Anda di halaman 1dari 13

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies

Volume 00 Nomor 0 (00000


DOI: 10.15575/idajhs.000
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/idajhs
ISSN 1693-0843 (Print) ISSN 2548-8708 (Online)

Makna Semantik Dakwah Tentang Kerukunan


Dalam Lirik Lagu Rukun Warga Karya Bin Idris
Gian Rabbani 11*
1UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
* gian.rabani@mail.com

ABSTRACT
This study discusses the meaning of semantic da'wah about the harmony behind the song entitled Rukun
Warga, In this study the research method used is using semiotic analysis that was sparked by the Roland
Barthes model. The theory presented by Barthes explains the language that refers to a system that reflects
and considers the community's perception at a certain time. Barhtes then uses the signifiant-signifie theory
which is further developed into a theory of metalanguage and connotation, the results of this study are able
to consider what is happening now and we must do it for people who have different views from us.
Keywords: Bin Idris; Semiotic Analysis; Da'wah and Harmony.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna semantic dakwah tentang
kerukunan di balik lagunya yang berjudul Rukun Warga, Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian analisis semiotika yang dicetuskan oleh model
Roland Barthes. Teori yang di paparkan oleh Barthes yakni menerangkan bahwa
bahasa adalah mekanisme tanda yang menggambarkan anggapan – anggapan dari
masyarakat yang terjadi dalam beberapa waktu tertentu. Barhtes yang selanjutnya
teori Bunyi dan Makna yang selanjutnya dikembangkan menjadi teori tentang
Denotatif dan konotatif, hasil penelitian ini Bin Idris Berhasil menggambarkan
makna kerukunan dalam lagu ini dengan cara mengangkat tema yang aktual pada
saat itu,yang pernah terjadi di Indonesia dengan nilai kerukunan, Supaya penikmat
musik mampu memahami apa yang sedang terjadi saat ini dan harus kita lakukan
terhadap orang yang memiliki pandangan perbedaan dengan kita.
Kata kunci : Bin Idris; Analisis Semiotik; Dakwah dan Kerukunan.

Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1


Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
PENDAHULUAN
Tahun 2016, nama Bin Idris perlahan mulai muncul dalam lingkup
nama - nama Musisi lokal yang biasa di sebut "independen." Atau musisi
yang tidak terikat dengan Label, kemunculan Bin Idris tentunya lebih dari
sekedar menarik perhatian. Bin Idris pun mampu menarik rasa dan
pemikiran pada pendengarnya dengan pengalaman lirih yang belum pernah
dirasakan pada instrumen musik maupun didalam liriknya. Mohamad
Haikal Azizi merupakan orang di balik semua karya Bin Idris adalah untuk
menjalankan proyek solo, Mohamad Haikal Aziz sebelumnya berstatus
sebagai vokalis grup rock Sigmun. Namun Haikal justru merangkak masuk
ke dalam sisi yang tidak terbayangkan. Sebelas Lagu dalam album debut
Bin Idris tentu memiliki daya taring masing - masing. Salah satu yang paling
kuat adalah single pertamanya yang berjudul Jalan Bebas Hambatan.
Dengan lantunan pesona lagu yang di bawakan bergaya folk, Bin Idris
mampu menceritakan dan menggambarkan sebuah peristiwa sehari - hari
dalam lirik yang tajam dan jitu serta membalutnya dengan melodi yang tidak
biasa. Selain menjadi tokoh utama pada solo debutnya dengan nama Bin
Idris . Mohamad Haikal Aziz Juga seorang dosen seni rupa di Telkom
University yang sebelumnya menyelsaikan studi pasca sarjana di jurusan
Seni Rupa ITB. Pada Tanggal 26 Bulan Juni lalu Bin Idris meluncurkan
Album terbarunya dengan judul Anjing Tua yang sebelumnya juga di ikuti
dengan Album karyanya yakni Album Muqqodimah Pada tahun 2013 Lalu
Guitar Album pada tahun 2015 selanjutnya Album Bin Idris pada tahun
2016.
Media merupakan benda untuk menghubungkan antara suatu pihak
dengan yang lainnya. Alat penghubung tersebut secara umum dipahami
sebagai benda yang memiliki wujud. Padahal sesuatu yang tidak
berbentukpun atau abstrak sekalipun seperti suara atau musik bias dijadikan
sebagai media penyampai pesan terutama pesan dakwah. Musik dikatakan
dengan sesuatu yang tidak berbentuk atau abstrak karena pada hakikatnya
musik tidak dapat divisualkan atauj di gambarkan dalam wujud, namun bisa
didengar dan dirasakan.
Musik Sebagai media penyampaian pesan memiliki cara kerja yang
sangat sederhana karena ketika seorang penyanyi menyanyikan sebuah lagu
yang kemudian di dengarkan oleh pendengar sebagai penerima pesan
membangun terjadinya sebuah komunikasi satu arah. Dalam konteks
tersebut penyanyi merupakan seorang pembawa pesan dan pendengar

2 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

sebegai penerima pesan, sedangkan pemanfaatan lagu sebagai media untuk


menyampaikan pesan sebenarnya pemanfaatan lagu dalam penyampaian
pesan cukup sederhana namun akan terasa menjadi tidak biasa jika para
pendengar lebih memahami pesan melalui lantunan lagu yang di mainkan.
Di eramodern ini khususnya di Indonesia musik bertema sosial lebih
sering ditemukan dalam music independen yang tidak terikat dengan label.
Berbeda dengan Musisilainya, band-band indipenden yang sudah lama eksis
seperti Sigmun, dan lain sebagainya, lebih sering menggunakan memainkan
lirik lagui dengan bahasa semantik dengan sermiotika - semiotika dalam
lirik-lirik yang menimbulakan semiotika didalam lagunya, sehingga
pendengar harus berfikir dan mencerna dengan baik setiap lantunan lirik
supaya bisa menemukan sebuah makna tentang kritik sosialnya, salah
satunya, yaitu Mohamad Haikal Aziz atau Bin Idris.
Bin Idris, dalam semua karyanya termasuk single dengan judul Rukun
Warga yang di rilis pada bulan Januari 2019 memiliki konsep lagu yang
menggambarkan sebuah pertunjukan musikalisasi puisi bertemakan
kerukunan, yang tertuang dalam setiap bagian - bagian lagu. Selain dalam
muskinya Bin Idris juga memnggabarkan visualisasi lirik kedalam sebuah
video klip yang penuh dengan makna tema lagu yang di buat oleh Mohamad
Haikal Aziz biasanya berkaitan dengan isu – isu sosial yang sedang terjadi
yang secara tidak sadar kita menganggapnya remeh seperti contoh judul
lagu Jalan Bebas Hambatan yang menggambarkan hiruk pikuk kendaraan
dan keadaan jalanan.
Kata kerukunan sendiri berasal dari kata dasar rukun, yang berasal
dari bahasa Arab ruknun yang berarti tiang, dasar, dan sila. Kemudian
dalam bahasa Indonesia, kata “rukun” berkembang sebagai kata sifat yang
berarti selaras, sehati, dan tidak berselisih. Imam Sayukani Berpendapat
bahwa . Rukun berarti baik dan damai, tidak bertentangan ( Imam Sayukani
2008 : 5).
Dalam bahasa Inggris Kata rukun berkaitan harmonious. Yang berarti,
kerukunan merupakan kondisi sosial yang ditandai dengan adanya
keselarasan, atau ketidak berselisihan (harmony, concordance). Dalam
paradigma ilmu sosial, kerukunan dihubungkan dengan istilah intergrasi
yang berarti adalah the creation and maintenance of diversified patterns of interactions
among outonomous units. Kerukunan adalah kondisi dan proses terbentuknya
serta terpeliharannya pola interaksi yang beraneka ragam diantara system
sosial. Kerukunan adalah bentuk dari hubungan timbal balik yang
ditunjukan oleh sikap saling menerima, saling percaya, saling menghormati

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 3
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
dan menghargai.(Ridwan Lubis 2005 : 7-8)
Mungkin atas dasar itulah, Bin Idris menciptakan lagu berjudul
Rukun Warga yang memiliki makna serupa yang menggambarkan kritik dan
gambaran bagaimana kehidupan politik dan sosial di Indonesia. Dan alasan
itu juga yang membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul yaitu: “Makna Semantik Dakwah Tentang Kerukunan”.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Semantik dalam Bahasa Indonesia merupakan turunan dari Bahasa
Yunani Kuno yakni sema yang berarti tanda atau lambing bentuk verbal
dari sema yakni semaino yang artinya menandai atau melambangkan yang
dimaksud dengan lambang atau tanda tersebut yaitu kata “sema” itu adalah
tanda linguistik
Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa tanda linguistik terdiri
dari komponen penanda yang berbentuk bunyi, dan komponen petanda
yang berbentuk konsep atau makna. Kata Semantik juga memiliki kaitan
dengan studi tentang makna yang di sebut semiotika hanya Bedanya, Objek
semantik adalah makna yang berada dalam Bahasa sedangkan objek studi
makna semiotika adalah makna yang ada dalam semua lambing dan tanda
jadi kesimpulanya studi semantic itu merupakan bagian dari kajian
semiotik, karena bahasa juga merupakan sebuah sistem lambang.
Semiotika juga merupakan suatu merupakan sebuah proses analisis
yang digunakan untuk memakanai tanda. memaknai tanda disini dimaksud
bahwa objek-objek tidak hanya membawa sebuah informasi namun objek
– objek tersebut juga bisa berbicara, dan tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari sebuah tanda.
Dalam penelitian ini teori analisis semiotika yang digunakan adalah
model teori Roland Barthes. Teori yang di paparkan oleh Barthes yakni
menerangkan bahwa bahasa adalah mekanisme tanda yang
menggambarkan asumsi dari masyarakat tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Barhtes kemudian menggunakan teori Makna dan Bunyi yang
selanjutnya dikembangkan menjadi teori tentang konotatif dan Denotatif.
(dalam Nawiroh Vera : 2008)
Musik Merupakan sebuah media dimana musik dapat
menyampaikan segala apa yang dirasakan oleh pembuatnya. Musik
merupakan sebuah simbol dan bahasa emosi yang terhubung dengan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Pemikiran kemudian akan terhubung
kepada sebuah tindakan dan tindakan berkaitan dengan perilaku, serta
4 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

bentuk dari perilaku terhubung dengan moral. Oleh Sebab itu, jika musik
terhubung dengan emosi, yang selanjutnya terhubung dengan pikiran
dengan tindakan, dan tindakan yang terhubung dengan bidang perilaku,
atau dengan moral, maka hal tersebut menunjukan bahwa seni musik
memiliki hubungan yang sama dengan moral
Roland Barthes berpendapat bahwa pembagian teks pada sebuah
lirik lagu mencakup seluruh fenomena dalam komponen – komponen
bahasa yang dinyanyikan, aturan suatu model musik, keunikan pengarang
lagu, dan gaya interpretasi. Kedua, geno teks, volume atau bunyi dari suara
yang sedang dinyanyikan sebagai .(dalam Desyandri 2012)
Semiotika yang di kemukakan Barthes tersebut menganalisis makna
dari tanda - tanda yang ada. Barthes berpendapat bahwa tanda
dikelompokkan menjadi 4 bagian yang diantaranya: Pertama, substansi
ekspresi Seperti suara dan artikulator. Selanjutnya Kedua,Suatu bentuk
ekspresi yang dibuat berdasarkan dari kaidah - kaidah sintagmatik dan
paradigmatik. Ketiga, substansi isi, yang terdiri dalam substansi isi seperti
aspek-aspek emosional, ideologis, atau pengucapan sederhana dari
petanda, yakni makna positifnya. Keempat, bentuk isi, adalah sebuah
susunan formal petanda didalam petanda-petanda itu sendiri melalui ada
atau tidaknya sebuah tanda semantik. (Kurniawan 2001 : 10)
musik adalah sebuah tanda dalam suatu bentuk kebudayaan yang
efeknya mampu membuat hubungan antar manusia saling mengenal.
Selanjutnya dapat di simpulkan bahwa musik dapat membentuk sebuah ke-
unikan dalam tanda oleh karena itu manusia juga akan mampu
mengarahkan dirinya dalam bentuk yang lebih teararah melalui lewat musik
sebagai tanda dari kebudayaannya dan Dakwah.
dari sudut pandang etimologi atau bahasa, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yang berarti panggilan, ajakan, atau seruan. Menurut keilmuan
tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk “isim masdar” yang berasal dari
fiil (kata kerja) “da‟a”, yad‟u” da‟watan” yang berarti memanggil,
mengajak, atau menyeru. (Saputra 2011:1)
Sedangkan Secara Terminologi menurut Prof. Toha Yahya Umar,
M.A. di dalam bukunya Ilmu Dakwah menerangkan bahwa dakwah
merupakan mengajak manusia kepada kebaikan dengan cara yang bijaksana
serta sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan dan kebaikan
mereka di dunia dan akhirat.

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 5
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
Dewasa ini music sudah menjadi bagian di dalam kehidupan manusia
meskipun beberapa ulama melarang adanya music tidak jarang ada juga
ulama yang menjadikan music sebagai media dakwah baru
Musik merupakan sebuah media yang dewasa ini efektif untuk
menyampaika perasaan dan pesan pesan kedakwahan. Pesan yang ada
dalam musik tentu saja mencakup di dalam lirik, maupun dari nada dan saat
ini melalui visualisasi video klip. Namun pesan yang paling terlihat pada
musik tentusaja tercermin pada lirik karena lirik memiliki wujud yang juga
biasanya memiliki tema atau pesan dari sang pencipta lagu. Lirik lagu
biasanya mengangkat tema-tema keresahan yang di buta oleh penulisnya,
Marcel Danesi berpendapat bahwa musik bisa masuk kedalam kajian media
dan komunikasi karena komponen musik tidak hanya terdiri dari bunyi-
bunyian saja, namun juga mengandung lirik atau instrumen sebagai cara
untuk menyampaikan pesan. Karena padadasarnya musik memiliki fungsi
yang bersifat ekspresif, yang terkandung pada sisi semantik, oleh karena itu
jugamaka musik dapat dianalisis melalui semiotika.
Lagu Rukun Warga diciptakan oleh Muhammad Haikal Aziz ,
ataupun Bin Idris Setelah merilis Album Anjing Tua pada tahun 2019, yang
menggambarkan tentang keberagaman, keberagamaan, dan Kerukunan,
Lagu tersebut muncul karena dilatarbelakangi oleh riuhnya kegiatan
pemilihan presiden yang memunculkan isu sara yang menimbulkan
ketegangan diantara dua kubu yakni Pendukung Jokowi dan Prabowo.
Selanjutnya pada bagian ini, peneliti akan menyajikan lirik lagu yang
menjadi objek penelitian dalam bentuk tabel, kemudian mengidentifikasi
model denotasi, konotasi, dan identifikasi kaitan dengan dakwah dalam lirik
tersebut.
Tabel 1. Bait Pertama
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Jangan menyebar Ajakan terhadap Menggambarkan sebuah
Berita yang belum masyarakat untuk tidak ajakan kepada masyarakat
tentu benar, Tiada menyebarkan berita yang untuk tidak menyebarkan
guna mengundang belum tentu benar agar informasi yang tidak
gusar tidak menimbulkan diketahui sumbenya
gusar terlebih informasi yang

6 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

terdapat dalam media


sosial, karena belum
tentu berguna dan
bermanfaat malah akan
menimbulkan konflik
Sumber: Hasil wawancara penelitian

Istilah berita bohong atau belum tentu benar dalam Islam tertanam
dalam Alquran bisa diartikan dari pengertian kata al-Ifk yang berarti
keterbalikan (yang digambarkan seperti gempa yang membalikkan negeri),
tetapi yang digambarkan di sini merupakan sebuah kebohongan besar,
karena kebohongan adalah pemutarbalikan kebenaran yang ada. Sedangkan
munculnya sebuah kebohongan disebabkan oleh orang - orang
pembangkang (Quraish Sihab 2002: 296)
Kata al- ifk disebutkan sebanyak 22 kali dalam Al-Quran. Kata al-ifk
menurut Fauzi Damrah digunakan dalam Alquran untuk mengartika :
Pertama . Perkataan dusta atau bohong, yakni perkataan yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Hal tersebut disebutkan dalam kasus isteri Rasulullah
saw., Aisyah ra. (QS. al-Nur/24: 11), Kedua. Kehancuran suatu negeri
karena penduduknya tidak membenarkan ayat-ayat Allah, misalnya QS. al-
Tawbah (9): 70. Karena kebohongan tidak termasuk kedalam firman Allah
Ketiga. Dipalingkan dari kebenaran karena orang tersebut selalu berdusta,
seperti yang tertuang pada surat QS. al-Ankabut (29): 61. (Fauzi 2007:342)
Haltersebut memberikan keterangan pesan dakwah mengenai lirik di
atas agar kita tidak berdusta karena dengan adanya dusta akan memicu
kemarahan dimana itu tidak sesuai dengan definisi kerukunan.
Disebutkan juga dalam Al-Quran bahwa dalam menerima berita kita
harus teliti, teliti disini di maksud untuk mencari informasi yang valid tidak
langsung menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak agar tidak
merugikan orang lain
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa berita maka periksalah dengan teliti (fa tabayyanu), agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa megetahui
keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.” (QS. Al-
Hujurat : 6)

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 7
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri

Tabel 2. Bait Kedua


Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Jangan berdebat Ajakan Agar tidak Menggambarkan ajakan
Jikalau sekedar berdebat jika hanya kepada masyarakat agar
mengumpat sekedar menjelekan tidak berdebat jikalau
Tiada terang karena kita akan semakin perdebatan tersebut
terang, semakin tersesat. hanya mengeluarkan
tersesat penghinaan, rasis dan
umpatan lainya karena
kita akan semakin gelap
dan semakin tersesat
(tidak beradab)
Sumber: Hasil wawancara penelitian

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron : 104)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang berimana, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.” (QS. Ali Imron : 110)

8 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

Pada Penggalan lirik tersebut dengan kaitan dakwah Islam


menjunjung tinggi Perintah amar ma’ruf nahi munkar oleh karena itu Allah
Berfirman dalam al-Qur’an pada surat Ali Imron : 104 dan 110 dalam surat
tersebut disebut merujuk kepada hubungan ma’ruf dan munkar dengan
ummat atau Masyarakat. Hal tersebut didasari karena pengertian ma’ruf
dan munkar dalam banyak pengertian selain menunjuk kepada sikap yang
berhubungan dengan Allah, hal tersebut juga menunjuk relasi kemanusiaan
(antar manusia, antar kelompok, individu dengan kelompok) dan perilaku
sosial, jadi perbuatan ma’ruf dan munkar dari setiap kompomennya sangat
mempengaruhi perkembangan masyarakat
Tabel 3. Bait Ketiga
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Hmm... Ajakan terhadap Menggambarkan ajakan
Berbagi bumi Manusia Berbagi Bumi kepada Manusia untuk
Berbagi bumi dan Matahari berbagi sumber
Berbagi matahari kehidupan yang di
gambarkan oleh matahari
dan bumi karena kita
hidup dengan sumber
kehidupan dan pijakan
yang sama

Sumber: Hasil wawancara penelitian

Dalam penggalan lirik tersebut mengajak kita untuk menjaga


kerukunan anatar umat beragama dan ras lainya manusia selain bertugas
sebagai khalifah wakil Allah yang menjaga Bumi Manusia juga harus
memelihara kerukunan antar ummat. Dalam Al-Quran Allah Berfirman
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”.

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 9
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
Ayat tersebut menjelaskan dalam kehidupan bermasyarakat atau
bersosial Allah membedakan antar kerukunan dan toleransi. Karena Tanpa
ada kerukunan toleransi tidak pernah akan ada, sedangkan toleransi tidak
pernah terjadi jika kerukunan belum terrealisasikan. toleransi dalam
kehidupan sosial antar umat beragama yang didasari kepada setiap agama
menjadi sebuah tanggung jawab semua pemeluk agama itu sendiri dan
mempunyai bentuk ibadah dengan cara tersendiri yang dibebankan dan
menjadi tanggung jawab manusia yang memeluknya atas oleh karena itu,
maka toleransi dalam kehidupan sosial antar umat beragama bukanlah
toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap
keberagamaan setiap pemeluk agama tersebut.
Tabel 4. Bait Keempat
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Ohh... Menanyakan Perangkat Menggambarkan ketika
Di mana kah Pembantu Pemerintah setiap konflik terjadi
Rukung Warga Rukun Warga (RW) dan dimanakah “Rukun”
Di mana Rukun Rukun Tetangga (RT) Warga yang
Tetangga mencerminkan
Di mana engkau kerukunan antar Warga
berada dan Dimana Rukun
Ku ingin segera Tetangga Yang
berjumpa mencerminkan
Kerukunan antar
Tetangga

Sumber: Hasil wawancara penelitian

Tabel 5. Bait Kelima


Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi

10 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

Jangan bertikai Ajakan terhadap Menggambarkan bahwa


Karena pendapat Masyarakat untuk tidak manusia tentu memiliki
tak sesuai saling bertikai walaupun pendapat yang berbeda
Berbeda pun bisa berbeda pendapat bias beda karena pada
berdamai berdamai dasarnya manusia pasti
memiliki perbedaan ras,
Bahasa budaya dan
pemikiran namun masih
tetap bias berdamai.

Sumber: Hasil wawancara penelitian

Dalam dakwah islam mengajarkan kita untuk saling menghormati karena


Setiap pemeluk umat beragama wajib memnjujung, melestarikan dan
meningkatkan keyakinan yang mereka percayai. Dengan meningkatkan
pengetahuan kepercayaan yang mereka peluk maka setiap umat beragama
akan saling menghormati Sehingga perasaan taku dan curiga seiring
meningkatnya ketaqwan, akan dapat dihilangkan.
Tabel 6. Bait Kenam
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Jangan terpancing Ajakan terhadap Menggambarkan ajakan
Dengan umpan- Masyaraka agar tidak terhadap masyarakat
umpan tak terpancing dengan dengan umpan atau isu
penting sesuatu yang tidak isu yang tidak penting
Tiada perlu penting dan tidak berdasar yang
menjadi runcing selalu di besar besarkan
dan menjadi pertikaian.

Sumber: Hasil wawancara penelitian

Dalam penggalan lirik di atas masih berkaitan dengan penyebaran isu atau
penyebaran berita bohong atau Hoax namun di sini kaitan dengan dakwah

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 11
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
karena Dakwah merupakan salah satu cara melakukan perubahan sosial
berkaitan denagan pemahaman budaya dan lain sebagainya. Perilaku -
Perilaku masyarakat yang melanggar etika dan norma yang diberlakukan
dalam kehidupan sosial harus “diluruskan”. Masyarakat harus diarahakan
dan dibimbing agar lebih mampu memahami setiap isu dan berita yang
menyebar di masyarakat (Samsul Munir Amin 2009 : 55)

PENUTUP
Dalam fragmen kerukunan, Bin Idris ingin menyalurkan kritikan
terkait isu – isu politik dan keriuhan pada saat itu di dalam sebuah lagu.
Pada bait pertama fragmen kerukunan, Haikal berpendapat bahwa saat ini
banyak orang yang banyak sekali isu yang di keluarkan kepada media namun
kebenaranya masih di pertanyakan sehingga menimbulkan pertikaian
diantara pembacanya kita harus selalu tabbayun dengan informasi yang kita
terima agar tidak mengundang kemarahan atau ketidak sesuaian bagi orang
lain, Oleh karena itu dalam bait berikutnya, Haikal mengajak untuk tidak
berdebat kalau hanya sekedar menghina atau mengumpat dengan tidak ada
dasar jika kita lihat kaitan dengan bait pertama Haikal ingin menyelaraskan
dimana setelah menyebar informasi atau berita yang belum tentu benar
akhirnya kita hanya akan berdebat dan beradu umpatan. Haikal menegaskan
bahwa kerukunan adalah rahmat, dan tak perlu menabur benih kebencian
karena dilanjutkan dalam Bait Selanjutnya Manusia memiliki pijakan dan
sumber penghidupan yang sama yakni matahari dan bumi oleh karena itu
haikal dalam baitnya menuliskan “Berbagi bumi Berbagi Matahari”. Karena
Haikal berpendapat bahwa semua manusia adalah sama, yaitu ciptaan
Tuhan, begitupun dengan keragaman budaya. Bin Idris Berhasil
menggambarkan makna kerukunan dalam lagu ini dengan cara mengangkat
tema yang aktual pada saat itu,yang pernah terjadi di Indonesia dengan nilai
kerukunan, Supaya pendengar mampu memahami apa yang sedang terjadi
saat ini dan harus kita lakukan terhadap orang yang memiliki pandangan
perbedaan dengan kita. Untuk itu diharapkan pada penelitian selanjutnya
agar dapat mengamati makna – makna lain yang terkandung dalam lirik lagu
ini ataupun karya bin idris yang lain dengan analisis yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

12 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan

Imam Syaukani (2008). Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan Perundang-


Undangan Kerukunan Umat Beragama, Jakarta: Puslitbang
Ridwan Lubis. (2005).Cetak Biru Peran Agama. Jakata: Puslitbang.
Chaer, A. (2009). Leksikologi & Leksikografi, Jakarta: PT Rinkea Cipta
Desyandri. (2012). Pendidikan seni musik humanis suatu tinjauan
konseptual, Padang : Universitas Negeri Padang
Saputra. (2011). Pengangtar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Nawiroh Vera. Semiotika dalam Riset Komunikasi;
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan
Indonesiatera
M.Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian
Al-Quran, IX. Jakarta : Lentera hati
Fauzi Damrah. (2007). Hoax dalam Pandangan Islam. Jurnal Ensiklopedia
Al-Qur’an hlm 342
Samsul Munir Amin. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 13

Anda mungkin juga menyukai