Anda di halaman 1dari 8

Mengapa luka diabetes susah hilang?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan luka diabetes susah hilang dan malah akan bertambah
parah kalau dibiarkan begitu saja. Simak faktor-faktornya di bawah ini.

1. Sirkulasi darah terhambat

Naiknya kadar gula dalam darah bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Salah satunya adalah
dinding pembuluh darah arteri mengeras dan menyempit. Karena itu, aliran darah dari jantung
menuju seluruh bagian tubuh Anda jadi terhambat. Padahal, bagian tubuh Anda yang luka sangat
memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah agar sembuh.

Karena bagian yang luka tak mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel tubuh pun
semakin sulit memperbaiki kerusakan jaringan dan saraf. Maka, luka diabetes Anda jadi tak
kunjung sembuh atau malah tambah parah.

2. Neuropati (kerusakan saraf)

Salah satu komplikasi diabetes yaitu neuropati. Neuropati adalah kondisi di mana Anda sudah
tak bisa merasakan sakit, perih, atau nyeri di bagian yang luka. Ini karena saraf-saraf di tubuh
Anda sudah rusak oleh tingginya kadar gula darah. Akibatnya, saraf-saraf Anda tak mampu
mengirimkan sinyal rasa sakit menuju otak.

Karena tak merasakan sakit atau sensasi apapun di daerah yang luka, Anda mungkin tak sadar
bila lukanya jadi tambah parah. Maka, Anda bisa saja terlambat menangani luka sebelum jadi
borok dan terinfeksi.

3. Kekebalan tubuh lemah

Menurut seorang dokter penyakit dalam asal Amerika Serikat, dr. Asquel Getaneh, tingginya
kadar gula dalam darah pengidap kencing manis membuat sel-sel yang bertugas untuk menjaga
kekebalan tubuh (imun) melemah. Karena itu, luka sedikit saja bisa jadi infeksi parah yang sulit
diobati. Ketika sudah luka atau jadi borok pun sel-sel imun tak bisa memperbaiki kerusakannya
dengan cepat.

Tips merawat luka diabetes


Buat Anda atau orang terdekat yang mengidap diabetes, silakan catat baik-baik beragam tips
merawat luka diabetes berikut ini supaya terhindar dari borok atau amputasi karena luka.

 Jangan meremehkan luka. Sekecil apapun lukanya, segera bersihkan dan obati sebelum
jadi tambah parah.
 Langsung bersihkan luka. Untuk mencegah infeksi, segera basuh luka Anda dengan air
yang mengalir. Kemudian oleskan salep antibiotik khusus luka. Terakhir, tutup dengan
kasa atau perban steril.
 Rajin ganti perban dan cek lukanya. Setiap hari, bersihkan luka dengan air dan sabun.
Kemudian oleskan lagi dengan salep antibiotik dan tutup dengan kasa atau perban.
Sambil melakukan hal ini, selalu periksa apakah lukanya sudah membaik atau justru
tambah parah.
 Kontrol gula darah Anda. Gula darah yang tinggi hanya akan memperlambat proses
penyembuhan Anda dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang merugikan.
 Periksa ke dokter. Segera hubungi dokter kalau luka Anda semakin parah dan muncul
gejala infeksi seperti bengkak, bernanah, atau Anda demam. Anda juga harus langsung ke
dokter kalau saat ini ada luka borok di kulit Anda.

Adapun ciri-ciri luka diabetes :

1. Pada awal luka diabetes menyebabkan luka memerah,lambat laun bila segera tak di kompres dengan
obat perawatan luka diabetes khusus probiotik maka luka tersebut akan mengalami perubahan warna
menjadi coklat.

2. Dari ciri-ciri luka diabetes bisa berwarna hitam, jika hitam ini menunjukkan tingkat adanya
keparahannya yang meningkat.

3. Adapun ciri-ciri luka diabetes akan berbau busuk jika sudah parah selajutnya. Pada luka terjadi proses
pembusukan oleh bakteri patogen, sebab dalam kondisi terkena diabetes melitus tubuh pasien
mengalami ketidak seimbangan mikro organisme/bakteri di dalam tubuh.

4. Pada bagian luka diabetes juga akan mengalami mati rasa karena terjadu kematian jaringan. Karena
adanya penghentian suplai darah ke bagian tubuh yang terluka itu.

Pembuluh darah yang kekurangan nutrisis dan oksigen tentu saja tidak mampu membawa sel-sel darah
merah yang memuat nutrisi dan oksigen tersebut keseluruh jaringan. Akibatnya sel-sel jaringan menjadi
mati, hal ini karena terjadi dominannya bakteri patogen yang ada.

Masyarakat awam mengenali dua jenis diabetes yakni diabetes basah dan diabetes kering.
Keduanya memiliki perbedaan diabetes kering dan basah, meski tidak ada istilah medis yang
menjelaskannya secara spesifik. Penderita diabetes, baik basah maupun kering, sering
mengalami luka yang sulit disembuhkan. Kesulitan penyembuhan menyebabkan luka tersebut
lama berada di tubuh penderita diabetes. Penderita diabetes basah merupakan penderita dengan
luka yang lebih sulit disembuhkan dibandingkan dengan penderita diabetes kering.
ads

Satu di antara pembeda diabetes basah dan diabetes kering adalah jenis luka. Berdasarkan luka
tersebut, seseorang dapat diketahui menderita diabetes basah atau diabetes kering. Penanganan
keduanya pun berbeda, meski sama-sama penting, karena luka kecil pada penderita diabetes
dengan mudah meluas dan membesar. Untuk itu penting bagi Anda untuk mengetahui ciri-ciri
luka diabetes basah agar dapat menanganinya dengan cepat dan tepat.

Berikut adalah ciri-ciri luka diabetes basah, yang perlu Anda ketahui dan waspadai:

1. Terjadi di Area Kaki

Penderita diabetes sering mengalami luka di area


kaki, baik untuk penderita diabetes basah maupun kering. Namun, penderita diabetes basah lebih
berpotensi mengalami luka di area kaki.

Bagian kaki yang sering terluka adalah bagian depan (area jari-jari kaki) hingga area telapak kaki
ke belakang. Meski demikian, pada beberapa kasus, penderita diabetes basah dapat mengalami
luka pada area tubuh lain seperti kaki bagian atas, tangan, hingga leher.

2. Perubahan Warna Kulit

Luka pada penderita diabetes basah hampir selalu menyebabkan perubahan warna pada area
kulit. Luka yang awalnya berwarna kemerahan, dapat berubah menjadi kecoklatan, kebiruan,
hingga menghitam. Jika sudah berwarna hitam, tandanya luka tersebut sudah sangat parah. Pada
penderita diabetes, hal ini sering ditemui, namun hanya pada penderita diabetes basah saja yang
mengalami perubahan warna kulit dengan cepat, jika tidak segera ditangani karena semakin lama
dibiarkan akan semakin parah.

3. Berbau Busuk

Luka pada orang normal tidak mudah berbau busuk karena tubuh memiliki sistem penyembuhan
secara alami. Namun, pada penderita diabetes basah, luka dapat dengan mudah berbau
menyengat karena mengalami pembusukan dengan cepat akibat tidak segera ditangani dengan
baik. Bau tersebut juga menjadi pertanda bahwa pada luka terdapat aktivitas mikroorganisme
(bakteri) yang berlebihan. Kondisi ini dapat menjadikan luka semakin parah hingga menjadi luka
basah.
4. Muncul Nanah

Luka diabetes dapat memunculkan nanah karena


menjadi tempat berkembangnya bakteri. Hal ini pula yang menyebabkan adanya istilah gejala
diabetes basah, yaitu karena munculnya nanah yang membuat luka basah berkepanjangan. Luka
yang bernanah hanya dapat ditemukan pada penderita diabetes basah, sehingga menjadi pembeda
yang jelas dengan penderita diabetes kering.\

5. Jaringan Kulit Mati

Sebagian besar penderita diabetes basah mengalami luka yang sudah pada tahap menghitam,
berbau busuk, dan bernanah, akan mengalami kematian jaringan kulit (gangrene). Hal ini
ditandai dengan kepekaan kulit (indera peraba) pada area yang terluka, perlahan mulai berkurang
hingga tidak terasa sama sekali (mati rasa). Jika sudah pada tahap ini, kemungkinan besar area
dengan jaringan kulit mati tersebut perlu diamputasi agar tidak meluas dan mengenai organ
tubuh lain.

