Anda di halaman 1dari 36

Manajemen Pemeliharaan Ternak di PT. Adi Farm dan PT.

Lembah Hijau Multifarm

Oleh
M Askari Zakariah 09/288529/PT/05771

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kebutuhan akan produk peternakan sekarang ini sangat tinggi.


Masyarakat Indonesia sudah mulai sadar akan pentingnya kebutuhan protein
hewani dalam mencukupi kebutuhan nutrisinya. Produk peternakan adalah
produk yang sangat primer. Sebagai contoh yaitu daging, telur, susu
merupakan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk saat ini banyak
kalangan yang beranggapan bahwa dunia peternakan adalah dunia yang
kurang mempunyai prospek ke depan.

Apabila kita kaji dan kita perdalam tentang dunia peternakan kita akan
memperoleh makna yang sangat berharga. Untuk itu saat ini saja orang terus
memerlukan produk dari sektor peternakan walaupun telah kita ketahui
bersama, untuk harga produk peternakan jauh di atas rata-rata harga produk
lainnya. Pada sapi potong khususnya yang asli Indonesia adalah sapi Bali,
Madura, Sumba dan peranakan Sumba Ongole (SO). Sapi bali sering disebut
sebagai sapi perintis karena keunggulannya dalam mempertahankan daya
kehidupannya meskipun masih ada persyaratan lingkungan yang perlu
diperhatikan.

Adanya potensi yang kita miliki sudah sewajarnya jika kita


mengembangkan produk ternak potong, agar dapat memenuhi kebutuhan
protein hewani masyarakat kita. Kegiatan yang dilakukan pda saat praktikum
ternak antara lain pengamatan manajemen seleksi dan breeding, manajemen
perawatan, manajemen sanitasi dan pencegahan penyakit, manajemen
pakan, manajemen perkandangan dan manajemen penanganan limbah pada
dua perusahaan PT. Adi Farm dan PT. Lembah Hijau Multifarm.
Tujuan

Tujuan dari kegiatan praktikum Ilmu Ternak Potong lanjut ini antara
lain agar praktikan mengetahui hal manajemen breeding ternak sapi,
manajemen perawatan ternak sapi, manajemen pakan ternak sapi,
manajemen perkandangan, manajemen penanganan limbah dan ketrampilan
dalam hal penjagaan kesehatan ternak sapi.

Manfaat
Manfaat dari praktikum antara lain dapat memberikan informasi ke
praktikan dalam pengembangan Industri Peternakan demi tujuan
swasembada daging Indonesia. Selain itu, menjadi wahana tukar pikiran
antara pihak perusahaan dengan akademisi Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada.
PT. ADHI FARM

Keadaan Umum Perusahaan


Lokasi PT. Adhi Farm
Usaha peternakan dari PT. Adhi Farm berlokasi di di desa Sapreh,
Kelurahan Sroyo, kecamatan Jaten, Kabupaten Karang Anyar, Solo, Jawa
Tengah. Batas-batas Desa Sapreh sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Kemiri
Sebelah Timur : Desa Kemiri
Sebelah Selatan : Desa Kemiri
Sebelah Barat : Desa Ngabean
Sedangkan batas-batas geografis kelurahan Sroyo adalah:
Sebelah utara : Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat
Sebelah Timur : Desa Brujul dan desa Jetis
Sebelah Selatan : Desa Ngringo
Sebelah Barat : Sungai Bengawan Solo
Jarak lokasi peternakan dari ibukota kecamatan adalah 6 km, dari
kotamadya DTII adalah 12 km dan dari ibukota Propinsi adalah 116 km. Unit
usaha peternakan memiliki luas total lahan 5 ha, tetapi lahan produktif yang
digunakan untuk kegiatan usaha adalah 2 ha.

Sejarah Perkembangan Peternakan


Usaha peternakan sapi dan kambing di PT. Adhi Farm dimulai pada
tahun 2010. Usaha peternakan PT. Adhi Farm merupakan usaha peternakan
babi, dan untuk peternakan sari dan kambing ini merupakan usaha
peternakan tambahan. Usaha peternakan ini merupakan usaha keluarga milik
bapak Robby Koesnadhi dan bapak Haryadhi. Nama Adhi farm diambil dari
nama belakang pemilik usaha.
Awal mula PT. Adi Farm yang bergerak dibidang peternakan babi,
yang didirikan pada tahun 1994, berlokasi di Jomboran, Palur, Kecamatan
Kebakkeramat. Alasan pemindahan usaha peternakan ke tempat yang
sekarang tidak lain karena masalah lokasi peternakan yang dekat dengan
pemukiman penduduk. Masyarakat sekitar merasa terganggu dengan polusi
bau yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha peternakan babi tersebut. untuk
mengatasinya, maka lokasi peternakan dari Jomboran ke Desa Sapreh, akan
tetapi pemindahan ini tidak dilakukan total. Jadi, usaha peternakan di
Jomboran masih tetap ada hanya saja bukan sebagai tempat kegiatan usaha
melainkan sebagai cabang usaha dari peternakan yang berlokasi di Desa
Sapreh. Kegiatan usaha yang dilakukan, baik di Desa Sapreh maupun
Jomboran adalah pemeilharaan babi, administrasi dan pemesanan. Akan
tetapi usaha peternakan di Desa Sapreh melakukan produksi pakan secara
mandiri sedangkan di Jomboran tidak melakukan kegiatan tersebut.
Semakin lama, ketika usaha babi dirasa menurun dan terdapat
kesempatan untuk memulai usaha peternakan sapi dan kambing, pemilik
perusahaan pun mencoba untuk terjun ke bidang peternakan sapi dan
kambing. Perluasan usaha ini diawali dengan rasa ketertarikan dan
kesenangan dari pemilik peternakan sehingga usaha peternakan sapi dan
kambing ini dikembangkan.

Visi dan Misi


Visi. Visi dari peternakan Adhi Farm sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang breeding dan fattening adalah menyediakan ternak secara
berkesinambungan dengan kualitas baik.
Misi. isi dari usaha peternakan ini adalah misi sosial dan misi ekonomi.
Misi sosial adalah penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar
peternakan, sumbangan untuk kesejahteraan bagi desa disekitarnya dan misi
ekonominya adalah peningkatan pendapatan ata keuntungan dari usaha
yang dijalankannya serta penyediaan daging bagi masyarakat yang
membutuhkannya.

