Anda di halaman 1dari 4

A.

GLOMERULONEFRITIS – literature kucing


1. Apa yang dimaskud dengan USG, USG menggunakan gelombanga apa dan berapa
kekuatan gelombnag pada USG, gelombang suara yang dapat di dengar oleh manusia,
kucing dana anjing dan lumba2, sebutkan 3 jenis interpretasi USG terkait
ekogenitasnya dan berikan contoh, kenapa pada USG muncul warna putih, abu-abu
dan hitam, apa manfaat mengetahui antara kedalaman (deep) dan frekuensi pada
pemeriksaan USG, berapa ukuram normal ginjal pada anjing dan kucing, tampilkan
gambaran ultrasonografi untuk kasus glomerulonephritis, jelaskan interpretasi hasil
yang menunjukan glomerulonephritis, beri panah dan jelaskan terkait ekogenitasnnya,
apa fungsi Gel pada USG
Jawab:
Ultrasound ialah suatu teknik mendiagnosa gambaran organ yang dihasilkan oleh
interaksi antara gelombang suara berfrekuensi tinggi dengan organ tersebut
(Wijayanti, 2008). Ultrasound menggunakan gelombang suara 2-10 MHz dan panjang
gelombang yang pendek kurang dari 1 mm. Gelombang suara yang didengar manusia
ialah 20 Hz-20 kHz (Damelka, 2008). Hewan seperti anjing, kucing, lumba-lumba,
dan hewan pengerat memiliki limit frekuensi yang lebih tinggi dibanding manusia,
sehingga umum bagi hewan-hewan tersebut dapat mendengar gelombang suara
hingga mencapai 160kHz (Wigiardi et al., 2012). 3 jenis interpretasi usg yaitu
Hyperechoic dicitrakan oleh tulang, udara, jaringan ikat, dan lemak. Hypoechoic
dicitrakan oleh jaringan lunak. Anechoic yang berarti tidak adanya echo yang
dihasilkan karena pulse tidak dipantulkan kembali ke transduser, dicitrakan oleh
cairan, urin, dan darah (Satria et al., 2016). Karena echo yang dihasilkan terang/cerah,
memperlihat kan warna putih pada hasil scan (sonogram), menunjukkan echo yang
lebih tinggi dibandingkan sekelilingnya (highly-reflective interface), echo yang
dihasilkan sedikit atau lebih rendah daripada sekelilingnya (intermediate
reflection/transmission), memperlihatkan warna abu-abu hitam pada hasil scan, dan
tidak ada echo yang dihasilkan, memperlihatkan warna hitam pada hasil scan dan
menunjukkan complete transmission dari suara (Damelka, 2008). Manfaat mengetahui
antara kedalaman (deep) dan frekuensi pada pemeriksaan USG penting karena agar
diagnosa dapat dilakukan dengan akurat sehingga dapat mengetahui kelainan
patologis yang dialami penderita/pasien (Rahmania, 2018). Ginjal normal kucing
berukuran antara 3-4,4 cm dan ginjal normal pada anjing terlalu bervariasi tergantung
pada ukuran anjing (Lisciandro, 2014). Sampai saat ini, belum ada metode yang dapat
menentukan ukuran ginjal normal dengan pengukuran usg pada anjing. Beberapa
penelitian yang mencoba menghubungkan pengukuran ginjal linear atau volume
ginjal dengan berat badan atau luas permukaan memiliki keberhasilan yang terbatas.
Meskipun ada kolerasi positif antara panjang atau volume ginjal dengan berat badan,
standar deviasinya besar. 10-13 ada juga variasi panjang dan volume ginjal yang jelas
di antara anjing normal dengan bobot tubuh yang sama (Nyland and John, 2002).
Gambar 1. gambaran ultrasonografi (Nyland and John, 2002).
Peningkatan echogenisitas kortikal ginjal. A, Glomerulonefritis kronis. Korteks ginjal
(panah) tampak lebih echogenik daripada hati (L) pada anjing ini dengan
glomerulonefritis yang terbukti biopsi. D, diafragma; K, ginjal. B, nefritis interstitial
kronis. Korteks ginjal (panah) jauh lebih echogenik daripada hati (L) pada anjing ini
dengan nefritis interstitial interstitial yang terbukti secara biopsi. D, diafragma; K,
ginjal. C, nefritis kronis. Korteks ginjal (C) jauh lebih echogenik daripada yang
diperkirakan dibandingkan dengan echogenisitas medula ginjal (M) pada anjing ini
dengan nefritis kronis yang sudah berlangsung lama. D, nefritis kronis. Korteks ginjal
(C) lebih ekogenik daripada yang diperkirakan untuk kucing ini. Kucing biasanya
memiliki korteks ginjal echogenik lebih banyak daripada anjing, tetapi echogenisitas
korteks ginjal dalam kasus ini lebih dari yang diharapkan dibandingkan dengan
medula ginjal (M) dan hati (L) (Nyland and John, 2002). Fungsi gel pada USG yaitu
sebagai media transmisi gelombang suara untuk mendapatkan kontak yang optimal
antara kulit dan transducer (Wijayanti, 2008).

Referensi :
Damelka, Klacipta. 2008. Pencitraan Brightness Mode (B-Mode) Ultrasonografi
Untuk Deteksi Kebuntingan Dan Pengamatan Perkembangan Fetus Kucing (Felis
catus). IPB: Bogor
https:///repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/.123456789/3367/4/B08kda.pdf
Lisciandro Grerory R. 2014. Focused Ultrasound Techniques For The Small Animal
Practitioner. Wiley blacwell: USA.
https://books.google.co.id/books?id=bpgYAgAAQBAJ&pg=PA85&dq=normal+size+kidney+in
+dogs&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj_7__4j5_mAhUGbn0KHZPjAToQ6AEILzAB#v=onepage&q
=normal%20size%20kidney%20in%20dogs&f=false
Nyland, Thomas G dan John S Matton. 2002. Small Animal Diagnostic Ultrasound.
Saunders: Amerika
https://books.google.co.id/books?id=LUst9bY0TVgC&pg=PA162&dq=normal+size+kidney+in
+dogs&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj_7__4j5_mAhUGbn0KHZPjAToQ6AEIJzAA#v=onepage&q
=normal%20size%20kidney%20in%20dogs&f=false
Rahmania, Winda. 2018. Prevalensi Kelainan Ginjal Anjing Secara Ultrasonografi
Di Rumah Sakit Dan Klinik Hewan Tahun 2012-2017. [skripsi]. IPB Press:
Bogor.
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/94756/1/B18wra.pdf
Satria M, Tongku N S, Arman S, Juli M, Hamdan, Rosmaidar, dan Abdul H. 2016.
Estimasi jumlah anak yang lahir brdasarkan pemeriksaan ultrasonografi
transcutaneus pada kambing kacang (capra Sp). Jurnal medika veterinaria. 10(2):
77-80
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JMV/article/download/4378/3762
Wigiardi, Agus., Aditya Doni Pradana, Diah Budiasih, Dwi Yuni Puspitarini,
Saprindo Harun Prabantara. 2012. Robotack-O-Mos: Robot Attack Mosquitos,
Inovasi Alat Pengusir Nyamuk Portable Berbasis Ultrasonic Wave Dan Auto-
Rotate Device. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
http://artikel.dikti.go.id/index.php/PKMKC/article/view/94/95
Wijayanti Tri. 2008. Diagnosa Ultrasonografi Untuk Mendeteksi Kelainan Pada
Organ Urinaria Kucing (Felis Catus) IPB: Bogor
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3466/4/B08twi.pdf

4. Bagaimana proses terjadinya gejala klinis oedema atau ascites, polyuria, dan nausea
pada kasus glomerulonephritis
Jawab:
Proses terjadinya gejala klinis oedema atau acites, oedema merupakan
menumpukan cairan di jaringan tubuh atau acites penumpukan cairan dalam perut.
jika kehilangan protein di dalam urine (di mana kadar albumin sejenis protein dalam
darah turun menjadi kurang dari 1,5 g/dl). Albumin biasanya memainkan peran utama
dalam menahan cairan dalam darah/sirkulasi, ketika kadar albumin turun menjadi
1,5g/dl, cairan bergerak dari sirkulasi ke jaringan disekitarnya, yang mengarah ke
edema atau acites (Glendale Animal Hospital, 2019).
Poliuria terjadi karena gangguan pengaturan cairan dan solut dengan penyebab dan
patofisiologi yang berbeda-beda. Poliuria dapat terjadi karena diuresis solut, diuresis
air (water diuresis), atau kombinasi keduanya dan dapat menyebabkan sakit berat.
Poliuria biasanya dihubungkan dengan kelainan neurologis, kelainan ginjal, atau
kelainan metabolik dan dapat menyebabkan berkurangnya volume cairan ekstraselular
dan intraselular. Meskipun dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik telah dapat
diperkirakan penyebab poliuria, tetapi diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan
laboratorium. Uji deprivasi air sangat perlu dilakukan jika evaluasi awal tidak dapat
menentukan penyebab poliuria. Tata laksana poliuria dengan melakukan balance
cairan, memperbaiki kelainan elektrolit, dan mencari penyebab (Pardede, 2003).
Mekanisme terjadinya mual dan muntah (Nausea) setelah terjadi karena pada
kecemasan atau makanan yang dikonsumsi menyebabkan udara yang masuk kedalam
lambung sehingga terjadinya kembung dan distensi pada abdominal, meningkatkan
volume lambung mempengaruhi kortikal afferens dan merangsang pusat muntah
untuk kontraksi (Fakhrunnisa et al., 2017).

Referensi:
Fakhrunnisa, Eva., Kirnantoro dan Umi Istianah. 2017. The Correlation Between Pre
Anesthesia Anxiety And Postoperative Nausea Vomiting In Patients With General
Anesthesia In Hospital Of Yogyakarta. [skripsi]. Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan: Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/410/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Glendale Animal Hospital. 2019. Glomerulonephritis (Kidney Inflammation Involving
the Glomerulus, the “Blood Filter.
http://www.familyvet.com/storage/app/media/5c1bf7253a185_Glomerulonephritis.pd
f Diakses pada 05 november 2019,
Pardede, Sudung O. 2003. Poliuria pada Anak Poliuria pada Anak. Sari Pediatri. 5(3):
103 – 110.
File:///C:/Users/ASUS/Downloads/920-2116-1-SM%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai