Anda di halaman 1dari 24

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SPBU (Stop Penyebaran Obat Palsu)

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN ILMIAH

DIUSULKAN OLEH :
LESTARI NUR UTAMI (3311111085/2011)
MADARINA AVIANTY DISTYASARI (3311111099/2011)
MORISA APRILLIANA (3311111105/2011)
NI WAYAN INDRI AGUSTIN (3311121048/2012)
TYAS KHAERUNISA (3311131173/2013)

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2014

Cimahi, 19 Maret 2014

Menyetujui,
Wakil Dekan III
Fakultas Farmasi UNJANI Ketua Pelaksana Kegiatan

Fahrauk Faramayuda, M.Sc., Apt. Lestari Nur Utami


NID.412171986 NIM. 331111108

Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan UNJANI Dosen Pendamping

Dr. H. Toto Saputra, Ir., M.M Hestiary Ratih,S.Si.,Msi.,Apt


NID. 412109149 NID. 412154471

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS


1. Judul Kegiatan : SPBU (Stop Penyebaran Obat Palsu)
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua pelaksana
a. Nama Lengkap : Lestari Nur Utami
b. NIM : 3311111085
c. Fakultas : Farmasi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jenderal Achmad Yani
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kiansantang B6 17 06/16
/087823790071
f. Alamat email : lestarinurutami@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Hestiary Ratih,S.Si.,Msi.,Apt
b. NID/ NIDN : 0419057102
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Parahyangan Rumah Villa B-61
Gerlong hilir Bandung/0811247944
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : -
b. Sumber lain (sebutkan) : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : -

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga
penulisan program kreativitas mahasiswa tentang “SPBU (Stop Penyebaran Obat
Palsu)” ini dapat terselesaikan dengan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
upaya-upaya yang dapat mengurangi penyebaran obat palsu di Indonesia. Program
kreativitas mahasiswa ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu diucapkan terima kasih
yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Fahrauk Faramayuda,M.Si.,Apt. yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan program kreativitas mahasiswa ini.
2. Ibu Hestiary Ratih,S.Si.,Msi.,Apt. selaku dosen pembimbing yang bersedia
memberi bimbingan serta arahan demi terselesaikan penulisan program
kreativitas mahasiswa ini
3. Ibu Linda P. Suherman,M.Si.,Apt. yang telah memberikan masukan dalam
penyusunan program kreativitas mahasiswa ini.
4. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga
penulisan program kreativitas mahasiswa ini terselesaikan dengan baik.
5. Teman – teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
program kreativitas mahasiswa ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Terima kasih.
Cimahi, Maret 2014

Penulis
i

DAFTAR ISI

Halaman
Kata
Pengantar ........................................................................
................... i
Daftar
Isi ..............................................................................
............. ii
Daftar
Gambar ...........................................................................
................ iii
Daftar
Lampiran .........................................................................
.................. iv
Ringkasan .......................................................................
.................... 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................ 2
I.1 Latar Belakang..........................................................
2
I.2
Tujuan....................................................................... 3
I.3
Manfaat..................................................................... 3
BAB II
GAGASAN....................................................................... 4
II.1 Fakta-Fakta tentang Obat Palsu................................ 4
II.2 Gagasan yang pernah dilakukan............................... 5
II.2.1 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2010... 5
II.2.2 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2013.. 5
II.2.3 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2014.. 6
II.3 Tingkat Keberhasilan Pencetus Gagasan.................. 7
II.4 Pihak - pihak yang dapat membantu mengimplen-
mentasikan..............................................................
7
II.5 Gagasan yang akan diajukan.................................... 7
II.5.1 Evaluasi program Pengurangan Penyebaran
Obat Palsu.....................................................

7
II.5.2 Penyuluhan tentang Obat Palsu...................... 8
II.5.3 Brosur dan Poster tentang Obat Palsu di
Apotek...........................................................

9
BAB III
KESIMPULAN................................................................. 10
Daftar
Pustaka ..........................................................................
................. 11

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Perbedaan obat ponstan palsu dan obat ponstan asli........................ 25
2 Perbedaan obat palsu dan asli dari sisi lapisan alumunium.............. 25
3 Perbedaan obat palsu dan asli dari botol obat...................................
25
4 Perbedaan obat palsu dan asli dari bagian bawah botol.................... 25
5 Perbedaan obat palsu dan asli daritanggal kadaluwarsa................... 26
6 Perbedaan obat palsu dan asli dari kode produksi............................ 26
7 Perbedaan obat palsu dan asli darisegel kemasan............................. 26
8 Perbedaan obat palsu dan asli dari
cream......................................... 26
9 Perbedaan obat palsu dan asli kapsul lunak......................................
27
10 Perbedaan obat palsu dan asli dari isi kapsul lunak..........................
27
11 Perbedaan obat palsu dan asli dari warna kemasan.......................... 27
12 Perbedaan obat palsu dan asli dari
tablet.......................................... 27
13 Perbedaan obat palsu dan asli dari kapsul dan kemasan................... 28
14 Perbedaan obat palsu dan asli dari isi serbuk kapsul........................
28
15 Perbedaan obat palsu dan asli dari cairan syrup...............................
28
16 Perbedaan obat palsu dan asli dari bentuk kemasan blitzer.............. 28
17 Perbedaan obat palsu dan asli dari posisi cetakan logo.................... 29
18 Perbedaan obat palsu dan asli dari kemasan strip.............................
29
19 Perbedaan obat palsu dan asli dari produk bedak tabur.................... 29
20 Perbedaan obat palsu dan asli dari sediaan cair................................
29

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Halaman
1 BIODATA KETUA DAN ANGGOTA.....................................................
11
2 SUSUNAN ORGANISASI TIM PENYUSUN DAN PEMBAGIAN
TUGAS..............................................................................
.........................

17
3 SURAT PERNYATAAN KETUA TIM....................................................
18
4 ANGKET EVALUASI PENYEBARAN OBAT PALSU......................... 19
5 RUNDOWN ACARA PENYULUHAN TENTANG OBAT PALSU....... 21
6 MATERI
PENYULUHAN.........................................................................
22

iv
RINGKASAN
Latar belakang dari gagasan ini yaitu, obat palsu berdasarkan Permenkes
No.1010/Menkes/Per/XI/2008 adalah obat yang diproduksi oleh yang tidak
berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan atau produk obat dengan
penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah mendaftarkan izin
edar.
Obat palsu bisa menyebabkan risiko buruk terhadap kesehatan publik. Pemakaian
obat palsu di bawah standar dapat mengarah pada resistensi obat dan bahkan dapat
meyebabkan kematian. Dalam hal ini peran apoteker dapat membantu pemerintah
dalam mengurangi penyebaran obat palsu di indonesia, oleh karena itu kami
memilih SPBU (Stop Penyebaran Obat Palsu) sebagai judul dari Program
Kreativitas Mahasiswa.
Tujuan penulisan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah untuk membantu
pemerintah dalam mengurangi penyebaran obat palsu di Indonesia.
Di Indonesia, pemalsuan obat tumbuh pesat dengan estimasi omset per tahun
sebesar USD 200 juta atau sebesar 10 persen dari total pasar farmasi di Indonesia.
Obat-obatan yang sering dipalsukan dan banyak beredar dipasaran adalah
obat-
obatan fast moving seperti golongan antibiotik, antiparasit, analgesik,
antipiretik.
Selain itu, jenis obat lain yang kerap dipalsukan adalah obat yang harganya mahal
serta obat-obat lifestyle seperti obat impotensi, antikolesterol dan obat
pelangsing.
Metode penulisan Program Kreativitas Mahasiswa ini dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dari media elektronik maupun artikel. Informasi yang
didapat dianalisis secara kualitatif.
Dalam hal ini peran apoteker dalam mengurangi penyebaran obat palsu
tersebut
dapat dilakukan dengan cara sosialisasi terhadap masyarakat agar lebih
hati-hati
dan teliti dalam membeli obat, sehingga tidak merugikan masyarakat itu
sendiri.
Dampak resiko yang bisa ditimbulkan obat palsu terhadap masyarakat yaitu, Obat
yang sudah diproduksi menjadi tidak berguna, Keracunan berisi zat
berbahaya
dapat menimbulkan resiko berjamaah bahkan kematian dalam jumlah banyak,
serta hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap penyembuhan melalui obat.
Kesimpulannya apoteker dapat membantu pemerintah dalam mengurangi
penyebaran obat palsu yang marak terjadi di Indonesia dengan memberikan
informasi dan brosur tentang obat palsu saat menyerahkan obat di apotek.
Penyebaran brosur merupakan salah satu langkah kecil untuk mengurangi
penyebaran obat palsu yang beredar di masyarakat, sehingga mengurangi dampak
atau resiko yang ditimbulkan.
Cara yang direkomendasikan untuk mengurangi penyebaran obat palsu adalah
dengan membagikan brosur di apotek dan penyebaran angket yang dapat
dilakukan ke masyarakat daerah Cimahi. Setelah data diolah, kami akan
publikasikan melalui media elektronik. Bila hasil angket kurang memuaskan,
artinya sebagian masyarakat belum mengetahui tentang obat palsu.Selanjutnya
kami akan melakukan suatu penyuluhan dan memberikan brosur saat pasien
sedang membeli obat di apotek.
1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10101 tahun 2008 tentang
Registrasi Obat, yang dikategorikan sebagai obat palsu adalah obat yang
diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas
obat
lain yang telah memiliki izin edar.
Pada tahun 2010 menurut Lutfi Mardiansyah, Ketua IPMG, peredaran obat-obatan
illegal/palsu masih sekitar 11%, dengan kerugian negara mencapai sekitar
7,6
trilliun rupiah (Hadi Saksono, Indonesia Finance Today, 27 Juni 2011) dan Ketua
Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wamandi pada diskusi
Masa Depan Industri Farmasi di Jakarta pada tanggal 22 Juni 2011
mengatakan
bahwa “Obat palsu, terlarang dan kadaluarsa yang masuk dan beredar di
dalam
negeri diperkirakan mencapai 15-20% dari total pasar obat nasional yang
mencapai lebih dari 38 trilliun rupiah” (Media Indonesia.com, 23 Juni 2011).
Ketua MIAP, Widyaretna Buenastuti kepada wartawan di Surabaya, mengatakan
bahwa peredaran obat palsu merupakan masalah yang berbahaya dan berkembang
terus, kendati sudah sering dilakukan tindakan penertiban atau razia.
“Sekarang
ini, semua jenis obat dapat menjadi target pemalsuan, baik obat bermerek maupun
obat generik. Bahkan, peredarannya juga sudah menembus apotek”, katanya di
sela-sela acara Konferensi Apoteker Indonesia 2013 yang diselenggarakan Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI). (MIAP Ajak Masyarakat Perangi Peredaran Obat Palsu
oleh Didik Kusbiantoro-Antara 18 April 2013).
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975).
Belum ada survey terkait masalah ini, apakah kebijakan, kegiatan untuk
mengurangi Penyebaran Obat Palsu dari tahun 2009 hingga sekarang, telah
2

berhasil. Kami memandang itu sebagai suatu peluang untuk melakukan suatu
survey kecil ke masyarakat terutama dari kalangan ibu-ibu.

I.2 Tujuan
A. Untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.
B. Untuk membantu BPOM secara tidak langsung dalam program pengurangan
obat palsu, dengan mengevaluasi keberhasilan program tersebut.
C. Untuk membantu pihak produsen secara tidak langsung dari segi ekonomi.
D. Untuk membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang obat
palsu serta menghindari penggunaan obat palsu di Indonesia.

I.3 Manfaat
A. Memberikan hasil evaluasi program yang selama ini telah dilakukan oleh
berbagai pihak.
B. Memberikan pengetahuan tentang obat palsu (bahaya dan dampak obat palsu
serta upaya pencegahan agar terhindar dari penggunaan obat palsu).

3
BAB II
GAGASAN

II.1 Fakta-Fakta tentang Obat Palsu


Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau produksi obat dengan
penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah memiliki izin edar
(Kepmenkes No. 1010/2008).
Wakil Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sumatera Utara, Noersal Chan
M
Noor, mengungkapkan ada dua kategori obat palsu. Seperti, isi dari obat tersebut
yang dipalsukan dan pemalsuan merek."Jika pemalsuan terjadi dalam isi
obat,
maka yang dirugikan adalah masyarakat. Namun jika merek yang dipalsukan,
maka pabrik yang dirugikan.Selain itu “IPMG selama ini hanya menyoroti
pemalsuan terhadap obat, namun tidak peduli dengan mahalnya harga obat
yang
beredar di masyarakat”.
Dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat akibat konsumsi obat palsu
diantaranya: terapi menjadi tidak efektif, kondisi tubuh bukan membaik
malah
memburuk, tubuh mengalami resistensi atau tidak lagi bereaksi terhadap
dosis
yang sudah diberikan oleh dokter sebelumnya, hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap penyembuhan melalui obat, dan pada beberapa kasus ekstrim
menyebabkan kematian (Tempo.com 2013).
Masalah peredaran Obat palsu bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun
di
negara-negara lainnya seperti yang tertulis dalam jurnal Counterfeit
medicines in
less developed countries Problems and solutions oleh Julian Morris and
Philip
Stevens, International Policy Network di London.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan
(MIAP) menilai peredaran obat palsu hampir mencapai separuh dari total
yang
diproduksi.Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti, menyatakan kekhawatiran itu
4

berdasarkan survei yang dilakukan Universitas Indonesia 2012 lalu. Survei


dilakukan dengan membeli langsung obat disfungsi ereksi, sildenafil, di 157 outlet
sekitar Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, dan Medan. Obat itu kemudian
diuji kandungannya. Ada yang kandungannya tidak mencapai seratus persen. Ada
juga yang lebih. Intinya, tingkat pemalsuan mencapai 45 persen dari 518
tablet
yang diperoleh dari ratusan outlet tersebut. (Jakarta - Peredaran obat palsu
dinilai
mengkhawatirkan Republika.co.id 26 Februari 2014).
Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga,
menghimbau masyarakat berhati-hati membeli obat-obatan di internet. Sebabnya,
tidak menutup kemungkinan adanya obat palsu yang dijual melalui situs di
internet. Menurutnya, obat-obatan yang dijual seperti itu mungkin
bermasalah.
"Karena belum tentu mengantongi izin dari BPOM," imbuhnya, di Jakarta, Rabu
(26/2). Bisa jadi obat tersebut mengandung resiko yang berbahaya. Pihaknya
mengimbau masyarakat untuk membeli obat di tempat yang berizin. Himbauan
ini berdasarkan temuannya. (Waspadai Penjualan Obat di Internet. Jakarta -
Republika.co.id 26 Februari 2014).

II.2 Gagasan yang pernah dilakukan

II.2.1 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2010


Dalam rangka berbagi pengetahuan mengenai obat palsu dengan masyarakat,
IPMG menyelenggarakan serangkaian program talk-show mengenai bahaya
obat palsu di Radio Delta 99.1 FM selama bulan November dan Desember
2010.

II.2.2 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2013


Sejumlah organisasi Internasional di bidang kesehatan dan farmasi
meluncurkan sebuah kampanye global anti obat palsu, Fight the Fakes: Speak
Up About Fake Medicines, pada Selasa (26/11). Kampanye bersama ini
merupakan langkah penting untuk memerangi obat palsu yang selama ini
ditemukan di seluruh wilayah di dunia (IPMG - 27 November 2013).

II.2.3 Gagasan yang pernah dilakukan tahun 2014


Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Roy A Sparringa,
mengatakan BPOM dan KAPOLRI sudah bekerja sama dan berkoordinasi
untuk memutus rantai suplai obat, makanan, dan kosmetik ilegal ataupun
palsu. BPOM juga sedang audiensi dengan Kejaksaan Agung supaya ikut
bekerja sama.
Menurut Roy “Suplai obat palsu tetap berjalan karena ada permintaan. Kami
sudah melakukan Operasi Pangea. Selama satu minggu saja dapat
menyelamatkan kerugian Rp5,6 miliar, 20 sarana digeledah, 129 situs online
diblokir,” Jakarta, Rabu 26/02. (SHNews.co, 1 Maret 2014)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan berbagai
macam upaya. Namun demikian hasil kerja keras tersebut tidak berbuah
karena hukum dan peraturan yang berlaku menerapkan hukuman yang terlalu
ringan bagi pelanggar hukum sehingga tidak tercipta efek jera. Pelaku
pemalsuan, misalnya, hanya dikenakan enam bulan hukuman penjara.
Penerapan hukum yang lemah dan terus meningkatnya trend pemalsuan obat
merupakan kendala utama bagi IPMG.
Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) menggelar sosialisasi
mengenai dampak yang disebabkan oleh penggunaan produk palsu. Akan
tetapi, tak hanya sekedar diskusi saja, tapi juga dengan meluncurkan
kompetisi pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat palsu dan
kosmetik palsu."Latar belakang kami membuat kompetisi iklan bahayanya
obat palsu dan kosmetik palsu, pemerintah sudah berupaya keras untuk
menekan obat dan kosmetik palsu.BPOM selaku pihak dari pemerintah,
sudah memberikan edukasi mengenai waspada makanan ilegal, tapi
pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Bila kami melakukan edukasi tanpa
melibatkan masyarakat, tentu akan banyak kekurangan. 26/2 (Okezone.com).

II.3 Tingkat Keberhasilan Pencetus Gagasan


Kondisi terkini dari masalah obat palsu, dapat dikurangi melalui
penyebaran
angket, penyuluhan, pembagian brosur serta penempelan poster di apotek
yang
berada di sekitar kecamatan Ngamprah, Cimahi.
Tingkat keberhasilan dari gagasan yang kami ajukan cukup tinggi karena dengan
adanya evaluasi dapat mengetahui seberapa efektif program pemerintah dalam
menaggulangi obat palsu.
Jika hasil evaluasi ini kurang memuaskan diharapkan pemerintah dapat
memperbaiki untuk program – program yang selanjutnya, sehingga diharapkan
hasilnya akan lebih baik, sedangkan jika hasilnya cukup memuaskan
diharapkan
pemerintah meningkatkan kinerja dalam memerangi obat palsu.
II.4 Pihak-Pihak yang dapat membantu mengimplementasikan
Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan, diantarannya :
1. Apoteker
Membantu dalam memberikan brosur sekaligus memberikan sosialisasi
mengenai dampak obat palsu.
2. Masyarakat
Sebagai responden dan peserta penyuluhan yang dapat membantu
mensukseskan gagasan yang kami ajukan.
3. Institusi terkait (PUSKESMAS, balai desa, dan apotek)
Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
II.5 Gagasan yang akan diajukan
II.5.1 Evaluasi program Pengurangan Penyebaran Obat Palsu
Dari data yang kami dapatkan belum ada suatu penilaian tentang keberhasilan
dari program yang telah dilakukan oleh beberapa pihak.Evaluasi yang kami
lakukan berupa memberikan angket kepada responden Ibu-ibu rumah tangga
dengan latar pendidikan yang relatif rendah.

Alasan kami memilih angket karena jumlah respondennya bisa banyak, waktu
penelitiannya singkat, lokasi penelitiannya luas, cepat, peneliti tidak
perlu
hadir, kerahasiaan terjamin, terstandar, dan murah.
Responden adalah ibu-ibu rumah tangga di daerah Cimahi, dengan latar
pendidikan yang relatif rendah. Alasannya karena ibu-ibu rumah tangga
adalah orang yang biasanya mengatur dan mengelola obat-obat di rumah. Dan
alasan memilih latar belakang pendidikan yang relatif rendah, karena
biasanya orang yang berpendidikan tinggi lebih peduli akan kesehatan
mereka. Maka dari itu, kami memilih responden dengan latar pendidikan
rendah.
Usia responden antara 20-40 tahun. Karena kami berpendapat usia antara 20-
40 adalah usia yang produktif. Usia minimal 20, karena dinilai sudah
cukup
untuk dapat paham tentang masalah obat palsu, dan usia maksimal 40, karena
dinilai usia yang masih ideal untuk dapat menerima masukan dan pemikiran
baru.
Angket ini kami bagikan ke 100 responden di daerah Cimahi. Dengan latar
belakang ibu rumah tangga dengan pendidikan antara lulusan SMP-SMA.
Tipe angket adalah pertanyaan yang dapat dijawab iya atau tidak.Kami
memilih menggunakan tipe ini karena dengan hanya 2 pilihan variasi
jawaban, akan lebih mudah untuk mendapatkan hipotesa dan
kesimpulan.(Lampiran)
II.5.2 Penyuluhan tentang Obat Palsu
Penyuluhan akan dilakukan di balai desa daerah setempat. Targetnya adalah
ibu-ibu rumah tangga. Pemberian penyuluhan di lakukan di desa, karena latar
belakang pengetahuan tentang obat masih cukup rendah, dan keterikutsertaan
untuk datang ke acara penyuluhan masih cukup baik, dibanding jika
dilakukan penyuluhan di komplek-komplek. Penyuluhan dilakukan dengan
memberikan praktek membedakan obat palsu dan obat asli, sekaligus
mengajak secara persuatif untuk ikut serta mengurangi peredaran obat palsu
dengan membeli obat ke apotek.
8

II.5.3 Brosur dan Poster tentang Obat Palsu di Apotek


Pembuatan brosur dan poster tentang obat palsu di apotek,diharapkan cukup
efektif untuk mengurangi penyebaran obat palsu. Diharapkan pasien yang
datang ke apotek sambil menunggu penyiapan obat diharapkan dapat
membaca brosur dan poster tersebut. Selain itu ketika obat diberikan kepada
pasien dapat diselipkan pula brosur. Dengan pemberian brosur ibu-ibu dapat
lebih bijak dalam menggunakan obat, dan peduli tentang obat palsu.
(Lampiran)

BAB III
KESIMPULAN

SPBU (Stop Penyebaran Obat Palsu) diharapkan dapat mengevaluasi


program-program pemerintah untuk memerangi obat palsu, sebagai salah satu
parameter keberhasilan program dan dasar untuk melakukan penyuluhan lebih
lanjut.
10

DAFTAR PUSTAKA

Kartika, Unoviana. 2013. Obat Palsu Juga Ditemukan di Apotek.


http://health.kompas.com/read/2013/05/03/0943064/Obat.Palsu.Juga.Dite
mukan.di.Apotek? (Diakses 15 Maret 2014).
Indrawidya. Peredaran Obat Palsu di Indonesia Capai Rp 33 Triliun.
http://www.dnaberita.com/berita-17245-peredaran-obat-palsu-di-
indonesia-capai-rp-33-triliun.html.html (Diakses 15 Maret 2014).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1010/MENKES/PER/XI/2008 Tentang Registrasi Obat.
http://aero.pom.go.id/bantuan/PERMENKES_NO.1010.pdf (Diakses 15
Maret 2014).
Zulkarnain. 2013. Ini Dia Resiko Minum Obat Palsu.
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/02/060477536/Ini-Dia-Resiko-
Minum-Obat-Palsu (Diakses 15 Maret 2014).
Nawawi, Qalbinur. 2014. Upaya Cegah Peredaran Obat & Kosmetik Palsu.
http://health.okezone.com/read/2014/02/26/482/946958/upaya-
cegahperedaran -obat-kosmetik-palsu (Diakses 15 Maret 2014).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan [LN 2009/144,TLN
5063]. http://www.tatanusa.co.id/nonkuhp/2009UU36.pdf (Diakses 15
Maret 2014).
Julian Morris and Philip Stevens. 2006. Counterfeit medicines in less
developed
countries Problems and solutions. London.
Kusbiantoro, Didik. 2013. MIAP Ajak Masyarakat Perangi Peredaran Obat
Palsu. http://Stopobatpalsu.com (Diakses Maret 2014).

11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

BIODATA KETUA TIM


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Lestari Nur Utami
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM 3311111085
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 24 Februari 1993
6. E-mail lestarinurutami@gmail.com
7. No Telepon/Hp 087823790071
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri
Karsawinaya Cimahi
SMP Negeri 1
Cimahi
SMK Negeri 7
Bandung
Jurusan Farmasi
Tahun Masuk-
lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Waktu dan Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Cimahi, 31
Maret 2014
Pengusul,

Lestari Nur Utami

NIM. 3311111085

BIODATA ANGGOTA I

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Madarina Avianty Distyasari
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM 3311111099
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 23 Januari 1993
6. E-mail Madarinaavianty.c@gmail.com
7. No Telepon/Hp 022-5416428/085721119348

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Taman Kopo
Indah
SMPN 1 Margahayu
Bandung
SMKF As-Shifa
Bandung
Jurusan Farmasi
Tahun Masuk-
lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Waktu dan Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Cimahi, 31 Maret 2014


Pengusul,

Madarina Avianty Distyasari


NIM. 3311111099

BIODATA ANGGOTA II

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Morisa Aprilliana
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM 3311111105
5. Tempat dan Tanggal Lahir Cimahi, 22 April 1995
6. E-mail morisapril123@gmail.com
7. No Telepon/Hp 08986994020

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 16
Cimahi
SMPK BPK
Penabur Cimahi
SMK Farmasi BPK
Penabur Bandung
Jurusan Farmasi
Tahun Masuk-
lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Waktu dan Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Cimahi,
31 Maret 2014
Pengusul,

Morisa Aprilliana
NIM. 3311111105

BIODATA ANGGOTA III

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ni Wayan Indri Agustin
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM 3311121048
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 19 Agustus 1993
6. E-mail wynindri@gmail.com
7. No Telepon/Hp 089639222911

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Angkasa 1
Bandung
SMP Negeri 1
Bandung
SMK Farmasi BPK
Penabur Bandung
Jurusan Farmasi
Tahun Masuk-
lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Waktu dan Tempat
- - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Cimahi, 31 Maret 2014


Pengusul,

Ni Wayan Indri Agustin


NIM.
3311121048

BIODATA ANGGOTA IV

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Tyas Khaerunisa
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM 3311131173
5. Tempat dan Tanggal Lahir Cianjur, 10 Desember 1994
6. E-mail Khaerunisa_tyas@yahoo.com
7. No Telepon/Hp 085720547047
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Sukatani SMP Negeri 1
Cibeber
SMAN 1 Cibeber
Jurusan IPA
Tahun Masuk-
lulus
2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah/Seminar
Waktu dan Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Cimahi,
31 Maret 2014
Pengusul,

Tyas Khaerunisa
NIM. 3311131173

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

Nama / NIM Program


Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/Minggu)
Uraian Tugas
Lestari Nur
Utami
(3311111085)
Farmasi - 2 Pengumpulan data
(penulisan dan
penyusunan angket
sebagai media
evaluasi program
pengurangan
penyebaran obat
palsu di masyarakat).
Madarina
Avianty
Distyasari
(3311111099)
Farmasi - 2 Pengumpulan data
(langkah-langkah
dalam memberikan
penyuluhan
pengurangan
penyebaran obat
palsu di masyakat).
Morisa
Aprilliana
(3311111105)
Farmasi - 2 Pengumpulan data
(membuat ide desain
brosur dan poster
sebagai media
pengurangan
penyebaran obat
palsu).
Ni Wayan Indri
Agustin
(3311121048)
Farmasi - 2 Pengumpulan data
(mengenai kondisi
kekinian dari berita
pengurangan obat
palsu sehingga dapat
diperbaiki atau
ditingkatkan).
Tyas
Khaerunisa
(3311131173)
Farmasi - 2 Pengumpulan data
(mengenai gagasan
yang pernah
dilakukan
sebelumnya,
sehingga menjadi
acuan untuk
membuat gagasan
baru).
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

Lampiran 4. Angket Evaluasi Penyebaran Obat Palsu

Lampiran 4 Angket Evaluasi Penyebaran Obat

ANGKET PENGETAHUAN TENTANG OBAT PALSU PADA IBU-IBU


RUMAH TANGGA DI SEKITAR UNJANI CIMAHI
Nama :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Tanda Tangan :
Bacalah baik-baik pertanyaan berikut. Beri tanda ceklis √ pada kolom
jawaban
iya atau tidak, yang menurut anda sesuai dengan keadaan anda.
No Pertanyaan Iya Tidak
1. Apakah Ibu Mengetahui Apakah itu Obat Palsu?
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang berita Obat
Palsu?

3. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang


Obat Palsu?

4. Apakah Ibu pernah Membaca informasi (brosur atau


pamflet) tentang Obat Palsu?

5. Apakah Ibu pernah mengetahui Informasi tentang


Obat Palsu dari televisi?

6. Apakah Ibu pernah mengetahui Informasi tentang


Obat Palsu dari koran atau majalah?

7. Apakah Ibu pernah mengetahui Informasi tentang


Obat Palsu dari internet?

8. Apakah Ibu pernah mengetahui Informasi tentang


Obat Palsu dari orang-orang terdekat (Keluarga,
Rekan Kerja, Tetangga) ?

9. Apakah ibu pernah mencari tahu tentang Obat Palsu?


10. Apakah Ibu dapat membedakan Obat Palsu dan Obat
tidak Palsu?

11. Apakah Ibu mengetahui cara menghindari pemakaian


Obat Palsu?

12. Apakah Ibu mengetahui Bahaya dari Penggunaan


Obat Palsu?

13. Apakah Ibu sering membeli Obat di Apotek?


14. Apakah Ibu sering membeli Obat di Warung?
15. Apakah Ibu sering membeli Obat via Online?

*Parameter
1. Pertanyaan 1 menunjukkan tentang pemahaman tentang obat palsu secara
umum.
2. Pertanyaan 2-8 menunjukkan tentang dari media apakah pengetahuan
tentang
obat palsu diperoleh paling banyak.
3. Pertanyaan 9 menunjukkan tentang seberapa besar keinginan atau tingkat
kepedulian mengenai obat palsu
4. Pertanyaan 10-12 menunjukkan tentang pemahaman cara menghindari dan
bahaya tentang obat palsu.
5. Pertanyaan 13-15 menunjukkan tentang dari mana Obat diperoleh.

Lampiran 5. Rundown acara Penyuluhan tentang Obat Palsu

No Pukul Kegiatan
1. 07.45-08.00 Persiapan acara (pengkontrolan kondisi in focus, sound
system, pemateri, pengkondisian peserta penyuluhan)
2. 08.00-08.10 Pembukaan acara, pembacaan doa
3. 08.10-08.20 Pembagian snack ringan untuk sarapan peserta,
pembagian form angket 2 rangkap, dan alat tulis.
4. 08.20-08.30 Peserta mengisi angket rangkap pertama
5. 08.30-09.00 Hiburan, Peserta diberi waktu untuk sarapan, panitia
mengolah data angket
6. 09.00-10.30 Mempublikasikan hasil angket kepada peserta,
Penyuluhan oleh pemateri (bahan materi terlampir),
7. 10.30-11.00 Sesi Tanya jawab
8. 11.10-11.20 Peserta mengisi angket rangkap kedua
9. 11.20-11.30 Pengambilan form angket, penutupan acara

Lampiran 6. Materi Penyuluhan

Ibu-ibu, tentunya kita semua berharap selalu berada dalam kondisi sehat, mungkin
suatu ketika kita pernah mengalami sakit, maka disaat inilah kita
membutuhkan
obat untuk menyembuhkan sakit kita. Nah, obat merupakan barang yang
bisa
mendatangkan keuntungan, sehingga banyak sekali obat-obatan yang dipalsukan
oleh oknum tertentu supaya mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. maka,
berikut ini saya ingin berbagi bagaimana caranya agar kita bisa terhindar
dari
membeli obat palsu.
Ibu- ibu perlu diketahui bahwa obat merupakan bahan atau zat yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan
untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau
menyembuhkan penyakit. Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu,
obat
herbal dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah
di uji khasiatnya. Nah semua jenis obat ini rawan untuk di palsukan.
Kemudian hal utama terkait dengan obat yaitu dosis obat. Dosis obat harus sesuai
agar khasiatnya bisa kita dapatkan. Apa sebenarnya dosis obat? Dosis
obat
merupakan jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan
efek
tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit. Jika dosis terlalu rendah
(under
dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over
dose) bisa
menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian. Obat palsu sudah
dapat di pastikan memiliki dosis yang salah/tidak sesuai. Coba ibu-ibu bayangkan
kalau seandainya kita minum obat palsu, bagaimana efek yang timbul ?
Masalah peredaran Obat palsu bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun
di
Negara-Negara lainnya seperti yang tertulis dalam jurnal Counterfeit medicines in
less developed countries Problems and solutions oleh Julian Morris and
Philip
Stevens, International Policy Network di London.
Obat palsu dapat menyebabkan bahaya dalam berbagai cara. kehadiran bahan
kimia beracun sering menyebabkan cederaatau kematian; pantas sistem

pengiriman dan / atau jumlah yang tidak memadai dari bahan aktif mencegah obat
dari bekerja secara efektif dan, sekali lagi, dapat menyebabkan cedera
atau
kematian; lebih luas di bawah dosis menumbuhkan ketahanan terhadap bahan
kimia aktif. Dalam kasus HIV / AIDS dan malaria, aspek yang terakhir ini sangat
mengkhawatirkan.
Obat palsu sering mengandung agen yang berbahaya bagi kesehatan, seperti
misalnya ketika 89 orang di Haiti meninggal setelah menelan sirup obat
batuk
diproduksi dengan dietilen glikol (suatu bahan kimia yang biasa digunakan
sebagai anti - freeze) .
Produk ini khusus dibuat di Cina, diangkut melalui perusahaan Belanda
Jerman,
sebelum penutupan di pasar Haiti. Kasus serupa terjadi di Nigeria pada
tahun
1995, sehingga kematian 109 anak-anak dan lagi di Bangladesh ( Hanif et
al ,
1995).
Bahaya pemalsuan luas yang diilustrasikan pada tahun 1996 selama epidemi
meningitis di Nigeria. Beberapa 60.000 orang diinokulasi dengan vaksin
palsu,
yang mengakibatkan kematian dari 2.500 orang ( Pecoul et al , 1999).
Diperkirakan bahwa di Cina antara 200.000 sampai 300.000 orang meninggal
setiap tahun karena palsu atau di bawah standar obat-obatan. Jika obat
mengandung terlalu sedikit aktif bahan, tidak semua agen penyakit tewas
dan
Strain yang resisten dapat berkembang biak dan menyebar.
Oleh karena itu sangat penting sekali kita mengetahui cara agar terhindar
dari
membeli obat palsu. Berikut ini ada beberapa cara yang dapat ibu-ibu terapkan:
1. Beli obat di Apotek atau Toko Obat yang memiliki ijin
Obat-obatan yang ada di apotek biasanya berasal dari distributor obat resmi
yang
menyediakan obat yang di produksi oleh perusahaan farmasi (Pharmaceutical
company). Apotek mempunyai izin yang resmi dari dinas kesehatan setempat dan
dibawah pengawasan seorang apoteker, sehingga obat yang didapatkan dari
apotek bisa kita jamin kualitas dan keasliannya.Selain di apotek, obat
juga bisa
didapatkan di toko obat. Namun perlu diperhatikan, dengan semakin

menjamurnya toko obat, maka perlu lebih selektif dalam memilih toko obat. Lihat
dulu apakah toko obat tersebut memiliki izin pendirian atau tidak dan
tanyakan
kepada pemilik toko obat dari mana penyediaan obat dari toko tersebut.
Hal ini
penting untuk menghindari mendapatkan obat palsu. Jadi jangan sekali-
sekali
membeli obat selain di 2 tempat tersebut : apotek atau toko obat berizin. Ingat!!!
2. Telitilah terhadap obat yang akan kita beli
Obat yang kita beli hendaklah di lihat/perhatikan secara seksama secara teliti. Hal
ini untuk membedakan secara fisik apakah obat itu obat palsu atau obat
asli.
Pertama-tama lihat apakah obat tersebut memiliki nomor register dari
BPOM/Badan Pengawas Obat dan Makanan (biasanya disingkat no. reg.).
Nomor register terdapat pada kemasan strip atau kotak obat. Kedua
perhatikan
tanggal kadaluarsanya (biasanya pada kemasan obat tertulis ed/expired
date).
Cukup dua hal ini saja, mudah bukan.
Obat asli bentuknya seragam, dan warnanya tidak mencolok. Bila
diperhatikan
dengan teliti ada print logo di atas tablet. Lihat gambar dibawah ini.
Ponstan adalah merk obat yang biasanya digunakan ibu-ibu ketika sakit
gigi.
Pernahkah ibu melihat obat ini? Tentu saja. Tapi apakah ibu memperhatikan
dengan teliti?. Ponstan palsu terlihat warna tabletnya lebih terang, dan mencolok
dibandingkan dengan Ponstan yang asli. Selain itu Ponstan yang palsu bentuknya
tidak lonjong sempurna dan tidak seragam, berbeda dengan Ponstan yang
asli.
Dan terakhir yang paling penting, lihatlah pada obat ponstan asli ada Print tulisan
P D, atau garis tengah, sedangkan Ponstan palsu tidak.

(ijaicool.blogspot.com) (menara18.wordpress.com)
Gambar 1 : perbedaan obat
ponstan palsu dan obat ponstan
asli

Gambar 2 : perbedaan obat palsu dan


asli dari sisi lapisan alumunium

(www.vimaxalami.com ) (www.vimaxalami.com )
Gambar 3 : perbedaan obat palsu
dan asli dari botol obat
Gambar 4 : perbedaan obat palsu dan
asli dari bagian bawah botol

(obatherbalbandung.com) (www.kkdd.us)
Gambar 5 : perbedaan obat palsu
dan asli dari tanggal kadaluarsa

Gambar 6 : perbedaan obat palsu dan


asli dari kode produksi

(www.kkdd.us) (www.bebege.net)
Gambar 7: perbedaan obat palsu
dan asli dari segel kemasan
Gambar 8 : perbedaan obat palsu dan
asli dari cream

(grosircosmetic.wordpress.com) (pelangsingacaiberry.wordpress.com)
Gambar 9: perbedaan obat palsu
dan asli kapsul lunak
Gambar 10: perbedaan obat palsu dan
asli dari isi kapsul lunak

(grosirbatammurah.wordpress.com) (anggiipangestu.blogspot.com )
Gambar 11 : perbedaan obat palsu
dan asli dari warna kemasan
Gambar 12 perbedaan obat palsu dan
asli da

(www.assalam-herbal.com) (www.centralvimax.net)
Gambar 13: perbedaan obat palsu
dan asli dari kapsul dan kemasan

Gambar 14 : perbedaan obat palsu


dan asli dari isi serbuk kapsul

(www.pembesarpenispria.net) (obatantidepresant.blogspot.com)
Gambar 15 : perbedaan obat palsu
dan asli dari cairan syrup

Gambar 16: perbedaan obat palsu dan


asli dari bentuk kemasan blitzer

(www.centralpelangsing.com) (amalia9999.blogspot.com)
Gambar 17: perbedaan obat palsu
dan asli dari posisi cetakan logo

Gambar 18: perbedaan obat palsu dan


asli dari kemasan strip

(belanjakosmetik.com) (www.agenkosmetikasli.com)
Gambar 19: perbedaan obat palsu
dan asli dari produk bedak tabur
Gambar 20 : perbedaan obat palsu
dan asli dari sediaan cair

3. Hati-hati dengan obat berharga murah


Hal berikutnya yang dapat ibu-ibu jadikan dasar apakah obat itu asli
atau palsu
adalah “HARGA OBAT”. Jika perlu lakukan survey harga obat yang akan
kita
beli terlebih dahulu di beberapa tempat penjualan. Jika untuk obat sama, harganya
di suatu tempat ternyata lebih murah dengan perbedaan yang jauh, maka patut di
curigai bahwa obat itu adalah palsu. Ingat obat murah belum tentu aman
di
konsumsi.
Ibu-ibu ternyata cukup mudah untuk membedakan apakah obat tersebut asli
atau
palsu. Semoga dengan adanya tips di atas semua dapat terhindar dari
membeli
obat palsu. Salam sehat

Anda mungkin juga menyukai