TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny “K”
Umur : 54 tahun
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Kawin
Alamat : Tanjung Agung Selatan
B. RIWAYAT KESEHATAN
=
Perempuan
= Laki - laki
= Tinggal Serumah
Penjelasan :
No Nama Umur Keterangan
1 Tn “Y” 54 tahun Suami
2 Ny “K” 60 tahun Klien
7. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
Makan : 3 kali sehari Makan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas / hari Minum : 8 gelas / hari
Nyeri ulu hati : Ada Nyeri ulu hati : Ada
Mual : Ada Mual : Ada
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Diet : Tidak ada Diet : Tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah Masalah : Tidak ada masalah
2. Pola eliminasi
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
BAB : 1 x 1 hari BAB : 1 x 1 hari
Warna : Coklat kekuningan Warna : Coklat kekuningan
Konsistensi : Tidak ada Konsistensi : Tidak ada
BAK : 4 x 1 hari BAK : 3 x 1 hari ( + 600 cc )
Warna : Kuning bening Warna : Kuning bening
Pemasangan kateter : Tidak ada Pemasangan kateter : Tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah Masalah : Tidak ada masalah
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
Tidur siang : ± 2 jam (13.00 WIB – Tidur siang : ± 3 jam (12.00 WIB –
15.00 WIB) 15.00 WIB)
Tidur malam : ± 7 jam (21.00 WIB – Tidur malam : ± 9 jam (20.00 WIB –
04.00 WIB) 05.00 WIB)
Masalah : Tidak ada masalah Masalah : Tidak ada masalah
4. Personal Hygine
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
Mandi : 2 x / hari Mandi : 2 x / hari (hanya di lap)
Pola sikat gigi : 3 x / hari Pola sikat gigi : 1 x / hari
Kebiasaan memotong kuku : setiap Kebiasaan memotong kuku : selama di
minggu rumah sakit belum memotong kuku
Kebiasaan mencuci rambut : 2 x / hari Kebiasaan mencuci rambut : 2x/ hari
Kebiasaan mengganti pakaian: 2 x / hari Kebiasaan mengganti pakaian:2x / hari
C. PEMERIKSAAN FISIK
Post Operasi
1 25 Nov 2013 / 19.30 TD : 80/50 mmHg 8
WIB Nadi : 87 x/m
Pernapasan : 27 x/m
Suhu : 37,0°C
26 Nov 2013 / 06.00 TD : 90/50 mmHg 8
WIB Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
26 Nov 2013 / 12.00 TD : 90/60 mmHg 12
WIB Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
26 Nov 2013 / 18.00 TD : 100/60 mmHg 14
WIB Nadi : 93 x/m
Pernapasan : 26 x/m
Suhu : 37,0°C
27 Nov 2013 / 06.00 TD : 100/60 mmHg 14
WIB Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 27 x/m
Suhu : 36,0°C
27 Nov 2013 / 12.00 TD : 100/60 mmHg 14
WIB Nadi : 94 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
27 Nov 2013 / 18.00 TD : 110/70 mmHg
WIB Nadi : 93 x/m
15
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,5°C
28 Nov 2013 / 06.00 TD : 90/70 mmHg
WIB Nadi : 89 x/m
15
Pernapasan : 23 x/m
Suhu : 36,0°C
28 Nov 2013 / 12.00 TD : 90/80 mmHg
WIB Nadi : 92 x/m
15
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 37,0°C
28 Nov 2013 / 18.00 TD : 90/70 mmHg
WIB Nadi : 91 x/m
15
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 36,7°C
29 Nov 2013 / 06.00 TD : 90/60 mmHg
WIB Nadi : 85 x/m
15
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,0°C
29 Nov 2013 / 12.00 TD : 90/70 mmHg
WIB Nadi : 90 x/m
15
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,7°C
29 Nov 2013 / 18.00 TD : 90/70 mmHg
WIB Nadi : 87 x/m
15
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 37,0°C
Kepala
Struktur : Simetris
Rambut : Hitam
Lain – lain : tidak ada masalah
Orientasi
Waktu : Baik, klien mengetahui hari dan kapan ia
di rawat di rumah sakit
Tempat : baik, klien mengetahui ia tinggal dimana
dan berada di mana sekarang
Tremor : Ada (pada daerah luka klien sepanjang
tungkai kiri)
Tics : Tidak Ada
Kelumpuhan :Tidak Ada
Kejang : Tidak Ada
Pendengaran / Telinga
Struktur : Simetris
Fungsi Pendengaran : Mampu mendengar dengan jelas
Alat Bantu Dengar : Tidak Ada
Serumen : Ada
Lain – lain : tidak ada masalah
Penglihatan
Schlera : Putih Jernih
Konjungtiva : Merah Muda
Visus : 6/6
Alat Bantu yang dipakai : Tidak ada
Penciuman / Hidung
Stuktur : Simetris
Fungsi Penciuman : Mampu membedakan bau-bauan
Secret hidung : Tidak Ada
6. Pengecapan / Mulut
Keadaan gigi : Tidak utuh
Keadaan Lidah : Kotor
Faring : tidak ada radang
Fungsi Pengecapan : Dapat membedakan rasa manis, asam,
asin
Lain-lain : Tidak ada masalah
7. Tenggorokan/leher
Inspeks
Bentuk : Simetris
Radang Tenggorokan : Tidak Ada
Keadaan Jakun : Datar
Kesulitan Menelan : Tidak Ada
Dada
Struktur Dada : Simetris
Irama Pernapasan : Reguler
Bunyi nafas : Vesikuler (Tidak ada bunyi tambahan dan
secret tidak ada)
Nyeri dada (Chest Pain) : Tidak Ada
Bunyi Jantung : BJ 1 & 2 (BJ 1 = Lup (saat kontraksi) BJ
2= Dup (saat relaksasi))
Palpitasi : Tidak Ada
Edema : Ada
Abdomen
Inspeksi
Asites : Tidak Ada
Palpasi
Nyeri Tekan : Ada
Pembesaran hati : Tidak Ada
Kulit
Pre Operasi Post Operasi
Inspeksi Inspeksi
Warna : Pucat Jenis Luka : Luka excisi pembedahan
Kondisi Kulit : - Lokasi luka : Kaki kiri/ sinistra bawah
Nyeri : Ada Warna luka : Merah muda
Panjang luka : 23 cm
Kedalaman luka : Diantara lapisan
kulit epidermis dan subkutis
Nyeri : Ada
Palpasi Palpasi
Suhu : Normal Suhu : Normal
Turgor : Tidak elastis Turgor : Tidak elastis
Kelembaban : Kering Kelembaban : Lembab
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal : 22 November 2013
Hasil
Parameter Nilai Normal Ket
Pemeriksaan
Hematologi - CBC
(Perempuan dewasa)
Hematokrit 31 35-47 %
Hemoglobin 9,0 12,3-15,3 gr/dl
Leukosit 33100 5500-10000/mm3
Trombosit 225000 150-450 ribu /mm3
Hematologi – hitung jeni sel
Hitung jenis leukosit basofil 0 0-1 %
Hitung jenis leukosit eosingal 2 2-4 %
Hitung jenis leukosit batang 0 0-8 %
Hitung jenis leukosit segmen 88 50-70%
Hitung jenis leukosit limfosit 4 25-40 %
Hitung jenis leukosit menosil 6 2-8 %
Kimia klinik-faal ginjal
Asam urat perempuan : 60 th 2,2 25,7 mg/dl
Kimia klinik-gula darah
Glukosa sewaktu 101 ≤ 200 mg/dl
Kimia klinik-profil lipid
Total kolesterol 270 ≤ 200 mg/dl
Trigliserida 97 ≤ 200 mg/dl
Pemeriksaan EKG :
(Terlampir)
E. PROGRAM PENGOBATAN
Tanggal Cara
No Nama Obat Dosis Obat
Pemberrian Pemberian
1 21 Nov 2013 Ceftriaxon 2x1 amp/5ml Iv
Ranitidin 2x1ml/5mg Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
2 22 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Sucralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
3 23 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Sucralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
4 24 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Secralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
Post Operasi keterolac 3x1amp/30mg Iv
25 Nov 2013 Cefipime 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol Cifo 3x1/100mg Iv
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
26 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Sucralfat 3x1stm ORAL
dulcolax 2x1 Rektal
IVFD RL Gtt 20 x/m IV
27 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Sucralfat 3x1stm Oral
dulcolax 2x1 Rektal
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
28 Nov 2013 Cefipime(IC) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
29 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazone 2x1amp/1g Iv
Metrodinazole fls 3x1 100ml Iv
Keterolac 3x1ml/30mg Iv
Sucralfat sirup 3x1stm Oral
dulcolax 2x1 Supose
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
F. DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan takut kehilangan kaki kirinya dengan tingkat kecemasan ringan. Klien
dan keluarga dapat menerima keadaannya saat ini dan merasa yakin bahwa keadannya akan
kembali seperti semula.
G. DATA SPIRITUAL
Klien sebelum masuk rumah sakit suka beribadah (shalat wajib), namun setelah
masuk rumah sakit klien tidak pernah menjalankan ibadah seperti biasa melainkan klien hanya
berdo’a saja.
H. DATA SOSIAL
Selama klien di rumah sakit dapat berinteraksi dengan orang lain jika dimintai
pertanyaan.
Klien keluar dari ruangan operasi pada tanggal 25 November 2013 pukul : 19.30 WIB.
Dalam keadaan kesadaran belum pulih seutuhnya masih dibawah pengaruh anastesi, di tandai
dengan : klien masih apatis, berprilaku selalu ingin tidur (mengantuk), klien di lakukan operasi
debridment + drainase + excisi pada sepanjang tungkai kaki kiri klien dan pada operasi tersebut
klien diberikan penggunaan anastesi total. Klien pun mulai sadar penuh pada keesokkan harinya
setelah operasi berlangsung tepatnya pukul 07.00 WIB.
Prilaku verbal :
- Klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi klien
- Klien menanyakan keutuhan kakinya setelah operasi berlangsung
- Skala nyeri pada klien adalah 8
DO : Peradangan jaringan di
Klien tampak meringis bawah kulit (subkutis)
Klien tampak menahan nyeri
yang di deritanya
TD : 90/60 mmHg Mengiritasi daerah
Temp : 37OC sekitar
Pols : 90x/m
RR : 25x/m
Merangsang reseptor
Skala nyeri :8
nyeri dari sistem saraf
Frekuensi : Sepanjang hari
pusat
Durasi : Hilang timbul
Lokasi : kaki kiri
mengeluarkan zat-zat
prostaglandin,
tradikinin, dan histamin
nyeri
Prioritas Masalah :
Nyeri
Ansietas
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan luka
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
2 DS : Kerusakan
Klien mengatakan kakinya integritas kulit
merah dan bengkak Adanya
DO : luka/gigitan di kulit
Sistem imun
berespon dengan
meningkatnya natibody
Reaksi antigen
dan antibody
Cedera sel
Kerusakkan
inyegritas kulit
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan luka operasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubyngan dengan luka eksisi pembedahan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
6. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan
lainnya
07.00 WIB
6. Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1 ampul
CATATAN PERKEMBANGAN
4. Memberikan terapi
Shift sore 19.30
analgetik Injeksi
WIB
Ketorolak 3 x 1 ampul
S : Klien
iv
mengatakan nyeri
pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Meringis pada
raut muka klien
sudah berkurang
Luka operasi di
sepanjang tungkai
kiri masih tampak
mengeluarkan cairan
yang terlihat dari
perban klien yang
basah sampai
mengenai laken
tempat tidur klien
TD : 110/80
mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K”
No. Med Rec : 16.81.10
Umur : 54 tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1
Alamat : Tj. Agung
Post Operasi 25 November – 29 November 2013
NO TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 27- Nyeri berhubungan 05.00 WIB Shift pagi 12.00
11-13 dengan luka operasi WIB
1. Mengobservasi tanda-
S : Klien
tanda vital pada klien
mengatakan nyeri
pada daerah luka
TD : 110/80
operasinya semakin
mmHg
berkurang
Temp : 36,6OC
O : Kaki kiri klien
Pols : 82 x/m
sudah bisa
RR : 22 x/m
digerakkan sedikit
05.15 WIB
demi sedikit
2. Mengkaji skala nyeri, Luka operasi klien
skala nyeri 7, rasa juga semakin
nyeri sedikit nampak bersih dan
berkurang, namun merah
kaki kiri klien masih Bengkak pada
blm mampu di daerah tungkai
gerakkan belum ada
perubahan
06.00 WIB Luka operasi di
sepanjang tungkai
kiri masih tampak
3. Mengobservasi efek
mengeluarkan cairan
dari teknik mengatur
yang terlihat dari
nyeri yang telah di
perban klien yang
lakukan, dan memuji
basah sampai
keberhasilan klien
mengenai laken
terhadap teknik yang
tempat tidur klien
telah di lakukan oleh
TD : 110/80
klien yaitu saat sakit
mmHg
datang klien menarik
Temp : 36,6OC
nafas dari hidung dan
Pols : 82 x/m
mengeluarkannya
RR : 22 x/m
secara perlahan dari
A : Masalah teratasi
mulut.
sebagian
P : Intervensi di
07.00 WIB
lanjutkan
4. Memberikan terapi
analgetik Injeksi Shift sore 12.00
Ketarolak 3 x 1 ampul WIB
iv S : Klien
mengatakan nyeri
pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Kaki kiri klien
sudah bisa
digerakkan sedikit
demi sedikit
Luka operasi di
sepanjang tungkai
kiri masih tampak
mengeluarkan cairan
yang terlihat dari
perban klien yang
basah sampai
mengenai laken
tempat tidur klien
Klien sudah bisa
berbaring dengan
menegakkan lutut
kirinya
Klien terlihat lebih
sering duduk
TD : 110/80
mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 05.00
WIB
S : Klien
mengatakan nyeri
pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Kaki kiri klien
sudah bisa
digerakkan sedikit
demi sedikit
Cairan yang keluar
dari luka klien sudah
berkurang terlihat
dari perban klien
yang basahnya
sedikit berkurang di
bandingkan
sebelumnya
TD : 110/80
mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
2 27 Kerusakan integritas 10.00 WIB Shift pagi 12.00
Nov kulit berhubungan WIB
1. Mengobservasi tanda-
2013 dengan luka eksisi S : Klien
tanda vital
pembedahan mengatakan kaki
kirinya memerah
TD : 110/80 mmHg
O : Kaki kiri klien
Temp : 36,8OC
tampak merah
Pols : 80 x/m
Keadaan luka klien
RR : 22 x/m
masih bash
10.45 WIB
mengeluarkan cairan
2. Mengkaji ukuran luka, terlihat dari perban
dengan luka warna klien
merah muda pada Warna luka klien
sepanjang tungkai kiri nampak merah
klien, luka diantara TD : 110/80
lapisan epidermis dan mmHg
subkutis, panjang luka Temp : 36,8OC
23 cm, pada kaki kiri Pols : 80 x/m
klien juga tampak RR : 22 x/m
bengkak. A : Masalah belum
teratasi
11.00 WIB
P : Intervensi di
lanjutkan
3. Membersihkan area
luka klien dengan
Shift sore 19.30
cairan NaCl dan
WIB
mengganti perban
S : Klien
klien.
mengatakan kaki
15.00 kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
4. Memberikan terapi tampak merah
obat untuk klien.
Keadaan luka klien
masih basah
mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien
nampak merah
TD : 110/80
mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
6.1 Kesimpulan
Selulitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai jaringan lunak terutama
jaringan ikat longgar, sifatnya akut, oedematus difus, meliputi ruang yang luas, indurasi
tegas, biasanya disertai kondisi sistemik yang buruk. Selulitis dapat mengakibatkan kematian
jika tidak segera diberikan perawatan yang adekuat dan sesegera mungkin.
Selulitis fasial yang paling sering dijumpai adalah Angina Ludwig’s, selulitis bilateral
yang mengenai 3 spasium yaitu spasium submandibula, sublingual dan submental.
Penanganan selulitis hampir sama seperti penanganan infeksi odontogenik lainnya yaitu
menghilangkan causa, insisi drainase, pemberian antibiotik dan perawatan suportif, tetapi
yang perlu diperhatikan adalah penangganan kedaruratan untuk keadaan umum pasien yang
buruk, seperti sulit bernafas, deman tinggi, dan sebagainya
6.2 Saran
Pada makalah ini penulis menyarankan mahasiswa kesehatan senantiasa
menggunakan metode proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien dengan Selulitis pada Anak serta memberikan pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Peterson L J., et al. 2003. Contemporary Oral and Maxillofascial Surgery. 4th ed.
Mosby. Saint Louis. Missouri
Arif, Mansjoer, dkk..2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica.
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4,
(p337-50).
Dimitroulis, G, 1997, A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford (71-81)
Falace, DA, 1995, Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore (p
214-26)
Milloro, M., 2004, Peterson’s of Principles Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd
edition, Canada: BC Decker Inc.
Neville, et al, 2004, Oral and Maxillofacial Pathology. WB Saunders, Philadephia
Pedlar, et al, 2001, Oral Maxillofacial Surgery. WB Saunders, Spanyotl (p90-100)