Gian Rabbani UAS FILSAFAT KOMUNIKASI
Gian Rabbani UAS FILSAFAT KOMUNIKASI
ABSTRACT
This study discusses the meaning of semantic da'wah about the harmony behind the song entitled Rukun
Warga, In this study the research method used is using semiotic analysis that was sparked by the Roland
Barthes model. The theory presented by Barthes explains the language that refers to a system that reflects
and considers the community's perception at a certain time. Barhtes then uses the signifiant-signifie theory
which is further developed into a theory of metalanguage and connotation, the results of this study are able
to consider what is happening now and we must do it for people who have different views from us.
Keywords: Bin Idris; Semiotic Analysis; Da'wah and Harmony.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna semantic dakwah tentang
kerukunan di balik lagunya yang berjudul Rukun Warga, Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian analisis semiotika yang dicetuskan oleh model
Roland Barthes. Teori yang di paparkan oleh Barthes yakni menerangkan bahwa
bahasa adalah mekanisme tanda yang menggambarkan anggapan – anggapan dari
masyarakat yang terjadi dalam beberapa waktu tertentu. Barhtes yang selanjutnya
teori Bunyi dan Makna yang selanjutnya dikembangkan menjadi teori tentang
Denotatif dan konotatif, hasil penelitian ini Bin Idris Berhasil menggambarkan
makna kerukunan dalam lagu ini dengan cara mengangkat tema yang aktual pada
saat itu,yang pernah terjadi di Indonesia dengan nilai kerukunan, Supaya penikmat
musik mampu memahami apa yang sedang terjadi saat ini dan harus kita lakukan
terhadap orang yang memiliki pandangan perbedaan dengan kita.
Kata kunci : Bin Idris; Analisis Semiotik; Dakwah dan Kerukunan.
2 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 3
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
dan menghargai.(Ridwan Lubis 2005 : 7-8)
Mungkin atas dasar itulah, Bin Idris menciptakan lagu berjudul
Rukun Warga yang memiliki makna serupa yang menggambarkan kritik dan
gambaran bagaimana kehidupan politik dan sosial di Indonesia. Dan alasan
itu juga yang membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul yaitu: “Makna Semantik Dakwah Tentang Kerukunan”.
bentuk dari perilaku terhubung dengan moral. Oleh Sebab itu, jika musik
terhubung dengan emosi, yang selanjutnya terhubung dengan pikiran
dengan tindakan, dan tindakan yang terhubung dengan bidang perilaku,
atau dengan moral, maka hal tersebut menunjukan bahwa seni musik
memiliki hubungan yang sama dengan moral
Roland Barthes berpendapat bahwa pembagian teks pada sebuah
lirik lagu mencakup seluruh fenomena dalam komponen – komponen
bahasa yang dinyanyikan, aturan suatu model musik, keunikan pengarang
lagu, dan gaya interpretasi. Kedua, geno teks, volume atau bunyi dari suara
yang sedang dinyanyikan sebagai .(dalam Desyandri 2012)
Semiotika yang di kemukakan Barthes tersebut menganalisis makna
dari tanda - tanda yang ada. Barthes berpendapat bahwa tanda
dikelompokkan menjadi 4 bagian yang diantaranya: Pertama, substansi
ekspresi Seperti suara dan artikulator. Selanjutnya Kedua,Suatu bentuk
ekspresi yang dibuat berdasarkan dari kaidah - kaidah sintagmatik dan
paradigmatik. Ketiga, substansi isi, yang terdiri dalam substansi isi seperti
aspek-aspek emosional, ideologis, atau pengucapan sederhana dari
petanda, yakni makna positifnya. Keempat, bentuk isi, adalah sebuah
susunan formal petanda didalam petanda-petanda itu sendiri melalui ada
atau tidaknya sebuah tanda semantik. (Kurniawan 2001 : 10)
musik adalah sebuah tanda dalam suatu bentuk kebudayaan yang
efeknya mampu membuat hubungan antar manusia saling mengenal.
Selanjutnya dapat di simpulkan bahwa musik dapat membentuk sebuah ke-
unikan dalam tanda oleh karena itu manusia juga akan mampu
mengarahkan dirinya dalam bentuk yang lebih teararah melalui lewat musik
sebagai tanda dari kebudayaannya dan Dakwah.
dari sudut pandang etimologi atau bahasa, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yang berarti panggilan, ajakan, atau seruan. Menurut keilmuan
tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk “isim masdar” yang berasal dari
fiil (kata kerja) “da‟a”, yad‟u” da‟watan” yang berarti memanggil,
mengajak, atau menyeru. (Saputra 2011:1)
Sedangkan Secara Terminologi menurut Prof. Toha Yahya Umar,
M.A. di dalam bukunya Ilmu Dakwah menerangkan bahwa dakwah
merupakan mengajak manusia kepada kebaikan dengan cara yang bijaksana
serta sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan dan kebaikan
mereka di dunia dan akhirat.
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 5
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
Dewasa ini music sudah menjadi bagian di dalam kehidupan manusia
meskipun beberapa ulama melarang adanya music tidak jarang ada juga
ulama yang menjadikan music sebagai media dakwah baru
Musik merupakan sebuah media yang dewasa ini efektif untuk
menyampaika perasaan dan pesan pesan kedakwahan. Pesan yang ada
dalam musik tentu saja mencakup di dalam lirik, maupun dari nada dan saat
ini melalui visualisasi video klip. Namun pesan yang paling terlihat pada
musik tentusaja tercermin pada lirik karena lirik memiliki wujud yang juga
biasanya memiliki tema atau pesan dari sang pencipta lagu. Lirik lagu
biasanya mengangkat tema-tema keresahan yang di buta oleh penulisnya,
Marcel Danesi berpendapat bahwa musik bisa masuk kedalam kajian media
dan komunikasi karena komponen musik tidak hanya terdiri dari bunyi-
bunyian saja, namun juga mengandung lirik atau instrumen sebagai cara
untuk menyampaikan pesan. Karena padadasarnya musik memiliki fungsi
yang bersifat ekspresif, yang terkandung pada sisi semantik, oleh karena itu
jugamaka musik dapat dianalisis melalui semiotika.
Lagu Rukun Warga diciptakan oleh Muhammad Haikal Aziz ,
ataupun Bin Idris Setelah merilis Album Anjing Tua pada tahun 2019, yang
menggambarkan tentang keberagaman, keberagamaan, dan Kerukunan,
Lagu tersebut muncul karena dilatarbelakangi oleh riuhnya kegiatan
pemilihan presiden yang memunculkan isu sara yang menimbulkan
ketegangan diantara dua kubu yakni Pendukung Jokowi dan Prabowo.
Selanjutnya pada bagian ini, peneliti akan menyajikan lirik lagu yang
menjadi objek penelitian dalam bentuk tabel, kemudian mengidentifikasi
model denotasi, konotasi, dan identifikasi kaitan dengan dakwah dalam lirik
tersebut.
Tabel 1. Bait Pertama
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Jangan menyebar Ajakan terhadap Menggambarkan sebuah
Berita yang belum masyarakat untuk tidak ajakan kepada masyarakat
tentu benar, Tiada menyebarkan berita yang untuk tidak menyebarkan
guna mengundang belum tentu benar agar informasi yang tidak
gusar tidak menimbulkan diketahui sumbenya
gusar terlebih informasi yang
6 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan
Istilah berita bohong atau belum tentu benar dalam Islam tertanam
dalam Alquran bisa diartikan dari pengertian kata al-Ifk yang berarti
keterbalikan (yang digambarkan seperti gempa yang membalikkan negeri),
tetapi yang digambarkan di sini merupakan sebuah kebohongan besar,
karena kebohongan adalah pemutarbalikan kebenaran yang ada. Sedangkan
munculnya sebuah kebohongan disebabkan oleh orang - orang
pembangkang (Quraish Sihab 2002: 296)
Kata al- ifk disebutkan sebanyak 22 kali dalam Al-Quran. Kata al-ifk
menurut Fauzi Damrah digunakan dalam Alquran untuk mengartika :
Pertama . Perkataan dusta atau bohong, yakni perkataan yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Hal tersebut disebutkan dalam kasus isteri Rasulullah
saw., Aisyah ra. (QS. al-Nur/24: 11), Kedua. Kehancuran suatu negeri
karena penduduknya tidak membenarkan ayat-ayat Allah, misalnya QS. al-
Tawbah (9): 70. Karena kebohongan tidak termasuk kedalam firman Allah
Ketiga. Dipalingkan dari kebenaran karena orang tersebut selalu berdusta,
seperti yang tertuang pada surat QS. al-Ankabut (29): 61. (Fauzi 2007:342)
Haltersebut memberikan keterangan pesan dakwah mengenai lirik di
atas agar kita tidak berdusta karena dengan adanya dusta akan memicu
kemarahan dimana itu tidak sesuai dengan definisi kerukunan.
Disebutkan juga dalam Al-Quran bahwa dalam menerima berita kita
harus teliti, teliti disini di maksud untuk mencari informasi yang valid tidak
langsung menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak agar tidak
merugikan orang lain
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa berita maka periksalah dengan teliti (fa tabayyanu), agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa megetahui
keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.” (QS. Al-
Hujurat : 6)
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 7
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
8 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 9
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
Ayat tersebut menjelaskan dalam kehidupan bermasyarakat atau
bersosial Allah membedakan antar kerukunan dan toleransi. Karena Tanpa
ada kerukunan toleransi tidak pernah akan ada, sedangkan toleransi tidak
pernah terjadi jika kerukunan belum terrealisasikan. toleransi dalam
kehidupan sosial antar umat beragama yang didasari kepada setiap agama
menjadi sebuah tanggung jawab semua pemeluk agama itu sendiri dan
mempunyai bentuk ibadah dengan cara tersendiri yang dibebankan dan
menjadi tanggung jawab manusia yang memeluknya atas oleh karena itu,
maka toleransi dalam kehidupan sosial antar umat beragama bukanlah
toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap
keberagamaan setiap pemeluk agama tersebut.
Tabel 4. Bait Keempat
Lirik Makana Denotasi Makna Konotasi
Ohh... Menanyakan Perangkat Menggambarkan ketika
Di mana kah Pembantu Pemerintah setiap konflik terjadi
Rukung Warga Rukun Warga (RW) dan dimanakah “Rukun”
Di mana Rukun Rukun Tetangga (RT) Warga yang
Tetangga mencerminkan
Di mana engkau kerukunan antar Warga
berada dan Dimana Rukun
Ku ingin segera Tetangga Yang
berjumpa mencerminkan
Kerukunan antar
Tetangga
10 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan
Dalam penggalan lirik di atas masih berkaitan dengan penyebaran isu atau
penyebaran berita bohong atau Hoax namun di sini kaitan dengan dakwah
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 11
Nama Penulis menggunakan Garamond 8 normal rata kiri
karena Dakwah merupakan salah satu cara melakukan perubahan sosial
berkaitan denagan pemahaman budaya dan lain sebagainya. Perilaku -
Perilaku masyarakat yang melanggar etika dan norma yang diberlakukan
dalam kehidupan sosial harus “diluruskan”. Masyarakat harus diarahakan
dan dibimbing agar lebih mampu memahami setiap isu dan berita yang
menyebar di masyarakat (Samsul Munir Amin 2009 : 55)
PENUTUP
Dalam fragmen kerukunan, Bin Idris ingin menyalurkan kritikan
terkait isu – isu politik dan keriuhan pada saat itu di dalam sebuah lagu.
Pada bait pertama fragmen kerukunan, Haikal berpendapat bahwa saat ini
banyak orang yang banyak sekali isu yang di keluarkan kepada media namun
kebenaranya masih di pertanyakan sehingga menimbulkan pertikaian
diantara pembacanya kita harus selalu tabbayun dengan informasi yang kita
terima agar tidak mengundang kemarahan atau ketidak sesuaian bagi orang
lain, Oleh karena itu dalam bait berikutnya, Haikal mengajak untuk tidak
berdebat kalau hanya sekedar menghina atau mengumpat dengan tidak ada
dasar jika kita lihat kaitan dengan bait pertama Haikal ingin menyelaraskan
dimana setelah menyebar informasi atau berita yang belum tentu benar
akhirnya kita hanya akan berdebat dan beradu umpatan. Haikal menegaskan
bahwa kerukunan adalah rahmat, dan tak perlu menabur benih kebencian
karena dilanjutkan dalam Bait Selanjutnya Manusia memiliki pijakan dan
sumber penghidupan yang sama yakni matahari dan bumi oleh karena itu
haikal dalam baitnya menuliskan “Berbagi bumi Berbagi Matahari”. Karena
Haikal berpendapat bahwa semua manusia adalah sama, yaitu ciptaan
Tuhan, begitupun dengan keragaman budaya. Bin Idris Berhasil
menggambarkan makna kerukunan dalam lagu ini dengan cara mengangkat
tema yang aktual pada saat itu,yang pernah terjadi di Indonesia dengan nilai
kerukunan, Supaya pendengar mampu memahami apa yang sedang terjadi
saat ini dan harus kita lakukan terhadap orang yang memiliki pandangan
perbedaan dengan kita. Untuk itu diharapkan pada penelitian selanjutnya
agar dapat mengamati makna – makna lain yang terkandung dalam lirik lagu
ini ataupun karya bin idris yang lain dengan analisis yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
12 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx
Judul artikel menggunakan Garamond 8 Italic rata kanan
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies xx(x) (xxxx) xx-xx 13