OLEH
KELOMPOK :I (Satu)
Kelas : 17C
Ayu ica Shupala 173145453081
Inesfa Mega Lestari 173145453091
Mayer Muliati Tanggana Loli 173145453098
Sandra Sahril 173145453106
Sunardi Hasan 163145453115
Wini Alimudin 173145453112
b. Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan pemeriksaan gangguan
endokrin yaitu analisis hormone tiroksin (T4), pada sampel serum.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami cara
pemeriksaan tiroksin (T4) pada sampel serum mennggunakan metode
ELFA (Enzim Linked Immunoabsorbant Assay).Thyroxine (T4)
merupakan hormon yang disintesis dan disimpan dalam kelenjar tiroid.
Proses pemecahan proteolisis Thyroglobulin akan melepaskan T4 ke
dalam aliran darah. Lebih dari 99% T4 terikat pada 3 protein plasma
secarareversibel, yaitu : Thyroxine binding globulin (TBG) 70%,
thyroxine binding pre albumin (TBPA) 20% dan albumin 10%. Sekitar
0,03% T4 yang berada dalam keadaan tidak terikat.
Metode ELFA, merupakan cara pemeriksaan dengan menggunakan
enzim sebagai petanda dan digunakan substrat yang berfluoresensi.
Metode ELFA menggunakan system reagen strip dan solid phase
receptable ( SPR) yang dilapisi antigen atau antibodi berfungsi sebagai
pippeting. Semua langkah dilakukan otomatis oleh alat. Produk fluoresen
yang biasa digunakan adalah 4- Methyl-umbelliferone dan akan dibaca
pada panjang gelombang 450nm
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada
pemeriksaan Thyroxine (T4) yaitu sebesar 5 ng/dl. Hasil yang didapatkan
normal yang mana nilai rujukan untuk Thyroxine (T4) yaitu berkisar 4,5-13
ng/dl.
Kelainan kadar hormon tiroid dapat dijumpai pada keadaan klinis
normal (eutiroid). Penyebabnya adalah keadaan fisiologis normal atau
terganggu atau oleh pengaruh obat-obatan. Keadaan sindrom eutiroid
sakit (sick euthyroid syndrome) tersering diamati pada pasien rawat inap
dengan penyakit bukan tiroid. Sebanyak 13% pasien rawat inap dengan
penyakit akut mungkin menunjukkan nilai hormon tiroid tidak normal.
Pada kebanyakan pasien kelainan bersifat sementara dan akan kembali
normal setelah pulih dari penyakit akut. Sebagai respon akut, terjadi
penurunan hormon tiroid terutama T3 karena hambatan proses
deyodinasi T4 menjadi T3. Hal ini merupakan respon fisiologis untuk
menurunkan penggunaan kalori dan katabolisme protein, yang
menguntungkan terutama pada pasien dengan status gizi kurang baik.
Beberapa obat dapat mempersulit penilaian status tiroid, baik pada
diagnosis awal maupun pada pemantauan. Mekanisme kerjanya dapat
mempengaruhi sekresi TSH, bioavailabilitas obat levothyroxine oral,
protein pengikat hormon tiroid (TBG), dan metabolisme T3 dan T4.
Contoh :dopamine dan glukokortikoid mengurangi sekresi TSH, lithium
dan sediaan yodida menurunkan fT4, amiodarone mungkin
meningkatkan atau menekan fT4, estrogen dan androgen mempengaruhi
TBG tapi tidak mempengaruhi fT4 atau fT3.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan
gangguan endokrin Thyroxine (T4) pada sampel serum dapat disimpukan
bahwa nilai asorbansi yang didapatkan sebesar 5 ng/dl, dari hasil ini
menunjukan bahwa kadar Thyroxine (T4)pada probandus berada pada kadar
normal, yang dengan nilai rujukan berkisar 4,5-13 ng/dl.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani,T. dkk. 2018. Modul Pemeriksaan Laboratorium Endokrin Blok X
Endokrin Kode Modul Tlm Tlm 5102 Semester 6 Cetakan I Revisi
Ke-0. Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Jenjang
Diploma 4Fakultas Ilmu Kesehatan.
Anwar R. 2007, Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid, Sub Bagian Fertilisasi dan
Endokrinologi Universitas Padjajaran, Bandung, hal 1-65.
Hanifah, S. 2006. Diktat Farmakoterapi Endoktrin & Hormon. FMIPA UII. UII
Scanlon, V. 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.