Transjakarta Busway
Transjakarta Busway
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa kami
ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelasaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Jakarta, 22-Mei-2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian Busway
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat esensial dan
komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat
sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi
dari kendaraan pribadi ke angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung
lebih dominan dari pada kendaraan angkutan umum.
Pertumbuhan kendaraan pribadi yang cukup tinggi dan dominannya moda transportasi pribadi
tersebut akan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena tidak dibarengi dengan penambahan
jaringan jalan. Pola jaringan jalan yang ada itu menyebabkan pergerakan lalu lintas
terkonsentrasi pada pusat kota.
Disamping itu tingkat disiplin pengguna jalan masih belum memadai. Tingkah laku sebagian
pengemudi kendaraan umum dalam berlalu lintas masih sangat memperhatikan, kebut-kebutan,
saling mendahului, menurunkan penumpang di sembarang tempat, dan tempat-tempat lain yang
selalu menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas.
Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur transportasi massal yang terpadu.
Transportasi yang bisa melayani kebutuhan perpindahan warganya dengan cepat, aman,
murah,nyaman dan massal.
Transportasi busway (BRT – Bus Rapid Transit ) di Indonesia dikembangkan berdasarkan
analisis faktor-faktor yang menyebabkan buruknya pengelolaan angkutan umum di Indonesia
selama ini. Untuk tidak mengulang dan melakukan kesalahan yang sama maka berbagai konsep
baru dalam transportasi publik dilaksanakan dalam sistem busway.
Kemunculan busway sangat erat kaitannya dengan reformasi di era 1997.Krisis yang
menghantam armada angkutan umum menyebabkan hanya sekitar 60% angkutan yang
beroperasi di jalan raya, ditambah lagi dengan harga suku cadang yang melambung,
menyebabkan banyak perusahaan angkutan bangkrut, sementara tarif tidak bisa dinaikkan. Oleh
karena itu muncullah pemikiran untuk menyelamatkan angkutan umum. Didorong oleh semangat
reformasi, sistem busway diluncurkan sebagai upaya untuk memperbaiki sistem transportasi
publik di Jakarta.Proses kemunculan busway pun sangat menarik karena membuktikan
komitmen politik yang tinggi antara Gubernur DKI dan DPRD. Dengan adanya kesepakatan dan
kesolidan pemerintah dalam mendukung program ini, juga dengan dukungan dunia internasional,
peluncuran BRT menjadi lancar. Proses ini mempercepat munculnya sistem busway di Jakarta
yang hanya makan waktu 2,5 tahun. Karena proses yang dipercepat ini, maka armada pertama
dibeli oleh pemerintah sebenarnya kurang sehat dalam sistem pengelolaan busway.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Karena luasnya masalah yang di teliti maka identitas masalah diambil dari latar belakang pada
analisi kepuasan konsumen pengguna transportasi Transjakarta. Sehingga berdasarkan hal–hal di
atas maka dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha dapat merumuskan masalah sbb :
a) Apakah kosumen sudah terpuaskan atau tidak terpuaskan dengan fasilitas (hal ini mengenai
Koridor 1, Armada busway, Halte, Jalur busway) dan kelebihan juga kekurangan yang telah
diberikan.
b) Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta.
c) Bagaimana perusahaan dalam membagi tugas pada karyawannya dan apakah para karyawan
busway itu sendiri telah satisfied terhadap pembagian tugas.
d) Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya.
e) Upaya apa yang dilakukan oleh pihak Pegelola Transjakarta, dalam rangka memberikan
kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa.
f) Dampak penggunaan bahan bakar yang digunakan Transjakarta bagi lingkungan.
g) Bagaimana harapan pengguna jasa busway.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang akan diperoleh dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui tingkat kepusan pelanggan terhadap kualitas pelayanan transportasi
transjakarta.
a) Untuk mengetahui kepuasan konsumen mengenai pelayanan yang di berikan oleh transjakarta
dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan.
b) Untuk mengetahi persepsi konsumen terhadap kinerja Transjakarta.
c) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pemberlakuan busway.
d) Bagaimana sistem menejerial pada Busway.
e) Untuk mengetahui bagaimana badan pengelola Busway mengatasi persaingan dengan
kompetitor di bidang jasa transportasi.
f) Untuk mengetahui dampak penggunaan busway bagi lingkungan.
g) Untuk mengetahui harapan konsumen mengenai pelayanan yang di peroleh dari Transjakarta
dan harapan para karyawannya pada perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuaan penelitian diatas maka dapat diambil manfaat sebagai berikut bagi
perusahaan :
a.Sebagai bahan masukan untuk pengelola transjakarta dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan.
b.Sebagai bahan referensi untuk penelitan selanjutnya yang sejenis agar lebih lengkap.
BAB II
PENJELASAN BUSWAY
A. PENGERTIAN BUSWAY
Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus
Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio
yang sukses di Bogota, Kolombia. Unit Pengelola Transjakarta Busway adalah lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan umum massal
dengan menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu
strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa
transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan
terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus dan infrastruktur
yang dibangun khusus. Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang
memberikan kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda
dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Perencanaan busway telah dimulai sejak tahun
1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan
arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan
dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun busway di Jakarta meniru negara lain
(Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak.
Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu
dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.
Model bus Transjakarta ada 2 :
Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang bondol terbang sambil
mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1
dan 10 adalah bio solar. Untuk Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas.
Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit
bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar.
Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang
kokoh dan tahan karat.
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya
dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut
terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu
bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki
dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri
Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di
panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi
sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat
kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang
pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh
penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang
memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio
panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini
mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain. Khusus di
koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT 053. Sementara di koridor 9 dan 10
dilengkapi papan jurusan bus contoh 09. PLUIT atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG
PRIOK atau 10. CILILITAN dan PGC atau Grogol
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di
beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat (koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor
4 - 9, 11) yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan
darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.Untuk menjaga agar udara tetap
segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah
di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan
parfum.
Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan
dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja.
Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah
merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai (dengan
perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih ramah terhadap orang cacat.
Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan lantai halte (dengan pengecualian pada
beberapa jembatan penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih
menggunakan konstruksi beton).
Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00 WIB. Apabila setelah pukul 22:00 WIB
masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional,
maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para
penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut.
Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus
memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara
otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang. Tetapi mesin
elektrik busway tersebut yang sekarang sedang tidak berfungsi atau rusak sehingga
menggunakan karcis kertas, penumpang harus memberikan karcis tersebut dan akan menerima
potongan dari sobekan tiket tersebut.
Mulai 1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket prabayar (Multi Trip).
Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp.
3.500, pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M.
Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke
sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah saldo,
menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam
halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan diseluruh halte yang terdapat di koridor 1.
B. JALUR BUSWAY
Koridor 1
Koridor 1 melayani rute dari Terminal Blok M sampai depan Stasiun Kota. Jalan-jalan yang
dilalui koridor 1 adalah: Sultan Hasanuddin, Trunojoyo, Sisingamangaraja, Sudirman, MH
Thamrin, Medan Merdeka Barat, Majapahit, Gajah Mada/Hayam Wuruk, Pintu Besar Selatan,
lalu berputar di depan Stasiun Kota untuk kembali ke Blok M.
Halte-halte yang dilalui koridor 1 adalah:
Koridor 2
Koridor 2 melayani rute dari Terminal Pulogadung sampai halte Harmoni. Jalan-jalan yang
dilalui koridor 2 dari Pulogadung ke Harmoni adalah: Perintis Kemerdekaan, Suprapto, Kramat
Bunder, Senen Raya, Kwini 2, Abdul Rahman Saleh, Pejambon, Medan Merdeka Timur,
Perwira, Lapangan Banteng Barat, Kathedral, Veteran, lalu berputar di halte Harmoni.
Sedangkan untuk arah sebaliknya dari Harmoni ke Pulogadung, jalan-jalan yang dilalui koridor 2
adalah: Majapahit, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, Ridwan Rais, Prapatan Tugu
Tani-Kwitang, Kramat Bunder, Suprapto, Perintis Kemerdekaan, masuk ke Terminal
Pulogadung.
Halte-halte yang dilalui koridor 2 adalah:
Koridor 3
Koridor 3 melayani rute dari Terminal Kalideres sampai halte Pasar Baru. Jalan-jalan yang
dilalui koridor 3 adalah: Daan Mogot, Kyai Tapa, Hasyim Ashari, Hayam Wuruk/Gajah Mada,
Juanda/Veteran, Pos, lalu berbelok memutari Kantor Pos Pusat melewati Lapangan Banteng
Utara untuk kembali ke Kalideres.
Halte-halte yang dilalui koridor 3 adalah:
Koridor 4
Koridor 4 melayani rute dari Terminal Pulogadung sampai halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang
dilalui koridor 4 adalah: Raya Bekasi, Pemuda, Pramuka, Matraman, Tambak, Sultan Agung,
Galunggung, lalu memutari gedung Landmark untuk kembali ke Pulogadung. Mulai dari pukul
13:00 sampai akhir operasi transjakarta pukul 22:00 WIB, rute koridor 4 akan dialihkan lewat
halte Bermis. Rute Pulogadung-Dukuh Atas setelah dialihkan yaitu dari Terminal Pulogadung
akan lewat jalur koridor 2, berhenti di halte Bermis, lalu berbelok ke Jalan Kayu Putih dan
masuk ke jalur koridor 4 di halte Velodrome. Untuk arah sebaliknya, setelah halte Sunan Giri,
koridor 4 akan keluar jalur, lalu berbelok ke Jalan Kayu Putih. Berhenti di halte Bermis dan
masuk ke terminal melalui jalur koridor 2.
Koridor 5
Koridor 5 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007.
dengan jurusan Terminal Kampung Melayu sampai Halte Ancol. Jalan-jalan yang dilalui koridor
5 adalah sepanjang Jalan Jatinegara Barat, Matraman Raya, Salemba Raya, Kramat Raya, Pasar
Senen, dan Gunung Sahari. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Gunung Sahari dan seterusnya
sampai Matraman Raya, kemudian masuk ke Jatinegara Timur.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 5 adalah:
Terminal Kampung Melayu (Transfer ke Halte Pal Putih
koridor 7) Halte Central Senen
Halte Jatinegara Rs. Premier - Ke arah (Transfer ke koridor 2)
Kampung Melayu Halte Budi Utomo
Halte Pasar Jatinegara - Ke arah Kampung Halte Pasar Baru Timur
Melayu Halte Jembatan Merah
Halte Kebon Pala Halte Gn. Sahari Mangga
Halte Slamet Riyadi Dua
Halte Tegalan (Gramedia) Halte Pademangan (Mangga
Halte Matraman 1 (Depan Seven Eleven Dua Square)
Matraman) (Transfer ke koridor 4) Halte Ancol
Halte Salemba Carolus (Depan SMPN 216 dan
RS.Carolus)
Halte Salemba UI
Halte Kramat Sentiong NU
Koridor 6
Koridor 6 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007
dengan jurusan Halte Ragunan sampai Halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 6
adalah sepanjang Jalan Harsono RM, Warung Jati Barat, Mampang Prapatan, HR Rasuna Said,
Latuharhari, Halimun, kembali ke HR Rasuna Said, dan seterusnya sampai ke Ragunan.
Koridor 7
Koridor 7 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007
dengan jurusan Terminal Kampung Rambutan sampai Terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan
yang dilalui koridor 7 adalah sepanjang jalan Kampung Rambutan, Raya Bogor, Sutoyo, MT
Haryono, dan Otto Iskandardinata.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 7 adalah:
Terminal Kampung Rambutan
Halte Tanah Merdeka - Ke arah Kampung Melayu
Halte Flyover Raya Bogor (Pasar Rebo / Makro)
Halte RS Harapan Bunda
Halte Pasar Induk Kramat Jati
Halte Pasar Kramat Jati
Halte Cililitan PGC
Halte Sutoyo BKN
Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 10) dan (koridor 9 arah Pluit)
Halte Cawang BNN
Halte Cawang Otista
Halte Gelanggang Remaja
Halte Bidara Cina
Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 5 dan 11)
Koridor 8
Koridor 8 melayani rute dari Terminal Lebak Bulus sampai halte Harmoni. Jalan-jalan yang
dilalui koridor 8 adalah: Pasar Jumat, Raya Ciputat, TB Simatupang, Metro Pondok Indah ,
Sultan Iskandar Muda, Teuku Nyak Arif, Soepono, Panjang Raya, Daan Mogot , S Parman ,
Tomang Raya, Kyai Caringin , Balikpapan, Suryopranoto, berbelok ke Harmoni, lalu berputar di
jalan Juanda/Veteran sebelum halte Pecenongan. Koridor 8 kembali ke Lebak Bulus melewati
jalan Hasyim Ashari, Daan Mogot, dan seterusnya sampai ke Lebak Bulus. Pada hari kerja,
koridor 8 dibagi menjadi dua rute, yaitu Lebak Bulus-Harmoni (lewat Roxy) dan Harmoni-
Grogol 2. Penumpang dari koridor 3 atau koridor 9 dapat transit menuju arah Lebak Bulus di
halte Grogol.
Halte-halte yang dilalui koridor 8 adalah:
Koridor 9
Rute bus Transjakarta Koridor 9 resmi beroperasi dengan koridor 10, yaitu 31 Desember 2010
dengan jurusan Halte Terminal Pinang Ranti sampai Halte Pluit Village. Jalan-jalan yang dilalui
koridor 9 adalah sepanjang Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo, MT
Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumenten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga dan seterusnya
sampai ke Pluit.
Bus Gandeng Koridor 9 hanya sampai PGC dan tidak sampai ke Pinang Ranti, dan hanya sampai
Grogol 2 dan tidak sampai ke Pluit
Koridor 10
Koridor 10 (Cililitan - Tanjung Priok) mulai beroperasi pada 31 Desember 2010. Koridor ini
akan melalui Jl. Letjend Sutoyo dan sepanjang jalan By Pass, mulai dari Jl. DI Panjaitan, Jl.
Ahmad Yani ,Jl. Yos Sudarso dan Jl. Enggano.
Halte-halte yang disinggahi koridor 10 adalah:
Halte Cililitan 2 (PGC 2)
Halte Sutoyo BKN
Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 7)
Halte Cawang Sutoyo
Halte Panjaitan Penas
Halte Kebon Nanas Cipinang
Halte Prumpung Pedati
Halte Flyover Jatinegara (transfer ke koridor 11)
Halte Bea Cukai Ahmad Yani
Halte Utan Kayu Rawamangun
Halte Pramuka BPKP 2 (Transfer ke koridor 4)
Halte Kayu Putih Rawasari
Halte Pulomas Pacuan Kuda
Halte Cempaka Putih
Halte Cempaka Timur 2 (Transfer ke koridor 2)
Halte Yos Sudarso Kodamar
Halte Sunter Kelapa Gading
Halte Plumpang Pertamina
Halte Walikota Jakarta Utara
Halte Permai Koja
Halte Enggano
Halte Tanjung Priok
Koridor 11
Koridor 11 mulai beroperasi 28 Desember 2011. Koridor ini melayani rute dari depan kantor
Walikota Jakarta Timur sampai ke terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor
11 adalah: Sentra Primer Timur, I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Timur Raya, Bekasi Barat Raya,
Jatinegara Timur, masuk terminal Kampung Melayu dan kembali ke Walikota Jakarta Timur
melalui Jatinegara Barat berputar ke Bekasi Barat Raya dan seterusnya. Koridor 11 pada rencana
awalnya seharusnya melayani rute dari terminal Pulogebang sampai ke terminal Kampung
Melayu, tetapi dikarenakan terminal Pulogebang masih belum dibangun, maka untuk sementara
koridor 11 hanya melayani rute Walikota Jakarta Timur-Kampung Melayu sampai terminal
Pulogebang selesai dibangun.
Halte-halte yang dilalui koridor 11:
Koridor 12
Jalan yang dilalui koridor 12 adalah:
Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus feeder atau
pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta
seperti di dekat Ratu Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus
biasa. Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan
ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central
Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan
8. Halte berdaya tampung kurang lebih 500 orang ini memiliki 6 pintu.
D. TARIF
Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per perjalanan. Penumpang yang
pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak
keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket pukul 05.00 s/d 07.00 WIB, mereka dapat
memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai tahun 2006, kartu
chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk membayar tarif.
1. Transjakarta Busway
Dalam sistem kerja Busway, Transjakarta bertindak sebagai perencana dan pengkoordinir kinerja
dari bagian-bagian lain, penyedia infrastruktur yang diperlukan.
2. Operator Busway
Operator Busway bertugas sebagai penyedia bus, awak bus, serta bertanggungjawab untuk
menjalankan trayek koridor yang telah ditentukan. Ada beberapa poerusahaan perusahaan yang
bertugas sebagai Operator Busway, yaitu:
4. Trustee
Bank DKI yang bertugas sebagai trustee bertanggungjawab sebagai pengelola keuangan
Transjakarta.
BAB III
A. ANALISA KEBUTUHAN TERHADAP KIOS INFORMASI
Untuk lebih mengetahui seberapa dekatnya responden dengan sistem transportasi Busway. Maka
diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil
analisis sebagai berikut:
Untuk lebih mengetahui tempat-tempat tujuan yang sering dituju oleh pengguna busway. Maka
diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil
analisis berikut:
Untuk lebih mengetahui apakah responden merasa sarana informasi yang tersedia sudah
mencukupi atau belum. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode
angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah responden mengetahui covering area operasi Transjakarta Busway.
Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh
hasil analisis sebagai berikut:
4. Apakah anda pernah menemukan kesulitan dalam menentukan rute perjalanan?
Ya 28 responden 70%
Tidak 12 responden 30%
Tabel 3.4 Presentase kesulitan menemukan rute perjalanan
BAB IV
LANDASAN TEORI
Masalah kualitas layanan, juga termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas di luar
bus.Jembatan penumpang yang atapnya banyak yang hilang, jalur khusus busway yang sering
diserobot pengguna kendaraan lain sehingga menimbulkan ketidaklancaran, sehingga kadangkala
menggunakan busway tidak ada bedanya menggunakan kendaraan lainnya.
Keluhan-keluhan yang dirasakan para pengguna jasa seperti harus berjuang dengan keras untuk
dapat naik bus meskipun harus berdiri, kepadatan bus khususnya pada saat jam-jam padat
berangkat dan pulang kerja, interval kedatangan bus sering tidak tepat karena sering lebih lama,
sempitnya shelter mengakibatkan antrian para penumpang. Antrian juga bertambah ketika jam-
jam masuk kerja dan pulang kerja,sedangkan di dalam halte tidak dipasang besi-besi pembatas
sehingga terjadi kesimpang siuran antara penumpang yang hendak naik dan turun dan tidak ada
yang menyerobot antrian. Ketidaknyamanan terjadi baik di luar maupun di dalam bus, serta
ketidak tepatan sampai di tujuan menyebabkan rasa nyaman, efektif dan efisien masih belum
dapat dirasakan merupakan bentuk kekecewaan atas pelayanan yang dirasakan.
Beberapa supir masih mengemudikan bus dengan cara yang tidak nyaman terutama ketika akan
berhenti mengerem mendadak dan pada jalan yang berlubang kurang mengemudikan bus dengan
baik.Sehingga hal ini membuat kurang nyaman bagi pengguna busway terutama bagi yang
posisinya tidak mendapat tempat duduk/berdiri.
Keluhan-keluhan seperti tersebut di atas menuntut pihak pengelola untuk mempunyai daya
tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul seperti memperluas shelter atau membuka
counter cadangan yang paling penting dapat mengantisipasi dan memberikan kesan yang baik
bagi penumpang atas keluhan sebagai ungkapan tidak puas. Para petugas pelayanan busway
masih belum bisa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan. Para
pelanggan belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta. Akhirnya,
masyarakat jugalah yang dirugikan dari adanya koridor 1 busway ini. Tidak mengurangi
kemacetan, dengan membuat pengendara mobil pribadi beralih ke Busway. Justru membuat
jalan-jalan di Jakarta semakin macet bahkan banjir.
Operasional bus Transjakarta saat ini hanya dilayani oleh 5 SPBBG sedangkan bus harus
mengisi CNG dua kali per-hari. Untuk sebagian koridor busway, lokasi SPBBG tersebut cukup
jauh dengan waktu antri yang lama karena banyaknya bus yang mengisi CNG. Untuk
mengoptimalkan efisiensi pengisian CNG bus Transjakarta, maka minimal harus dilakukan
pengoperasian kembali dan revitalisasi SPBBG di Jl. Ahmad Yani dan SPBBG Jl. Daan Mogot.
Dari kualitas CNG, Operator bus Transjakarta mengeluhkan kualitas CNG yang buruk karena
mengandung air, lumpur dan oli sehingga membutuhkan perawatan dan penggantian suku
cadang yang lebih banyak dari seharusnya. Hasil penelitian laboratorium menunjukan bahwa
kualitas dalam CNG, meskipun masih memenuhi standar kualitas nasional tetapi masih berada di
bawah standar kualitas gas untuk sektor transportasi di negara lain.
Untuk mencapai layanan operasional Transjakarta yang aman, nyaman, dan efisien maka perlu
segera dilakukan penambahan SPBBG dan jaminan suplai yang cukup disepanjang koridor
busway. Kualitas gas yang masih dibawah standar agar diperbaiki dan pemeliharaan terhadap
perawatan mesin pengisian dilakukan secara berkala dari ATPM.
Busway
Dapat dikatakan terjangkau karena moda ini menerapkan kebijakan tarif tunggal. Untuk sekali
naik, hanya memerlukan uang sebesar Rp 3500 dan gratis untuk berganti koridor. Dengan uang
Rp 3500 penumpang dapat berjalan menyusuri semua koridor tanpa harus mengeluarkan uang
untuk menuju koridor lainnya.
JakCard
masyarakat dapat menggunakan JakCard di Koridor 1 (Blok M – Kota), Koridor 2 (Pulogadung-
Harmoni), Koridor 3 (Kalideres-Harmoni),dan Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas). JakCard
adalah kartu pembayaran elektronik yang dikeluarkan oleh Bank DKI untuk memberikan
kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa harus mengeluarkan uang tunai yang saat ini sudah
dapat digunakan di Transjakarta Busway. Pengguna JakCard cukup menempelkan kartu ke
reader (mesin pembaca elektronik) yang disediakan pada kaca loket pembelian tiket busway dan
kasir akan memberikan tiket busway untuk dapat masuk ke dalam halte. Kartu JakCard yang
baru ini berbeda dengan kartu JakCard lama yang sebelumnya digunakan di Koridor 2&3. Selain
bisa digunakan sebagai kartu pembayaran busway, JakCard juga berfungsi sebagai kartu belanja
di merchant-merchant tertentu (Indomaret). Dengan diperluasnya jaringan JakCard ini
diharapkan akan mempermudah penumpang untuk membeli tiket busway tanpa harus
mengeluarkan uang tunai. Pembelian awal dan pengisian ulang kartu Jakcard dapat dilakukan di
32 halte busway Koridor 1,2,3 dan 6 dan di Bank DKI.
Creditcard
Pembayarannya akan diakumulasikan perbulannya, sehingga memberikan kemudahan bagi
penumpang untuk berlangganan TransJakarta. Teknologi ramah lingkungan yang diterapkan
pada busway dapat meminimalisasi dampak polusi udara terhadap lingkungan.
Keunggulan TransJakarta dibanding bus Kopaja dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keunggulan TransJakarta sebagai sistem transportasi
terpadu dibandingkan angkutan umum sebelumnya yaitu bus kopaja.Secara umum yang
membedakan antara TransJakarta dan bus kopaja adalah fasilitas dan sistem pergerakannya.
Fasilitas halte, fisik taransportasi, jalur lintasan, keamanan, dan ramah lingkungan. Angkutan
publik yang memiliki fasilitas penunjang yang baik akan memberi kenyamanan penumpang
dalam perjalanannya. TransJakarta juga memiliki aksesbilitas tinggi untuk pergerakan dan sistem
trasnportasi yang terpadu mengintegrasi model angkutan lainnya seperti kereta api, motor dan
bus antar provinsi. TransJakarta memberikan kesetaraan dalam penyediaan fasilitas untuk
seluruh lapisan masyarakat dan biayanya cukup terjangkau. Karena harganya yang terjangkau
maka banyak pengguna busway setiap harinya, terbukti dengan jumlah penjualan tiket di koridor
1 pada jam 05.00 s/d 06.00 WIB rata-rata terjual 105 tiket, pada pukul 06.00-07.00 WIB rata-rata
terjual 288 tiket, pada pukul 07.00-08.00 WIB rata-rata terjual sebanyak 232 tiket.
Kepuasan yang dirasakan pelanggan seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengguna busway
bernama ibu Hani pengalaman saya, pada saat jadwal pulang kantor dengan penumpang yang
banyak di Dukuh atas, saat para petugas yang ada di dukuh tidak melihat saya sedang hamil,
mengeluarkan saya dari pintu penurunan untuk naik ke busway dan saya dipersilahkan
duduk.Saat kerja dia tidak mengangkat handphone nya padahal handphone nya berbunyi. Dia
menghiraukan handphonenya, mungkin dia berpikir saat itu sedang menjalankan tugas. Dia juga
baik dalam mengontrol penumpang yang akan naik busway jadi penumpang di busway tidak
terlalu penuh agar penumpang tidak berjubel di busway.
Halte busway belum nyaman dan menganri untuk waktu yang lama karena alasan traffic
jam sebaiknya ruang tunggunya di buat supaya nyaman juga saat menunggunya tidak
berkeringat.Karena bagi konsumen terutama yang berangkat ke kantor merasa akan malu
karena bau keringat.
Jalur busway dijaga dari transportasi selain busway
Tambah armada
Percepat proses administratif
Antrian di halte busway lebih ditertibkan
F. HARAPAN KARYAWAN
Bisa lebih sejahtera
Ada perubahan-perubahan yang lebih baik
Jika mengajukan izin tidak dipersulit oleh perusahaan
G. DAMPAK TRANSJAKARTA
Fasilitas mesin kartu elektrik/ mesin barrier di semua koridor yang rusak atau tidak berfungsi.
Kita bisa lihat di koridor 1 sampai 3 busway yang tidak kunjung diperbaiki. Banyaknya mesin
yang rusak dan tidak diperbaiki karena biaya yang cukup tinggi sehingga ini dapat berdampak
buruk pada lingkungan karena sampah kertas sobekan karcis tersebut melimpah ruah di tempat
sampah sehingga dapat menambah jumlah sampah dan sobekan tersebut mengotori lingkungan
halte di sekitar busway, karena banyak yang membuang sampah sobekan kertas itu secara
sembarangan. Hal ini akan menjadi masalah jika dihitung dari pengguna jalur busway di koridor
1 tersebut,berapa ratus ribu orang setiap hari melaju dengan transjakarta, dan berapa ratus ribu
lembar sobekan karcis yang berakhir di tempat sampah setiap hari.Hal ini mungkin akan menjadi
masalah di kemudian hari.
Busway sebagai alat transportasi massal yang bertujuan untuk mengalihkan penggguna jalan
Jakarta yang menggunakan mobil pribadi menjadi naik busway, terus mengundang kontroversi
sejak diluncurkan pertama kali 15 Januari 2004 lalu karena otomatis mempersempit jalur untuk
kendaraan umum. Padahal konsep awal daripada busway adalah sebelum dibangun jalur busway
harus menambah satu jalur, baru diambil satu jalur untuk busway. Tapi kenyataan yang ada
sekarang justru sangat berbeda jalur umum diambil untuk dijadikan jalur busway tanpa ada jalur
penggantinya, sehingga menambah parah kemacetan Jakarta. Akhirnya pengguna jalan yang
menggunakan mobil pribadi tetap, tetapi jalan-jalan di Jakarta bertambah sempit dan macet.
Permasalahan kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya juga bersumber pada sulitnya menjaga
agar jalur busway tetap steril dari kendaraan lain non busway, sehingga dampak negatif yang
dirasakan warga Jakarta akibat dari adanya koridor Busway ini seperti, kemacetan yang
bertambah parah akibat bertambah sempitnya jalur untuk kendaraan.
BAB IV
PENUTUP
Saran yang diajukan oleh peneliti untuk menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta, khususnya
BLU Transjakarta-Busway, adalah pada penelitian ini responden beranggapan sistem operasi
Transjakarta-Busway belum dapat mengatasi kemancetan di Jakarta bahkan cenderung
menambah masalah. Oleh karena itu, Transjakarta- Busway bersama instansi terkait perlu
mengatur sistem operasi yang efisien dan efektif supaya salah satu tujuan Transjakarta-Busway
dalam mengatasi kemancetan dapat terwujud. Responden beranggapan bahwa pelayanan yang
diberikanTransjakarta-Busway kurang nyaman dan berbelit. Oleh karena itu Transjakarta–
Busway perlu meningkatkan pelayanan dalam hal kenyamanan dan kemudahan, seperti menjaga
kebersihan di halte, kemudahan dalam membeli tiket, penambahan armada busway dan
sebagainya. Responden beranggapan bahwa sikap dan perilaku petugas Transjakarta-Busway
dalam menanggapi keluhan pelanggan kurang sehingga hal tersebut perlu diperbaiki. Misalnya
dengan memberikan pelatihan dan pendidikan pada petugas Transjakarta-Busway yang
berhubungan dengan service excellent. Responden beranggapan bahwa Transjakarta-Busway
kurang tepat waktu. Oleh karena itu hal tersebut perlu diperbaiki dengan meningkatkan
kedisiplinan petugas supaya menjalankan jadwal yang sudah ditetapkan. Untuk menetapkan
kedisiplinan pada petugas, Transjakarta-Busway dapat memberikan sanksi apabila petugas tidak
tertib dalam menjalankan jadwal. Sedangkan pada pelanggan diberikan ganti rugi apabila
Transjakarta-Busway tidak berangkat tepat waktu. Dengan sistem demikian diharapkan terjadi
kontrol yang menyebabkan kinerja dalam ketepatan waktu dapat ditingkatkan. Responden
beranggapan bahwa jumlah armada masih kurang sehingga menyebabkan penumpukan
pelanggan. Oleh karena itu Transjakarta-Busway perlu menambah jumlah armada.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi responden terhadap tingkat kinerja organisasi
tergolong baik, khususnya dalam kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, pelayanan yang adil
bagi penumpang, dan tarif tiket. Persepsi sebagian besar responden terhadap tingkat kualitas
pelayanan tergolong kurang baik, khususnya dalam ketepatan waktu, lama waktu terlambat,
sikap petugas dalam memberikan pelayanan, kesopanan petugas, kemampuan dan sikap petugas
dalam menanggapi masalah, pengalaman petugas di bidang pekerjaannya, ketrampilan dalam
memberikan pelayanan dan informasi, kepedulian terhadap keluhan pengguna jasa, kebersihan
petugas dan kondisi fisik halte bus ternyata masih tidak puas terhadap mutu pelayanan yang
diberikan oleh Busway pada saat ini. Responden kurang puas terhadap Transjakarta- Busway,
khususnya dalam pelayanan di loket, pelayanan di halte dan di dalam bus, jumlah kapasitas
penumpang, lokasi halte dan rute bus, serta jumlah armada busway.
Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi kualitasnya oleh pihak
pengelola Busway untuk dapat mencapai kepuasan konsumen,seperti harga tiket, prosedur
pembelian tiket, jadwal operasional bus, kesopanan dan keramahan pegawai, keamanan, dan
kenyamanan. Namun, ada juga hal-hal yang sudah dianggap cukup baik oleh konsumen sehingga
pelaksanaannya perlu dipertahankan, seperti halte bus, obyektivitas terhadap konsumen,
penampilan pegawai, dan kebersihan halte dan bus.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada jam-jam pulang kantor terjadi penumpukan
penumpang dari arah Blok M ke Kota. Para pengguna jasa Busway bisa memaklumi kondisi ini.
Akan tetapi keadaan yang kurang nyaman terjadi karena adanya saling dorong antar sebagian
pengguna jasa Elektronisasi Tiket. Seperti dikeluhkan sejak lama, persoalan ticketing menjadi
penting karena tiket manual pastinya menimbulkan kecurigaan kebocoran karena lemahnya
proses pengawasan dan verifikasi. Oleh sebab itu penerapan e-ticketing untuk semua koridor
sudah menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi, mengingat teknologi ini sudah sangat populer
dan diterapkan di banyak tempat, bukan hanya sektor transportasi saja.
Proses penerapan e-ticketing ini sebenarnya mudah dan murah. Kuncinya terletak pada kemauan
politik dari Pemprov DKI Jakarta serta mengabaikan segala kepentingan individu dan institusi.
Kalau memang Bank DKI Jakarta tidak mampu memecahkan persoalan ini, Pemprov DKI
Jakarta dapat menggandeng kerjasama dengan institusi lain. mengingat kota yang lebih kecil dan
miskin, seperti TransJogja sejak awal sudah mengetrapkan e-ticketing, masak Jakarta yang lebih
kaya dan banyak tenaga ahli justru masih menggunakan tiket manual. Tentu ini merupakan hal
yang memalukan. Menertibkan Halte dari pengemis. Pada saat ini banyak jembatan
penyeberangan yang telah dipenuhi dengan dan pengemis yang amat mengganggu kelancaran
arus penumpang di sekitar halte. Pada jam-jam sibuk keberadaan itu amat mengganggu calon
penumpang. Sedangkan keberadaan pengemis, termasuk penderita sakit kusta, anak-anak dengan
ibunya yang memelas telah menimbulkan pemandangan tidak sedap.
Merawat Kebersihan Halte demi Kenyamanan para Calon Penumpang. Banyak halte yang saat
ini kurang terawat: cat sudah lusuh dan banyak yang mengelupas, kanopi lepas, skrup banyak
yang lepas, lantai jembatan penyebrangan sudah tidak merata dan sejenisnya yang perlu
mendapat perhatian serius untuk segera dilakukan perawatan agar memberikan kenyamanan dan
keselamatan bagi calon pengguna Busway Transjakarta. Kenyamanan dan keselamatan calon
penumpang perlu dijamin agar mereka merasa betah menggunakan busway.
Benahi Halte-Halte Krusial. Halte-halte krusial seperti Halte Dukuh Atas 2, perlu
disempurnakan konstruksi fisik sehingga bisa mengoptimalkan operasional Transjakarta maupun
memberikan kenyamanan kepada para calon penumpang yang sedang mengantri.
Gaji didudukkan sebagai salah satu faktor kepuasan kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan
dan berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan biaya hidup sehingga perlu
dipikirkan adanya kenaikan gaji berkala kepada para karyawan.
Diposkan oleh Ardhi0613 di 06.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Transjakarta Busway
▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
Transjakarta Busway
Free-Animation
About me
Ardhi0613
Lakukan yang kamu bisa lakukan dengan apa yang kamu punya dan kamu akan
mendapat apa yang kamu butuhkan untuk melakukan apa yang kamu inginkan
Lihat profil lengkapku