Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus Atau Kencing Manis Merupakan Penyakit Metabolik


Yang Terjadi Karena Kadar Gula Dalam Darah Meningkat Akibat Gangguan
Sistem Metabolisme Dalam Tubuh. Biasanya Gejala Awalnya Ditandai Dengan
Buang Air Kecil Dan Perasaan Haus Yang Terus Menerus, Juga Penurunan Berat
Badan. Fenomena Penyakit Diabetes Yang Akhir-akhir Ini Sering Dihadapi,
Bukan Tidak Mungkin Menjadi Momok Bagi Sebagian Orang. Menurut Data
World Health Organization (Who) Pada Tahun 2000, Jumlah Penderita Diabetes
Dikabarkan Meningkat Menjadi Sebanyak 150 Juta Jiwa. Bahkan Di Tahun 2025,
Diramalkan Penderita Diabetes Akan Mencapai 333 Juta Jiwa.

Menanggapi hal ini, Spesialis Penyakit Dalam RS Premier Bintaro, dr.


A.B. Wardoyo mengatakan, peningkatan tersebut terjadi oleh karena faktor
keturunan, gaya hidup, pola makan yang tidak sehat, kurangnya berolahraga,
banyak mengonsumsi kalori, lemak, dan minim mengonsumsi makanan berserat
seperti buah, sayuran, dan terlalu banyak duduk.

“Sejalan dengan mekanisasi dan modernisasi kehidupan, kebanyakan


masyarakat menjadi kurang bergerak badannya dan ditambah lagi dengan
makanan cepat saji yang kalorinya tinggi. Kombinasi antara makan yang tidak
sehat ditambah dengan kurang bergeraknya badan, yang terjadi adalah kegemukan
atau obesitas. Ketika sudah terjadi obesitas, maka terjadilah gangguan
metabolisme gula yang menyebabkan diabetes dengan segala implikasinya,”
terang dr. A.B Wardoyo.

Diabetes memang menciptakan kompleksitas multi organ yang tinggi.


Kondisi buruk akibat gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang tidak
2

terkontrol dengan baik tersebut biasanya menyerang lapisan dalam pembuluh


darah dan pada akhirnya menyebabkan komplikasi ke organ atau bagian tubuh
tertentu yang dialiri oleh pembuluh darah tersebut.

Salah satu implikasinya adalah komplikasi pada kaki atau dalam istilah
medis disebut dengan diabetic foot. Aliran darah ke kaki yang sering kali
terganggu akhirnya menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer pada kaki.
Pembuluh darah ini menyempit karena adanya timbunan lemak. Namun penderita
diabetes tidak dapat merasakan sakit atau panas akibat penyempitan ini, sehingga
yang terjadi adalah infeksi telah berkembang tanpa disadari oleh penderita.

“Kaki diabetes atau diabetic foot pada dasarnya terjadi karena syaraf tepi
dan peredaran darah yang terganggu akibat gula darah yang sangat tinggi. Hal
itulah yang membuat penderita tidak merasakan awal luka, ditambah peredaran
darah yang menyempit menjadikan sulitnya penyembuhan luka tersebut,” imbuh
dr. A.B

Lebih lanjut dr. A.B menjelaskan, kerusakan syaraf tepi menyebabkan


penurunan kemampuan penderita dalam merasakan nyeri, karenanya kaki menjadi
terasa kebal dan luka seringkali tidak disadari. Keadaan tersebut semakin
diperburuk dengan kondisi penyumbatan pembuluh darah. Pasalnya pasokan
oksigen dan nutrisi esensial yang berfungsi sebagai reparasi dan penyembuh luka
menjadi tidak mencukupi, zat-zat untuk menutup luka pun menjadi tidak sampai
karena pembuluh darah yang tersumbat. Hal itulah yang memperlambat
penyembuhan luka dan jika semakin buruk dapat menyebabkan infeksi.

Pada kondisi demikian, penderita diabetes menjadi 25 kali lebih mungkin


kehilangan kakinya karena amputasi. Namun sebuah tindakan amputasi kaki pada
penderita diabetes dapat dicegah dengan perawatan mandiri yang baik dari kaki
penderita diabetes.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkas diatas, rumusan masalahnya : faktor-faktor


manakah yang berhubungan dengan penyebab terjadinya LKD

1.3 Tujuan makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami definisi LKD

2. Untuk memahami etiologi LKD


3. Untuk memahami klasifikasi LKD
4. Untuk memahami patofisiologi LKD

1.4 Manfaat makalah

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan


pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada pasien sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas sebagai perawat.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan


kperawatan.

c. Bagi Klien dan Keluarga

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang


terjadi pada tubuh pasien secara kesadaran bagi klien untuk
memperhatikan kondisi tubuhnya.
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Luka diabetes (diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers,
luka neuropati, luka diabetik neuropath (Maryunani, 2013). Luka diabetes atau
neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan
pada saraf perifer dan otonomik ( Suriadi, 2004 dalam Maryunani).

“Kaki diabetes atau diabetic foot pada dasarnya terjadi karena syaraf tepi
dan peredaran darah yang terganggu akibat gula darah yang sangat tinggi. Hal
itulah yang membuat penderita tidak merasakan awal luka, ditambah peredaran
darah yang menyempit menjadikan sulitnya penyembuhan luka tersebut,” imbuh
dr. A.B

Lebih lanjut dr. A.B menjelaskan, kerusakan syaraf tepi menyebabkan


penurunan kemampuan penderita dalam merasakan nyeri, karenanya kaki menjadi
terasa kebal dan luka seringkali tidak disadari. Keadaan tersebut semakin
diperburuk dengan kondisi penyumbatan pembuluh darah. Pasalnya pasokan
oksigen dan nutrisi esensial yang berfungsi sebagai reparasi dan penyembuh luka
menjadi tidak mencukupi, zat-zat untuk menutup luka pun menjadi tidak sampai
karena pembuluh darah yang tersumbat. Hal itulah yang memperlambat
penyembuhan luka dan jika semakin buruk dapat menyebabkan infeksi.

Pada kondisi demikian, penderita diabetes menjadi 25 kali lebih mungkin


kehilangan kakinya karena amputasi. Namun sebuah tindakan amputasi kaki pada
penderita diabetes dapat dicegah dengan perawatan mandiri yang baik dari kaki
penderita diabetes.
5

“Para dokter dan ahli kesehatan selalu berusaha untuk menghindari


tindakan amputasi. Amputasi adalah pilihan tindakan yang paling akhir. Karena
secara psikologis, tidak ada orang yang mau diamputasi, biayanya juga tidak
murah. Disamping itu jika seseorang diamputasi, katakanlah hanya satu atau dua
jarinya diamputasi, maka dia akan menjadi cacat. Akibatnya pasca amputasi,
pasien penderita tidak bisa berjalan dengan seimbang dan titik tumpunya beralih
pada kaki yang tidak diamputasi. Lama kelamaan, kaki yang tidak diamputasi itu
juga akan terkena problem. Kini dengan kemajuan teknologi pengobatan vascular,
maka angka amputasi menjadi sangat berkurang. Dengan semakin minimnya
angka amputasi, maka harapan pasien penderita semakin besar. Tetapi memang
yang lebih penting itu adalah pencegahan. Kalau sudah didapat adanya
komplikasi, harus cepat ditangani agar komplikasinya tidak semakin memburuk,”
tutur dr. A.B.

2.2 Etiologi

Terdapat dua mekanisme penting dalam terjadinya diabetic foot: kerusakan


pembuluh darah tepi (perifer) dan kerusakan saraf (neuropati).

1. Kerusakan pembuluh darah tepi

Kondisi diabetes menyebabkan masalah aliran darah dari jantung ke seluruh


tubuh. Aliran darah dari jantung diperlukan untuk memulihkan kerusakan jaringan
pada bagian tubuh yang luka. Tanpa aliran darah yang baik ,akan sangat sulit
suatu luka untuk pulih bahkan tidak akan pulih kembali. Dampaknya adalah
kematian jaringan karena kurangnya asupan darah (gangrene) dan disertai luka
terbuka (ulserasi) yang sangat berisiko terinfeksi kuman di kaki.
6

2. Kerusakan saraf

Kebanyakan penderita diabetes tidak menyadari adanya luka maupun tingkat


keparahan luka yang terus bertambah akibat gangguan saraf (neuropati) yang
disebabkan oleh kerusakan yang ditimbulkan dari tingginya kadar gula darah.
Kondisi neuropati menyebabkan penderita diabetes tidak merasakan sakit atau
tekanan pada kaki. Di samping dampaknya terhadap luka, penderita diabetes yang
mengalami neuropati juga memiliki kesulitan menggerakan kaki karena gangguan
saraf dengan otot kaki.

Kedua faktor penyebab tersebut saling berkaitan dan menyebabkan kecacatan kaki
permanen pada penderita diabetes.

2.3 Tanda dan gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala luka diabetes yang harus diwaspadai :

 Kaki terasa sering kesemutan.


 Kulit berubah warna menjadi membiru.
 Bagian kulit yang membiru terasa mati rasa dan sehingga sullit untuk
digerakkan.
 Saat digerakkan kaki akan terasa sakit dan nyeri.

2.4 Patofisologi

Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada


penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang
7

menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar


arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian
bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap timbulnya
kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke
kulit maupun jaringan lain, akibatnya perfusi jaringan bagian distal dari tungkai
menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan
amputasi.

2.5 Manifestasi klinis

Manifestasi kaki diabetes iskemia:Kaki dingin, Nyeri nocturnal, Tidak


terabanya denyut nadi, Adanya pemucatan ekstrimitas inferior, Kulit mengkilap,
Hilangnya rambut dari jari kaki, Penebalan kuku, Gangrene kecil atau luas.

2.6 Komplikasi

Luka kaki diabetes biasanya berujung amputasi.

2.7 Pencegahan

Tidak sedikit penderita diabetes yang mengalami luka pada kaki akibat
beraktivitas dan berolahraga, maka hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana
mencegah terjadinya luka diabetes terjadi. Berikut adalah cara untuk mencegah
luka diabetes terjadi pada kaki ketika beraktifitas :

1. Hindari olahraga yang memberikan banyak benturan ke kaki

Meskipun penderita diabetes harus melakukan olahraga dengan rutin,


tetapi harus diperhatikan juga jenis olahraganya apa. Olahraga yang terlalu berat
memiliki risiko cedera yang besar dan akan menjadi masalah bagi penderita
8

diabetes. Oleh sebab itu, pilihlah olahraga seperti yoga, tai chi, berjalan santai dan
berenang – dibandingkan dengan berlari. Berlari akan memberikan benturan
berulang pada telapak kaki Anda yang dapat meningkatkan risiko cedera.

2. Jangan pernah tinggalkan alas kaki

Bila Anda ingin keluar rumah, atau pergi ke mana pun, jangan lupa untuk
menggunakan alas kaki. Alas kaki yang tepat dan cukup tebal dapat melindungi
telapak kaki Anda dari berbagai benda yang tajam dan bisa melukai kaki.

Biasanya penderita diabetes tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang telah
melukai kakinya saat beraktivitas – karena fungsi saraf kaki yang tidak beres.
Jadi, untuk mencegah terjadinya luka diabetes maka Anda harus menggunakan
alas kaki yang baik dan mampu melindungi kaki.

3. Pilih alas kaki yang tepat sesuai dengan aktivitas yang dilakukan

Selalu gunakan alas kaki yang sesuai dengan kegiatan yang akan Anda
lakukan. Misalnya, Anda menggunakan sepatu khusus olahraga tenis, tentu saja
tidak cocok digunakan ketika jogging. Menggunakan sepatu yang terlalu sempit
dapat menimbulkan kapalan yang selanjutnya dapat menjadi luka. Tidak
menggunakan alas kaki yang pas, bisa membuat Anda berisiko mengalami luka
diabetes.

4. Memakai kaos kaki

Kaos kaki membuat kaki Anda selalu kering dan lebih terjaga dari benda-
benda luar yang mungkin melukai kaki. Tak hanya itu, kaki Anda juga akan terasa
nyaman karena adanya kaos kaki yang berperan menjadi bantalan lembut dalam
sepatu Anda.
9

5. Periksa dan cek kondisi kaki setiap hari

Biasakan untuk memeriksa kaki sebelum dan sesudah melakukan olahraga,


karena Anda bisa saja mengalami luka namun tak merasakan sakit. Selain itu,
biasakan juga untuk mencuci kaki dan segera mengeringkannya agar kaki selalu
bersih. Jaga kaki agar selalu kering.

Bila Anda memiliki neuropati diabetes yang dapat mengakibatkan kaki


Anda terasa baal, tebal, atau mati rasa, Anda mungkin tidak akan menyadari
adanya luka hingga luka sudah membusuk, meluas, dan berbau. Maka dari itu,
periksalah kaki Anda setiap sebelum tidur. Dengan demikian Anda dapat segera
mengetahui adanya luka baru sehingga Anda pun dapat segera mengobati luka
sebelum menjadi busuk.

6. Segera menemui dokter bila ada keluhan atau luka pada kaki

Bila mengalami atau melihat luka pada kaki dan bagian tubuh lain, maka
sebaiknya Anda segera periksakan luka tersebut ke dokter. Luka diabetes harus
segera ditangani sebab jika tidak luka yang terbuka akan menyebabkan infeksi
yang lebih parah.

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi pada tulang-tulang
kaki Anda yang dapat berujung pada amputasi. Untuk itu, jangan anggap sepele
perawatan kaki pada orang dengan diabetes. Dengan kaki yang sehat, Anda pun
dapat bebas beraktivitas.
10

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

a. Identitas

1. Identitas klien

2. Identitas penanggung jawab

b. Riwayat kesehatan

1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan yang luka

2. Riwayat Kesehatan sekarang


Kurang lebih 15 hari sebelum masuk RS pasien sudah mengalami bengkak
bengkak kemerahan pada kaki dan ada luka kecil bekas digigit tikus pada kaki
kanan, kemudian oleh keluarga pasien luka dibersihkan dengan larutan air biasa
yang dicampur dengan “daun insulin” yang ditumbuk halus, pasien tidak pernah
menyuntik lagi insulin yang diberi RS dan tidak pernah lagi kontrol ke RS untuk
memeriksakan penyakitnya. Karena bertambah badan lemas, pusing, mual
muntah, tidak nafsu makan 10 hari dan dibawa ke IGD RS Ansari Saleh saat
diperiksa dengan kadar gula darah 519 mg/dl. Kemudian pasien dianjurkan rawat
inap. Pada saat pengkajian tanggal 13 Juni 2016 klien mengeluh nyeri pada kaki,
perut mual.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan sekitar 7 bulan yang lalu pernah masuk rumah sakit dengan
riwayat penyakit yang sama dan tidak pernah lagi kontrol ke poli.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


11

Klien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
seperti klien.

c. data fokus

Data subjektif

Klien mengeluh nyeri pada kaki yang luka sebelah kanan

Data objektif

Klien tampak meringis kesakitan


 Klien tampak lemah
 Terdapat nyeri tekan pada ekstremitas bawah dekstra area metatarsal
dengan skala nyeri 1-10 = 6 ( nyeri sedang )

3.2 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Biologis

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan Kelemahan umum


3. Resiko Infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme dalam tubuh

3.3 Intervensi

NO NANDA NOC NIC


1 Nyeri Akut Pain level Pain Management
berhubungan Pain control
dengan Agen Setelah dilakukan
1. Monitor tanda tanda
Injury Biologis perawatan selama 2x24 vital
jam diharapkan nyeri
2. Observasi ketidak
berkurang dengan kriteria nyamanan non verbal
12

hasil : 3. Lakukan pengkajian


yang komprehensif
1. Mampu mengontrol (meliputi lokasi,
nyeri karakteristik, durasi,
2. Melaporkan bahwa nyeri frekuensi.
berkurang dengan
4. Ajarkan teknik non
menggunakan farmakologi misalnya
manajemen nyeri relakssasi, distraksi,
3. Menyatakan rasa nafas dalam
nyaman setelah nyeri
5. Kolaborasi dengan
berkurang tenaga medis untuk
pemberian analgesik

2. Intoleransi Energy Conservation Activty Therapy


Aktifitas
berhubungan Activty tolerance 1. Monitor tanda-tanda
dengan vital
Kelemahan Setelah diberikan asuhan
2. Bantu klien
umum keperawatan selama 2x mengidentifikasi
24 jam diharapkan klien aktivitas yang mampu
meningkatkan ambulasi dilakukan
atau aktivitas dengan
3. Bantu untuk memilih
kriteria hasil : aktivitas konsisten yang
sesuai dengan
1. Mampu meningkatkan kemampuan
aktivitas sehari-hari fisik ,psikologi dan sosial
secara mandiri 4. Jelaskan pentingnya
2. Mampu berpindah ROM seperti miring
dengan atau tanpa alat kanan miring kiri dll
bantu 5. kolaborasi dengan
13

3. Tanda-tanda vital tenaga medis lainnya


normal
3. Resiko Infeksi Immune status Infection control
berhubungan Knowledge : infection
dengan invasi control 1. Monitor tanda dan gejala
mikroorganisme infeksi sistemik dan lokal
dalam tubuh Setelah dilakukan
2. Gunakan sabun
perawatan selama 2x24 antimikroba untuk cuci
jam diharapkan resiko tangan
infeksi tidak terjadi3. Instruksikan pada
dengan kriteria hasil pengunjung untuk
mencuci tangan saat
1. Klien bebas dari tanda berkunjung dan setelah
dan gejalan infeksi berkunjung
2. Menunjukan meninggalkan pasien
kemampuan untuk
4. Tingkatkan intake nutrisi
mencegah timbulnya yang adekuat
infeksi 5. Kolaborasi dengan
3. Menunjukan perilaku tenaga medis lainnya
hidup sehat
4. Jumlah leukosit dalam
batas normal

3.4 Implementasi

Melakukan sesuai intervensi

3.5 Evaluasi
14

S : Klien mengatan nyeri mulai hilang

O : klien mulai terlihat nyaman

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

BAB IV
15

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Luka diabetes (diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers,
luka neuropati, luka diabetik neuropath (Maryunani, 2013). Luka diabetes atau
neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan
pada saraf perifer dan otonomik ( Suriadi, 2004 dalam Maryunani).

“Kaki diabetes atau diabetic foot pada dasarnya terjadi karena syaraf tepi
dan peredaran darah yang terganggu akibat gula darah yang sangat tinggi. Hal
itulah yang membuat penderita tidak merasakan awal luka, ditambah peredaran
darah yang menyempit menjadikan sulitnya penyembuhan luka tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
16

Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu
Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.

Bilotta, Kimberly. A. J (ed). 2011. Kapita selekta penyakit : dengan


implikasi keperawatan. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8
vol 3. Jakarta: EGC

Carpenito & suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,


Edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:


Media
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-
2006. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai