Anda di halaman 1dari 7

Panduan Cara Menulis Artikel di

blogspot
Kamis, 20 November 2014

Pengkajian B1 - B6 Pada Sistem Kardiovaskuler

TUGAS K M B I
PENGKAJIAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER
MENGGUNAKAN TEKNIK “BODY SISTEM”

NAMA : JULIANUS HERMAN KLARAN


NIM : 5306.12. 1158
KELAS : II.C

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BELU


AKADEMI KEPERAWATAN BELU
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas rahmat dan
bimbingan – Nyalah, maka saya dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini dengan judul Pengkajian
Pada Sistem Kardiovaskuler Menggunakan Teknik “Body Sistem”
Pada kesempatan ini saya mau mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Saya sadar makalah kami ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan makalah kami ini.
Sekian dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... 1


Kata Pengantar ...................................................................................... 2
Daftar Isi ...................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Tujuan ...................................................................................... 4

Bab II Pembahasan
1) B1 (Breathing) ...................................................................................... 5
2) B2 (Blood) ...................................................................................... 6
3) B3 (Brain) ...................................................................................... 8
4) B4 (Bladder) ...................................................................................... 8
5) B5 (Bowel) ...................................................................................... 8
6) B6 (Bone) ...................................................................................... 9

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................... 10

Daftar Pustaka ...................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler adalah salah satu komponen penting yang harus dilakukan
seorang perawat untuk menggali masalah klien. Pengkajian keperawatan dilakuakn dengan mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien secara menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
 Untuk mengetahui tentang pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler menggunakan teknik body sistem.
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada semester 3

BAB II
PEMBAHASAN

Pemeriksaan kesehatan pada sistem kardiovaskuler meliputi pemeriksaan fisik umum secara per sistem. Pada
makalah ini saya akan sedikit menjelaskan tentang pengkajian pada sistem kardiovaskuler menggunakan teknik
body sistem. Di dalam teknik ini ada beberapa cara yang digunakan, antara lain sebagai berikut :
1) B1 (Breathing)
Pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan sangat mendukung untuk mengetahui masalah pada klien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler. Pemeriksaan ini meliputi :
a) Inspeksi bnetuk dada
Untuk melihat seberapa berat gangguan sistem kardiovaskuler. Bentuk dada yang biasa ditemukan adalah :
 Bentuk dada thoraks phfisis (panjang dan gepeng)
 Bentuk dada thoraks en bateau (thoraks dada burung)
 Bentuk dada thoraks emsisematous (dada berbentuk seperti tong)
 Bentuk dada thoraks pektus ekskavatus (dada cekung ke dalam)
Gerakan pernapasan : kaji kesimetrisan gerakan pernapasan klien
b) Palpasi rongga dada
Tujuannya :
 Melihat adanya kelainan pada dinding thoraks
 Menyatakan adanya tanda penyakit paru dengan pemeriksaan sebagai berikut :
Gerakan dinding thoraks saat inspirasi dan ekspirasi
Getaran suara : getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa yang diletakkan pada dada klien saat klien
mengucapkan kata –kata.
c) Perkusi
Teknik yang dilakukan adalah pemeriksa meletakkan falang terakhir dan sebagaian falang kedua jari tengah
pada tempat yang hendak diperkusi. Ketukan ujung jari tengah tangan kanan pada jari kiri tersebut dan lakukan
gerakan bersumbu pada pergelangan tangan. Posisi klien duduk atau berdiri.
d) Auskultasi
Suara napas normal
 Trakeobronkhial, suara normal yang terdengar pada trakhea seperti meniup pipa besi, suara napas lebih keras dan
pendek saat inspirasi.
 Bronkovesikuler, suara normal di daerah bronkhi, yaitu di sternum atas (torakal 3 – 4)
 Vesikuler, suara normal di jaringan paru, suara napas saat inspirasi dan ekspirasi sama.
2) B2 (Blood)
Inspeksi
 Inspeksi adanya parut pascapembedahan jantung. Posisi parut dapat memberikan petunujuk mengenai lesi katup
yang telah dioperasi
 Denyut apeks : posisinya yang normal adalah pada interkostal kiri ke – 5 berjarak 1 cm medial dari garis
midklavikula.
Palpasi
Tujuannya adalah mendeteksi kelainan yang tampak saat inspeksi. Teknik yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
 Palpasi dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian dilanjutkan dengan tekanan yang sedikit keras.
 Pemeriksa berdiri di kanan klien, minta klien duduk kemudian berbaring telentang. Pemeriksa meletakkan tangan
di prekordium, samping sternum dan lakukan palpasi denyut apeks.
 Berikan tekanan yang lebih keras pada telapak tangan. Kemudian tangan ditekan lebih keras untuk menilai
kekuatan denyut apeks.
 Lanjutkan dengan melakukan palpasi denyut apeks menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah. Palpasi daerah
prekordial di samping sternum.
 Kaji denyut nadi arteri, tarikan dan getaran denyutan.
Palpasi denyut apeks :
 Normal pada interkosta ke – 5 (2 – 3 cm medial garis midklavikula). Dapat tidak teraba bila klien gemuk, dinding
toraks tebal, emfisema dan lain – lain.
 Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada insufisiensi aorta/mitral.
Impuls Parasternal dapat teraba bila pangkal telapak tangan diletakkan tepat pada bagian kiri dari
sternum dengan jari – jari agak terangkat sedikit dari dada.
Thrill
Aliran darah yang turbulen menimbulkan murmur jantung saat auskultasi, terkadang dapat teraba.
Murmmur yang teraba ini disebut thrill. Prekordium harus dipalpasi menggunakan telapak tangan secara
sistematik untuk menentukan adanya thrill.
Palpasi arteri karotis :
Arteri karotis mudah dipalpasi pada otot – otot sternomastoideus. Hasil pemeriksaan ini dapat
memberikan banyak informasi mengenai bentuk gelombang denyut aorta yang dipengaruhi oleh berbagai
kelainan jantung.
Tekanan vena jugularis
Teknik pengukuran tekanan vena jugularis adalah sebagai berikut :
 Minta klien berbaring telentang, dengan kepala ditinggikan pada tempat tidur atau meja pemeriksaan
 Kepala klien harus sedikit diplangkan menjauhi sisi leher yang akan diperiksa
 Carilah vena jugularis eksterna
 Palpasi denyutan vena jugularis interna (bedakan denyutan ini dengan denyutan arteri karotis interna yang berada
di sebelah vena jugularis interna)
 Tentukan titik tertinggi denyutan vena jugularis interna yang masih terlihat
 Dengan menggunakan penggaris cm, ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan sudut sternal
 Catatlah jarak dalam cm dan tentukan sudut kemiringan klien berbaring
 Pengukuran yang lebih dari 3 -4 cm di atas sudut sternal dianggap suatu peningkatan

Perkusi
Pemeriksaan perkusi pada jantung biasanya jarang dilakukan jika pemeriksaan foto rontgen toraks telah
dilakukan. Tetapi pemeriksaan perkusi ini tetap bermanfaat untuk menentukan adanya kardiomegali, efusi
perikardium, dan aneurisma aorta. Foto rontgen toraks akan menunjukkan daerah redup sebagai petunjuk bahwa
jantung melebar. Daerah redup jantung akan mengecil pada emfisema.

Auskultasi
 Katup Pulmonal
Terdengar lebih jelas pada interkosta ke – 2 dan ke – 3 kiri sternum
 Katup aorta
Terdengar lebih jelas pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal
 Katup mitral
Terdengar lebih jelas pada sternum, dekat batas atas sendi antara interkosta ke – 4 dan sternum
 Katup trikuspidalis
Terdengar lebih jelas pada sternum, sesuai garis penghubung proyeksi katup mitral dengan sendi antara sternum
dengan interkosta ke – 5 kanan.
 Auskultasi jantung
3) B3 (Brain)
a) Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan kepala sebagai bagian pengkajian kardiovaskuler difokuskan untuk mengkaji bibir dan cuping
telinga untuk mengetahui adanya sianosis perifer.
b) Pemeriksaan raut muka
 Bentuk muka : bulat, lonjong dan sebagainya
 Ekspresi wajah tampak sesak, gelisah, kesakitan
 Tes saraf dengan menyeringai, mengerutkan dahi untuk memeriksa fungsi saraf VII
c) Pemeriksaan bibir
 Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan dan lainnya
 Pucat (anemia)
d) Pemeriksaan mata
 Konjungtiva
Pucat (anemia)
Ptekie (perdarahan di bawah kulit atau selaput lendir) pada endokarditis bakterial
 Sklera
Kuning (ikterus) pada gagal jantung kanan, penyakit hati dan lainnya
 Kornea
Arkus senilis (garis melingkar putih atau abu – abu di tepi kornea) berhubungan dengan peningkatan kolesterol
atau penyakit jantung koroner.
 Funduskopi
Yaitu pemeriksaan fundus mata menggunakan opthalmoskop untuk menilai kondisi pembuluh darah retina
khususnya pada klien hipertensi.
e) Pemeriksaan neurosensori
Ditujukan terhadap adanya keluhan pusing, berdenyut selama tidur, bangun, duduk atau istirahat dan nyeri dada
yang timbulnya mendadak. Pengkajian meliputi wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat, menarik diri dan kehilangan kontak mata.
4) B4 (Bladder)
Output urine merupakan indiktor fungsi jantung yang penting. Penurunan haluaran urine merupakan temuan
signifikan yang harus dikaji lebih lanjut untuk menentukan apakah penurunan tersebut merupakan penurunan
produksi urine (yang terjadi bila perfusi ginjal menurun) atau karena ketidakmampuan klien untuk buang air
kecil. Daerah suprapubik harus diperiksa terhadap adanya massa oval dan diperkusi terhadap adanya pekak yang
menunjukkan kandungkemih yang penuh (distensi kandung kemih).
5) B5 Bowel)
Pengkajian harus meliputi perubahan nutrisi sebelum atau pada masuk rumah sakit dan yang terpenting adalah
perubahan pola makan setelah sakit. Kaji penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah dan
perubahan berat badan
Refluks hepatojuguler. Pembengkakan hepar terjadi akibat penurunan aliran balik vena yang disebabkan
karena gagal ventrikel kanan. Hepar menjadi besar, keras, tidak nyeri tekan dan halus. Ini daapt diperiksa
dengan menekan hepar secara kuat selama 30 – 60 detik dan akan terlihat peninggian vena jugularis sebesar 1
cm.
6) B6 (Bone)
Pengkajian yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut :
Keluhan lemah, cepat lelah, pusing, dada rasa berdenyut dan berdebar
Keluhan sulit tidur (karena adanya ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, nokturia dan keringat pada malam
hari)
Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam klien tisur dalam 24 jam dan apakah klien
mengalami sulit tidur dan bagaimana perubahannya setelah klien mengalami gangguan pada sistem
kardiovaskuler. Perlu diketahui, klien dengan IMA sering terbangun dan susah tidur karena nyeri dada dan sesak
napas
Aktivitas : kaji aktivitas klien di rumah atau di rumah sakit. Apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya
pembatasan aktivitas. Aktivitas klien biasanya berubah karena klien merasa sesak napas saat beraktivitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan terkait materi di atas, maka saya menyimpulkan bahwa struktur dan fungsi organ di dalam
tubuh mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu perawat perlu mengkaji klien
secara komprehensif.
B. Saran
Yang saya ingin sarankan terkait materi saya di atas, adalah :
 Sebagai calon perawat kita sebagai mahasiswa harus mampu untuk memahami materi – materi agar ke depan
nanti kita bisa menjadi perawat profesional

Diposting oleh Unknown di 04.19


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog

 ▼ 2014 (1)
o ▼ November (1)
 Pengkajian B1 - B6 Pada Sistem Kardiovaskuler
 ► 2013 (2)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai