Tipe-Tipe Konsumen
1. Tipe konsumen pendiam, Konsumen tipe ini biasanya tidak banyak bicara
Langkah-langkah komunikasi ketika berhadapan dengan konsumen tipe ini
adalah:
Anda harus menyiapkan mental untuk lebih banyak bicara daripada
mendengar.
Memulai pembicaraan dengan hal-hal yang ringan dan tidak perlu
membicarakan sesuatu yang berat dengannya, apalagi langsung ke
urusan penjualan. Anda bisa memulainya dengan membicarakan hobi,
keluarga dan sebagainya.
2. Tipe konsumen cerewet Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
berkomunikasi dengan tipe ini yaitu:
3. Tipe konsumen arogan, Arogan merupakan salah satu tipe konsumen yang
sulit menerima pendapat orang lain dan selalu menganggap pendapatnyalah
yang paling benar.
5. Tipe konsumen hemat, orang yang terlalu memperhitungkan untung rugi dan
memanfaatkan setiap hal yang akan dibelinya. Trik untuk menghadapinya
yaitu:
Penyebab Komplain
Soeharto A. Majid (2009, 149) menyebutkan banyak hal yang menyebabkan hal
tersebut terjadi seperti
1. . P e l a y a n a n y a n g d i h a r a p k a n d a r i kita tidak seperti yang mereka
harapkan.
2. . M e r e k a diacuhkaN misalnya dibiarkan menunggu tanpa
penjelasan
3. T i d a k a d a y a n g m a u mendengarkan.
4. S e s e o r a n g b e r l a k u t i d a k s o p a n atau tidak membantu terhadap
mereka
5. T i d a k a d a y a n g m a u bertanggung jawab untuk suatu kesalahan.
6. Adak e g a g a l a n k o m u n i k a s i d l l
Survei Neilson tahun 1988 (Nulman 2001) menunjukkan 3 (enam) alasan
mengapa perusahaan kehilangan pelanggan yaitu
1% pelanggan meninggal
3% pelanggan pindah tempat tinggal
manajemen complain menurut Tjiptono adalah suatu system yang digunakan untuk
memonitor sikap dan kepuasan para pelanggan, penyalur dan partisipan lain dalam
system pemasaran sehingga manajemen dapat mengambil langkah yang lebih
cepat untuk menyelesaikan masalah. Manajemen keluhan muncul karena adanya
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pelayanan public, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta.
Penanganan Komplain
Custumer care jika diartikan secara harfiah adalah customer = pelanggan, care =
peduli. Jadi customer care kalau dibahasa Indonesiakan yaitu peduli terhadap
pelanggan sedangkan Pelayanan prima (Excellent Service) menurut pengertian “
Pelayanan”, yang berarti “usaha melayani kebutuhan orang lain” atau dari
pengertian ”melayani “ yang berarti ”membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang”. Dengan Prima atau excellent yang berarti bermutu tinggi dan
memuaskan.
Ciri-ciri Service Excellencea.
1. Nasabah merasa dipentingkan.
2. Nasabah merasa diutamakan.
3. Nasabah merasa dihargai.
4. Nasabah merasa diperhatikan.
5. Nasabah merasa dlilayani dengan mudah.
6. Nasabah merasa dilayani dengan cepat.
7. Nasabah merasa dilayani dengan tepat dan benar.
8. Nasabah merasa dibantu dan diberi jalan keluar.
9. Nasabah merasa mendapatkan apa yang diharapkan.
10. Nasabah merasa puas dan terkesan
Pelayanan Prima di Rumah Sakit adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan RS untuk memenuhi/bahkan melampaui harapan pengguna jasa rumah
sakit. Dimana harapan ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap jasa atau
produk yang pernah digunakan, Informasi layanan yang diterima dari berbagai
sumber atau janji-janji dan faktor internal dari pengguna jasa yaitu dari pengguna
jasa rumah sakit sendiri.
dapat menggunakan model Siklus Problem Solving dan dengan metode siklus
PDCA yang secara garis besar adalah :
1. Identifikasi masalah dan menetapkan masalah prioritas.
2. Mencari sebab – sebab masalah dan sebab masalah yang menonjol.
3. Mencari solusi dan merencanakan solusi utama (Plan).
4. Melaksanakan solusi yang tepat (Do).
5. Memeriksa hasil pelaksanaan (Check).
6. Menjaga dengan baik apabila solusi telah selesai dan tepat untuk
meningkatkan mutu pelayanan serta membuat standar – standar atau
pedoman – pedoman, serta mengkomunikasikan standar – standar pelayanan
yang bagus ini kepada pelanggan (Action).
Strategi Pelayanan Prima di Rumah Sakit Rumah sakit dan puskesmas
merupakan pelayanan di bidang kesehatan. Setiap orang atau pelanggan yang
datang ke rumah sakit atau puskesmas tentu memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda dan memiliki harapan serta keinginan yang berbeda pula. Sehingga
rumah sakit atau puskesamas sudah selayaknya memahami apa yang diharapkan
oleh para pengunjung. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memberikan
layanan prima di rumah sakit atau puskesmas, yaitu sebagai berikut :
Pelanggan dan harapan pelanggan Harapan dari pelanggan merupakan
pendorong sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pemberi pelayanan
kesehatan memiliki pelanggan yang sangat potensial. Sehingga harapan para
pelanggan dari rumah sakit atau puskesmas harus diidentifikasi dan diutamakan
yang kemudian dapat digunakan sebagai kriteria untuk menilai kesuksesas
Perbaikan kinerja Setelah melakukan identifikasi pada harapan pelanggan,
selanjutnya yang dapat dilakukan adalah melakukan identifikasi dan melaksanakan
kinerja staff dan dokter untuk mencapai konseling, mendapat pengakuan dan
pemberian reward.
Proses perbaikan Sering kali terjadi ketika memberikan pelayanan kepada
pelanggan terdapat kesalahan dalam kinerja yang mengakibatkan adanya masalah
dan ketidakpuasan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Hal tersebut
terjadi karena pada saat proses tidak dirancang dengan sebaik mungkin untuk
mendukung suatu pelayanan.
Budaya untuk selalu melakukan perbaikan Diperlukan organisasi yang tertib
untuk mencapai pelayanan prima. Sehingga untuk dapat mendukung sebuah
peningkatan mutu diperlukan budaya organisasi yang kuat. Untuk dapat melakukan
hal tersebut maka harus ada dorongan peningkatan dari sebuah mutu pelayanan
yang secara berkelanjutan dan harus beriringan.