja merupakan bagian terpenting dari proses pengendalian
manajemen baik organisasi publik, instansi pemerintah, maupun swasta, tujuan
dilakukan pengukuran kinerja adalah:
a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya
d. Memberikan pertimbangan yang sistematis dalam pengambilan
keputusan pemberian reward dan punishment
e. Memotivasi karyawan

2.6. Teknik Pengambilan Keputusan


Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus
dihadapi dengan tegas.Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif
atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu
keputusan yang akan diambil.1Menurut J.Reason, Pengambilan keputusan dapat
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitifyang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia.Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
pilihanfinal. George R. Terrymenjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan
yang berlaku, antara lain :
a. Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat
subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi
membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi,
pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena
kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilankeputusan intuitif hanya diambil oleh satu
pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
b. Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah.Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.
c. Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang
cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk
mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
d. Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan denganpraktik diktatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati
permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
e. Rasional
Keputusan yang bersifat rasionalberkaitan dengan daya guna. Masalah –
masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional.Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat
objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan
optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang
diakui saat itu.
Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem
sepenuhnya untuk mengambil keputusan keputusan yang tepat yang akan
dapatmemperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan
demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai
alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik
guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan). Proses
penurunan suatu keputusan mengandung empat unsur:
1) Model : Model menunjukkan gambaran suatu masalah secara
kuantitatif atau kualitatif.
2) Kriteria : Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan
yang diamtril. Jika terdapat beberapa kriteria yang saling bertentangan,
maka pengambilan keputusan harus melalui kompromi (misalnya
menambah jasa langganan dan mengurangi persediaan, maka keputusan
mana yang diambil perlu kompromi).
3) Pembatas : Faktor-faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam
memecahkan masalah pengambilan keputusan. Misalnya dana yang
kurang tersedia.
4) Optimalisasi : Apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan
sejelasjelasnya (model), maka manajer menentukan apa yang
diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas). Pada
keadaan ini pengambil keputusan siap untuk memilih pemecahan yang
terbaik atau yang optimum.

Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan berkisar


dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat
diprogram).
Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan
keputusan.
(1). Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidak
pastian dan berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini
menetapkan rencana jangka panjang yang akan mempengaruhi
keseluruhan organisasi. Pengambilan keputusan tingkat strategis
misalnya perluasan p.0abrik, penentuan produksi, penggabungan,
penggolongan, pengeluaran modal dan sebagainya. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa strategi yang diputuskan itu berhubungan
dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan,
penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian
keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
(2) Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka
pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis
pengambilan keputusan irfi berhubungan dengan bidang-bidang seperti
perumusan anggaran, analisis ariran dana, penentuan tata ruang pabrik,
masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan
pengembangan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar
mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan
keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan
pengawasan. Jenis keputusan ini memiliki potensi yang kecil untuk
melaksanakan pengambilan keputusan terprogram. Untuk sebagian
besar aturan-aturan keputusan dalam pengambilan keputusan taktis
tidak tersusun dan tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap
kebiasaan seharihari dan peraturan yang mengatur sendiri.
(3) Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukandan output bersifat
deterministik (sifatnya menentukan). Pengambilan keputusan teknis
adalah suatu proses yang dapat menjaminbahwa tugas-tugas spesifik
dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien.
Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali
fungsi perencanaan. Pada tingkat ini pengambilan keputusan
terprogram dapat dilaksanakan. Contoh jenis pengambilan keputusan
ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses,
penentuan waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan inventaris dan
penempatan karyawan.
Suatu tingkat pengambilan keputusan yang berlainan memerlukan jenis
informasi yang berbeda pula. Para analis harus menyadari jenis-jenis
pengambilan keputusan ini di dalam sistem informasi guna memenuhi
keperluan yang berbeda-beda, karena informasi yang akan dihasilkan
tergantung kepada keperluan-keperluan ini. Perlu diperhatikan dan
dipahami secara jelas bahwa dalam prakteknya di antara berbagai
golongan pangambilan keputusan ini sering batas-batasnya kabur dan
malahan sering tumpang tindih. Walaupun garis-garis pemisahnya tidak
jelas atau kabur, namun sebagai seorang analis harus menyadari akan
adanya jenisjenis pengambilan keputusan ini dan bagaimana sistem
informasi dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berlainan,
sebab informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan tergantung
kepada kebutuhan-kebutuhan ini.

2.7. Sistem Informasi


a. Sistem
Beberapa pengertian atau definisi mengenai sistem yang diberikan oleh
para ahli sebagai bahan perbandingan antara lain sebagai berikut:
a. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung
dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat
tujuan (O’Brien dan Marakas 2009).
b. Pengertian sistem menurut Kadir (2003:54) sistem adalah
sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
c. Ackof dalam Effendy (1989:51) mengatakan bahwa sistem adalah
setiap kesatuan, secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari
bagian- bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain.
d. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:950) disebutkan
bahwa sistem mempunyai dua pengertian;
(a) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas; dan
(b) Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan
sebagainya.
Dari definisi-definisi di atas, terlihat bahwa masing-masing menekankan
bahwa sistem memakai pendekatan pada elemen atau komponen. Artinya,
bahwa sistem haruslah terdiri atas berbagai komponen/ elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
b. Informasi
Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa,
sehingga berubah bentuknya menjadi informasi. Di samping itu informasi
dapat mengurangi ketidakpastian serta mempunyai nilai dalam keputusan
karena dengan adanya informasi kita dapat memilih tindakan-tindakan
dengan resiko yang paling kecil.
Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan
pengolahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah
perusahaan yang sedang dihadapi. Dengan demikian data itu merupakan
bahan mentah yang harus diproses lebih dahulu baru kemudian dapat
digunakan Menurut Davis (2002) pengertian informasi adalah: “Data yang
telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang”.
Sedangkan pengertian informasi menurut Mc Leod (1995) adalah: “Salah
satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer, yang
pengelolaannya menggunakan peralatan komputer yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan segera.”Dari definisi
itu dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses
menjadi sebuah informasi. Jadi terdapat perbedaan antara data dengan
informasi di mana data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian
rupa hingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perubahan ini penting
untuk disadari karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa
untuk mengambil keputusan, hanya informasi mempunyai nilai, dalam arti
bahwa informasi akan memudahkan manajer untuk mengambil keputusan.
c. Sistem Informasi
Sedangkan pengertian sistem informasi yaitu, sebagai berikut:
a. Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat
didefinisikan sebagai satu sistem berbasis computer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan
yang serupa (Sutono, 2007).
b. Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware,
software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan
kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan,
mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi
dalam suatu organisasi (O’Brien dan Marakas, 2009).
c. Menurut Alter dalam Effendy (1989:11),
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur
kerja,iinformasi, orang, dan teknologi informasi yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuandalam sebuah organisasi.
d. Menurut Wilkinson, sistem informasi
adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya
(manusia, komputer) untuk mengubah masukan. Sistem informasi
memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan
segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar
organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data
yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti
dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri
merupakan fakta-faktayang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau
peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik
organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk
pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar
dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya,
yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan
keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi
yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan
produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan
bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun
dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk
mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki
arti.
Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi
yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas aktivitas yang
akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan
balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan ditahap
input berikutnya (Sutono, 2007).

2.8. Sistem Informasi Manajemen


Raymond McLeod Jr (1996:54) mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai
suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh
manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan
dalam memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Komaruddin dalam Effendy (1989:111) SIM adalah
pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif
bantuan informasi yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen.
Menurut O’Brien dan Marakas (2009) tujuan dari sistem informasi
manajemen adalah: menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam
perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen; men yediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan;
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan
tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki
akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi
kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua
tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan). Manajemen Setiap manusia dalam perjalanan hidupnya tidak
akan terlepas dari yang namanya organisasi, dan di dalam organisasi itu
dipelajarilah bagaimana cara mengelola organisasi dengan professional. Ini
menunjukan ilmu manajemen bersifat universal. Oleh karena itu, salah satu
cabang ilmu yang saat ini sangat berkembang pesat adalah ilmu manajemen.
Ilmu ini telah melakukan intervensi keberbagai bidang ilmu lain, atau paling
tidak telah menggandeng ilmu lain dalam pengembangannya. Kita kenal ada
manajemen sumber daya manusia, manajemen perbankan, manajemen
industri, manajemen keuangan, pemasaran, produksi, manajemen
perkotaan, manajemen pemerintahan, manajemen pendidikan, manajemen
sistem informasi, sistem informasi manajemen, sampai kepada manajemen
qolbu yang dikembangkan oleh Abdullah Gymnastiar. Menurut
Atmosudirdjo (1986:158), secara umum pengertian manajemen adalah
pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumber daya
yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu prapta (objective) atau tujuan-tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Siagian (1989:5) manajemen dapat didefinisikan
sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Menurut Terry dalam Manullang (2005:1) manajemen adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan
orang lain. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) manajemen
adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau
pimpinan yang bertanggungjawab atasjalannya perusahaan dan organisasi.
Dari definisi-definisi tersebut di atas, ada tiga hal penting dalam definisi-
definisi tersebut.
Pertama, ada tujuan yang hendak dicapai; kedua, tujuan yang hendak
dicapai memerlukan/membutuhkan tenaga orang lain; dan ketiga,
kegiatan/aktivitas orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi atau
dikontrol.
Komputer
Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung.
Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit
berbeda dalam mendefinisikan terminology komputer. Menurut Hamacher
computer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima
informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang
tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi. Blissmer
mengatakan bahwa, komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan
beberapa tugas sebagai berikut: menerima input, memproses inputtadi sesuai
dengan programnya, menyimpan perintah-perintah dan hasil dari
pengolahan,menyediakan output dalam bentuk informasi. Sedangan
Fuori berpendapat bahwa komputer adalah suatu pemroses data yang dapat
melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan
operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia. Pada dasarnya sebuah komputer
adalah alat yang mengolah simbol-simbol baik yang berupa angka, kode huruf,
maupun kombinasinya. Simbol-simbol dimasukkan oleh manusia kedalam
komputer melalui alat input, yang mengolahnya melalui cara tertentu, yang dapa
tdibedakan menjadi cara analog dan digital.Sistem komputer merupakan kombinasi
dari komponen-komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
komunikasi, sumber daya (manusia dan informasi) dan prosedurprosedur
pemrosesan. Kelima komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan bekerja
sendiri. Karena hardware tidak dapat memproses penggajian misalnya, tanpa
adanya program perangkat lunak, demikian pula sebaliknya perangkat lunak atau
program komputer yang memuat instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh
perangkat keras itulah yang melengkapi tugastugas yang diperlukan. Manusia dan
Komputer Pada awalnya dalam konsep sistem informasi tradisional, manusia
merupakan komponen utama dalam mengolah
data menjadi informasi. Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan
menghasilkan keluaran adalah terbatas.Dunia menyediakan lebih banyak masukan
daripada yang dapat diterima oleh sistem pengolah manusia. Manusia mengurangi
masukan ini sampai batas jumlah yang dapat diatasi melalui suatu proses
penyaringan atau seleksi. Digunakannya computer dalam sebuah Sistem Informasi
menutupi kekurangan-kekurangan manusia dalam melakukan pengelolaan data
menjadi informasi. Pemakaian komputer memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya adalah;
(1)Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi;
(2) Efisiensi Sumber Daya Manusia; dan
(3) Kemudahan Berinteraksi dengan Penggunanya (Wahyono, 2003).

2.9. Kearsipan
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kearsipan disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah:
a. “Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara
dan Badanbadan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan;
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta
dan/atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan” Berdasar pada pasal tersebut diketahui, bahwapemerintah
Republik Indonesia tidak hanya memperhatikan arsip pemerintah tetapi juga
arsip yang tercipta karena adanya kegiatan administrasi di lembaga swasta
bahkan arsip milik perorangan. Pasal 2 Undang-undang tersebut juga
mengatur tentang fungsi arsip dinamis dan statis.
Adapun rincian dari penjelasan arsip dinamis menjadi arsip dinamis aktif
dan inaktif diuraikan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 34
Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip. PP ini memuat secara detail
mengenai ruang ingkup penyusutan arsip. Akan tetapi, mengingat ketika
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 diintroduksi tahun 1971 dan PP
tentang Penyusutan Arsip diintroduksi pada tahun 1979, maka pemerintah
melalui Arsip Nasional Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran
Kepala Arsip Nasional Nomor SE/01/1981 tentang Penanganan Arsip
Inaktif sebagai Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah
tentang Penyusutan Arsip. Dalam penerbitan Surat Edaran ini Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia ditugaskan oleh pemerintah Republik
Indonesia melalui (PP) Nomor 34 Tahun 1979 pasal 17 tentang Ketentuan
Peralihan dan Ketentuan Penutup pasal 18 tentang Ketentuan teknis
pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Kepala Arsip
Nasional. Selain Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Nomor SE/01/1981,
Kepala Arsip Nasional juga menerbitkan Surat Edaran Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor SE/02/1983 tentang Pedoman Umum
untuk Menentukan Nilaiguna Arsip. Surat Edaran (SE) ini merupakan
amanah yang diberikan pemerintah Republik Indonesia kepada Kepala
Arsip Nasional Republik Indonesia yang dimuat dalam pasal 4 tentang
Jadwal Retensi Arsip (JRA) ayat (2) yang berbunyi Arsip Nasional
menetapkan pedoman untuk digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan
nilaiguna arsip. Keberadaan SE ini memperkuat jajaran aspek hukum bidang
kearsipan mengingat isi informasi yang terekam didalam arsip bersifat
khusus sehingga untuk pengaturan penyusutannyapun diperlukan prosedur
hukum yang jelas dan legal. Didalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971
mengatur dengan jelas mengenai tanggungjawab Arsip Nasional sebagai inti
organisasi dari Lembaga Kearsipan Nasional (lihat pasal 8 ayat (2) huruf a
UU Nomor 7 Tahun 1971). Kewajiban kearsipan Lembaga Kearsipan Pusat
dan Daerah telah diatur di dalam Pasal 9 ayat (1). (2), (3). Sehubungan
dengan kegiatan penyusutan arsip, maka peraturan dalam Pasal 5 UU
tersebut telah diatur mengenai aspek hukum penyusunan JRA. Pasal 5 ayat
(1) mengatur ketentuan legalitas JRA oleh Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia, tetapi Pasal 5 ayat (2) yang mengatur tentang retensi arsip
keuangan dan kepegawaian ditentukan JRA keuangan harus terlebih dahulu
meminta pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Adapun JRA
kepegawaian harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan. Sehubungan dengan ketentuan tersebut dan
mempertimbangkan perkembangan dan kebutuhan yang berkaitan dengan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, maka Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2007 tentang Jadwal Retensi Arsip
Keuangan. Sedangkan Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian yang pernah
diterbitkan sebagai Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 02
Tahun 2000 dan Nomor 22 Tahun 2000 pada perkembangannya dinilai
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan. Sebagai
penggantinya, maka diterbitkan Peraturan Bersama Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Jadwal
Retensi Arsip Kepegawaian Negeri Sipil dan Pejabat Negara Nomor 05
Tahun 2007 dan Nomor 41 Tahun 2007.
Dari uraian tersebut di atas diketahui, bahwa pemerintah Republik Indonesia
cukup serius dalam mengelola arsip-arsip yang diciptakan dalam kerangka
pembangunan Indonesia. Keseriusan itu nampak tertuang dalam Undang-
undang Kearsipan Nomor 7 Tahun 1971 pasal 3 tentang tujuan kearsipan
yang berbunyi, “tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintah.” Berdasar pada penjelasan
tersebut diketahui, bahwa keseriusan
pengelolaan arsip merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk
menyelamatkan dokumendokumen kegiatan penyelenggaran pemerintahan
sebagai bahan bukti pertanggungjawaban pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Keberadaan lembaga-lembaga dan Badan-
badan swasta dan/atau perorangan merupakan bagian dari penyelenggaraan
pemerintahan. Arsip yang tercipta sebagai akibat dari kegiatan mereka juga
diatur pengelolaannya oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam
perkembangannya, mengingat bahwa lembagalembaga/badan-badan swasta
merupakan lembaga/badan profit, maka pemerintah menerbitkan
perundang-undangan kearsipan yang khusus mengatur tentang pengelolaan
arsip yang disiptakan oleh lembaga-lembaga/badanbadan swasta. Peraturan-
peraguran tersebut diciptakan sebagai pedoman bagi mereka agar tetap
menjalankan sistem kearsipan dengan baik, efektif dan efisien. Perundang-
undangan kearsipan yang mengatur tentang sistem kearsipan bagi lembaga-
lembaga dan Badanbadan swasta selain Undang-undang Nomor 7 Tahun
1971, PP Nomor 34 Tahun 1979, SE Kepala Arsip Nasional RI Nomor
SE/01/1981 dan SE/02/1983 juga;
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
2. PP Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan
Pemusnahan Dokumen Perusahaan
3. PP Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen
Perusahaan ke Dalam Mikrofilm atau Media Lainnya dan Legalisasi
Dewasa ini manusia dihadapkan pada isu globalisasi sebagai konsekuensi
logis dalam perkembangan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka percepatan perolehan informasi juga menjadi kebutuhan
yang tak terhindarkan sebagai komponen pendukung utama dalam
menyelesaikan tugas-tugas manusia dalam bidangnya masing-masing.
Kebutuhan tersebut direspons positif oleh komunitas teknologi dengan
menciptakan teknologi berbasis informasi. Kerjasama dalam bentuk
komunikasi yang intens tidak dapat dihindarkan untuk dapat menciptakan
teknologi berbasis informasi seperti
yang dibutuhkan oleh komunitas informasi dengan basis datanya masing-
masing. (Qalyubi, dkk, 2007: 367). Dalam menyikapi kebutuhan informasi
yang cepat, tepat dan akurat serta menyikapi kemajuan teknologi yang tak
terbedung lagi maka pemerintah berinisiatif mengakomodir kemajuan
tersebut termasuk
dalam bidang kearsipan. UU Nomor 7 Tahun 1971 sangat terbuka untuk
perkembangan tersebut. Pasal 1 huruf a maupun b jelas-jelas menyatakan
“...arsip dalam berbagai bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok...”. Keberadaan PP Nomor 88 Tahun 1999
memungkinkan dilakukannya pengalihmediaan arsip sepanjang arsip
aslinya tetap disimpan sebagai bahan bukti untuk kepentingan hukum. Lebih
jauh lagi mengenai arsip elektronik telah diatur dalam Undangundang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bagian
considerans Undang-undang ini menyebutkan, bahwa;
a. bahwa pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan
yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi
di masyarakat.
b. bahwa globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian
dari masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya
pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik
di tingkat Nasional sehingga pembangunan Teknologi Informasi dapat
dilakukan secara optima, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa;
c. bahwa perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian
pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia
dalam berbagai bidang yang secara langsung telah mempengaruhi
lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru;
d. bahwa penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus
dikembangkan untuk menjaga, memelihara, dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan nasional berdasarkan Peraturan
Perundangundangan demi kepentingan nasional;
e. bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi berperan penting dalam
perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
f. bahwa pemerintah perlu mendukung pengembangan Teknologi
Informasi melalui infrastruktur hukum dan pengaturannya sehingga
pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman untuk
mencegah penyalahgunannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama
dan sosial budaya masyarakat Indonesia;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f perlu membentuk
Undang-Undang tentang Informasi dan Transasksi Elektronik
”ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGEM-BANGAN”
2.9.1. Bidang Kearsipan
1. Digitalisasi
a. Scanning, menggunakan mesin scanner berkecepatan tinggi dan
berkapasitas ukuran besar.
b. Inputing, dilengkapi aplikasi untuk melakukan rename dokumen,
abstraksi dan keterangan-keterangan pendukung dokumen
tersebut.
c. Saving, digunakan untuk menyimpan dokumen pada central data
dan melakukan back-up secara rutin.
d. Distributing, menggunakan aplikasipengelolaan buku agenda
elektronik.
2. Program aplikasi pengelolaan dokumen elektronik menggunakan buku
agenda elektronik hingga distribusi dan disposisi dokumen yang
terintegrasi agar seluruh informasi di lingkungan accessible bagi
authority user. Aplikasi ini dilengkapi dengan system search dengan
kata tangkap nomor agenda, klasifikasi dokumen, subyek dokumen,
dan/atau tanggal dokumen sehingga memudahkan penemuan kembali.
3. Program aplikasi pengelolaan dokumen gambar elektronik hingga
proses pencatatan updating dokumen gambar tersebut yang terintegrasi
agar seluruh informasi di lingkungan accessible bagi authority user.
Aplikasi dilengkapi dengan pelacakan dokumen gambar awal hingga
dokumen terupdate, pencipta maupun pengupdate dokumen, tanggal
updateing dokumen dan lokasi dimana fisik dokumen berada.
2.9.2. Bidang Perpustakaan
1. Proses Alih Media, meliputi:
a. seleksi dokumen; proses seleksi ini diperlukan untuk menentukan
koleksi perpustakaan mana yang akan dialihmendiakan. Tentuanya
tidak semua koleksi perpustakaan akan dialih media.
b. Scanning, proses mengubah dokumen printed (paper-based) menjadi
electronic based.
c. inputing; proses pemberian abstraksi dan indeksi dari koleksi maupun
deskripsi
bibliografis yang sudah dalam bentuk elektronik.
d. editing; proses penyuntingan dari koleksi apabila ada perubahan
dalam proses alih media.
2. Koordinasi dengan TI untuk menata ulang beberapa Software yang
dimiliki (ELIDA, E-Doc, Ellips)
3. Integrasi sistem elektronik untuk perpustakaan. Focus dan tujuan utama
dari integrasi system perpustakaan adalah Sistem Temu Balik Informasi
khususnya dalam hal pencarian, penelusuran dan penemuan koleksi
perpustakaan. Adanya kebutuhan akan kecepatan, keakuratan, dan
ketepatan penemuan koleksi menjadikan integrasi system elektronik
semakin krusial.
4. Salah satu komponen dalam integrasi system elektronik adalah kebutuhan
akan mesin pencari lokal (Local Search Engine). Aplikasi mesin
pencari ini harus terkoneksi ke seluruh perpustakaan seksi dan
departemen di PT Badak sehingga proses penelusuran koleksi dapat
dilakukan di tiap perpustakaan secara real time.
5. Sentralisasi Data; dalam hal ini kebutuhan akan sistem klasifikasi dan
katalogisasi yang terpusat. Salah satu yang menjadi focus dalam
sentralisasi data adalah bentuk Katalog Induk (Union Catalogue)
koleksi perpustakaan PT Badak, sehingga semua data koleksi dapat
diperoleh melalui satu pangkalan data yang dapat didistribusikan ke
setiap perpustakaan seksi dan departemen.
2.9.3. Bidang Teknologi Informasi
Kebutuhan User
a. Ketersediaan Aplikasi Kearsipan dan Perpustakaan yang terintegrasi
pada seluruh lokasi penyimpanan dokumen dan arsip dengan batasan
wewenang,
b. Ketersediaan kapasitas media penyimpanan data yangg mencukupi,
hasil pengamatan di lapangan bahwa sistem edocsys sdh baik, hanya
kapasitas storage kurang mencukupi (karena sub-sistem ini tidak pada
lingkungan production), sehingga baru digunakan 2 tahun space sudah
tidak tersedia,
c. Ketersediaan terminal akses pada tiap user yang membutuhkan akses.
d. Network section membutuhkan transmisi yang lebih baik, saat ini
menggunakan multi mode (jarak jauh hanya smp 100 Mbps),
dibutuhkan minimal 1 Gbps. Network tidak dapat mengadakan
transmisi sendiri karena itu adalah wewenang dari bagian radio and
communication,
e. Radio and Communication Section akan menggelar transmisi kabel FO
baru menunggu dari request network,
f. Planning tahun 2010 : CCTV / security master plan, jaringan network
plant dan network general dihubungkan, artinya beban network menjadi
lebih berat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kombinasi antara kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatifnya digunakan pada saat mengukur relatif
antara faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja dan laporan dari data
primer. Sedangkanmetode kuantitatif digunakan untuk melaksanakan
observasi kinerja pegawai dan menghitung pembobotan hasil kinerja
pegawai. Kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif digunakanpada
saat validasi hasil penelitian dengan cara memperbandingkan hasil analisis
manual dengan Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan Arsip Data Kontrak
danhasil wawancara terhadap para pemangku kepentingan di lokasi
penelitian.
Lokasi penelitian ini adalah jajaran struktur pengadaan barang/jasa
yaitu PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara(UIW) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Padangsidimpuan pada bagian
Perencanaan, pada bagian Pelaksana Pengadaan, Bagian Keuangan, Bagian-
Bagian pada fungsi Direksi Pekerjaan dan fungsi pengawas pekerjaan serta
pengguna anggaran yaitu manajer.

3.1.1 Tahapan Penelitian


Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu:
Tahap I : Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan untuk merumuskan
kriteria dan subkriteria dari faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai dan pencapaian kontrak kinerja pada investasi
terkontrak terhadap pagu dan realisasi bayar terkontrak
yangdiperoleh dari data primer (focus group discussion,
observasi dan wawancara).
Tahap II : Tahapan ini merupakan tahapan analisis penggunaan aplikasi
manajemen pelaporan dan arsip data kontrak untuk
memperoleh hasil kinerja pegawai dan hasil poin kinerja pada
kontrak kinerja pencapaian investasi terkontrak terhadap pagu
dan realisasi bayar terhadap terkontrak.
Tahap III : Tahapan evaluasi dari hasil analisis penggunaan aplikasi
manajemen pelaporan dan arsip data kontrak yaitu dengan
diskusi kelompok yangterfokus (Focus Group Discussion/
FGD) untuk menguji kembali apakah apakah kinerja pegawai
dan pencapaian kontrak kinerja yang diperoleh diteliti
konsisten dengan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip data
kontrak. Stakeholder (pemangku kepentingan) yang
dilibatkanadalah orang-orang yang bekerja pada perencanaan
pengadaan dan pelaksana pengadaandi lokasi studi seperti
Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Pengguna Anggaran, Direksi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan,
Tim Pemeriksa Barang, Penyedia Barang Dan Jasa. Ketiga
tahap di atas, digambarkan dalamsuatu skema tahapan yang
lebih detil seperti disajikan pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

Sumber : Peneliti
Analisis data dengan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip data
kontrak (MAPOLDA) yang dimaksud adalah menguji proses administrasi
perencanaan pengadaan dan administrasi pelaksana pengadaan sesuai
prosedur dan tersedia dengan lengkap sehingga dapat mencapai kinerja
pegawai dan mencapai kontrak kinerja investasi terkontrak dan terbayar.
Metode Analisis dengan menjalankan aplikasi manajemen pelaporan dan
arsip data kontrak sesuai prosedur aturan.
Evaluasi hasil penggunaan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip
data kontrak dilakukan dengan memperoleh informasi kepada stakeholder
(pemangku kepentingan) tentang perbedaan penyampaian informasi secara
manual dan penyampaian laporan dengan aplikasi berbasis web melalui
jaringan intranet yang meliputi variabel-variabel :
1. Rencana Anggaran Biaya
2. Analisa Harga Satuan
3. Spesifikasi Teknis Barang/Jasa
4. Gambar Teknis Barang/Jasa
5. Pagu Anggaran SKKO/SKKI
6. Nota Dinas Direksi Pekerjaan
7. Nota Dinas Pengguna Anggaran
8. Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR)
9. Preferensi Harga
10. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
11. Aturan Terkait Perhitungan
12. Rasio Overhead Resiko (ROK)
13. Justifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
14. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

3.2. Operasional Variabel


Operasional variabel adalah jabaran dari variabel yang ada di
dalampenelitian inibeserta cara pengukuran dari setiap variabel tersebut.
Terdapat empat belas variabel yang akan diteliti hubungannya dalam
penelitian ini dan peneliti
menggunakan indikator dari setiap variabel untuk dijadikan sebagai
tolak ukur dalammenyusun pernyataan (Sugiyono, 2017). Operasional
variabel dalam penelitianini sebagai berikut :
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
RAB dalam penelitian ini adalah mengacu pada daftar material dan jasa
yang telah terdaftar di SAP dan memiliki analisa harga satuan yang
jelas.
b. Analisa Harga Satuan
Analisa Harga Satuan dalam penelitian ini adalah komponen harga
berdasarkan barang/jasa memiliki preferensi harga yang jelas.
c. Spesifikasi Teknis Barang/Jasa
Spesifikasi Teknis Barang/Jasa dalam penelitian ini adalah uraian
keterangan teknis pada barang/jasa dengan detail sesuai standar yang
berlaku di dalam negeri ataru luar negeri.
d. Gambar Teknis Barang/Jasa
Gambar Teknis Barang/Jasa dalam penelitian ini adalah wujud teknis
barang/jasa yang dibutuhkan dalam pengadaan barang/jasa secara detail
agar tidak salah dalam penyediaan barang/jasa oleh penyedia
barang/jasa.
e. Pagu Anggaran SKKO/SKKI
Pagu Anggaran SKKO/SKKI dalam penelitian ini adalah surat kuasa
kerja operasi/surat kuasa kerja investasi yang memiliki disburse
anggaran.
f. Nota Dinas Direksi Pekerjaan
Nota Dinas Direksi Pekerjaan dalam penelitian ini adalah surat
permohonan proses pengadaan barang/jasa sesuai kebutuhan dari
Pengguna Anggaran yang diwakilkan oleh Direksi Pekerjaan.
g. Nota Dinas Pengguna Anggaran
Nota Dinas Pengguna Anggaran dalam penelitian ini adalah surat
perintah untuk melakukan proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa
sesuai metode yang ditentukan dan justifikasi calon penyedia.
h. Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR)
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR) dalam
penelitian ini adalah susunan dari standar mutu kebutuhan pengadaan
barang dan jasa yang harus dilaksanakan penyedia barang dan jasa
kepada PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3 Padangsidimpuan.
i. Preferensi Harga
Preferensi Harga dalam penelitian ini adalah data survey harga pasar
pada kebutuhan pengadaan barang/jasa dengan waktu yang terbaru.
j. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dalam penelitian ini adalah perhitungan
harga barang/jasa pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan
preferensi harga yang waktu terbaru disesuaikan dengan Rasio
Overhead Keunungan (ROK).
k. Aturan Terkait Perhitungan
Aturan Terkait Perhitungan dalam penelitian ini adalah Surat Aturan
Direksi, Lembaga Terkait Yang Resmi, Peraturan Gubernur, Peraturan
Presiden, Peraturan Menteri, dan lain-lain yang resmi terkait
perhitungan RAB dan HPS.
l. Rasio Overhead Resiko (ROK)
Rasio Overhead Resiko (ROK) dalam penelitian ini adalah Koefisien
yang diperhitungkan terhadap Rasio Overhead Resiko (ROK) berkaitan
dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
m. Justifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
Justifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa dalam penelitian ini adalah
Pertimbangan yang memiliki dasar dalam memilih calon penyedia
barang/jasa untuk diundang dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
n. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dalam penelitian ini adalah
administrasi yang terekam dalam seluruh proses pengadaan barang/jasa
yang telah divalidasi dengan tanda tangan resmi.
Dari operasional variabel yang telah dijabarkan, akan berkaitan dengan
variabel-variabel moderating sebagai tipe variabel-variabel yang
memperkuat atau memperlemahhubungan langsung antara variabel
independen dengan variabel dependen, variabel-variabel mediating sebagai
tipe variabel-variabel yangmempengaruhi hubungan aantara variabel-
variabel independen dengan variabel-variabeldependen menjadi hubungan
yang tidak langsung, variabel-variabel independen sebagai variabel yang
mempengaruhi atau sebabperubahan timbulnya variabel terikat (dependen).
dan variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi, akibat dari
adanya variabel bebaspada penelitian ini untuk memperoleh Theoritical
Framework. Berikut gambar keterkaitan variabel-variabel :

Gambar 3.2. Keterkaitan Variabel-Variabel


Sumber : Kinerja
Peneliti Kinerja Investasi
Pengadaan Terkontrak &
Barang/Jasa Terbayar

Variabel Independen Variabel Dependen

Aplikasi
Manajemen
Pelaporan &
Arsip Data
Kontrak

Variabel Intervening

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan Data ada dua macam sumber data dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
observasi yangmenguji faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
pelaporan manual dengan Microsoft Excel dan penggunaan aplikasi
manajemen pelaporan dan arsip data kontrak berbasis website jaringan
intranet pada proses kinerja pegawai untuk mencapai kontrak kinerja
investasi terkontrak dan terbayar di PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara
UP3 Padangsidimpuan, serta dilengkapi hasil wawancara
kepadastakeholder (pemangku kepentingan) yaitu kepada Pengguna
Anggaran, Pejabat Pelaksana Pengadaan, Pejabat Perencana Pengadaan
Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa, Direksi Pekerjaan, Pengawas
Pekerjaan, Tim Pemeriksa Barang dilokasi penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yang digunakan antara lain:
1. Data Perencana Pengadaan
2. Data Pelaksana Pengadaan
3. Data Terkontrak
4. Data Laporan Pengadaan Barang/Jasa
5. Arsip Data Kontrak Terscan
6. Data Pencapaian Investasi Poin Terkontrak
7. Data Pencapaian Investasi Poin Terbayar

3.4. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive
sampling.Sugiyono (2008) berpendapat bahwa purposive sampling adalah
pengambilan sampelberdasarkan pertimbangan tertentu. Responden dalam
penelitian ini adalah para pihakterkait proses pengadaan barang jasa.
Adapun detail responden adalah Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana
Pengadaan, Pejabat Perencana Pengadaan Barang/Jasa, Penyedia
Barang/Jasa, Direksi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, Tim Pemeriksa
Barang yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasasatu tahun terakhir
di PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara(UIW) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Padangsidimpuan.
Pengambilan Sampel dilakukan dengan melakukan wawancara dan
observasi ke bagian Perencanaan, pada bagian Pelaksana Pengadaan,
Bagian Keuangan, Bagian-Bagian pada fungsi Direksi Pekerjaan dan fungsi
pengawas pekerjaan serta pengguna anggaran yaitu manajer.Pengambilan
Sampel jugadilakukan dengan studi pustaka dari dokumen terkait dengan
proses pengadaan barang/jasa PT PLN (Persero) yang terjadi di PT PLN
(Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara(UIW) Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan (UP3) Padangsidimpuan pada satu tahun terakhir
sejakditerapkannya aplikasi manajemen pelaporan dan arsip data kontrak.

3.5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Aplikasi Manajemen Pelaporan &Arsip Data Kontrak
(MAPOLDA) Pengadaan Barang/Jasa.
Aplikasi ini dirancang dan dibuat oleh peneliti untuk memberikan
problem solving pada root cause yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) UIW
Sumatera Utara UP3 Padangsidimpuan dalam penyajian data laporan, data
arsip kontrak, dan mempermudah pencapaian kinerja individu pegawai
terhadap pencapaian kontrak kinerja perusahaan pada pencapaian investasi
terkontrak dan terbayar.
Data primer diolah dengan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip
data kontrak pengadaan barang/jasa supaya lebih efektif untuk analisis
selanjutnya.Pengentrian data pengadaan barang/jasa harus berdasarkan
prosedur yang dimulai dari perencanaan kebutuhan, perencanaan
pengadaan, pelaksanaan pengadaan, manajemen kontrak. Untuk
mendapatkan korelasi data kontrak pengadaan barang/jasa bersumber dari
data laporan manual Microsoft Excel. Tahapan Analisis aplikasi manajemen
pelaporan dan arsip data kontrak pada penelitian ini meliputi tahap
identifikasi data-data perencanaan pengadaan, data-data pelaksanaan
pengadaan, dilanjutkan penyusunan laporan secara terstruktur pengadaan
barang/jasa melalui proses aplikasi MAPOLDA. Untuk mengukur
kecenderungan faktor digunakan observasi.Tahapan analisis berikutnya
adalah mengukur perencanaan pengadaan sesuai dengan pelaksanaan
pengadaan yang terkontrak kemudian dilakukan analisis manajemen
kontrak secara arsip data kontrak tersusun pada aplikasi MAPOLDA. Hasil
Laporan yang diperoleh adalah laporan terkontrak anggaran investasi dan
anggaran operasi, laporan monitoring kontrak, laporan untuk monitoring
anggaran (MONITA).Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
pegawai dan pencapaian poin kontrak kinerja adalah pelaporan terkontrak
dan pelaporan monitoring anggaran (MONITA) untuk dibayar.

3.5.1. Hasil Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1. Hasil analisis cara pandang dari pemangku kepentingan (stakeholder)
pengadaanbarang/jasa di PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera
Utara(UIW) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Padangsidimpuantentang proses perencanaan kebutuhan, perencanaan
pengadaan barang/jasa, pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan manajemen
kontrak dengan kualitas pelaporan dan arsip data kontrak yang dihasilkan
diPT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara(UIW) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Padangsidimpuan.
2. Diketahuinya faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pelaporan
kontrak barang/jasa dan arsip data kontrak pengadaan barang jasa dengan
penggunaan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip data kontrak
(MAPOLDA).
3. Memberikan keyakinan terhadap hasil penelitian terhadap cara pandang
dengan pihak-pihak terkait seperti akademisi, Pengguna Anggaran, Pejabat
Pelaksana Pengadaan, Pejabat Perencana Pengadaan Barang/Jasa, Penyedia
Barang/Jasa, Direksi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, Tim Pemeriksa
Barangdan masyarakat umum tentanghirarki pengambilan keputusan
manajemen dengan pelaporan dan arsip data kontrak berbasis website
jaringan intranet.
BAB IV
HASIL DAN BAHASAN

4.1. Profil PT PLN (Persero)


4.1.1. Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
4.1.2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
4.1.3. Moto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
4.1.4. Maksud dan Tujuan Perseroan
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk
keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
4.1.5. Sejarah PLN
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik
ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan
asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan
pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebt oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI
Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indinesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah
menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara)
yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal
1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka
sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Padangsidimpuan diresmikan pada tahun
1996 oleh Ir. Budi Harjanto dengan beberapa Unit Layanan Pelanggan.

4.1.6. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan


4.1.7. Struktur Organisasi Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan Barang Dan Jasa PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan
pertengahan tahun 2018 sampai dengan tahun 2019, mengalami banyak
perubahan dalam birokrasi administrasi proses pengadaan barang dan jasa
dalam kualitas kontrak/perjanjian/SPK setelah melakukan obserbasi, FGD,
wawancara.
4.1.8. Informasi Data Pengadaan Barang Dan Jasa
Tahun 2018 sebanyak 162 kontrak dengan nilai Rp 26.266.168.614,-
dari penggunaan anggaran SKK.I dan sebanyak 37 kontrak dengan nilai Rp.
3.787.154.370,- dari penggunaan anggaran SKK.O. Per tanggal 6
September tahun 2019, sebanyak 85 kontrak dengan nilai Rp.
14.554.668.305,- dari penggunaan anggaran SKK.I dan sebanyak 36
kontrak dengan nilai Rp. 4.937.452.200,-.
Tahun 2018 memiliki banyak pembenahan administrasi pada siklus
pengadaan barang dan jasa agar diperoleh pengadaan barang dan jasa yang
kualitatif. Banyak proses administrasi siklus pelaksaana memperoleh ide-
ide perbaikan melalui wawancara dan Focus Group Discussion (FGD) yang
dilakukan oleh internal PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3
Padangsidimpuan yang dilaksanakan antara Pejabat Perencana dan Pejabat
Pelaksana bersama masing-masing bawahan. Hal ini juga menjadi perhatian
Manajer PLN UP3 Padangsidimpuan dalam perbaikan dalam pengawasan
dan pengendalian administrasi pengadaan barang dan jasa yang benar agar
tidak menjadi temuan dalam pemeriksaan internal.

4.2. Profil Struktur Pengadaan Barang Dan Jasa Sebagai Responden


4.2.1. Pengguna
Manajer PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3
Padangsidimpuan telah menandatangani 162 Kontrak/Perjanjian/SPK
dengan anggaran SKK.I dan telah menandatangani 37
Kontrak/Perjanjian/SPK dengan anggaran SKK.O dengan menerapkan 6
prinsip value for money sebagai berikut :
KONTRAK TEPAT Jumlah Nota Dinas
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 162
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37
4.2.2. Direksi Pekerjaan
Seluruh Manajer Bagian kecuali Manajer Bagian Perencanaan,
bawahan langsung Manajer UP3 telah merencanakan pemeliharaan,
pembangunan dan mengawasi pengadaan barang dan jasa untuk menunjang
proses bisnis perusahaan sehingga realisasi dan terbayar sebanyak 104
Kontrak/Perjanjian/SPK dengan anggaran SKK.I dan 37
Kontrak/Perjanjian/SPK dengan anggaran SKK.O dengan menerapkan 6
prinsip value for money sebagai berikut :
KONTRAK TEPAT Jumlah Terbayar
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 55.77% 100% 100% 104
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37

Namun, ada 58 Kontrak/Perjanjian/SPK yang belum terbayar pada tahun


2018 dan akan dibayar pada tahun 2019 karena pekerjaan belum selesai.
4.2.3. Pejabat Perencana
Diwakili oleh Manajer Bagian Perencanaan sesuai dengan Surat
Keputusan Manajer UP3 Padangsidimpuan, yang mana telah melaksanakan
pendataan DRP (Dokumen Rencana Pengadaan) dan mempersiapkan
perencanaan pengadaan berupa pembuatan RKS sebanyak 162 RKS dengan
anggaran SKK.I dan 37 RKS dengan anggaran SKK.O dengan menerapkan
6 prinsip value for money sebagai berikut :
RAB TEPAT Jumlah RKS
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 162
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37

4.2.4. Pejabat Pelaksana


Pegawai yang dipercayakan dengan surat penunjukan sebagai
Pejabat Pelaksana berdasarkan Surat Keputusan Senior Manajer SDM dan
Administrasi, yang mana telah melaksanakan proses administrasi
pengadaan barang dan jasa serta manajemen kontrak sebanyak 162
Kontrak/Perjanjian/SPK dengan anggaran SKK.I dan sebanyak 37
Kontrak/Perjanjian/SPK dengan anggaran SKK.O dengan menerapkan 6
prinsip value for money sebagai berikut :
KONTRAK TEPAT Jumlah Kontrak
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 162
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37
4.2.5. Penyedia Barang Dan Jasa
Pihak kedua yang menjalin kerjasama dengan PT PLN (Persero)
dalam ikatan Perjanjian/Kontrak/SPK dalam proses pengadaan barang dan
jasa di lingkungan PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan sebanyak 24
Penyedia Barang/Jasa Mitra Perusahaan dengan anggaran SKK.I dan 19
Penyedia Barang/Jasa Mitra Perusahaan dengan anggaran SKK.O dengan
menerapkan 6 prinsip value for money sebagai berikut :
KONTRAK TEPAT Jumlah Penyedia
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 24
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 19

4.2.6. Value For Money Committee


Seluruh Senior Manajer yang berkedudukan di level 2 Organisasi
PLN, Unit Induk Wilayah Sumatera Utara, yang mana telah mengetahui
pendataan DRP (Dokumen Rencana Pengadaan) perencanaan pengadaan
sebanyak 162 RKS dengan anggaran SKK.I dan 37 RKS dengan anggaran
SKK.O dengan menerapkan 6 prinsip value for money sebagai berikut :
DRP TEPAT Jumlah Pengadaan
No.
ANGGARAN Kualitas Kuantitas Tempat Waktu Harga Tujuan Sosial Ekonomi Tahun 2018
1 SKK.I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 162
2 SKK.O 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37

4.2.7. Procurement Agent


Konsultan Pelaksana Pengadaan pada Pengadaan khusus. Tidak ada
pengadaan khusus di PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3
Padangsidimpuan.

4.3. Hasil Dan Analisis Data Penelitian


4.3.1. Hasil
Setelah menggunakan Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan Arsip
Data Kontrak dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan sangat memberikan dampak hasil yang tanggap dalam
menyelesaikan setiap Perjanjian/Kontrak/SPK sehingga tepat kualitas, tepat
kuantitas, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga, tepat tujuan sosial
ekonomi.
Data pencapaian investasi sebagai berikut:
a. Program (Realisasi Program terkontrak/rencana > Tanpa Luncuran)
Poin yang dihasilkan : 3 Poin
Data perencanaan pengadaan 199 RAB dan RKS yang bernota dinas
manajer dan data pelaksanaan pengadaan 199 Perjanjian/Kontra/SPK pada
tahun 2018.
b. Fisik (Realisasi Bayar/Pagu Distribusi)
Poin yang dihasilkan : 3 Poin
Data Perjanjian/Kontrak/SPK yang realisasi terbayar hanya 166 pada tahun
2018 dan 33 Perjanjian/Kontrak/SPK yang realisasi terbayar pada tahun
2019.
4.3.2. Analisis Data Penelitian
Penggunaan Sarana Elektronik Manajemen Pelaporan Dan Arsip
Data Kontrak Pengadaan Barang Dan Jasa PT PLN (Persero) UIW Sumatera
Utara UP3 Padangsidimpuan dimulai dari pengentrian Anggaran/SKK,
Perencanaan Pengadaan, Pelaksanaan Pengadaan, Laporan-Laporan, Data
Penyerapan Anggaran dan Arsip Data Kontrak.
4.3.3. Tahapan Penggunaan Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan
Arsip Data Kontrak
Staf Pelaksana Pengadaan melakukan penggunaan Sarana elektronik
Manajemen Pelaporan dan Arsip Data Kontrak (AKSI MAPOLDA)
bermula dari Log In untuk keamanan dan pencatatan history Log In selama
di dalam penggunaan sarana elektronik.
Staf Pelaksana Pengadaan melakukan entri data Anggaran/SKK
yang bersumber dari Nota Dinas Manager UP3 dan Disposisi Anggaran
yang direkonsiliasi dengan Sarana elektronik MONITA (Monitoring
Anggaran). Data Anggaran yang dientri sebanyak 28 Data Anggaran/SKK.
Staf Pelaksana Pengadaan melakukan entri data penyedia berdasarkan data
kontrak-kontrak PT PLN UP3 Padangsidimpuan dengan penyedia
barang/jasa yang sudah melaksanakan kontrak sebanyak 134 kontrak dan
kontrak-kontrak pada tahun yang lalu. Banyak data penyedia yang dientri
sebanyak 66 perusahaan.
Pelaksana Pengadaan dan Perencanaan sepakat dengan sumber
pengentrian data rencana pengadan yang tepat dan akurat harus diketahui
Cq. Rafiq, Bagian Perencanaan. Lalu data rencana pengadaan dapat dientri
melalui Sarana elektronik, sehingga tidak ada sumber-sumber lain selain
dari melalui bagian Perencanaan.
Staf Pelaksana Pengadaan melakukan entri data pelaksanaan
berdasarkan data rencana pengadaan yang sudah lengkap sebanyak 134 data
yang telah dientri sebelumnya oleh bagian Perencanaan dengan memanggil
data RAB lalu memasukkan data-data hasil proses pengadaan yang telah
terkontrak dan sedang progress pelaksanaan.
Staf Perencanaan melakukan pemanggilan Nomor-Nomor RAB pada
Nomor-Nomor SKK yang telah selesai terkontrak oleh Pelaksana
Pengadaan sehingga tidak ada selisih jumlah data terkontrak dengan jumlah
data rencana pengadaan yang di entri oleh Bagian Perencanaan. Sebanyak
114 Penyerapan SKKI yang terkontrak sebagai dasar memperlengkapi
Laporan Daftar Penyerapan SKKI.
Staf Pelaksana Pengadaan melakukan upload data terkontrak
sebanyak 134 kontrak yang terdiri dari 20 kontrak operasi dan 114 kontrak
investasi. Kontrak yang diupload adalah kontrak yang sudah valid
ditandatangani dengan stempel dan beberapa bermaterai.
Jumlah data anggaran/SKK sebanyak 28 SKK. Data ini valid dari
data keuangan bersumber dari Sarana elektronik Monitoring Anggaran
(MONITA). Sehingga dengan data ini dalam penyajian data kontrak dapat
menyesuaikan MONITA. Laporan yang tersaji terdapat 22 data SKKI dan 6
data SKKO. Melalui Laporan ini dapat dilalukan export ke file Microsoft
Excel untuk dapat dicetak datanya sebagai arsip laporan dalam hardcopy.
4.3.4. Analisa Risiko
a. Jika Perencanaan tidak dipersiapkan dengan matang pada
kebutuhan perusahaan dan persiapan proses pengadaan dapat
menimbulkan risiko pengadaan gagal sehingga menimbulkan
kerugian waktu dan biaya terhadap prinsip value for money.
b. Jika kita melanggar prosedur Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
dan teknis administrasi pada Manajemen Pelaporan dan Arsip
Data Kontrak maka menimbulkan inkonsistensi dan inkredibel.
4.4 Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil rekonsiliasi pada penggunaan sarana elektronik dan data
entri pada Microsoft Excel ditemukan kesalahan entri oleh staf Pelaksana
Pengadaan sehingga dapat dikoreksi oleh sarana elektronik, kesalahan
penyajian data pada file Microsoft Excel.
Kesalahan yang ditemukan adalah pengentrian data total nilai
kontrak 0128.PJ/DAN.00.01/PSP/2018 Rp196.573.000,00 seharusnya
Rp196.573.300,00 dan total nilai kontrak 0091.PJ/DAN.02.03/PSP/2018
Rp158.467.123,00 seharusnya Rp158.647.123,00.
Melalui proses pengentrian telah diperbaiki kesalahan-kesalahan
tersebut. Sehingga jumlah total kontrak yang diperoleh menjadi sama
nilainya dan jumlah kontraknya. Selanjutnya data rekonsiliasi adalah
kontrak 045.PJ/DAN.00.01/PSP/2018, Pengadaan Material Kabel TIC
3x50+1x35mm Sebanyak 5000 Meter Dalam Program Pemasangan Sisipan
Trafo Distribusi 20 Kv Untuk Mengatasi Drop Tegangan Rayon
Panyabungan, Rayon Kotanopan Dan Rayon Natal Tahun 2018 PT PLN
(Persero) Area Padangsidimpuan Tanggal 20 Maret 2018 masuk data
laporan Pelaksana Pengadaan.
Namun, Bagian Perencanaan melakukan pembatalan kontrak
sehingga terjadi selisih data ketika rekonsiliasi antara perencana pengadaan
dan pelaksana pengadaan. Sehingga berkurang 1 kontrak. Data selisih
ditemukan lagi pada 2 kontrak Bagian Transaksi Energi yaitu Rencana
Pengadaan NFC, pada laporan Bagian Perencanaan sudah tercatat lebih
awal pada bulan Juli tahun 2018, sedangkan laporan Bagian Pelaksana
Pengadaan tercatat diterima di bulan September tahun 2018.
4.4.1. SWOT
Berdasarkan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-
Threat) diperoleh data isu strategis untuk manajemen pada pengadaan
barang dan jasa sebagai berikut :
a. Strategis-Strength
Data rencana pengadaan melalui rekomendasi dan review Value
for Money(VfM) Committee dengan mengacu tepat kualitas,
tepat kuantitas, tepat waktu, tepat tujuan, tepat sosial ekonomi
dan tepat harga.
b. Strategis-Weakness
Justifikasi pemilihan calon penyedia tidak berdasarkan
pertimbangan yang mendasar yang kuat merupakan kelemahan.
Dan Bagian Perencanaan tidak memiliki sertifikasi pengadaan
barang dan jasa.
c. Strategis-Opportunity
Dengan penerapan sarana elektronik manajemen pelaporan dan
arsip data kontrak memberikan peluang untuk membantu kinerja
PT PLN (Persero). UP3 Padangsidimpuan pada beberapa kinerja
pegawai berdasarkan SIMKP dan kontrak kinerja.
d. Strategis-Threat
Ancaman yang akan menghambat bila tidak menerapkan prinsip-
prinsip efisien, efektif, kompetitif, transparan, adil dan wajar
serta akuntabel. Bila terjadi Conflict of Interest dalam pemilihan
calon penyedia maka menimbulkan ancaman pelanggaran
integritas. Bahkan memperlambat proses pelaksana pengadaan
administrasi kontrak menimbulkan citra proses bisnis tidak
efisien dan tidak efektif.
4.4.2. Manfaat
Manfaat Dalam Penggunaan Aplikasi Manajemen Pelaporan Dan
Arsip Data Kontrak adalah sebagai berikut:
a. Securing Business Suistainability
Dalam keadaan darurat, seperti bencana Banjir Bandang di
daerah kerja ULP Natal tetap dilaksanakan proses pekerjaan dan
parallel dengan kontrak pengadaan.
b. Optimizing Cost Efficiency
Survey pasar harga terendah dengan kualitas sama dan negosiasi
kepada calon Penyedia Barang/Jasa tanpa mengurangi kualitas.
c. Leading Industry Capabilities
PT PLN (Persero) mampu menyuplai industry dalam jasa
ketenagalistrikan yang terlihat dalam kontrak jemput pelanggan
3 phasa, pelanggan 1 phasa, pelanggan prioritas, sesuai dengan
misi PLN “menjadi pendorong kegiatan ekonomi”.
d. Increasing Profit Contribution
Dengan percepatan kontrak jemput pelanggan prioritas PT PLN
(Persero) memperoleh harga non subsidi diatas dari biaya pokok
produksi sehingga diperoleh profit.
e. Developing New Edge
Manajemen Pelaporan dan Arsip Data Kontrak akan
dikembangkan sampai pada proses pembayaran berupa arsip data
pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Direksi Nomor 0620.K/DIR/2013 Tanggal 03 Oktober 2013


Tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero).
2. Peraturan Direksi Nomor 0527.K/DIR/2014 Tanggal 31 Oktober 2014 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Direksi 0620.K/DIR/2013.
3. Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0010.E/DIR/2016 Tentang Petunjuk
Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero).
4. Siahaya, Willem. 2012. Manajemen Pengadaan Procurement Management.
Bandung: Alfabeta.
5. Ryan, Albert. 2011. Buku Pengangan Pengadaan Barang dan Jasa. Gradien
Mediatama, Yogjakarta.
6. Maria Avalia 2014. Pelaksanaan sistem e-procurement dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah untuk mencegah terjadinya persengkongkolan
tender. Jurnal ilmiah.
7. Siahaya, W. (Manajemen Pengadaan : procurement manajemen). 2012.
Bandung: Alfabeta.
8. Mudjisantosa, Pengadaan barang dan jasa di Indonesia, Jakarta:Citra Adytia
Bakti, 2010
9. Asliana, Endang. 2012. “Pengadaan Barang dan Jasa di Indonesia: The
Procurement of Government Goods and Services in Indonesia.” Jurnal Ilmiah
ESAI Volume 6 Nomor 1 (Januari) . ISSN No. 1978-6034.
10. Demin, James. (2002). E-Procurement White Paper, Insight Matters: Global
Network Considerations for e-Procurement and Extranets, Infonet. Singapore.
Diakses pada :
www.ploug.org.pl/interesujace_teksty/eProcurement_White_Paper_Final.pdf.
11. Assauri, Sofyan, 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi.
Jakarta:LPFE-UI.
12. Hardjowijono. 2009. Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Publik di
Indonesia. Jakarta: Indonesia Procurement Watch.
13. Taylor, SJ dan R Bogdan. 1984. Introduction to Qualitative Research Methods:
The Searchfor Meanings, Second Edition. Toronto: John Wiley and Sons.
14. Weel, Arjan J. van. 2010. Purchasing and Supply Chain Management:
Analysis, Strategy, Planning and Practice (5th ed. ed.). Andover: Cengage
Learning
Riwayat Hidup

Personal Information
Binusian ID : 2101755471
Full Name : Chandra Erick Manaek P Lumban Gaol
E-Mail : chandra.gaol@binus.ac.id
Address : Jl. Melati Raya Gg. Anyelir No. 5 Sempakata
Phone Number : 081267582784
Gender : Laki-laki
Birth Place / Date : Banjarmasin / 31 Mei 1984
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Religion : Kristen Protestan

FORMAL EDUCATION
2007 – 2009 : Strata I Teknik Informatika
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA, Medan
GPA : 3.50
2003 – 2006 : Diploma III Teknik Komputer
POLITEKNIK LP3I MEDAN
GPA : 3.25
INFORMAL EDUCATION
2018 – 2019 : Conversation English
LBPP LIA Medan
2002 : Microsoft Office dan Internet
TRICOM Medan
PERSONAL CERTIFICATION
2014 – 2017 : Sertifikasi Pengadaan Barang Dan Jasa
Lembaga Sertifikasi PT PLN (Persero)

ORGANIZATION EXPERIENCE
1999 – 2006 : Musician Of Drum
Gereja Kemenangan Iman Indonesia
2010 – NOW : Musician Of Drum
Gereja Kemenangan Iman Indonesia
2016 – 2017 : Ketua Olahraga
PT PLN (Persero) Area Padangsidimpuan
2015 – 2019 : Wakil Ketua Badan Pembinaan Kristen
PT PLN (Persero) Area Padangsidimpuan

WORKING EXPERIENCE
2008 – NOW : Pejabat Pelaksana Pengadaan
PT PLN (Persero) UIWSU UP3
Padangsidimpuan
2005 – 2007 : Kontraktor IT Helpdesk
PT Ecogreen Oleochemical Medan
Riwayat Hidup

Personal Information
Binusian ID : 2101755774
Full Name : Inos Ananta Sembiring
E-Mail : inos.sembiring@binus.ac.id
Address : Jl. Jamin Ginting, Gg. Lau Kawar lr. Ester no.8
Phone Number : Mobile : 082299787906
Gender : Laki-laki
Birth Place / Date : Kabanjahe / 6 Mei 1995
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Religion : Kristen Protestan

FORMAL EDUCATION
2013 – 2016 : Diploma III Manajemen Industri
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
GPA : 3.41

ORGANIZATION EXPERIENCE
2014 – 2015 : Ketua Organisasi Mahasiswa Daerah
Ikatan Mahasiswa Karo IPB Bunga Ncole
WORKING EXPERIENCE
2016 – 2017 : Internal Audit PT. BFI Finance, Tbk
2017 – 2019 : Supervisor Wholesaler di PT Nestle Indonesia, Tbk

Anda mungkin juga menyukai