Jenis Usaha
Untuk usaha sapi dimulai dengan usaha penggemukan dan kemudian
merambah pada usaha breeding. Untuk bibit sapi dengan mendatangkan
bibit untuk penggemukan maupun breeding dari daerah Boyolali. Sapi-sapi
yang digunakan untuk penggemukan diambil dari bangsa cross breed.
Bangsa sapi tersebut memiliki tubuh yang besar dan lebih disenangi di
pasaran. Untuk lama penggemukan dari sapi sendiri tidak ditentukan batas-
batasnya, hanya ketika sang pemilik menginginkan untuk sapi tersebit dijual,
maka sapi tersebut akan dikeluarkan. Untuk usaha breeding, memilih bibit
dari bangsa sapi Simpo, PO, dan Limpo.
Usaha kambing pada perusahaan bergerak pada bidang
penggemukan. peternakan kambing dipersiapkan pada saat hari raya idul
adha. Sebelum hari raya tersebut perusahaan ini memelihara kambing dari
berbagai bangsa kambing yang disukai dipasaran dan dipelihara untuk
digemukkan dan pada saat idul adha maka pada saat itulah perusahaan ini
meraup keuntungan yang besar dengan penjualan kambing dan domba yang
disediakan.

Struktur organisasi
Usaha peternakan PT. Adhi Farm merupakan usaha peternakan
berbentuk perseroan. Pemilik usaha peternakan berperan langsung sebagai
pimpinan dan pengawas yang membawahi secara langsung pengawas
kandang dan staf administrasi. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar
1.
Pimpinan

Pengawas Kandang Staf Administrasi

Tenaga di Tenaga di Tenaga di Sopir Penjaga


lapang gudang kebun malam

Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha Peternakan PT. Adhi Farm

Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 22 orang. yang
terdiri atas 4 orang bagian administrasi, 14 orang anak kandang, 1 orang
mandor dan 3 orang di bagian pengolahan limbah.
Hari kerja adalah 7 (tujuh) hari seminggu, dengan jam kerja sebagai
berikut: Jadwal kegiatan dari hari Senin sampai Sabtu adalah sebagai berikut
: dari Pukul 07.00 hingga jam 11.00, pukul 11.00 hingga 13.00 istirahat
makan siang, dilanjutkan lagi pukul 13.00 hingga 17.00 atau hingga selesai.
Hari minggu jam kerja dari jam 06.00 hingga pukul 09.00, dilanjutkan
kembali jam 15.00 hingga pukul 17.00 atu hingga selesai. Hari sabtu adalah
hari penerimaan gaji sehingga tidak jarang pegawai tinggal sampai 19.00
untuk menunggu giliran menerima gaji.
MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PRODUKSI

Perkandangan
Perkandangan merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat
tinggal ternak selama proses pemeliharaan. Perkandangan untuk induk pada
Adhi Farm adalah kandang kelompok. Yang mana induk-induk tersebut
nantinya akan digunakan sebagai ternak Breeding. Kandang induk hanya
terdiri dari dua lajur, karena jumlah ternak yang masih sedikit. Kandang
pejantan yang digunakan untuk penggemukan terletak di ujung. Ternak
jantan dikandangkan secara individu dan diikat dengan tali keluh.
Kandang induk maupun pejantan fattening keseluruhannya
merupakan kandang kelompok. Keseluruhan lantai kandang terbuat dari
semen yang dicor bentuk beton. Dinding kandang terbuat tembok setengah
terbuka, guna mempertahankan kesegaran udara dalam kandang. Atap
kandang terbuat dari bahan genting, seng dan Galfalum dengan tipe atap
double.
Pembersihan kandang dan perlengkapannya dilakukan pada pagi hari
pukul 07.00 dan pada siang hari pukul 13.00. pembersihan dilakukan dengan
menyemprotkan air dengan selang keseluruh bagian kandang sampai bersih
termasuk tempat pakan dan ternak babi itu sendiri.

Reproduksi
Bangsa yang digunakan pada ternak sapi penggemukan adalah Simpo
dan Limpo, sedangkan untuk tujuan breeding antara lain terdapat Simpo, PO,
dan Limpo. Untuk kambing dan domba yang diternakkan untuk tujuan
penggemukan diambil dari berbagai bangsa antara lain Kambing Kacang,
Bligon, PE, Saanen, dan domba dombos, garut, domba ekor tipis, domba
ekor gemuk.
Perkawinan yang dilakukan untuk ternak secara kawin buatan atau IB.
Namun, pada ternak domba ataupun kambing perkawinan dilakukan secara
alami. Deteksi birahi dilakukan dengan melihat tanda-tanda birahi seperti
vulvanya bengkak, merah dan panas serta diam saja bila dinaiki atau ingin
menaiki temannya.

Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakuan dua kali seharian yaitu pagi pukul 08.00
dan siang pukul 14.00. Kemudian bila pakan dalam tempat pakan habis maka
ditambah sore hari sekitar pukul 16.00 sesuai dengan kebutuhannya.
Pemberian berdasarkan umur dan berat badan. Pakan diberikan secara
penuh. Pakan yang diberikan berupa jerami fermentasi, selain itu juga
diberikan konsentrat berupa bungkil kelapa, bungkil sawit, bekatul, jagung,
white pollar, mineral. Formulasi ransum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Formulasi bahan pakan
Bahan pakan Harga Jantan Betina/Kambing
Kulit kopi Rp. 1.100 20% 20%
Protein cell Rp. 6.100 5% 4%
Wheat Pollard Rp. 2.900 10% 10%
Kulit kacang hijau Rp. 1.700 30% 20%
Kulit singkong Rp. 1.000 20% 30%
Fish meal Rp. 8.000 7% 1%
Bungkil sawit Rp. 1.550 8% 10%
Mineral Rp. 400 5% 5%
Total 100% 100%
Harga/kg Rp. 1.829 Rp. 1.649
Protein kasar 12,5% 10,33%
TDN 65,56% 64,53%
Sk 17,16% 16,13%

Perawatan dan Pengendalian Penyakit


Usaha pencegahan penyakit yaitu sebelum kandang ditempati terlebih
dahulu disiram dengan air kapur supaya bebas dari bibit penyakit,
memandikan ternak setiap pukul 07.00 dan siang pukul 13.00, membersihkan
kandang dan selokan . Desinfeksi dilakukan dua kali seminggu dengan cara
menyemprotkan ke seluruh bagian kandang. Desinfektan berupa snifet dan
formalin. Penyediaan obat tergantung kondisi lapangan, bila persediaan obat
habis maka dapat dibeli obat pada saat diperlukan.
Penyakit yang sering diderita yaitu diare dan batuk. Bila ternak
terkena diare maka diberi vitamin B12 atau obat tradisional dan teh. Untuk
penyakit batuk diberi antibiotik dan untuk pernafasan diberikan Tilosivet.

Identifikasi dan Recording


Recording adalah pencatatan tentang segala sesuatu mengenai
ternak. Sistem pencatatan yang rapih dan baik sangant penting untuk
mengetahui masalah dengan cepat dan tepat serta memudahkan untuk
menetapkan tujuan. Recording yang dilakukan Adhi Farm hanya pada induk
yang beranak, tidak mempunyai kartu khusus untuk tiap induk selama masa
pemeliharaan. Recording yang dilakukan untuk induk adalah: nomor induk,
tanggal dikawinkan, nomor pejantan, tanggal beranak, jumlah anak, obat-
obatan yang diberikab pada waktu beranak, dan jumlah anak yang disapih.
Selain recording dilakukan pula identifikasi pada induk dan pejantan
dengan cara pemberian nomor. Pemberian nomor ini dilakukan dengan
mengerat telinga dengan alat Ear Tag. Sistem pemberian nomor pada ternak
di Adhi Farm adalah telinga kanan untuk satuan dan telinga kiri untuk
puluhan. Pada telinga kanan satuan bagian ujung adalah angka satu, atas
tengah dua, bawah luar untuk 4 dan bawah dalam dekat kepala untuk
kedelapan. Pada telinga kiri sama hanya saja angkanya diganti puluhan.
Manajemen pemasaran
Macam Produk yang Dihasilkan
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
PT. Adhi Farm menghasilkan beberapa jenis ternak yang dipelihara
kemudian dijual. Ternak yang pelihara antara lain babi, sapi, kambing dan
domba. Babi merupakan komoditas utama yang dihasilkan oleh perusahaan
ini. Ternak sapi penggemukan, sapi breeding, kambing dan domba
merupakan usaha sampingan dari PT. Adhi Farm. Ternak sapi, kambing dan
domba akan dijual berupa berat hidup. Untuk sapi penggemukan apabila
ternak dirasa sudah waktunya dijual maka dijual tanpa melihat lama
penggemukan karena penggemukan sapi yang dilakukan sesuai kesenangan
dari pemilik.

Metode Pemasaran
Metode pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan dimana metod pemasaran merupakan suatu cara mencapai
tujuan dari sebuah perusahaan. Metode adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha
kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi
pemasarannya.
Peternakan PT. Adhi Farm menerapkan metode pemasaran dengan
menggaet pelanggan menjadi langganan tetap, sehingga produk yang
dipasarkan lebih terfokus. Untuk pemasaran ternak kambing domba
difokuskan pada saat hari raya idul adha.

Metode Penjualan
Penjualan bertujuan untuk memberikan keyakinan dan pengenalan
produk yang lebih dalam kepada para konsumen. para konsumen
memperoleh informasi produk lebih detail, sedangkan para pelaku usaha juga
dapat mengetahui respon para konsumen secara langsung.
Metode penjualan yang dilakukan oleh PT. Adhi Farm untuk
memasarkan produknya adalah melalui broker atau perantara yang bertugas
untuk menjembatani antara penjual dan pembeli.
Penjualan ternak pada PT. Adhi Farm khusus untuk sapi, kambing dan
domba akan dijual saat pemilik sudah menginginkan untuk menjual ternak
tersebut. Untuk harga sapi perberat hidup akan dijual sesuai dengan harga
pasar yang ditentukan. Untuk penjualan kambing dan domba yg difokuskan
pada idul adha ini agar memperoleh laba yang tinggi yang mana ternak telah
disediakan jauh-jauh hari dan digemukkan terlebih dahulu nantinya pada saat
yang ditentukan akan dijual sesuai dengan harga pasar.

Metode Pembayaran
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan
karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan
sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan
untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari
penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan
sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan
mainnya (Wikipedia, 2012).
Metode pembayaran yang diterapkan pada PT. Adhi Farm adalah
dengan sistem cash (tunai). Penggunaan media tunai dalam transaksi
pembayaran banyak dipilih dengan alasan kemudahannya. Dengan
menggunakan uang tunai maka jika seseorang melakukan jual beli barang
dan atau jasa, maka pada saat dia menerima barang dan atau jasa yang
dibeli, penjual juga menerima uang sebagai pembayarannya (Anonim, 2010).
Setelah pesanan diantar, maka pembeli langsung membayar secara
tunai. Begitu pula untuk pembelian yang langsung dilakukan di perusahaan,
konsumen datang untuk membeli dan melakukan transaksi pembayaran di
tempat.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Sistem pemeliharaan PT. Adi Farm sudah baik namun terkait dengan
permasalahan perkandangan perlu agar meningkatkan produktivitas
perusahaan

Saran
Saran yang terkait dengan permasalahan yang ada adalah
penyediaan kandang karantina untuk ternak yang baru datang, serta
pembenahan letak posisi kandang agar sinar matahari yang masuk lebih
optimal.
PT. LEMBAH HIJAU MULTIFARM

Keadaan Umum Perusahaan


Lokasi dan tata letak perusahaan
PT. Lembah Hijau Multifarm (LHM) berkantor pusat di Jl. Dr. Rajiman
No. 200 dan termasuk dalam wilayah kota Solo, Propinsi Jawa Tengah.
Perusahaan mempunyai usaha peternakan sapi perah yang terletak di Dukuh
Joho Lor, desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo,
Propinsi Jawa Tengah. Desa Triyagan ini, disebelah Utara berbatasan
dengan Jalan Raya Karang Anyar – Tawang Mangu, di sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Joho Kidul, di sebelah Barat berbatasan dengan
Desa Palur, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sapen. Jarak
Desa Triyagan ke Kabupaten Sukoharjo ± 15 km dan jarak Desa Triyagan ke
Kota Solo ± 8 km

Sejarah Perkembangan
Aktivitas agrobisnis telah dilakukan oleh PT. Lembah Hijau Multifarm
sejak tahun 1981, mulai berdiri sebagai perusahaan sebagai perusahaan
agrobisnis pada tahun 1985 dengan nama CV Lembah Hijau Multifarm, yang
dipimpin oleh Ir. Suharto, MS. Berawal dari pemeliharaan 4 ekor sapi yang
dipelihara di rumah beliau memulai usahanya. Tetapi sebelum usahanya
menghasilkan apapun, 2 ekor sapinya mati. Dari 2 ekor sapinya yang tersisa
beliau berfikir bagaimana caranya agar usahanya tetap berkembang. Hingga
akhirnya beliau memiliki ide untuk mengembangkan usahanya dengan
menjual kotoran sapi. Usaha beliau mendapat cemoohan dari masyarakat
sekitar namun beliau yakin bahwa usahanya akan berkembang. Seekor
sapinya dijual dan dibelikan lagi menjadi sapi-sapi yang masih kecil. Dan
sekarang terbukti dari menjual kotoran mendapat keuntungan yang
berlimpah.
Pengembangan perusahaan sengaja dipilh daerah pinggiran karena
daerah tersebut sangat potensial dan cocok untuk peternakan. Sedangkan
untuk proses produksi berlokasi di Sragen. Direktur dipegang oleh putra
pertama Bapak Soeharto yaitu M.Yusuf Hari sedangkan Bapak Soeharto
sendiri menjabat sebagai komisaris.

Visi dan Misi Perusahaan


Visi. Visi PT.Lembah Hijau Multifarm adalah menciptakan suatu sistem
pertanian yang teruji, produk-produk pendukung yang berkualitas dan harus
bisa memecahkan masalah yang dihadapi petani, sehingga LHM tidak
menjual produk semata, tetapi menjual pemecahan masalah.
PT. Lembah Hijau Multifarm mempunyai sistem kontol kualitas yang
ketat dan dapat bertahan hidup karena sistem tersebut, sistem itu adalah
sistem LEISA. PT. Lembah Hijau Multifarm memiliki moto: “we have a Quality
Control Programe and We Live By it”
Misi. Misi PT. Lembah Hijau Multifarm dalam merealisasikan visinya
dengan mengabdikan sistem, produk, pelayanan, keterampilan, keahlian,
pengetahuan, pengalaman kepada petani, sehingga petani dapat
meningkatkan kualitas hidupnya, mandiri dan segera mendapatkan kembali
harga diri dan kehormatan yang selama ini hilang.

Jenis Usaha.
Pengembangan usaha yang dilakukan PT. Lembah Hijau Multifarm
yaitu penjualan susu, penjualan pupuk urine yang terfermentasi, penjualan
pupuk kompos dalam bentuk granul, penjualan daging sapi perah yang telah
afkir (tidak berproduksi), penjualan daging ikan patin, serta objek studi
agrowisata.
Struktur Organisasi

PT. Lembah Hijau Multifarm dipimpin oleh seorang presiden komisaris


sebagai pemilik perusahaan yaitu bapak Ir. Soeharto, MS sedangkan jabatan
direktur utama dijabat oleh M. Yusuf Hari Hartika, Dipl.of IT yang merupakan
putra pertama bapak Ir. Suharto, MS. PT. Lembah Hijau Multifarm terbagi
atas lima direktorat yaitu; direktorat keuangan yang meliputi masalah financial
dan according. Direktorat umum meliputi puerchange, HRD dan delivery.
Direktorat riset dan pengembangan meliputi pengembangan, penelitian dan
laboratorium. Direktorat produksi yang terbagi atas 4 divisi yaitu, divisi ternak,
divisi kompos, divisi ikan dan divisi holtikultura. Masing-masing divisi dipimpin
oleh kepala divisi. Dan yang terakhir direktorat jasa marketing yang meliputi
sales dan tour tranning. Susunan struktur organisasi PT. Lembah Hijau
Multifarm

Keternagakerjaan Perusahaan
PT. Lembah Hijau Multifarm (LHM) memiliki karyawan sebanyak 300
orang, yang terdiri dari karyawan tetap, harian, dan borongan. Masing-
masing karyawan memiliki tugas yang berbeda-beda terbagi sesuai divisi
masing-masing.
Untuk perekrutan karyawan yang dipekerjakan diambil dari warga
sekitar dan tidak memandang latar belakng pendidikannya asalkan memiliki
pengalaman di bidang pertanian atau peternakan. Sedangkan beberapa ahli
dilakukan dengan proses seleksi. Jika diterima selanjutnya adalah proses
pelatihan kemudian jika bagus akan dikontrak dan selanjutnya menjadi
karyawan tetap. Dengan menjalin kerja sama yang baik dengan warga sekitar
maka keamanan Lembah Hijau terjamin dari tangan-tangan jahil.
Jam kerja karyawan setiap hari adalah 8 jam dimulai dari pukul 08.00
sampai 16.00 WIB dan aktif dari hari Senin sampai Sabtu. Pada hari minggu
libur kecuali divisi ternak. Untuk divisi ternak tidak ada libur karena harus
menjaga ternak dan itu dihitung sebagai jam lembur.
Setiap hari diberlakukan piket malam untuk semua karyawan laki-laki.
Piket malam dimulai dari pukul 20.00 sampai 04.00 WIB. Apabila karyawan
tidak bisa datang piket maka harus bertukar jadwal dengan karyawan yang
lain.

Manajemen dan Teknologi Produksi


Perkandangan
Perkandangan merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat
tinggal ternak selama proses pemeliharaan. Soetarno (2003), setiap usaha
peternakan pasti akan membutuhkan fasilitas yang harus ada yaitu kandang
guna melindungi sapi dari derasnya hujan, kencangnya angin dan dinginnya
udara malam hari terutama di daerah pengunungan, panasnya matahari serta
keamanan dari gangguan binatang.
Manajemen perkandangan di PT. Lembah Hijau Multifarm sangat baik
dan teratur, dengan cara memisahkan kandang sapi sesuai dengan
kebutuhan sapi setiap fasenya. Kandang yang terdapat di PT. Lembah Hijau
Multifarm yaitu kandang rumah bersalin, pedet, sapih, dara, dan induk sapi
laktasi.
Kandang rumah bersalin. Kandang sapi ini digunakan untuk sapi-
sapi yang usia kehamilannya telah mencapai 7 bulan ke atas sampai
kelahiran.masa kehamilan sapi adalah 9 bulan 10 hari hampir sama dengan
manusia. Kandang rumah bersalin biasanya dilengkapi dengan karpet pada
sisi luar, serta sisi dalam dilengkapi dengan bedding dengan hijauan kering.
Kandang pedet. Kandang ini diisi oleh sapi yang berumur 10 hari
sampai 3 bulan, setelah beruur sapi 10 hari sapi diambil dari induknya
setelah menghabiskan kolestrum induknya
Kandang sapih. Kandang sapi ini ditempati oleh sapi yang berumur 2-
3 bulan beratnya 70 kg. Pakan yang diberikan adalah jerami fermentasi dan
konsentrat. Sapi ini sudah tidak minum air susu lagi tetapi air biasa.
Kandang sapi dara. Kandang ini diisi oleh sapi-sapi yang berumur 10
bulan-1,5 tahun. Sapi-sapi in tidak pernah dimandikan karena sapi-sapi ini
berada pada kandang yang penuh kotoran sapi sehingga akan sia-sia bila
memandikannya. Sapi ini difungsikan untuk menghasilkan kotoran yang
digunakan untuk pembuatan pupuk , kotoran diambil 21 hari sekali atau jika
sudah setinggi lututnya.
Kandang rumah sakit. Kandang sapi ini untuk merawat sapi-sapi
yangh sakit agar tidak menular ke sapi-sapi yang lain. Sakit yang umum
diderita sapi adalah diare .obat yang diberikan adalah susu LLM ,susu balita
yang kadar laktosanya rendah.
Kandang sapi induk laktasi. Kandang ini diisi oleh sapi –sapi yang
siap diperah yaitu sapi yang telah berumur 2,5 tahun keatas atau minimal
sudah satu kali melahirkan jenis Friesien Holland (FH) yang berasal dari
Belanda. Meskipun terlihat kurus tetapi bila bila di timbang sapi ini akan lebih
berat daripada sapi-sapi yang diberi makan rumput karena lebih padat.
Pemerahan dilakukan 2 kali sehari yakni jam 4 pagi dan jam 1 siang. Satu
ekor sapi dapat menghasilkan 8-15 liter susu untuk 2 (dua) kali pemerahan.
Semua kandang memiliki arsitektur yang cukup baik, sirkulasi udara di
kandang cukup baik karena didukung karena bentuk kandang yang ukup
terbuka menjadikan ternak menjadi nyaman. Cahaya matahari cukup
menyinari kandang, cahaya matahari memiliki hubungan yang erat dengan
aspek kesehatan ternak. Tingkat kemiringan kandang sapi perah laktasi dan
rumah bersalin sekitar 3%, dengan tingkat kemiringan lantai dapat dengan
memudahkan dalam proses sanitasi kandang, sedangkan untuk sapi dara
tidak ada perhitungan karena lantai diisi dengan serbuk kayu halus dengan
tujuan akhri sebagai komponen pembuatan kompos.
Lantai kandang harus selalu dalam kondisi kering. Hal ini bertujuan
untuk mencegah perkembangan sumber penyakit seperti jamur (kondisi
lembab) dan agar sapi tidak mudah terpeleset karena lantai licin. Tersedianya
tempat pakan yang lebar, sehingga memudahkan sapi mengkonsumsi pakan
yang diberikan. Tempat air dibuat agar air selalu tersedia sepanjang hari atau
tidak terbatas (ad libitum) (Sudono, 2004). Kandang sapi perah biasanya
telah dilengkapi saluran pembuangan kotoran berupa selokan kecil yang
memanjang di bagian belakang posisi sapi. Sementara di bagian depan
kandang dilengkapi dengan tempat pakan (Setiawan, 2007).
Kandang di PT. Lembah Hijau Multifarm dibagi menjadi 7 kandang
yaitu kandang A untuk sapi perah grower, kandang B untuk sapi perah dara,
kandang C untuk sapi perah laktasi, kandang D, E, F dan G untuk sapi dara
bunting, kandang Hospital Brand (HB) untuk sapi perah akan melahirkan dan
pasca melahirkan, kandang HB untuk sapi sakit serta kandang pedet.
Menurut Siregar (1990), tipe kandang ada dua yaitu konvensional dan bebas.
Tipe konvensional berupa kandang yang ditempatkan pada satu jajaran yang
masing-masing dibatasi oleh suatu penyekat, sedangkan kandang bebas
berupa ruangan yang luas tanpa ada penyekat di antara sapi perah.
Kandang yang digunakan di PT. Lembah Hijau Multifarm adalah tipe
kandang koloni head to head. Kandang sapi perah laktasi dibedakan
berdasarkan produksi susu yang dihasilkan. Kandang sapi perah laktasi
ditempatkan di kandang C dan sapi perah laktasi bunting ditempatkan di
kandang E1. Kandang C dibagi menjadi 8 paddock dengan kapasitas sapi
dalam 1 paddock 3 sampai 4 ekor sapi. Produksi susu yang paling tinggi
ditempatkan pada paddock paling depan sedangkan sapi perah yang
produksi susunya terendah dan sapi yang terkena mastitis ditempatkan pada
paddock paling belakang.
Reproduksi
Bangsa yang digunakan pada ternak sapi di PT. Lembah Hijau
Multifarm adalah Sapi Friesien Holland. Menurut Siregar (1994) sapi perah
yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH)
dan Peranakan Friesian Holstein (PFH). Sapi PFH merupakan sapi perah
hasil persilangan antara sapi FH dengan sapi lokal yang ada di Indonesia,
dengan sifat FH-nya lebih menonjol. Sapi FH memiliki ciri-ciri fisik antara lain
warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki berwarna putih, kepala panjang
dan tidak menghadap atau menjulur kedepan, pada dahi terdapat warna putih
berbentuk segitiga, produksi susunya tinggi, serta sifatnya tenang dan jinak.
Sapi PFH memiliki ukuran kecil, dan untuk sapi betina yang berumur 14
sampai 18 bulan mempunyai bobot badan sekitar 225 kg dengan produksi
susu lebih rendah dari sapi FH (Anonim,2000).
Perkawinan yang dilakukan untuk ternak secara kawin buatan atau IB.
Triwulanningsih et al. (2009), reproduksi merupakan suatu barometer untuk
menilai kehidupan normal seekor ternak. Teknologi reproduksi pada ternak
meliputi inseminasi buatan, transfer embrio, fertilisasi in vitro. IB adalah
bioteknologi reproduksi yang telah terbukti dapat meningkatkan mutu genetik
ternak dan dapat diterima oleh masyarakat, sehingga IB dilaksanakan secara
swadaya. IB merupakan cara ampuh untuk mengatasi kekurangan pejantan
dan meningkatkan produktivitas ternak baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Umur sapi dara pertama kali dikawinkan berkisar 1,3 sampai 1,6 tahun
dengan berat badan sekitar 350 sampai 400 Kg, sehingga diharapkan dapat
mendukung kebuntingan. Pengamatan tanda-tanda visual birahi sangat
penting, sehingga dapat dikawinkan. Sapi perah merupakan yang memiliki
tujuan untuk diambil (diperah) susunya sehingga proses kebuntingan menjadi
sangat penting karena ternak kan menghasilkan susu ketika mereka telah
beranak. Semen beku PFH dapat diperoleh dari BIB ( Balai Inseminasi
Buatan ) singosari.
Pemberian Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat
diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut
dengan bahan pakan adalah segala sesuatu yang memenuhi semua
persyaratan tersebut (Kamal, 1994). Bahan pakan dapat dipisahkan menjadi
dua yaitu air dan bahan kering. Bahan kering dibagi menjadi bahan organik
dan bahan anorganik. Bahan organik terdiri dari karbohidrat, lipida, protein,
dan vitamin. Sedangkan bahan anorganik hanya terdiri mineral saja (Tillman
et al., 1998).
Berdasar sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai dengan
kegunaannya maka bahan pakan dapat diklasifikasikan menjadi delapan
kelas. Kelas pertama terdiri dari hijauan kering dan jerami kering,
mengandung serat lebih dari 18% dan dinding sel kurang dari 35% dalam
bahan kering, sehingga rendah kandungan energi tersedia per unit bobot,
contohnya hay hijauan jagung dan hay hijauan legum. Kelas kedua terdiri dari
hijauan segar dan jerami segar yaitu hijauan dan jerami yang diberikan pada
ternak dalam keadaan segar, contoh rumput segar, hijauan dan jerami padi
segar. Kelas ketiga terdiri dari silase meliputi hijauan pakan yang telah
dipotong-potong dan telah mengalami fermentasi, contoh silase rumput dan
silase hijauan jagung. Kelas keempat terdiri sumber energi, mengandung
protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%, dinding sel
kurang dari 35% dalam bahan kering, contohnya dedak, minyak tanaman dan
lemak hewan. Kelas kelima terdiri dari sumber protein yang mengandung
protein kasar lebih dari 20% dalam bahan kering, contoh tepung ikan dan
tepung daging. Kelas keenam terdiri dari sumber mineral yang disebut juga
konsentrat mineral, contoh tepung tulang dan garam dapur. Kelas ketujuh
terdiri dari sumber vitamin yang disebut juga konsentrat vitamin, contoh
minyak ikan dan tablet vitamin C. Kelas kedelapan terdiri dari aditif pakan
merupakan bahan non nutrien berfungsi untuk memacu pertumbuhan,
memacu produksi, memberi warna, memberi bau ataupun pengisi, contoh zat
pewarna, antibiotik, obat-obatan (Kamal, 1999).
Sapi perah laktasi di PT. Lembah Hijau Multifarm diberi pakan 10 kg
jerami fermentasi dan 10 kg konsentrat untuk tiap sapi. Konsentrat adalah
campuran dari bekatul, onggak aren, tepung ikan, roti kadaluarsa, dan
bungkil kelapa yang diberi tambahan starbio, vitamin dan mineral. Pemberian
pakan concentrate dilakukan (dua) kali sehari rata-rata 3% dari berat badan
sapi. Konsetrat adalah suatu bahan pakan yang mempunyai kandungan serat
kasar yang rendah dan mudah dicerna, mengandung pati, maupun protein
tinggi, sehingga nilai nutrien yang terkandung pada konsentrat lebih baik dari
pada hijauan.
Konsentrat berdasarkan sifat karakteristik fisik dan kimianya, serta
penggunaannya dapat digolongkan ke dalam kelas empat dan lima. Kelas
empat adalah konsentrat sumber energi sedangkan kelas lima adalah
sumber protein. Konsentrat sumber energi adalah bahan pakan dengan
kandungan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35 %
dan protein kasar kurang dari 20 %. Konsentrat sumber protein adalah bahan
pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel
kurang dari 35 % dan kandungan protein kasar lebih besar dari 20 % (Agus,
2008).
Pakan sapi dara dan sapih hampir sama dengan induk laktasi diberi
jerami fermentasi, konsentrat dan rendeng kering dalam jumlah tertentu,
sedangkan untuk sapi pedet adalah kolustrum. Kolustru berfungsi sebagai
stimulan untuk antibodi pedet. Pemberian minum sapi umur 0-1 bulan adalah
4 liter susu induk per hari dan air biasa. Sapi umur 1-2 bulan adalah 2 liter
susu induk dan 2 liter susu skim atau susu yang sudah kadaluwarsa asal
kemasannya tidak rusak. Sapi umur 4 bulan 4 liter susu induk per hari.
Perawatan dan Pengendalian Penyakit
Mastitis merupakan penyakit yang biasa menyerang sapi perah.
Soetarno (2003), penyakit ini disebabkan oleh masuknya bakteri kedalam
saluran susu dan merusak jaringan diambing. Mandi merupakan proses
sederhana tetapi sangat berpengaruh pada sanitasi ternak, ternak yan
dimandikan dengan teratur dan bersih dapat menghidarkan ternak terhadap
penyakit.
Pemisahan ternak yang sakit dan dikandangkan di kandang rumah
sakit merupakan teknik untuk meminimalisir penyakit menular dan untuk
menaruh perhatian yang lebih terhadap ternak tersebut. Pemberiaan vitamin
dan mineral merupakan bahan yang dbutuhkan dalam jumlah yang relatif
sedikit tetapi dapat mempengaruhi kesehatan ternak.

Penanganan Limbah
Kebutuhan pupuk saat ini terus meningkat namun tidak diimbangi oleh
peningkatan hasil yang proporsional dimana harganya mahal dan
berdampak terhadap lingkungan akibat pemakaian pupuk yang kurang
bijaksana. Untuk itu perlu dicari pilihan sumber pupuk lain yang mudah
didapat , murah, tidak mencemari lingkungan dan alamiah. Salah satu
sumber hara yang memenuhi persyaratan tersebut adalah limbah cair
peternakan yaitu urine, namun pemakaiannya di lapangan belum optimal.
Urine mengandung unsur N terutama dalam bentuk asam urine yang
memungkinkan digunakan sebagai pemasok N alami bagi tanaman (Kastono
et.al.,2004).
Pengomposan adalah degradasi dan stabilisasi bahan organik secara
aerob yang dilakukan oleh mikroorganisme di bawah kondisi lingkungan yang
terkendali, dengan hasil akhir berupa produk mirip humus dan dapat
dipergunakan sebagai pupuk ataupun pembenah tanah. Transformasi bahan
organik menjadi senyawa organik dan anorganik sederhana terjadi selama
proses pengomposan. Bahan organik kompleks diubah menjadi CO2, H2O,
humus, nitrat, sel mikrobia dan panas. Pengomposan bertujuan untuk
menstabilkan bahan organik, membunuh organisme patogen, meniadakan
bau busuk, membunuh biji gulma dan mengurangi volume limbah (Triatmojo,
2004).
Kompos adalah produk akhir dari proses pengomposan limbah
organik, tersusun dari senyawa organik dan anorganik yang stabil, tidak
berbau, berwarna coklat tua sampai kehitaman, lembab, dan aman
digunakan sebagai pupuk ataupun pembenah tanah. Pengomposan adalah
degradasi dan stabilisasi bahan organik secara aerob yang dilakukan oleh
mikroorganisme di bawah kondisi lingkungan yang terkendali dengan hasil
akhir berupa produk mirip humus (Triatmojo, 2008). Composting merupakan
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikrobia-mikrobia yang memanfaatkan bahan organik
tersebut sebagai sumber energi (Dewi, 2008).
Penanganan limbah di PT.Lembah Hijau Multifarm (LHM) dapat
dikatakan sudah baik dan memenuhi syarat penanganan limbah pada
peternakan sapi perah. Kandang di PT. Lembah Hijau Multifarm memiliki
penanganan kebersihan yang berbeda-beda disetiap kandangnya. Kandang
pedet dan dara diberi serbuk gergaji sebanyak 3 sampai 4 karung. Limbah
pembuangan ternak sapi yang berupa limbah padat (feces) dan limbah cair
(urine) secara langsung akan bercampur dengan serbuk gergaji yang
diberikan pada masing-masing kandang. Setelah beberapa bulan, limbah
padatan yang telah tercampur serbuk gergaji kemudian diambil untuk
kemudian dapat diolah menjadi bahan pembuatan pupuk kompos, sedangkan
kandang sapi laktasi, dan induk bunting tidak diberi serbuk gergaji, karena
sapi kelas ini siap untuk diperah sehingga kandang harus bersih, sedangkan
limbah pada kandang sapi laktasi dan induk bunting akan ditampung pada
bak penampungan. Kotoran sapi perah baik untuk menjadi bahan dasar
kompos.
Identifikasi dan Recording
Recording adalah pencatatan tentang segala sesuatu mengenai
ternak. Sistem pencatatan yang rapih dan baik sangant penting untuk
mengetahui masalah dengan cepat dan tepat serta memudahkan untuk
menetapkan tujuan. Proses identifikasi dan Recording pada PT. Lembah
Hijau Multifarm belum teratur sehinga dirasakan perlunya perbaikan pada hal
tersebut. Dengan adanya perbaikan dalam masalah tersebut maka akan
memperbaiki manajemen sehingga memberikan efek profit.

Manajemen Pemasaran
Macam Produk yang Dihasilkan
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Pengembangan usaha yang dilakukan PT.
Lembah Hijau Multifarm yaitu penjualan susu, penjualan ice cream, penjualan
pupuk urine yang terfermentasi, penjualan pupuk kompos dalam bentuk
granul, penjualan daging sapi perah yang telah afkir (tidak berproduksi),
penjualan daging ikan patin, penjualan starter mikrobia, serta objek studi
agrowisata. Produk komersil dari PT. Lembah Hijau Multifarm yang cukup
terkenal oleh masyrakat kota solo dan jogja adalah pupuk kompos dengan
merek Black Gold dan starter mikrobia dengan merek StarBio.
Metode Pemasaran
Metode pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan dimana metod pemasaran merupakan suatu cara mencapai
tujuan dari sebuah perusahaan. Metode adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha
kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi
pemasarannya.
PT. Lembah Hijau Multifarm memiliki metode pemasaran dengan
memikat hati pelanggan. Produk PT. Lembah Hijau Multifarm hampir
terdapat pada semua toko pertanian, keunggulan produk PT. Lembah Hijau
Multifarm yang tersebar dari mulut ke mulut menjadikan perlahan tapi pasti
perkembangan pesat pada metode pemasarannya.
Metode Penjualan
Penjualan bertujuan untuk memberikan keyakinan dan pengenalan
produk yang lebih dalam kepada para konsumen. para konsumen
memperoleh informasi produk lebih detail, sedangkan para pelaku usaha juga
dapat mengetahui respon para konsumen secara langsung. Metode
penjualan di Lembah Hijau Multifarrm sangat beragam, untuk produk ikan
patin (bakso, nugget dan steak) dan ice cream hanya dijual di kantor pusat,
tetapi untuk produk kompos dan starter mikrobia selain dijual di kantor maka
juga dapat dibeli di toko pertanian.
Metode Pembayaran
Metode pembayaran yang diterapkan pada Lembah Hijau Multifarrm
adalah dengan sistem cash (tunai). Penggunaan media tunai dalam transaksi
pembayaran banyak dipilih dengan alasan kemudahannya. Dengan
menggunakan uang tunai maka jika seseorang melakukan jual beli barang
dan atau jasa, maka pada saat dia menerima barang dan atau jasa yang
dibeli, penjual juga menerima uang sebagai pembayarannya (Anonim, 2010).

Analisis Ekonomi
Biaya
Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau
pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi (Supardi, 2000). Biaya dapat
diklasifikasikan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable
cost). Klasifikasi biaya dalam perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan
oleh produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh tingat
output. Yang termasuk kategori biaya tetap adalah sewa tanah bagi
produsen yang tidak memiliki tanah sendiri, sewa gudang, sewa gedung,
biaya penyusutan alat, sewa kantor, gaji pegawai atau karyawan (Supardi,
2000).
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sebagai
akibat penggunaan faktor produksi yang bersifat variabel, sehingga biaya ini
besarnya berubah-ubah dengan berubahnya jumlah barang yang dihasilkan
dalam jangka pendek. Yang termasuk biaya variabel adalah biaya tenaga
kerja langsung, biaya bahan baku (Gasperz, 1999).
Biaya Total. Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap
dan biaya variabel (Gasperz, 1999) dapat ditulis sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = biaya total
TFC = total biaya tetap
TVC = total biaya variabel
Besar biaya di PT Lembah Hijau Multifarm adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap Nilai (Rupiah)
Penyusutan Kandang/6
15.000.000
bulan
Tenaga kerja 36.000.000
Total Biaya Tetap 51.000.000

Biaya Variabel Nilai (Rupiah)


Hijauan 4.000.000
Konsentrat 41.000.000
Obat dan vaksin 1.000.000
Perawatan dan perbaikan 2.000.000
Transportasi 2.000.000
Pemasaran 3.000.000
Administrasi umum 3.000.000
Total Biaya Variabel 56.000.000

Biaya Total Nilai (Rupiah)


Biaya Tetap 51.000.000
Biaya Variabel 56.000.000
Total Biaya 107.000.000

Penerimaan
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga
akan turun ketika produksi berlebihan (Soekartawi, 1995). Secara metematis
dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Q x P
Keterangan :
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan
P = harga produk
Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi
harga per unit produksi yang bersangkutan, maka penerimaan total yang
diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang
dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima
produsen semakin kecil (Soejarmanto dan Riswan, 1994).
PT Lembah Hijau Multifarm adalah sebuah perusahaan yang bergerak
berbagai sektor produksi, namun dalam analisis ekonomi ini hanya akan
dibahas dari sektor produksi sapi perah saja.
Pendapatan/6 bulan Nilai (Rupiah)
Susu 97.000.000
Sapi 23.000.000
Pedet 8.000.000
Penjualan Kotoran/pupuk 6.000.000
Total Pendapatan 134.000.000

Keuntungan
Keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya total. Jadi
keuntungan ditentukan oleh dua hal, yaitu penerimaan dan biaya. Jika
perubahan penerimaan lebih besar dari pada perubahan biaya dari setiap
output, maka keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika perubahan
penerimaan lebih kecil dari pada perubahan biaya, maka keuntungan yang
diterima akan menurun. Keuntungan akan maksimal jika perubahan
penerimaan sama dengan perubahan biaya. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
π = TR – TC atau π = Q x P – (TFC + TVC)
Keterangan :
π = keuntungan
TR = penerimaan total
TC = biaya total
Q = jumlah produksi
P = harga produk
TFC = total biaya tetap
TVC = total biaya variabel
(Lipsey, et al., 1990).
Keuntungan atau laba menunjukkan nilai tambah (hasil) yang diperoleh dari
modal yang dijalankan. Setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan tentu
berdasar modal yang dijalankan. Dengan modal itulah keuntungan atau laba
diperoleh. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari setiap perusahaan
(Muhammad, 1995). Keuntungan yang di dapat PT Lembah Hijau Multifarm
dalam satu tahun adalah sebagai berikut:
π = TR – TC
= 134.000.000 – 107.000.000
= 27.000.000

Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba atau profit. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada
beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk
menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan
Erickson, 1992).
Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting
daripada masalah laba, karena masalah laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa prusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien.
Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya
bagaimana memperbesar laba tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk
mempertinggi profitabilitasnya. Besar kecilnya profitabilitas ditentukan oleh
dua faktor, yaitu hasil penjualan dan keuntungan usaha. Besar kecilnya
keuntungan tergantung pada pendapatan yang merupakan selisih dari
penjualan dikurangi dengan biaya usaha (Riyanto, 1994). Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut :
Profitabilitas = _π_ x 100%
TC
Keterangan :
π = keuntungan
TC = biaya total
Profitabilitas perusahaan PT Lembah Hijau Multifarm adalah sebagai berikut:
Profitabilitas = _π_ x 100%
TC
= _87.000.000 x 100%
107.000.000
= 81,31%
Menurut Riyanto (1997) kriteria yang digunakan dalam perhitungan
profitabilitas adalah :
a. Profitabilitas > 0 berarti usaha tersebut menguntungkan,
b. Profitabilitas = 0 berarti usaha tersebut mengalami BEP (impas),
c. Profitabilitas < 0 berarti tersebut tidak menguntungkan

Efisiensi Usaha
Pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi,
karena kemungkinan pendapatan yang besar tersebut diperoleh dari
investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan nemperkecil biaya produksi
per satuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang
optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah
memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan produkai yang
telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa meningkatkan biaya
keseluruhan (Rahardi, 1999).
Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya
penerimaan dan biaya yang digunakan untuk berproduksi yaitu dengan
menggunakan R/C Ratio. R/C Ratio adalah singkatan Return Cost Ratio atau
dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya, secara
metematis sebagai berikut :
Efisiensi = R/C
Keterangan :
R = penerimaan
C = biaya total
Efisiensi usaha dari perusahaan PT Lembah Hijau Multifarm adalah sebagai
berikut:
Efisiensi = 134.000.000 / 107.000.000
= 1,25
Menurut Soekartawi (1995), kriteria yang digunakan dalam penentuan
efisiensi usaha adalah :
a. R/C > 1 berarti usaha yang dijalankan sudah efisien,
b. R/C = 1 berarti usaha belum efisien atau usaha mencapai titik impas,
c. R/C < 1 berarti usaha yang dijalankan tidak efisien

Permasalahan dan Pemecahan


Pemeliharaan ternak di PT. Lembah Hijau Multifarm sudah baik, tetapi
masih terdapat beberapa masalah yang harus diselesaikan agar PT. Lembah
Hijau Multifarm dapat dijadikan contoh cofriendly cooperation . berikut adalah
permasalahan dan pemecahaan masalah yang ada di PT. Lembah Hijau
Multifarm :
Pakan. pemberiaan pakan sapi perah laktasi tidak didasarkan
produksinya. Pemberian jerami fermentasi saja tidak akan sama dengan
pemberiaan hijauan segar, yang memiliki klorofil dan zat yang lain. Walaupun
konsep perusahaan adalah pertanian terpadu dengan menggunakan hasil
sisa pertanian, tetapi penggunaan hijauan sekali-kali mungkin dapat
diterapkan guna memberikan studi kepada khalayak nantinya bahwa hijauan
memang pakan utama ternak sapi tetapi dapat diganti dengan jerami
fermentasi.
Identifikasi dan recording. Identifikasi dan recording yang belum teratur
menjadikan manajemen penanganan untuk tiap ternak akan sulit, sehingga
diharapkan dapat memperbaiki hal tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Manajemen pemeliharaan ternak di PT. Lembah Hijau Multifarm
secara umum sudah baik. Pola LEISA (Low Eksternal Input Sustainable
Agriculture) yang diterapkan di perusahaan sangat terasa, sehingga
perusahaan ini dapat menjadi percontohan bagi perusahaan yang berprinsip
pertanian terpadu.
Saran
Kesempurnaan akan dicapai dengan adanya kritik dan saran,
perbaikan identifikasi dan recording untuk ternak sangat dianjurkan untuk PT.
Lembah Hijau Multifarm demi manajemen pemeliharaan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Agus, A. 2008. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit Ardana
Media. Yogyakarta
Anonim. 2010. Instrumen pembayaran. Direktorat Akunting Dan Sisitem
Pembayaran Biro Pengembangan Sisitem Pembayaran Nasional.
Dewi, I.R. 2008. Makalah “Evaluasi Proses Komposting Dalam Rangka
Peningkatan Produksi Kompos”. Institut Teknologi Surabaya.
Surabaya.
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas
Peternakan. Yogyakarta
Kastono, D., F. Junita, dan Nurhayanti. 2004. Pengaruh frekuensi
penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan
hasil patchouli. Jurnal Ilmu Pertanian UGM. Vol 9 (1): 37-45
Tillman, A. D., H. Hartadi, Soedomo Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan
S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-6.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Triatmojo, S. 2004. Penangan Limbah Peternakan. Teknologi Hasil Ternak.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Triatmojo, S. 2008. Manajemen Limbah Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Triwulaningsih, E., T. Susilawati, dan Kustono. 2009. Reproduksi dan inovasi
teknologi reproduksi : Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Setiawan, Putra. 2007. Proses Pembuatan Pupuk Kompos Organik.
Grasindo. Jakarta
Soetarno, T. 2003. Manjemen Budidaya Sapi Perah. Laboratorium Ternak
Perah. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sudono, A., R. F. Rosdiana, dan B. S. Setiawan. 2004. Beternak Sapi Perah
Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai