LAPORAN SKRIPSI
Oleh
i
APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pada
Jurusan Business Management
Program Studi Management
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh
CHANDRA ERICK MANAEK P. LUMBAN GAOL 2101755471
INOS ANANTA SEMBIRING 2101755774
KELAS DGEA BINUS ONLINE LEARNING
ii
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Pernyataan Kesiapan Skripsi untuk Sidang Skripsi
adalah benar hasil karya kami dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
sebagian atau seluruhnya, atas nama kami atau pihak lain.
iii
APLIKASI MANAJEMEN PELAPORAN DAN ARSIP DATA KONTRAK
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UIWSU UP3 PADANGSIDIMPUAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
SKRIPSI
Disusun oleh
Disetujui oleh :
Pembimbing
Ketua Jurusan
iv
PERNYATAAN
v
SURAT KETERANGAN
NOMOR : ………………..
Manajer
PT PLN (Persero)
UP3 Padangsidimpuan
Dian Herizal
7907031Z
vi
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
School Of Business Management
Jurusan Business Management
Skripsi Sarjana Strata 1
Semester Genap 2018/2019
ABSTRAK
Proses pengadaan barang dan jasa PT PLN (Persero) melalui siklus beberapa
fungsi manajemen yang turut serta dalam melaksanakan administrasi, dari
perencanaan anggaran, perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan, dan
terbentuklah kontrak kerja sehingga dapat dilaksanakan pengadaan barang dan jasa
yang merupakan Key Performance Indicator (KPI) Investasi Perusahaan terhadap
penyerapan anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Monitoring anggaran dan
realisasi kontrak dalam proses bisnis perusahaan pada pengadaan barang dan jasa
dilakukan pemantauan dengan informasi yang akurat dan tepat.
Untuk memperoleh kinerja penyerapan anggaran investasi perusahaan melalui
proses pengadaan barang dan jasa harus dilakukan operational excellence pada
informasi yang disediakan dengan teknologi informasi dengan pelaporan dan arsip
data kontrak yang dapat diakses online intranet dengan aplikasi berbasis website di
jaringan PT PLN (Persero). Aplikasi ini membantu dalam akurasi laporan dan
penyimpanan arsip data pada pengadaan barang dan jasa sebagai tools manajemen
pada fungsi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, pengawasan berupa aplikasi
dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) dan kontrak kinerja penyerapan
anggaran investasi serta menjalankan proses bisnis perusahaan dengan anggaran
operasi.(C.E.M.P.L.G & I.A.S.)
vii
ABSTRACT
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat waktu.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., selaku Rektor Universitas
BinaNusantara.
2. Agus Putranto, S.Kom., M.T., M.Sc., selaku Dekan Fakultas School of
Business Management.
3. Dr. Engkos Achmad Kuncoro, SE, M.M., selaku Kepala Jurusan
Management.
4. Yuli Eni, S.E.,S.Kom., M.M, selaku Dosen Business Statistics and Research
Methodology.
5. Dr. Sevenpri Candra, S.Kom., M.M., selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, nasehat, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat
penyelesaian skripsi.
6. Seluruh anggota keluarga dan teman teman yang memberikan dukungan dan
mendorong proses pengerjaan skripsi.
7. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya
untukmembantu penelitian peneliti.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,
Perusahaan, mahasiswa Universtas Bina Nusantara sebagai pembaca.
Penulis :
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan
bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efisien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam
suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi
kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai
dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam
organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku
(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.
Kinerja perusahaan di BUMN berawal dari kinerja pemerintah. Kinerja
pemerintah didefenisikan sebagai hasil dari kegiatan dan program pemerintah yang
hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur (PP Nomor 8
Tahun 2006). Menurut Nordiawan (2010) kinerja pemerintah tidak bisa
dilihat hanya dari sisi input dan output tetapi juga dari sisi outcome, manfaat dan
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah mempunyai visi dan misi mendorong kemajuan negeri,
khususnya diberikan mandat kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
melistriki Indonesia dari perkotaan sampai ke pedesaan. Ini merupakan kinerja
perusahaan BUMN yang tepatnya ditujukan kepada PT PLN (Persero). Visi
Pemerintah Indonesia 2014-2019 adalah 35.000 Megawatt.
Gambar 1.1. Program Listrik Pemerintah 35.000 Megawatt
Gambar 1
Sumber : tirto.id
Program Pemerintah 35.000 Megawatt mendorong PT PLN (Persero)
meningkatkan pertumbuhan rasio elektrifikasi di Indonesia. Dengan membangun
pembangkit listrik, gardu induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Untuk
itu diperlukan peran PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan melaksanakan
pengadaan barang dan jasa dengan operational excellence memanfaatkan teknologi
informasi untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan di bagian jaringan distribusi dan kelangsungan proses bisnis
dalam menjalankan visi dan misi perusahaan.
Pengadaan barang dan jasa PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan telah
melaksanakan kinerja dengan pencapaian yang optimal. Namun, dalam keteknisan
teknologi informasi masih ditemukan beberapa masalah akurasi laporan monitoring
penyerapan investasi dengan rekonsiliasi laporan pengadaan barang dan jasa terjadi
selisih atau perbedaan, kontrak kinerja unit pada penyerapan SKKI tidak dengan
data akurat, jumlah kontrak yang terealiasi, penyajian entri data kontrak pada AMK
(Aplikasi Manajemen Kontrak), dan masalah pendistribusian data kontrak sebagai
Key Performance Indicator (KPI) Pelaksana Pengadaan. KPIdan kontrak kinerja
unittersebut dapat terlihat pada gambarsasaran kinerja pegawai pada SIMKP
(Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai)dan kontrak kinerja unit yang
disepakati oleh General Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera
Utara dengan Manajer PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan pada awal tahun
2018adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Kontrak Kinerja PT PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan
Dan Jasa tidak selisih berupaperbaikan alur birokrasi administrasi dengan benar
Dari deskripsi yang diuraikan pada latar belakang ini, dilakukan solusi
sementara untuk penyelesaian masalah yang dihadapi pada Pengadaan Barang dan
Jasa dalam mengurangi selisih data laporan Perencana Pengadaan dengan laporan
administrasi perencanaan pengadaan yang bermuara satu orang Cq. Bapak Rafiq
untuk didata kesiapan Rencana Kerja Syarat (RKS) dan rekapitulasi rencana
pengadaan.
1.2. Formulasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka formulasi masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana kinerja pengadaan barang dan jasa dapat memperoleh
pencapaian yang semakin optimal dengan menggunakan aplikasi manajemen
pelaporan dan arsip data kontrak untuk pengambil keputusan manajemen pada PT
PLN (Persero) UP3 Padangsidimpuan dimulai tahapan perencanaan pengadaan,
pelaksanaan pengadaan, arsip data kontrak dan arsip data pembayaran kontrak
berdasarkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Tentang Pedoman Pengadaan
barang dan jasa Nomor : 0527.K/DIR/2014 Tanggal 31Oktober 2014 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Direksi PT PLN (Persero)Nomor 0620.K/DIR/2013
Tanggal 3 Oktober 2013 Tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PTPLN
(Persero) dan Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0010.E/DIR/2016 Tanggal
24 Nopember 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN
(Persero).
1.3.1 Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan adalah perselisihan akurasi laporan,
perbedaan data, arsip data kontrak yang harus didistribusikan dengan
segera, dan beberapa bagian pendukung sasaran kinerja pelaksana
pengadaan oleh pejabat dan staff dapat menimbulkan gangguan pada kinerja
pengadaan barang dan jasa dimulai dari perencanaan anggaran, perencanaan
pengadaan, pelaksanaan pengadaan, terbentuklah kontrak dan dilaksanakan
perjanjian oleh PT PLN (Peresro) UP3 Padangsidimpuan, serta disajikan
data kontrak pada entri Aplikasi Manajemen Kontrak (AMK), ini terlihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2.
Detail Permasalahan
Tahun 2010
Lokasi Publik Procurement Pemerintahan Rusia
Variabel yang terkait E-Procurement, Kinerja Terkontrak
Hasil Temuan Benchmarking E-Procurement dalam pencapaian
Kinerja Terkontrak di Pemerintahan Rusia diberbagai
kebutuhan.
Persamaan Pemantauan kinerja Tools Procurement dalam
pencapaian penyerapan Anggaran dan data terkontrak
sesuai Key Performance Indicator (KPI)
Tahun 2009
Lokasi The National Institute Of Governmental Purchasing,
Inc.(NIGP)
Variabel yang terkait Tipe Kontrak, Tipe Masalah, Tipe Kontrak, Tipe
Resiko
Hasil Temuan Pengkategorian Tipe Masalah Pada Pengadaan
Barang Dan Jasa berdasarkan tipe Kontrak serta
hubungan terjadi masalah pada setiap tipe kontrak.
Persamaan Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
pengadaan barang dan jasa pada setiap proses
manajemen kontrak/perjanjian.
Tahun 2015
Lokasi LKPP Pemerintahan Indonesia
Variabel yang terkait E-Katalog, E-Procurement. Penjual, Pembeli
Hasil Temuan Sistem berisi informasi harga, spesifikasi barang dan
jasa yang disampaikan penjual kepada pembeli.
Persamaan Penyajian informasi mempermudah pencapaian
pelaksanaan manajemen kontrak pada pengadaan
barang dan jasa.
Tahun 2018
Lokasi Studi Online E-Commerce dan M-Commerce
Variabel yang terkait B2B, B2C, B2G, C2C, Pengadan Barang Dan Jasa
Hasil Temuan Kemudahan menggunakan Tools Aplikasi Online
dalam proses Pengadaan Barang Dan Jasa.
Persamaan Penggunaan Aplikasi dengan berjejaring dapat
mempermudah pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengadaan
Istilah pengadaan secara khusus mengacu pada kegiatan penyediaan
barang/jasa pada institusi atau instansi pemerintahan, yang pelaksanaannya
dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Bagi
perusahaan, pengadaan barang merupakan kegiatan yang penting dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.Pengadaan barang/jasa
menduduki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena merupakan
sarana penggunaan anggaran dalam jumlah signifikan guna mendapatkan barang,
jasa, dan pekerjaan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan misi organisasi. Menurut
Moch. Mizanul Achlaq (2011) tugas dari bagian pengadaan barang adalah
menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan
terkirim tepat waktu.
Menurut Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad (2008) pengadaan
barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang
dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat,
keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas.
2.9. Kearsipan
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kearsipan disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah:
a. “Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara
dan Badanbadan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan;
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta
dan/atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan” Berdasar pada pasal tersebut diketahui, bahwapemerintah
Republik Indonesia tidak hanya memperhatikan arsip pemerintah tetapi juga
arsip yang tercipta karena adanya kegiatan administrasi di lembaga swasta
bahkan arsip milik perorangan. Pasal 2 Undang-undang tersebut juga
mengatur tentang fungsi arsip dinamis dan statis.
Adapun rincian dari penjelasan arsip dinamis menjadi arsip dinamis aktif
dan inaktif diuraikan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 34
Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip. PP ini memuat secara detail
mengenai ruang ingkup penyusutan arsip. Akan tetapi, mengingat ketika
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 diintroduksi tahun 1971 dan PP
tentang Penyusutan Arsip diintroduksi pada tahun 1979, maka pemerintah
melalui Arsip Nasional Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran
Kepala Arsip Nasional Nomor SE/01/1981 tentang Penanganan Arsip
Inaktif sebagai Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah
tentang Penyusutan Arsip. Dalam penerbitan Surat Edaran ini Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia ditugaskan oleh pemerintah Republik
Indonesia melalui (PP) Nomor 34 Tahun 1979 pasal 17 tentang Ketentuan
Peralihan dan Ketentuan Penutup pasal 18 tentang Ketentuan teknis
pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Kepala Arsip
Nasional. Selain Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Nomor SE/01/1981,
Kepala Arsip Nasional juga menerbitkan Surat Edaran Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor SE/02/1983 tentang Pedoman Umum
untuk Menentukan Nilaiguna Arsip. Surat Edaran (SE) ini merupakan
amanah yang diberikan pemerintah Republik Indonesia kepada Kepala
Arsip Nasional Republik Indonesia yang dimuat dalam pasal 4 tentang
Jadwal Retensi Arsip (JRA) ayat (2) yang berbunyi Arsip Nasional
menetapkan pedoman untuk digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan
nilaiguna arsip. Keberadaan SE ini memperkuat jajaran aspek hukum bidang
kearsipan mengingat isi informasi yang terekam didalam arsip bersifat
khusus sehingga untuk pengaturan penyusutannyapun diperlukan prosedur
hukum yang jelas dan legal. Didalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971
mengatur dengan jelas mengenai tanggungjawab Arsip Nasional sebagai inti
organisasi dari Lembaga Kearsipan Nasional (lihat pasal 8 ayat (2) huruf a
UU Nomor 7 Tahun 1971). Kewajiban kearsipan Lembaga Kearsipan Pusat
dan Daerah telah diatur di dalam Pasal 9 ayat (1). (2), (3). Sehubungan
dengan kegiatan penyusutan arsip, maka peraturan dalam Pasal 5 UU
tersebut telah diatur mengenai aspek hukum penyusunan JRA. Pasal 5 ayat
(1) mengatur ketentuan legalitas JRA oleh Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia, tetapi Pasal 5 ayat (2) yang mengatur tentang retensi arsip
keuangan dan kepegawaian ditentukan JRA keuangan harus terlebih dahulu
meminta pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Adapun JRA
kepegawaian harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan. Sehubungan dengan ketentuan tersebut dan
mempertimbangkan perkembangan dan kebutuhan yang berkaitan dengan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, maka Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2007 tentang Jadwal Retensi Arsip
Keuangan. Sedangkan Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian yang pernah
diterbitkan sebagai Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 02
Tahun 2000 dan Nomor 22 Tahun 2000 pada perkembangannya dinilai
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan. Sebagai
penggantinya, maka diterbitkan Peraturan Bersama Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Jadwal
Retensi Arsip Kepegawaian Negeri Sipil dan Pejabat Negara Nomor 05
Tahun 2007 dan Nomor 41 Tahun 2007.
Dari uraian tersebut di atas diketahui, bahwa pemerintah Republik Indonesia
cukup serius dalam mengelola arsip-arsip yang diciptakan dalam kerangka
pembangunan Indonesia. Keseriusan itu nampak tertuang dalam Undang-
undang Kearsipan Nomor 7 Tahun 1971 pasal 3 tentang tujuan kearsipan
yang berbunyi, “tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintah.” Berdasar pada penjelasan
tersebut diketahui, bahwa keseriusan
pengelolaan arsip merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk
menyelamatkan dokumendokumen kegiatan penyelenggaran pemerintahan
sebagai bahan bukti pertanggungjawaban pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Keberadaan lembaga-lembaga dan Badan-
badan swasta dan/atau perorangan merupakan bagian dari penyelenggaraan
pemerintahan. Arsip yang tercipta sebagai akibat dari kegiatan mereka juga
diatur pengelolaannya oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam
perkembangannya, mengingat bahwa lembagalembaga/badan-badan swasta
merupakan lembaga/badan profit, maka pemerintah menerbitkan
perundang-undangan kearsipan yang khusus mengatur tentang pengelolaan
arsip yang disiptakan oleh lembaga-lembaga/badanbadan swasta. Peraturan-
peraguran tersebut diciptakan sebagai pedoman bagi mereka agar tetap
menjalankan sistem kearsipan dengan baik, efektif dan efisien. Perundang-
undangan kearsipan yang mengatur tentang sistem kearsipan bagi lembaga-
lembaga dan Badanbadan swasta selain Undang-undang Nomor 7 Tahun
1971, PP Nomor 34 Tahun 1979, SE Kepala Arsip Nasional RI Nomor
SE/01/1981 dan SE/02/1983 juga;
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
2. PP Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan
Pemusnahan Dokumen Perusahaan
3. PP Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen
Perusahaan ke Dalam Mikrofilm atau Media Lainnya dan Legalisasi
Dewasa ini manusia dihadapkan pada isu globalisasi sebagai konsekuensi
logis dalam perkembangan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka percepatan perolehan informasi juga menjadi kebutuhan
yang tak terhindarkan sebagai komponen pendukung utama dalam
menyelesaikan tugas-tugas manusia dalam bidangnya masing-masing.
Kebutuhan tersebut direspons positif oleh komunitas teknologi dengan
menciptakan teknologi berbasis informasi. Kerjasama dalam bentuk
komunikasi yang intens tidak dapat dihindarkan untuk dapat menciptakan
teknologi berbasis informasi seperti
yang dibutuhkan oleh komunitas informasi dengan basis datanya masing-
masing. (Qalyubi, dkk, 2007: 367). Dalam menyikapi kebutuhan informasi
yang cepat, tepat dan akurat serta menyikapi kemajuan teknologi yang tak
terbedung lagi maka pemerintah berinisiatif mengakomodir kemajuan
tersebut termasuk
dalam bidang kearsipan. UU Nomor 7 Tahun 1971 sangat terbuka untuk
perkembangan tersebut. Pasal 1 huruf a maupun b jelas-jelas menyatakan
“...arsip dalam berbagai bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok...”. Keberadaan PP Nomor 88 Tahun 1999
memungkinkan dilakukannya pengalihmediaan arsip sepanjang arsip
aslinya tetap disimpan sebagai bahan bukti untuk kepentingan hukum. Lebih
jauh lagi mengenai arsip elektronik telah diatur dalam Undangundang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bagian
considerans Undang-undang ini menyebutkan, bahwa;
a. bahwa pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan
yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi
di masyarakat.
b. bahwa globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian
dari masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya
pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik
di tingkat Nasional sehingga pembangunan Teknologi Informasi dapat
dilakukan secara optima, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa;
c. bahwa perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian
pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia
dalam berbagai bidang yang secara langsung telah mempengaruhi
lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru;
d. bahwa penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus
dikembangkan untuk menjaga, memelihara, dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan nasional berdasarkan Peraturan
Perundangundangan demi kepentingan nasional;
e. bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi berperan penting dalam
perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
f. bahwa pemerintah perlu mendukung pengembangan Teknologi
Informasi melalui infrastruktur hukum dan pengaturannya sehingga
pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman untuk
mencegah penyalahgunannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama
dan sosial budaya masyarakat Indonesia;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f perlu membentuk
Undang-Undang tentang Informasi dan Transasksi Elektronik
”ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGEM-BANGAN”
2.9.1. Bidang Kearsipan
1. Digitalisasi
a. Scanning, menggunakan mesin scanner berkecepatan tinggi dan
berkapasitas ukuran besar.
b. Inputing, dilengkapi aplikasi untuk melakukan rename dokumen,
abstraksi dan keterangan-keterangan pendukung dokumen
tersebut.
c. Saving, digunakan untuk menyimpan dokumen pada central data
dan melakukan back-up secara rutin.
d. Distributing, menggunakan aplikasipengelolaan buku agenda
elektronik.
2. Program aplikasi pengelolaan dokumen elektronik menggunakan buku
agenda elektronik hingga distribusi dan disposisi dokumen yang
terintegrasi agar seluruh informasi di lingkungan accessible bagi
authority user. Aplikasi ini dilengkapi dengan system search dengan
kata tangkap nomor agenda, klasifikasi dokumen, subyek dokumen,
dan/atau tanggal dokumen sehingga memudahkan penemuan kembali.
3. Program aplikasi pengelolaan dokumen gambar elektronik hingga
proses pencatatan updating dokumen gambar tersebut yang terintegrasi
agar seluruh informasi di lingkungan accessible bagi authority user.
Aplikasi dilengkapi dengan pelacakan dokumen gambar awal hingga
dokumen terupdate, pencipta maupun pengupdate dokumen, tanggal
updateing dokumen dan lokasi dimana fisik dokumen berada.
2.9.2. Bidang Perpustakaan
1. Proses Alih Media, meliputi:
a. seleksi dokumen; proses seleksi ini diperlukan untuk menentukan
koleksi perpustakaan mana yang akan dialihmendiakan. Tentuanya
tidak semua koleksi perpustakaan akan dialih media.
b. Scanning, proses mengubah dokumen printed (paper-based) menjadi
electronic based.
c. inputing; proses pemberian abstraksi dan indeksi dari koleksi maupun
deskripsi
bibliografis yang sudah dalam bentuk elektronik.
d. editing; proses penyuntingan dari koleksi apabila ada perubahan
dalam proses alih media.
2. Koordinasi dengan TI untuk menata ulang beberapa Software yang
dimiliki (ELIDA, E-Doc, Ellips)
3. Integrasi sistem elektronik untuk perpustakaan. Focus dan tujuan utama
dari integrasi system perpustakaan adalah Sistem Temu Balik Informasi
khususnya dalam hal pencarian, penelusuran dan penemuan koleksi
perpustakaan. Adanya kebutuhan akan kecepatan, keakuratan, dan
ketepatan penemuan koleksi menjadikan integrasi system elektronik
semakin krusial.
4. Salah satu komponen dalam integrasi system elektronik adalah kebutuhan
akan mesin pencari lokal (Local Search Engine). Aplikasi mesin
pencari ini harus terkoneksi ke seluruh perpustakaan seksi dan
departemen di PT Badak sehingga proses penelusuran koleksi dapat
dilakukan di tiap perpustakaan secara real time.
5. Sentralisasi Data; dalam hal ini kebutuhan akan sistem klasifikasi dan
katalogisasi yang terpusat. Salah satu yang menjadi focus dalam
sentralisasi data adalah bentuk Katalog Induk (Union Catalogue)
koleksi perpustakaan PT Badak, sehingga semua data koleksi dapat
diperoleh melalui satu pangkalan data yang dapat didistribusikan ke
setiap perpustakaan seksi dan departemen.
2.9.3. Bidang Teknologi Informasi
Kebutuhan User
a. Ketersediaan Aplikasi Kearsipan dan Perpustakaan yang terintegrasi
pada seluruh lokasi penyimpanan dokumen dan arsip dengan batasan
wewenang,
b. Ketersediaan kapasitas media penyimpanan data yangg mencukupi,
hasil pengamatan di lapangan bahwa sistem edocsys sdh baik, hanya
kapasitas storage kurang mencukupi (karena sub-sistem ini tidak pada
lingkungan production), sehingga baru digunakan 2 tahun space sudah
tidak tersedia,
c. Ketersediaan terminal akses pada tiap user yang membutuhkan akses.
d. Network section membutuhkan transmisi yang lebih baik, saat ini
menggunakan multi mode (jarak jauh hanya smp 100 Mbps),
dibutuhkan minimal 1 Gbps. Network tidak dapat mengadakan
transmisi sendiri karena itu adalah wewenang dari bagian radio and
communication,
e. Radio and Communication Section akan menggelar transmisi kabel FO
baru menunggu dari request network,
f. Planning tahun 2010 : CCTV / security master plan, jaringan network
plant dan network general dihubungkan, artinya beban network menjadi
lebih berat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Sumber : Peneliti
Analisis data dengan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip data
kontrak (MAPOLDA) yang dimaksud adalah menguji proses administrasi
perencanaan pengadaan dan administrasi pelaksana pengadaan sesuai
prosedur dan tersedia dengan lengkap sehingga dapat mencapai kinerja
pegawai dan mencapai kontrak kinerja investasi terkontrak dan terbayar.
Metode Analisis dengan menjalankan aplikasi manajemen pelaporan dan
arsip data kontrak sesuai prosedur aturan.
Evaluasi hasil penggunaan aplikasi manajemen pelaporan dan arsip
data kontrak dilakukan dengan memperoleh informasi kepada stakeholder
(pemangku kepentingan) tentang perbedaan penyampaian informasi secara
manual dan penyampaian laporan dengan aplikasi berbasis web melalui
jaringan intranet yang meliputi variabel-variabel :
1. Rencana Anggaran Biaya
2. Analisa Harga Satuan
3. Spesifikasi Teknis Barang/Jasa
4. Gambar Teknis Barang/Jasa
5. Pagu Anggaran SKKO/SKKI
6. Nota Dinas Direksi Pekerjaan
7. Nota Dinas Pengguna Anggaran
8. Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR)
9. Preferensi Harga
10. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
11. Aturan Terkait Perhitungan
12. Rasio Overhead Resiko (ROK)
13. Justifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
14. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Aplikasi
Manajemen
Pelaporan &
Arsip Data
Kontrak
Variabel Intervening
Personal Information
Binusian ID : 2101755471
Full Name : Chandra Erick Manaek P Lumban Gaol
E-Mail : chandra.gaol@binus.ac.id
Address : Jl. Melati Raya Gg. Anyelir No. 5 Sempakata
Phone Number : 081267582784
Gender : Laki-laki
Birth Place / Date : Banjarmasin / 31 Mei 1984
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Religion : Kristen Protestan
FORMAL EDUCATION
2007 – 2009 : Strata I Teknik Informatika
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA, Medan
GPA : 3.50
2003 – 2006 : Diploma III Teknik Komputer
POLITEKNIK LP3I MEDAN
GPA : 3.25
INFORMAL EDUCATION
2018 – 2019 : Conversation English
LBPP LIA Medan
2002 : Microsoft Office dan Internet
TRICOM Medan
PERSONAL CERTIFICATION
2014 – 2017 : Sertifikasi Pengadaan Barang Dan Jasa
Lembaga Sertifikasi PT PLN (Persero)
ORGANIZATION EXPERIENCE
1999 – 2006 : Musician Of Drum
Gereja Kemenangan Iman Indonesia
2010 – NOW : Musician Of Drum
Gereja Kemenangan Iman Indonesia
2016 – 2017 : Ketua Olahraga
PT PLN (Persero) Area Padangsidimpuan
2015 – 2019 : Wakil Ketua Badan Pembinaan Kristen
PT PLN (Persero) Area Padangsidimpuan
WORKING EXPERIENCE
2008 – NOW : Pejabat Pelaksana Pengadaan
PT PLN (Persero) UIWSU UP3
Padangsidimpuan
2005 – 2007 : Kontraktor IT Helpdesk
PT Ecogreen Oleochemical Medan
Riwayat Hidup
Personal Information
Binusian ID : 2101755774
Full Name : Inos Ananta Sembiring
E-Mail : inos.sembiring@binus.ac.id
Address : Jl. Jamin Ginting, Gg. Lau Kawar lr. Ester no.8
Phone Number : Mobile : 082299787906
Gender : Laki-laki
Birth Place / Date : Kabanjahe / 6 Mei 1995
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Religion : Kristen Protestan
FORMAL EDUCATION
2013 – 2016 : Diploma III Manajemen Industri
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
GPA : 3.41
ORGANIZATION EXPERIENCE
2014 – 2015 : Ketua Organisasi Mahasiswa Daerah
Ikatan Mahasiswa Karo IPB Bunga Ncole
WORKING EXPERIENCE
2016 – 2017 : Internal Audit PT. BFI Finance, Tbk
2017 – 2019 : Supervisor Wholesaler di PT Nestle Indonesia, Tbk