Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH WOUNDCARE

PELAKSANAAN TEKNIK RAWAT LUKA GANGGREN

( TREND ISSUE )

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Woundcare

Disusun oleh :
Ila Ageng Safiani (2012028)
Astri Yuli astute(2012029)
Taufiq Bravitana(2012030)
Rina Agustiningsih(2012031)
Eka Yusnita(2012032)
Maya Sam Pratiwi(2012033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JURUSAN KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA
BLITAR TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ Pelaksanaan
teknik rawat luka ganggren” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Woundcare

Makalah ini berisi penatalaksanaan untuk perawatan luka ganggren.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

Blitar, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Luka Gangren adalah luka yang disebabkan karena pasokan darah ke jaringan tubuh
terhenti akibat penyakit kronis seperti diabetes serta kecelakaan yang menyebabkan cedera parah
pada tubuh.

Seluruh bagian tubuh beresiko mengalami luka gangren, akan tetapi jari kaki dan tangan
merupakan bagian tubuh yang paling paling rentan terkena luka ganggren.

Federasi Diabetes Internasional pada tahun 2012 melaporakan bahwa lebih dari 371 juta
penduduk dunia mengidap diabetes. Sebanyak 4,8 juta orang meninggal karenanya. Kasus
diabetes meningkat tiap tahunnya. Lebih dari setengah jumlah kasus baru terjadi di negara
berkembang.Indonesia, negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia masuk 10 besar
negara dengan kasus diabetes terbanyak. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan
pada 2030 jumlah penderita diabetes di seluruh dunia mencapai 450 juta orang1.

Diabetes mellitus terjadi karena gangguan metabolic yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah disebabkan oleh terganggunga sekresi hormone insulin dan atau kerja insulin .

Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus meliputi gaya hidup modern, seperti kurang gerak, pola
makan berlebih karbohidrat, gula, dan lemak, terkegemukan, serta merokok, riwayat keluarga,
usia, suku.

Diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap penurunan kualitas hidup pasien.
Penurunan kualitas hidup pasien salah satunya disebabkan oleh komplikasi penyakit seperti
gangguan jantung, pembuuh darah, mata, ginjal. Komplikasi yang paling banyak adalah kaki
diabetik4

.Gangguan kaki diabetik terjadi karena kendali gula yang tidak dilakukan dengan baik dan
berlangsung terus menerus. Penyebab utamanya yaitu kerusakan saraf (neuropatik diabetik) dan
gangguan pembuluh darah. Saraf yang rusak menyebabkan hilang rasa sakit pada kaki atau
tangan.5

B. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang macam- macam teknik perawatan luka ganggren.

Sehingga mampu diaplikasikan untuk perawatan luka ganggren

C. Tujuan Khusus

1. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam proses perawatan luka ganggren.

2. Untuk memperoleh gambaran untuk aplikasi perawatan luka ganggren.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Akademik

Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam upaya pengembangan

pengetahuan khususnya tentang perawatan luka ganggren.

2. Bagi Pelayanan Masyarakat

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelayanan masyarakat untuk

mengambil langkah-langkah dan kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan khususnya tentang perawatan luka ganggren.


BAB II

Tinjauan Pustaka

Definisi Luka Ganggren

Gangrene atau gangren adalah kondisi ketika sebagian jaringan tubuh menjadi mati akibat aliran

darah yang menuju jaringan tersebut dari sistem peredaran darah. Gangren biasanya menyerang

area yang paling jauh dari jantung, seperti jari-jari tangan dan kaki. Namun, kondisi ini juga

dapat menyerang bagian tubuh lain. Gangrene bahkan dapat menyerang organ internal.

Gangren adalah kondisi darurat medis yang dapat menyebabkan amputasi dan bahkan kematian.

Luka gangren dapat menyebar melalui tubuh dan menyebabkan syok apabila tidak ditangani.

Syok merupakan kondisi serius yang ditandai dengan berbagai gejala meliputi tekanan darah

amat rendah. Mengenali dan mengatasi kondisi secepat mungkin dapat meningkatkan harapan

hidup penderitanya.

Gangren bisa terjadi pada pria dan wanita. Namun, paling umum muncul pada pasien diabetes

atau pasien dengan penyakit vaskular periferal. Luka gangren dapat ditangani dengan

mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda pertama dari gangren kering adalah garis merah yang muncul di sekitar jaringan.

Garis dapat berubah warna menjadi hitam di kemudian hari.

Beberapa tanda dan gejala lain yang mengindikasikan :

 Luka merah, nyeri, atau bengkak


 Luka yang berisi nanah atau berbau busuk

 Area terisolasi pada tubuh terasa dingin

 Luka yang berulang kali muncul pada bagian tubuh yang sama

 Bagian tubuh yang berubah warna tidak lazim (hijau-hitam, merah, biru atau tembaga)

Diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap penurunan kualitas hidup pasien.

Penurunan kualitas hidup pasien salah satunya disebabkan oleh komplikasi penyakit seperti

gangguan jantung, pembuuh darah, mata, ginjal. Komplikasi yang paling banyak adalah kaki

diabetic .Gangguan kaki diabetik terjadi karena kendali gula yang tidak dilakukan dengan baik

dan berlangsung terus menerus. Penyebab utamanya yaitu kerusakan saraf (neuropatik diabetik)

dan gangguan pembuluh darah. Saraf yang rusak menyebabkan hilang rasa sakit pada kaki atau

tangan

Gangren dapat berupa kering atau basah. Gangren kering timbul saat jaringan mengering

karena kekurangan pasokan darah. Sedangkan gangren basah terjadi akibat infeksi yang

membuat nanah menjadi. Jika pasien terkena infeksi, gangren kering akan berkembang menjadi

basah. Di antara keduanya, gangren basah bersifat lebih serius karena dapat membuat infeksi

menyebar ke bagian tubuh lain. Ada empat jenis gangren basah, yaitu:

 Gangren internal - Ini merusak organ-organ dalam tubuh. Selain itu, gangren internal

dapat merusak usus, usus buntu, dan kantung empedu.


 Gangren gas - Ini akan terjadi saat bakteri melepaskan gas-gas mematikan di dalam

tubuh. Kondisi ini merupakan darurat. Ada kemungkinan pasien akan tewas jika tidak segera

diobati.

 Gangren Fournier - Gangren basah ini menyerang alat kelamin. Siapa pun dari segala

usia dapat terjangkit penyakit ini, namun lebih rentan pada pria lansia. Faktor risikonya meliputi

alkoholisme dan diabetes, serta sistem kekebalan tubuh yang buruk.

 Gangren Meleney - Kondisi ini terjadi pasca operasi, umumnya operasi perut dan toraks.

Ini akan berkembang dalam beberapa hari atau minggu setelah operasi, serta ditandai dengan

nyeri yang amat hebat.

Penyebab Gangren

Penyebab utama gangren adalah kekurangan pasokan darah. Hal ini dapat terjadi akibat:

 Arteri tersumbat. Ini dapat timbul sebagai akibat dari penumpukan plak atau

terbentuknya darah beku.

 Trauma - Cedera traumatis disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak dapat memutus

arteri. Luka juga dapat mempermudah patogen untuk memasuki tubuh. Hal ini meningkatkan

risiko infeksi, kemudian membuat jaringan dan sel-sel mati.

 Radang dingin - Kondisi ini akan terjadi jika seseorang cukup lama terkena paparan

udara dingin yang hebat. Ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit. Saat kondisi itu

terjadi, aliran darah menuju tangan, kaki, dan wajah akan terhenti.

Orang-orang yang mengidap kondisi yang dapat merusak pembuluh darah, berisiko lebih tinggi

terjangkit gangren. Kondisi itu termasuk diabetes dan penyakit pembuluh darah, serta obesitas
dan merokok. Orang-orang yang juga berisiko tinggi adalah mereka dengan sistem kekebalan

tubuh yang lemah, serta yang mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Gejala Utama Gangren

Tanda awal dari gangren adalah pembengkakan dan perubahan warna kulit. Kulit yang tampak

berubah menjadi kebiruan atau kehitaman. Pembengkakan dan lepuh berisi air juga muncul pada

kulit, lalu berkembang. Gejala-gejala baru akan muncul. Kulit akan menjadi kebal terhadap

sentuhan. Luka pada kulit ini juga dapat mengeluarkan cairan yang sangat bau. Tanda-tanda

lainnya termasuk nyeri berat yang diikuti dengan mati rasa.

Jika terdapat infeksi, gejala-gejala pun akan muncul. Ini termasuk demam tinggi, pusing,

kehilangan nafsu makan, serta menggigil dan detak jantung yang sangat cepat.

Efek gangren tidak dapat dihilangkan. Pengobatan yang tersedia untuk gangren bertujuan untuk:

 Mencegah perkembangan gangren.

 Mengobati komplikasi yang telah teejadi dan mencegah komplikasi baru.

 Mengangkat jaringan yang mati.

 Mencegah atau mengobati infeksi.

 Mengobati gangguan kesehatan yang menyebabkan gangren.

Jaringan mati dapat diangkat melalui prosedur debridemen atau melalui operasi konvensional.

Jaringan mati dapat dipotong oleh peralatan operasi atau zat kimia tertentu. Pengangkatan

jaringan mati mencegah perluasan infeksi. Bahkan pada kasus yang parah diperlukan amputasi
(di antaranya pada jemari, lengan, tangan, jemari kaki, dan kaki). Pasien juga dapat diberi

prostesis setelah operasi.

Antibiotik juga merupakan bagian dari pengobatan. Obat-obatan bekerja dengan membantu

melawan infeksi. Ini juga mencegah perkembangan infeksi baru. Ada beberapa kasus yang juga

mengikutsertakan terapi oksigen hiperbarik untuk mempercepat proses penyembuhan. Untuk

terapi ini, pasien harus berada di kamar khusus, tempat dia akan menghirup kadar oksigen 100%.

Terapi ini memberi pasokan oksigen tambahan untuk mendukung proses penyembuhan alami

tubuh. Ini dikenal dapat menambah kekuatan sel-sel darah putih untuk membunuh bakteri. Terapi

ini juga merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru dan meredakan pembengkakan.

Kondisi yang menyertai penyakit ini juga akan diobati. Contohnya, pembekuan darah diobati

dengan cara mengonsumsi obat pengencer darah. Darah beku juga dapat diobati melalui operasi.

Prosedur ini dapat mengangkat darah beku dan juga memperlebar pembuluh darah. Diabetes dan

tekanan darah tinggi, akan terus diredam dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup.

Saat didiagnosis dan diobati dengan cepat, prognosis bagi pasien gangren kering sangatlah

bagus. Namun, tidak sebagus itu bagi pasien gangren basah. Ini benar adanya, terutama jika

infeksi telah menyebar hingga ke aliran darah. Kasus seperti itu dapat berujung pada kematian,

kecuali jika segera ditangani dengan terapi antibiotik dan melalui prosedur debridemen. Gangren

gas memiliki prognosis yang lebih buruk lagi. Ini dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi.

Sebab, gangren gas membuat infeksi menyebar ke aliran darah dengan sangat cepat.
BAB III

Analisis dan Pembahasan

1. Teknik perawatan luka diabetic dengan menggunakan madu dan NaCl 0,9 %
2. Teknik perawatan luka diabetic menggunakan ozon bagging
3. Teknik perawatan luka diabetik menggunakan wet dry
4. Teknik perawatan luka diabetic dengan menggunakan modern wound dressing
5. Teknik perawatan luka diabetic dengan menggunakan teknik balutan moist wound
healing

Pembahasan masing2 teknik penelitian :

a. Perawatan luka dengan menggunakan madu dan NaCl 0,9 %


Salah satu komplikasi diabetes melitus yang sering dijumpai adalah terjadinya ulkus
pada kaki atau sering disebut sebagai kaki diabetik. Ulkus diabetik merupakan
komplikasi tersering yang dialami pasien DM tipe 2 yaitu neuropati perifer (10-60%)
(Yuanita,2014).
Selain penanganan dengan farmakologis, penanganan luka pada diabetes terutama
luka gangren dapat dilakukan dengan terapi non farmakologis. Mengoleskan madu
pada bagian kaki yang luka, merupakan alternatif untuk menghindari terjadinya
amputasi pada pasien diabetes. Hal tersebut dibuktikan oleh seorang dokter dari
Universitas Wisconsin, AS, yang berhasil membantu pasien-pasiennya menghindari
amputasi, menurut Profesor Jennifer Eddy dari University School of Medicine and
Public Health, madu bisa membunuh bakteri karena sifat asamnya, selain itu madu
juga efektif menghindari sifat kebal bakteri akibat penggunaan antibiotik
(Furyandi,2009)

Selain dari madu, terdapat cairan Natrium Chloride (NaCl ) 0,9 % yang berguna
dalam perawatan luka. Cairan NaCl 0,9 % biasanya digunakan rumah sakit dalam
merawat luka karena cairan tersebut aman di gunakan untuk merawat luka
(Setio,2012)
Pemilihan cairan NaCl 0,9% sebagai cairan yang digunakan untuk perawatan luka
terutama luka DM karena cairan NaCl 0,9% merupakan cairan yang bersifat
fisiologis, non toksik dan tidak mahal. NaCl dalam setiap liternya mempunyai
komposisi natrium klorida 0,9 gram dengan osmolalitas 308 maOsm/1 setara dengan
ion-ion Na+ 154 mEq/1 dan Cl 154 mEq/1, sehingga lebih aman digunakan untuk
perawatan luka (Setio,2012)

Metode penelitian :
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment
dengan control time series design.

Metode pengambilan sampel :


Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

Hasil penelitian :
Perbedaan yang sangat signifikan antara luka yang dirawat menggunakan madu +
NaCl 0,9% terlihat pada parameter jenis dan jumlah jaringan nekrotik serta jenis dan
jumlah eksudat. Setelah luka dirawat menggunakan madu + NaCl 0,9% selama 7 hari,
sebagian besar pasien sudah tidak memiliki jaringan nekrotik dan tidak menghasilkan
eksudat. Dengan waktu perawatan luka yang sama seluruh luka pasien yang dirawat
menggunakan NaCl 0,9% masih memiliki jaringan nekrotik dan menghasilkan
eksudat.
Setelah dilakukan penelitian, maka dapat disimpulkan ada perbandingan efektivitas
perawatan luka menggunakan madu + NaCl 0,9% dan NaCl 0,9% terhadap proses
penyembuhan luka gangren pasien diabetes mellitus

b. Perawatan luka diabetic menggunakan ozon bagging


Kondisi luka yang lembab akan menyebabkan stimulasi proses angiogenesis dan
pembentukan growth factor. Mekanisme pengurangan proses infeksi yang saat ini
dikembangkan adalah menggunakan terapi ozon. Ozon merupakan gas yang bersifat
oksidan kuat dan memiliki anti mikroba.
Ozon yang merupakan oksidan kuat dapat membunuh organisme dengan cara
merusak kapsid mikroorganisme tersebut yang terdiri dari susunan ikatan tak jenuh
fosfolipid yang kemudian diikuti dengan kerusakan RNA dan DNA dari
mikroorganisme yang bersangkutan ( Leusink, 2010 )

Metode penelitian:
Desain penelitian yang dilakukan adalah dengan pre eksperimental design, dengan
rancangan penelitian one group pre test dan post test.

Sampel Penelitian :
Teknik sampling menggunakan quota sampling.

Hasil Penelitian :
Ada perubahahan yang sangat bermakna terhadap perawatan rawat luka dengan
menggunakan terapi ozon bagging terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetic
pada klien diabetes mellitus.

c. perawatan luka diabetik menggunakan wet dry


Pemahaman Perawat yang benar tentang teknik perawatan luka terkini akan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Banyak teknik perawatan luka
dikembangkan diberbagai rumah sakit. Perawatan luka dewasa ini, cenderung
menggunakan metode balutan kasa ”Wet-dry”(Basah-kering), BasahKering
digunakan khusus untuk debridemen pada dasar luka, normal salin digunakan untuk
melembabkan kasa, kemudian dibalut dengan kasa kering. Ketika kasa lembab
menjadi kering, akan menekan permukaan jaringan, yang berarti segera harus diganti
dengan balutan kering berikutnya. Hal ini mengakibatkan tidak hanya pertumbuhan
jaringan sehat yang terganggu, tetapi juga menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan,
metode Wet-dry dianggap sebagai metode debridemen mekanik dan diindikasikan
bila ada sejumlah jaringan nekrotik pada luka. (Perry dan Potter, 2002).

Metode Penelitian :
Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasy experiment dengan kelompok
pembanding (control time series design). Penelitian ini dengan rancangan rangkaian
waktu, hanya dengan menggunakan kelompok pembanding (Notoatmodjo, 2005).
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria Inkulsi 1) pasien dengan
ulkus diabetik grade II sampai dengan grade IV menurut klasifikasi Wagner, 2)
hemodinamik stabil, 3). Kadar gula darah stabil.

Sampel Penelitian :
Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasy experiment

Hasil Penelitian :
Hasil analisa menunjukan bahwa ratarata efektifitas penyembuhan luka pada
kelompok perawatan luka dengan menggunakan teknik Wet-dry sebesar 2,33.
karakteristik luka ulkus diabetik baik pada kelompok Wet-dry yang mengalami
perlambatan penyembuhan.

d. perawatan luka diabetic dengan menggunakan modern wound dressing


Studi meta analisis mengenai perbandingan modern wound dressing dan
konvensional menyebutkan bahwa sebenarnya prinsip dari metode konvensional sama
dengan metode modern, hanya saja penggunaan normal saline dan kassa saja lebih
cepat mengering sehingga tidak dapat menjaga kelembapan permukaan luka
(Handayani, 2016). Penggunaan bahan modern dressing menurut artikel penelitian
yang ditemukan seperti membran kolagen (Hwan et al., 2020), sukrosa (Edmonds et
al., 2018) dan platelet plasma (Elsaid, Sameh, Mohamed, & El-said, 2020). Hampir
semua hasil penelitian memberikan informasi bahwa penggunaan bahan-bahan
tersebut efektif untuk meningkatkan waktu penyembuhan luka diabetik. Rata-rata
hasil penelitian menunjukan waktu penyembuhan dengan bahan tersebut lebih cepat
dan pengurangan ukuran luka juga lebih besar.

Metode Penelitian :
Penelitian menggunakan pendekatan literature review. Artikel dipilih berdasarkan
kriteria yaitu 1) artikel berbahasa inggris atau berbahasa Indonesia dengan terindeks
SINTA 1-6, publikasi 5- 10 tahun terakhir 2) artikel berbentuk full text.

Sampel Penelitian :
Penelitian menggunakan pendekatan literature review

Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil dan pembahasan, disimpulkan bahwa secara signifikan ada pengaruh
perbedaan rerata skor penyembuhan luka ulkus diabetikum sebelum dan sesudah diberikan
modern dressing. Diharapkan responden khususnya pasien DM dengan luka ulkus diabetikum
memilih rekomendasi pelayanan kesehatan perawatan luka modern dressing untuk mengatasi
luka ulkus diabetikum, serta dapat melakukan perawatan luka secara berkala dan teratur
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. ulkus diabetik yang melakukan perawatan luka
modern dressing, diperoleh penurunan skor derajat luka. Selain itu, juga menunjukkan
berkurangnya jaringan nekrotik, berkurangnya luas luka, dan terdapat jaringan granulasi.

e. Perawatan luka diabetic dengan menggunakan teknik balutan moist wound


healing
Moist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap
lembab dengan menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive dan semi
oklusive sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara
alami, dapat mempercepat penyembuhan 45 % dan mengurangi komplikasi infeksi
dan pertumbuhan jaringan parut residual. Penanganan luka ini saat ini terutama untuk
luka kronik, seperti venous leg ulcers, pressure ulcers, dan diabetic foot ulcers.
Teknik ini memiliki keuntungan luka cepat sembuh, kualitas penyembuhan baik serta
dapat mengurangi biaya perawatan luka. Hal ini sangat penting bagi perawat untuk
dapat mengembangkan dan mengaplikasikannya di lingkungan perawatan khususnya
perawatan luka yang jelas sangat memberikan kepuasan bagi kesembuhan luka pasien
(Ismail dkk, 2009).

Metode Penelitian :
Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasy experiment dengan kelompok
pembanding (control time series design). Penelitian ini mengevaluasi tentang ukuran
luka, kedalaman luka, keadaan tepi luka, terowongan pada luka, tipe jaringan
nekrotik, luas jaringan nekrotik, jenis eksudat, jumlah eksudat, keadaan kulit sekitar
luka, oedem perifer, ukuran jaringan granulasi, indurasi jaringan perifer dan ukuran
epitelisasi.

Sampel Penelitian :

Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasy

Hasil Penelitian :
Hasil penelitian pada penyembuhan luka dengan teknik Moist Wound Healing rata-
rata 1,40. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan p =0,004. Balutan Moist
Wound Healing bersifat lembut dan dapat mengembang apabila luka mempunyai jumlah
eksudat yang banyak dan tetap memberikan kesan lembab dan mencegah kontaminasi dari
bakteri yang ada diluar luka. Disimpulkan bahwa pasien dengan ulkus diabetik yang
perawatan luka dengan menggunakan moist healing cenderung proses penyembuhan
lukanya lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai