Anda di halaman 1dari 15

MUHASABAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Akhlak Pemdidik

Dosen Pengampu: Nasirudin, M.Ag.

Disusun Oleh:

Ulil Khoirul Niam (1703016116)

Ahmad Fawwaz (1703016148)

Aqsho Fauzia (1703016169)

Naufal Falakhi (1703016190)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami mengucapkan puji syukur ahamdulillah atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Muhasabah”. Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akhlak Pendidik.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 24 November 2019

Penyusun

1 | muhasabah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhasabah dalam agama kita mengandung arti yang begitu mendalam bila kita
mengetahui hakikat muhasabah itu sendiri. Terutama dalam kehidupan dunia dan
juga kehidupan akherat nan kekal abadi. Mengerti, memahami akan arti definisi
muhasabah dalam Islam perlu untuk setiap mukmin dalam rangka memperbaiki
dirinya ke dalam hal-hal yang baik dan positif.

Hakikat muhasabah bukan mengingat dosa-dosa yang telah lalu, kemudian


menyesali dan menangisinya. Namun, hakikat muhasabah adalah memaksakan diri
untuk taat melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangannya.

Pada intinya, Muhasabah sangat dibutuhkan seorang muslim dalam bertasawuf


serta uintuk membangun akhlaknya. Muhasabah akan senantiasa memajukan
peradaban islam selama islam masih memakainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian muhasabah?
2. Bagaimana prinsip muhasabah?
3. Apa pendorong dan penghambat muhasabah?
4. Apa saja manfaat muhasabah?
5. Bagaimana urgensi muhasabah bagi pendidik?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian muhasabah.
2. Untuk memaparkan prinsip muhasabah.
3. Untuk menguraikan pendorong dan penghambat muhasabah.
2 | muhasabah
4. Untuk mengetahui manfaat muhasabah.
5. Untuk memaparkan urgensi muhasabah bagi pendidik.

3 | muhasabah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Muhasabah
Secara etimologis muhasabah adalah bentuk mashdar (bentuk dasar)
dari kata hasaba-yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu atau yahsubu
yang berarti menghitung.1 Sedangkan dalam kamus Arab-Indonesia muhasabah
ialah perhitungan, atau introspeksi.2
B.
C.
Muhasabah ialah introspeksi, mawas, atau meneliti diri. Yakni
menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari, bahkan
setiap saat. Oleh karena itu muhasabah tidak harus dilakukan pada akhir tahun
atau akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat.
Muhasabah adalah bentuk mashdar (bentuk dasar) dari kata hasaba-
yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu atau yahsubu yang berarti
menghitung.
Malik Badri menyebutkan bahwa kata kontemplasi/ muhasabah dalam
bahasa Arab disebut juga dengan istilah tafakkur yang di dalam bahasa Ingrris
sering disebut dengan istilah contemplation atau meditation, kata meditation
sering disamakan dengan tafakkur meskipun maknanya berbeda. Menurut
Malik Badri, tafakkur adalah aktifitas spiritual kognitif yang menggabungkan
pemikiran rasional, emosi dan spiritual. Tujuan dari tafakkur adalah berpikir
mendalam tentang Allah Swt dan ciptaann-Nya. Istilah lain tafakkur adalah
tadabbur, tawassum atau albab.
Sedangkan Muhammad Salih al-Munjid berpendapat bahwa muhasabah
adalah;

‫المحاسبة أن تنظر في نفسك وتتأمل فيها وتعرف عيوبها‬


Muhasabah adalah engkau melillat dirimu , berfikir dan megenali kecacatan diri.

1
Asad M. Al kali, Kamus Indonesia-Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 183.
2
Ahmad Warson Munawir, Al- Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Pondok Pesantren
Al-Munawir, 1984), h. 283
4 | muhasabah
‫ أن يتصفّح اإلنسان في ليله ما صدر من أفعال خاره فإن كان‬: ‫محاسبة التفس‬
‫ وإن كان مذموما استدركه إن أمكن‬، ‫محمودا أمضاه وأتبعه بما شاكله وضاهاه‬
‫وانتهى عن مثله في المستقبل‬
Muhasabah diri adalah dimana seseorang diwaktu malam menelusuri perbuatan-
pexbuatan yang dilakukan di siang hari apabila perbuatan itu terpuji maka
diteruskan dan diikuti oleh perbuatan-perbuatan yang serupa, apabila tercela maka
menggantinya sedapat mungkin dan memperhentikan perbuatan sempa di waktu
yang akan datang.
Muhasabah merupakan perhitungan terhadap diri sendiri tentang amal
yang telah dilakukan selama ini. Dalam pendidikan, muhasabah merupakan
evaluasi untuk memperbaiki diri. Ibarat seorang pedagang yang ingin mencari
keuntungan duniawai, maka ia harus menghitung perniagaannya apakah untung
atau rugi. Apabila ada keuntungan, maka ia akan mempertahankan dan
mengembangkannya dengan cara yang lebih baik. Dan apabila ada kerugian maka
harus segera diberhentikan dan diperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
Demikian juga seorang mukmin yang ingin memperoleh kebahgiaan di
akhirat makan harus selalu menghitung amalnya apakah masih ada kekurangan
yang perlu diperbaiki atau ada juga kelebihan yang perlu dipertahankan. Namun
demikian, muhasabah lebih menekankan pada kekurangan diri. Dengan melihat
kekurangan dan keburukan diri, seorang mukmin akan segera memperbaiki dalam
waktu sesegera mungkin.
Muhasabah dilakukan dengan cara berdialog dengan diri sendiri, bertanya
kepada diri sendiri dan mencela diri sendiri. Penentu kebaikan diri adalah diri
sendiri. Jika diri sendiri tidak memperhatikan dirinya bagaimana orang lain akan
akan memperhatikan dirinya. Dan kelak di akhirat yang akan menanggung segala
amal adalah diri sendiri bukan orang lain.
Dasar pemikiran muhasabah adalah bahwa jika orang yang sudah puas
akan ketaatannya maka sesungguhnya kepuasannya itu akan membahayakan
dirinya, dan jika orang mencela kekurangan orang lain maka sesungguhnya
celaannya akan kembali pada dirinya. Kepuasan seseorang atas ketaatanya pada
5 | muhasabah
Allah adalah bukti atas persangkaan baik (husn aI-dhan) terhadap dirinya dan
ketidaktahuan terhadap kewajiban-kewajiban hamba yang sesungguhnya. Dan
kepuasannya juga penanda minimnya amal yang menjadi hak-hak Allah.
D. Prinsip Muhasabah
Prinsip muhasabah menurut Abu Ismail Abdullah bin Muhammad bin Ali
al-Anshari, al-Harawi yang dikutip oleh Nairudin dalam bukunya Akhlak
Pendidik ada tiga;
1. Membandingkan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada seseorang
dengan kejahatan yang dilakukan. Maksud prinsip ini adalah bahwa tanpa ada
kemampuan dan kemauan untuk membandingkan antara nikmat yang telah
diterima dengan kejahatan yang dilakukan rasanya sulit seseorang melakukan
muhasabah. Untuk bisa membandingkan hal tersebut, seseorang mesti
memiliki kearifan, memiliki buruk sangka terhadap diri sendiri, dan memiliki
daya beda antara nikmat dengan ujian. Dengan prinsip ini, seseorang tidak
mudah untuk mengatakan saya sudah bersyukur, saya sudah taat, saya sudah
menunaikan kewajiban dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini pula seseorang
tidak serta merta memandang kenikmatan harta dipandang sebagai nikmat
namun boleh jadi itu sebagai ujian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S. al-Anbiya’:35)
2. Membedakan antara yang wajib seperti melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan, dan yang mubah. Maksud prinsip ini adalah bahwa seseorang
tidak akan bisa melakukan muhasabah atau evaluasi diri sekiranya tidak bisa
membedakan mana yang wajib dan mana mubah. Dengan mengetahui
perbedaan status amal maka akan diambil skala prioritas mana yang harus
didahulukan dan mana yang harus diakhirkan Banyak orang melakukan
pekerjaan jungkir balik mana yang wajib dan mana yang hak, mana yang
utama dan mana yang lebih utama sehingga yang seharusnya dilakukan malah

6 | muhasabah
tidak dilakukan dan mana yang seharusnya tidak dilakukan malah dilakukan.
Terkadang yang diperintah ditinggalkan dan yang tidak diperintah dilakukan.3

‫سله َم قَا َل َما ِم ْن تي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬


َ ُ‫هللا‬ ‫سو َل هللاِ صلهى‬ ُ ‫سعُو ِد أ َ هن َر‬
ْ ‫َّللا ْبن َم‬ َ ‫ع َْن‬
ِ ‫ع ْب ِد ه‬
‫ُون ِب َن ِت ِه‬ ِ ‫َح َوايُو َن َوأ َ َحا‬
َ ‫ت َيأ ُحد‬ ‫َان لَهُ ِم ْن أ َ َم ِته‬ َ ‫َب َعنَهُ هللاُ في أ َمة فَ َبلي إال ك‬
‫ون‬َ ُ‫ون َما ال َي ْف َعل‬ َ ُ‫ُون بأمره ثم إ َل َها َم َع ُك ْم ِم ْن َب ْع ِد ِهم ُحقُوف َيقُول‬ َ ‫َو َي ْعتَد‬
ِ ‫ون فَ َم ْن َجا َه َد ُه ْم ِبيَ ِد ِه فَ ُه َو ُم‬
‫ؤمن َو َم ْن َجا َه َد ُهم ِب ِلسانِ ِه‬ َ ُ‫َويَ ْف َعل‬
َ ‫ون َما ال يُؤ َم ُر‬
ِ ‫ؤم َن َو َم ْن َجا َه َد ُهم ايقليه فَ ُه َو ُم‬
ِ ‫ؤم ْن َولَ ْيس َو َراء ذَ ِلك من اإلي‬
ُ‫مان َحبَه‬ ِ ‫فَ ُه َو ُم‬
‫َح ّردَل‬
“Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah
seorang nabi yang diutus oleh Allah pada suatu umat sebelumnya melainkan
dia memiliki pembela dan sahabat yang memegang teguh sunah-sunnah dan
mengikuti perintah-perintahnya, kemudian datanglah setelah mereka suatu
kaum yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan melakukan
sesuatu yang tidak diperintahkan. Barangsiapa yang berjihad dengan tangan
melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang berjihad
dengan lisan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang
berjihad dengan hati melawan mereka maka dia seorang mukmin, dan setelah
itu tidak ada keimanan sebiji sawi.” (H.R. Muslim).
3. Mengetahui bahwa kepuasan terhadap ketaatan yang dilakukan akan merusak
dan pencelaan terhadap orang lain hanya akan kembali pada diri sendiri.
Maksud dari prinsip ini adalah ketika sseorang mengenal betul bahwa
kepuasan ketaatan akan membawa kerusakan maka ia akan senantiasa
bermuhasabah. Kepuasan terhadap ketaatan sebagai indikator adanya baik
sangka (husn al-dhan) terhadap diri. Husunudhan terhadap diri sendiri
menganggap dirinya telah sempurna sehingga tidak perlu diperbaiki karena
dianggap tidak ada kekurangannya. Anggapan seperti ini akan membahayakan
diri dengan munculnya penyakit sombong dan ujub. Demikian juga kalau

3
Ahmad, Jumal. (2018). Muhasabah Sebagai Upaya Mencapai Kesehatan Mental. Jurnal
Ulumuna,Volume XIV.
7 | muhasabah
seseorang hanya melihat cacat dan kekurangan orang lain maka dia akan
merasa bahwa dirinya lebih baik dari pada orang lain akhirnya tidak mau
muhasabah. Dia mengira bahwa amalnya sudah yang terbaik. 4
E. Faktor Pendorong Dan Penghambat Muhasabah
Setiap sikap pasti ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat.
Adapun faktor-faktor pendorong muhasabah adalah;
1. Muhasabah akan dilakukan oleh mereka yang memiliki sikap khauf terhadap
murka Allah baik murka di dunia maupun murka di akhirat.
2. Muhasabah akan dilakukan oleh mereka yang memiliki keinginan untuk
menjadi pribadi yang baik menurut pandangan Allah ( 'indallah)
3. Muhasabah akan dilakukan oleh mereka yang memiliki keyakinan adanya
pertanggungjawaban segala perbuatan di dunia secara individual bukan secara
kelompok.
Adapun faktor penghambatnya adalah;
1. Kekufuran seseorang akan menjadi nenghambat bahkan penghalang
muhasabah diri. Kekufuran adalah ketertutupan (cover) mata batin dalam
melihat kenyataan. Nikmat Allah yang banyak tidak terlihat karena di hati ada
cover sehingga nikmat akan terlihat kecil atau nikmat itu tidak terlihat sebagai
nikmat Allah akan tetapi dilihatnya sebagai hasil usahanya sendiri atau hasil
pemberian dari orang lain. Kekufuran juga mengakibatkan penglihatan yang
samarsamar (Jawazmoto blawur) yang hakiki dianggap semu dan yang semu
dianggap hakiki. Nikmat Islam dan Iman tidak dianggap karena abstrak dan
nikmat duniawi yang dianggap karena kongkrit dan empirik. Akibatnya
seseorang tidak pemah membandingkan kenikmatan yang diberikan oleh
Allah dengan ketaatan yang telah dilakukan. Ia menganggap berimbang antara
ketaatan yang dilakukan dengan kenikmatan yang diberikan. Kemaksiatan
yang ' besar dianggap kecil dan kenikmatan yang besar dianggap kecil. Ia

4
Nasirudin.. Akhlak Pendidik (Upaya Membentuk Kompetensi Spiritual dan Sosial. (Semarang:
CV. Karya Abadi. 2015)

8 | muhasabah
merasa pnas dengan ketaatan yang telah dilakukan dan tidak merasa ada
kekurangan apalagi dievaluasi.
2. Hidup berorientasi duniawi. Duniawi adalah hal-hal yang bersifat pendek.
Orang yang fokus terhadap yang pendek maka yang jauh tidak sempat terlihat
atau yang jauh tertutup yang pendek. Yang jauh adalah akhirat dan yang
pendek adalah dunia. Akibatnya, orientasi kebahagian hanya duniawi seperti
ingin diakui oleh orang lain, disanjung oleh orang lain, diberi oleh orang lain.
Ia tidak pernah memikirkan baimana diakui oleh Allah sebagai hambaNya,
tidak pernah memikirkan bagaimana dapat disanjung oleh Allah dengan
keridhaanya di akhirat dan tidak pernah memikirkan bagaimana mendapat
berbagai anugerah surga di akhirat.
F. Manfaat Muhasabah
Manfaat muhasabah diri bagi diri seseorang adalah;
1. Amalnya terkontrol sehingga cepat diperbaiki kekurangan atau kesalahannya.
Kekurangan dan kesalahan amal dapat berupa niat yang kurang murni
(ikhlas), syarat rukunnya, kekhuaan dan konsentrasi dan lain sebagainya.
2. Emosi leblh matang karena tidak mudah bereaksi ketika ada orang lain yang
mengingatkan, menasihati bahkan mencela mengenai kekurangan amal
ibadahnya. Bahkan orang yang muhasabah akan merasa senang ketika
ditunjukan kekurangan ibadahnya.
3. Waktu, tenaga dan pikiran dapat dimanfaatkan secara tepat karena orang yang
melakukan muhasabah senantiasa memilih amalan-amalan berdasarkan skala
prioritas. Amalan wajib lebih didahulukan dari pada yang sunnah dan yang
mubah, yang sunnah lebih dikan dari pada yang mubah, mubah yang lebih
utama lebih didahulukan dari pada yang utama. Menghindari mafsadat lebih
didahulukan dari pada yang maslahat.
4. Terhindar dari penyakit-penyakit hati seperti sombong, ujub dan penyakit-
penyakit hati lainnya karena orang yang melakan muhasabah lebih melihat
kekuan amal ibadahnya bukan kelebihannya.

9 | muhasabah
5. Terhindar dari konflik dengan orang lain karena orang yang melakukan
muhasabah lebih sibuk terhadap kekurangan diri sendiri dari pada sibuk
terhadap kekurangan orang lain.
6. Adanya kesesuaian kata dengan pebuatan, apa yang diajarkan dan apa 'yang
diamalkan karena orang yang melakukan muhasabah lebih banyak berbuat
dari pada berkata. Mendahulukan perbuat dari pada perkataan. Mendahulukan
perbaikan terhadap diri sendiri dari pada perbaikan terhadap orang lain.
7. Membentuk sikap jujur karena mau mengakui kekurangan amal perbuatannya
sendiri. Ketidakjujuran banyak disebabkan tidak adanya pengakuan terhadap
kekurangan diri sendiri. Kenenderungan orang pada umumnya mengakui
kelebihan diri sendiri.
8. Lebih terselamatkan dari hisab dari hari kiamat karena orang yang melakukan
muhasabah telah terlebih dahulu menghisab dirinya sendiri sebelum dihisab
oleh Allah besok di hari kiamat. 5
G. Urgensi Muhasabah Bagi Pendidik
Pendidik harus memiliki kompetensi kepribadian ini. Hal ini berarti
pendidik harus mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap
bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak
mulia agar bisa menjadi teladan. Pendidik tidak hanya member contoh akan tetapi
juga menjadi contoh. Ada perbedaan di antara keduanya. Menjadi contoh berarti
seorang pendidik adalah sosok panutan yang bisa dianut kapan dan di mana saja.
Sedangkan memberi contoh berarti guru memperlihatkan diri sebagai sosok yang
bisa dicontoh pada waktu dan tempat tertentu. Menjadi contoh bersifat alamiah
sedangkan memberi contoh bersifat buatan.
Pendidik harus berkomitmen untuk menjadi sosok panutan yang bisa
diteladani. Oleh karena itu, pendidik harus bermuhasabah diri agar berkepribadian
yang semakin sempurna. Adapun muhasabah yang dilakukan pendidik adalah;
1. Senantiasa mempertanyakan pada diri sendiri apakah pekeljaan yang
dilakukan benar-benar ikhlas dengan diniatkan ibadah atau hanya semata-mata

5
Nasirudin.. Akhlak Pendidik (Upaya Membentuk Kompetensi Spiritual dan Sosial. (Semarang: CV. Karya
Abadi. 2015)
10 | muhasabah
pemenuhan kebutuhan duniawi. Jika pekerjaannya diniatkan untuk mencari
upah, sudahkan pekerjaan itu dilaksanakan dengan penuh amanah dan
tanggung jawab dan diniatkan ibadah.
2. Senantiasa mempertanyakan pada diri sendiri apakah nilainilai sosial yang
diajarkan kepada peserta didik seperti tawadu', bertanggungjawab, kasih
sayang jujur, amanah dan lain sebagainya sudah diterapkan dalam kehidupan
sehad-hari. Sudahkan pendidik bersikap ramah, santun, murah, senyum, tegur,
salam dan sapa pada orang lain.
3. Senantiasa mempertanyakan pada diri sendiri apakah keutamaan-keutamaan
ibadah yang diajarkan kepada murid seperti shalat beg'amaah, membaca al-
Qur’an, shalat sunnah, shadaqah dan lain sebagainya sudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Atau apakah dirinya hanya seperti seorang calo, yang
hanya menyuruh tapi dirinya sendiri tidak melakukan.
4. Senantiasa mempertanyakan pada diri sendiri apakah apakah tugas pendidik
yang diembannya sebagai panggilan jiwa dan sarana berdakwah pada
kebenaran ataukah sekedar kegiatan rutinitas untuk mencara nafkah.
5. Senantiasa mempertanyakan pada diri sendiri, apakah ibadah yang dilakukan
selama ini sudah terpenuhi syarat rukun secara sempurna dan dilakukan
dengan tumakninah dan penuh kekhusuan, atau hanya sekedar gugur
kewajiban.

11 | muhasabah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhasabah diri adalah dimana seseorang diwaktu malam menelusuri
perbuatan-pexbuatan yang dilakukan di siang hari apabila perbuatan itu terpuji
maka diteruskan dan diikuti oleh perbuatan-perbuatan yang serupa, apabila tercela
maka menggantinya sedapat mungkin dan memperhentikan perbuatan sempa di
waktu yang akan datang.
Prinsip muhasabah ada 3:
1. Membandingkan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada seseorang
dengan kejahatan yang dilakukan.
2. Membedakan antara yang wajib seperti melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan, dan yang mubah.
3. Mengetahui bahwa kepuasan terhadap ketaatan yang dilakukan akan merusak
dan pencelaan terhadap orang lain hanya akan kembali pada diri sendiri
Dalam muhasabah selain ada faktor pendorong ada juga faktor yang
menghaambat untuk bermuhasabah
Muhasabah merupakan salah satu perilaku terpuci yang disukai oleh
Allah,karena banyak sekali mabfaatnya seperti yang sudah diuraikan diatas.
Muhasabah sangat penting bagi pendidik. Pendidik harus memiliki
kompetensi kepribadian ini. Hal ini berarti pendidik harus mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap
dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia agar bisa menjadi teladan.

12 | muhasabah
DAFTAR PUSTAKA

Asad M dan Al Kali. 1989. Kamus Indonesia Arab. Jakarta: Bulan Bintang.
Nasirudin. 2015. Akhlak Pendidik (Upaya Membentuk Kompetensi Spiritual dan Sosial.
Semarang: CV. Karya Abadi.
Ahmad, Jumal. (2018). Muhasabah Sebagai Upaya Mencapai Kesehatan Mental. Jurnal
Ulumuna,Volume XIV.

Ahmad Warson Munawir. 1984. Al- Munawir Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta: Pondok
Pesantren Al-Munawir,

13 | muhasabah
14 | muhasabah

Anda mungkin juga menyukai