Penyebab Luka Diabetes Basah

Ciri-ciri luka diabetes basah tersebut dapat menjadi peringatan sekaligus wawasan bagi Anda,
yang sedang mengalami diabetes atau yang ingin waspada terhadap diabetes. Di sisi lain, Anda
dapat mengetahui penyebab luka pada penderita diabetes basah sehingga dapat mencegah
terjadinya luka. Berikut adalah penyebab luka pada penderita diabetes basah:

1. Penyebab Eksternal

Setiap luka yang tampak secara fisik, dapat terjadi karena adanya pemicu dari luar, yaitu
aktivitas. Aktivitas yang dilakukan secara sembarangan atau tidak berhati-hati lebih
meningkatkan terjadinya luka. Bagi penderita diabetes, peluang adanya luka dua hingga tiga kali
lipat lebih mudah terjadi.

Hal ini dapat disebabkan karena hal-hal sepele seperti gesekan benda (misalnya terkena gesekan
tembok yang permukaannya kasar), trauma karena kecelakaan (misalnya terjatuh dari sepeda),
hingga cedera yang tidak disengaja (misalnya tidak sengaja terkena minyak panas). Untuk itu,
penderita diabetes diwajibkan untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas dan senantiasa
menjaga kebersihan.

2. Penyebab Internal

Luka penderita diabetes berbeda dengan orang tanpa diabetes. Secara umum, terdapat beberapa
penyebab luka pada penderita diabetes dan sulitnya penyembuhan luka tersebut.

 Kadar Gula Darah

Rata-rata penderita diabetes basah (secara medis juga disebut diabetes tipe 2) disebabkan oleh
ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin yang relatif cukup untuk menjaga batas
normal kadar gula darah, dan juga disebabkan oleh ketidakpekaan sel-sel tubuh terhadap insulin
(resistensi insulin).

 Peredaran Darah

Normalnya, ketika mengalami luka, tubuh akan secara alami membantu proses penyembuhan
dengan mengirimkan oksigen dan zat nutrisi lainnya. Namun, pada penderita diabetes basah,
meningkatnya kadar gula darah normal menyebabkan terjadinya komplikasi seperti menyempit
dan mengerasnya dinding pembuluh darah arteri pada jantung.

Sponsors Link

Hal ini sangat memengaruhi proses peredaran darah ke seluruh tubuh, terutama pada proses
penyembuhan luka yang membutuhkan banyak oksigen dan zat nutrisi lain. Karenanya, luka
yang awalnya berupa lecet ringan, dapat menjadi luka yang serius karena kurangnya pasokan
oksigen dan zat nutrisi yang seharusnya dapat terdistribusikan dengan baik dalam darah.

 Sistem Saraf Terganggu

Komplikasi lainnya yang dapat menyebabkan luka pada penderita diabetes basah adalah
terganggunya sistem saraf. Gangguan ini menyebabkan kulit menjadi kurang peka atau tidak
sensitif terhadap benda-benda yang berinteraksi langsung dengan permukaan kulit. Bahkan, pada
banyak kasus, penderita diabetes basah mengalami mati rasa sehingga tidak mampu merasakan
rasa sakit akibat sesuatu yang menyebabkan luka, misalnya tidak merasa sakit ketika kakinya
terkena batu runcing atau tidak merasa sakit ketika jatuh meski berdarah.

 Sistem Imunitas Melemah

Kadar gula yang tinggi juga dapat menyebabkan sistem imunitas (kekebalan) tubuh menjadi
lemah. Melemahnya sistem imun terhadap tubuh tersebut menyebabkan luka kecil menjadi lebih
parah karena infeksi yang diakibatkan bakteri, sehingga sulit disembuhkan. Ketika luka sudah
sangat parah, hingga menghitam dan bernanah, maka sistem imunitas tubuh penderita diabetes
basah tidak mampu lagi memperbaiki luka dengan semestinya.
Para penderita diabetes basah sangat perlu mengetahui ciri-ciri luka pada diabetes basah agar
dapat melakukan penanganan secara cepat dan tepat, sehingga luka tersebut tidak meluas dan
semakin parah. Namun, bagi Anda yang sedang waspada terhadap diabetes, wajib untuk
mengetahui penyebab luka pada diabetes dan penyebab penyakit diabetes. Dengan demikian,
Anda tidak hanya akan terhindar dari luka yang sulit disembuhkan namun juga dapat terhindar
dari segala akibat penyakit diabetes. Anda juga perlu mewaspadai ciri-ciri luka diabetes
kering yang bisa menyebabkan diabetes basah. Hiduplah dengan sehat dan sehatkanlah hidup
Anda mulai dari sekarang, karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Diabetes Mellitus Atau Kencing Manis Merupakan Penyakit Metabolik Yang Terjadi Karena
Kadar Gula Dalam Darah Meningkat Akibat Gangguan Sistem Metabolisme Dalam Tubuh.
Biasanya Gejala Awalnya Ditandai Dengan Buang Air Kecil Dan Perasaan Haus Yang Terus
Menerus, Juga Penurunan Berat Badan. Fenomena Penyakit Diabetes Yang Akhir-akhir Ini
Sering Dihadapi, Bukan Tidak Mungkin Menjadi Momok Bagi Sebagian Orang. Menurut Data
World Health Organization (Who) Pada Tahun 2000, Jumlah Penderita Diabetes Dikabarkan
Meningkat Menjadi Sebanyak 150 Juta Jiwa. Bahkan Di Tahun 2025, Diramalkan Penderita
Diabetes Akan Mencapai 333 Juta Jiwa.

Menanggapi hal ini, Spesialis Penyakit Dalam RS Premier Bintaro, dr. A.B. Wardoyo
mengatakan, peningkatan tersebut terjadi oleh karena faktor keturunan, gaya hidup, pola makan
yang tidak sehat, kurangnya berolahraga, banyak mengonsumsi kalori, lemak, dan minim
mengonsumsi makanan berserat seperti buah, sayuran, dan terlalu banyak duduk.

“Sejalan dengan mekanisasi dan modernisasi kehidupan, kebanyakan masyarakat menjadi kurang
bergerak badannya dan ditambah lagi dengan makanan cepat saji yang kalorinya tinggi.
Kombinasi antara makan yang tidak sehat ditambah dengan
kurang bergeraknya badan, yang terjadi adalah kegemukan atau obesitas. Ketika sudah terjadi
obesitas, maka terjadilah gangguan metabolisme gula yang menyebabkan diabetes dengan segala
implikasinya,” terang dr. A.B Wardoyo.

Diabetes memang menciptakan kompleksitas multi organ yang tinggi. Kondisi buruk akibat gula
darah, kolesterol, dan tekanan darah yang tidak terkontrol dengan baik tersebut biasanya
menyerang lapisan dalam pembuluh darah dan pada akhirnya menyebabkan komplikasi ke organ
atau bagian tubuh tertentu yang dialiri oleh pembuluh darah tersebut.

Salah satu implikasinya adalah komplikasi pada kaki atau dalam istilah medis disebut dengan
diabetic foot. Aliran darah ke kaki yang sering kali terganggu akhirnya menimbulkan penyakit
pembuluh darah perifer pada kaki. Pembuluh darah ini menyempit karena adanya timbunan
lemak. Namun penderita diabetes tidak dapat merasakan sakit atau panas akibat penyempitan ini,
sehingga yang terjadi adalah infeksi telah berkembang tanpa disadari oleh penderita.
“Kaki diabetes atau diabetic foot pada dasarnya terjadi karena syaraf tepi dan peredaran darah
yang terganggu akibat gula darah yang sangat tinggi. Hal itulah yang membuat penderita tidak
merasakan awal luka, ditambah peredaran darah yang menyempit menjadikan sulitnya
penyembuhan luka tersebut,” imbuh dr. A.B

Lebih lanjut dr. A.B menjelaskan, kerusakan syaraf tepi menyebabkan penurunan kemampuan
penderita dalam merasakan nyeri, karenanya kaki menjadi terasa kebal dan luka seringkali tidak
disadari. Keadaan tersebut semakin diperburuk dengan kondisi penyumbatan pembuluh darah.
Pasalnya pasokan oksigen dan nutrisi esensial yang berfungsi sebagai reparasi dan penyembuh
luka menjadi tidak mencukupi, zat-zat untuk menutup luka pun menjadi tidak sampai karena
pembuluh darah yang tersumbat. Hal itulah yang memperlambat penyembuhan luka dan jika
semakin buruk dapat menyebabkan infeksi.

Pada kondisi demikian, penderita diabetes menjadi 25 kali lebih mungkin kehilangan kakinya
karena amputasi. Namun sebuah tindakan amputasi kaki pada penderita diabetes dapat dicegah
dengan perawatan mandiri yang baik dari kaki penderita diabetes.

“Para dokter dan ahli kesehatan selalu berusaha untuk menghindari tindakan amputasi. Amputasi
adalah pilihan tindakan yang paling akhir. Karena secara psikologis, tidak ada orang yang mau
diamputasi, biayanya juga tidak murah. Disamping itu jika seseorang diamputasi, katakanlah
hanya satu atau dua jarinya diamputasi, maka dia akan menjadi cacat. Akibatnya pasca amputasi,
pasien penderita tidak bisa berjalan dengan seimbang dan titik tumpunya beralih pada kaki yang
tidak diamputasi. Lama kelamaan, kaki yang tidak diamputasi itu juga akan terkena problem.
Kini dengan kemajuan teknologi pengobatan vascular, maka angka amputasi menjadi sangat
berkurang. Dengan semakin minimnya angka amputasi, maka harapan pasien penderita semakin
besar. Tetapi memang yang lebih penting itu adalah pencegahan. Kalau sudah didapat adanya
komplikasi, harus cepat ditangani agar komplikasinya tidak semakin memburuk,” tutur dr. A.B.

Pencegahan Dan Perawatan Kaki Diabetes

Berbicara ihwal pencegahan, mencegah diabetes mellitus sejak dini memang sangat diperlukan.
Pencegahan diabetes sejatinya dibagi menjadi tiga macam. Pencegahan tingkat satu, yaitu
pencegahan awal sebelum orang tersebut menderita diabetes. Pencegahan tingkat dua, yaitu jika
seseorang sudah terkena diabetes agar jangan sampai terkena komplikasinya. Sedangkan
pencegahan tingkat tiga, ialah jika seseorang sudah terkena komplikasi diabetes agar jangan
sampai komplikasi itu semakin memburuk.

Pencegahan diabetes secara serius dan disertai dengan tindakan preventif juga diperlukan bagi
mereka yang memiliki potensi untuk terkena penyakit kencing manis tersebut. Mereka adalah:

1. Anak-anak dari orangtuanya yang lebih dulu terkena diabetes.


2. Seseorang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
3. Orang yang memiliki usia 40 tahun ke atas. Pada usia 40-40 keatas, seseorang sudah
mulai abai terhadap kesehatannya.
4. Orang yang mempunyai tekanan darah dan kolesterol yang tinggi.
5. Ibu yang ketika hamil dirinya menderita diabetes gestasional. Dimana pada saat hamil,
gula darahnya menjadi tinggi. Namun setelah melahirkan, gula darahnya normal kembali.
Jika ibu dengan diabetes gestasional ini tidak melakukan pencegahan preventif, maka
kemungkinan dirinya terkena diabetes akan semakin besar.
6. Orang yang pada saat melakukan dinyatakan gula darahnya sedikit tinggi pada saat
melakukan medical check up. Dalam hal ini gula darahnya lebih tinggi dari gula darah
normal, tetapi belum cukup tinggi untuk memenuhi kriteria kencing manis.
7. Orang dengan pola hidup tidak sehat.

“Tindakan pencegahan dini bagi mereka yang berpotensi terkena diabetes tersebut adalah sudah
pasti dengan berpola hidup sehat dan berolahraga. Juga lakukan medical check up setahun sekali
sebagai pendeteksian dini terhadap peningkatan gula darah, sehingga orang tersebut bisa
melakukan pencegahan preventif tingkat satu,” jelas dr. A.B.

Namun bagi mereka yang sudah terlanjur menderita diabetes, terutama dengan komplikasinya ke
kaki atau diabetic foot, ada langkah-langkah agar komplikasi tersebut tidak semakin memburuk.
Diantaranya dengan melakukan perawatan kaki penderita diabetes. Bahkan jika memungkinkan,
kunjungi Klinik Kaki Diabetes secara rutin untuk mendapat perawatan kaki yang baik.

“Pada pasien dengan diabetic foot, dianjurkan untuk melakukan perawatan kondisi kaki minimal
setahun sekali. Kalau ternyata kaki yang diperiksa ini bermasalah, maka dianjurkan pemeriksaan
setahun 2 kali. Pada pelayanan Klinik Kaki Diabet, inilah bisa dinilai kondisi pembuluh darah,
syaraf, dan bagaimana pasien merawat kakinya. Seperti bagaimana mencuci kaki yang baik, alas
kaki yang baik, memotong kuku kaki yang baik dan senam kaki sebagai tindakan pencegahan
agar komplikasinya tidak semakin memburuk,” papar dr. A.B.

Anda mungkin juga menyukai