Anda di halaman 1dari 3

Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk
mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal
ini. Di beberapa negara maju dan berkembang termasuk Indonesia, banyak ibu karir yang tidak
menyusui secara eksklusif. Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI,
namun penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan hanya 49,8 % yang memberikan ASI
secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO. Rendahnya cakupan pemberian ASI
eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada
perekonomian nasional.

Sumber : http://data.unicef.org/nutrition/iycf.html#inline1 Sumber


: http://data.unicef.org/nutrition/iycf.html#inline1

ASI dan SDGs

Terdapat 17 tujuan SDGs yang diharapkan dapat menanggulangi berbagai masalah, termasuk
menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, membangun
kota-kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim serta melindungi samudera dan hutan.
Beberapa tujuan SDGs yang sangat berkaitan erat dengan ASI adalah:

1. Dengan pemberian ASI Eksklusif dapat menyumbang sekitar 302 Milyar USD tiap
tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia. Hal ini tentu saja sesuai dengan tujuan SDGs
nomor 1, 8, dan 10 yaitu menghapus kemisikinan, pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi
ketidakadilan di dalam dan di antara negara- negara.
2. Menyusui merupakan sumber nutrisi terbaik dengan komposisi bioaktif yang
dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, hal ini sejalan dengan tujuan SDGs
nomor 2 dan 3 yaitu penanggulangan kelaparan, masalah kesehatan dan kesejahteraan.
3. Bayi yang mendapatkan ASI dengan standar emas makanan bayi terbukti memiliki
IQ lebih tinggi dan performa lebih baik sehingga memiliki pekerjaan dan penghasilan
yang layak, sehingga tentu saja berkesinambungan dengan tujuan SDG nomor 4 yaitu
menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas.
4. Pemberian ASI eksklusif dapat membantu persamaan hak dan kewajiban laki-laki dan
perempuan dalam pengasuhan anak sesuai dengan tujuan SDGs nomor 5 yaitu kesetaraan
gender.
5. Dengan menyusui pula dapat menekan pengeluaran untuk membeli kebutuhan
susu formula, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan, sejalan dengan tujuan SDGs
nomor 12 yaitu konsumsi yang bertanggung jawab.

Praktek pemberian ASI yang optimal

1. Mulai menyusu dini dalam satu jam pertama setelah bayi lahir (IMD). Berdasarkan
penelitian IDAI tahun 2011, ditemukan sebagian besar sudah meletakkan bayi di dada
ibu segera setelah kelahiran. Namun umumnya (87%) bayi hanya diletakkan dengan
durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam
atau sampai bayi mulai menyusu.
2. Menyusu eksklusif selama enam bulan pertama dari hidup bayi (ASI eksklusif). Angka
ibu yang pernah menyusui di Indonesia sudah tinggi yaitu 90% namun yang
memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah (20%).
3. Terus menyusui sampai dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI yang
tepat.

Beban dari tidak menyusui di Indonesia

1 . Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu)

Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi premature dapat berkurang
kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.

2 . Biaya kesehatan untuk pengobatan

Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya
kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.

3 . Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan bagi individual

ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi
mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Tahukah anda dengan peningkatan IQ dan
pendapatan per kapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah?

4 . Biaya susu formula

Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu
formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat
dihemat sebesar 14%.

Bagaimana cara mendukung ASI?


Terbukti ibu yang didukung untuk menyusui, 2,5x akan lebih sukses dalam memberikas ASI.
Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi, pemerintah, tenaga
kesehatan, masyarakat dan media.

Pemerintah dapat mendukung ASI dengan memberikan kebijakan hak cuti melahirkan,
menggalakkan penerapan kode internasional untuk pemasaran produk pengganti ASI, dan
memperkuat sistem layanan kesehatan. Beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan di antaranya adalah menjelaskan manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada
ibu hamil, membantu ibu menyusui segera setelah melahirkan, mengajarkan ibu cara menyusui,
dan menjaga agar terus menyusui, walau terpisah dari bayinya, dan tidak memberi makanan atau
minuman selain ASI, kecuali ada indikasi medis. Dalam masyarakat, membentuk kelompok
pendukung ASI juga dapat membantu kesuksesan ASI eksklusif.

Penulis : Dr. Siti Rayhani Fadhila, BMedSc (Hons.) dan Dr. Lina Ninditya

Anda mungkin juga menyukai