Kel.1 Psikoterapi Islam Fix
Kel.1 Psikoterapi Islam Fix
“PSIKOTERAPI ISLAM”
Pikoterapi Islam
Oleh :
Dosen Pengampu :
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim…
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Bapak Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Mikro & makro yang telah memberikan tugas
ini, sehingga menambah wawasan kami mengenai Psikoterapi Islam.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terhadap banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4
C Tujuan ..................................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6
PENUTUP ........................................................................................................................................ 14
A KESIMPULAN ..................................................................................................................... 14
B SARAN ................................................................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Sejarah psikoterapi modern diperkirakan muncul pada tahun 1879 bersamaan
dengan munculnya klinik psikologi yang pertama kali didirikan oleh Wilhelm
Wundt di Jerman. Sedangkan dalam Sejarah lain mengatakan bahwa psikoterapi
sudah ada sejak abad ke-9 hingga abad ke-13 yang mana lebih dikenal sebagai
psikoterapi islam. Ibnu Khaldun merupakan salah satu tokoh yang mempolopori ilmu
kesehatan pada zaman itu. Psikoterapi islam memiliki hubungan erat dengan
psikoterapi modern, hal ini berkaitan dengan struktur perkembangannya yang dapat
dilihat dari psikoterapi religious.
B Rumusan Masalah
1 Apa pengertian psikoterapi islam?
2 Apa saja objek psikologi Islam?
3 Apa perbedaan psikoterapi islam klasik dan kontemporer?
4 Bagaimana Sejarah perkembangan psikoterapi islam klasik dan kontemporer?
4
C Tujuan
1 Mengetahui pengertian psikoterapi islam.
2 Mengetahui objek psikologi Islam.
3 Mengetahui perbedaan psikoterapi islam klasik dan kontemporer.
4 Mengetahui Sejarah perkembangan psikoterapi islam klasik dan kontemporer.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pahri Siregar, ‘PSIKOTERAPI ISLAM DALAM MENGATASI DEPRESI’, Hikmah 10.2, 2016.
2
Ashadi Cahyadi, ‘Psikoterapi Dalam Pandangan Islam’, EL AFKAR Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir
Hadits, 5.2 (2016).
3
Mutiara Andini, Djumi Aprilia, and Primalita Putri Distina, ‘Kontribusi Psikoterapi Islam Bagi Kesehatan
Mental’, Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 3.2 (2021).
6
hadir untuk menyempurnakan konsep psikoterapi yang sudah ada tanpa mengubah atau
menghilangkan teori, metode, teknik yang ada pada psikoterapi umum.4
a. Mental
Mental yaitu hubungan dengan pikiran, akal, dan ingatan. Misalnya mudah lupa,
malas berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil sutau keputusan
yang baik, picik, dan tidak memiliki kemampuan membedakan halal dan haram, yang
bermanfaat dan yang mudharat serta yang baik dan yang batil. Mental yang sehat
ditandai sifat-sifat, diantaranya; mempunyai kemampuan untuk bertindak secara
efesien, memiliki tujuan hidup yang jelas, konsep diri yang sehat, ada koordinasi
antara segenap potensi dengan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan integrasi
kepribadian, dan batinnya selalu tenang. Mental yang tidak sehat akan merasakan
ketidaktenangan dan kebahagiaan. Akan tetapi mental yang sehat, sebaliknya akan
merasakan kebahagiaan.
b. Spiritual
Spiritual yaitu yang berhubungan dengan masalah kejiwaan. Semangat atau jiwa
religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesolehan, dan menyangkut
nilai-nilai transendental. Seperti syirik, nifak, fasik, dan kufur. Penyakit batiniah atau
spiritual ini sangat sulit untuk disembuhkan atau diobati. Karena ia sangat
tersembunyi didalam diri setiap orang. Dalam objek spiritual juga berkaitan dengan
cara-cara dalam mengobati gangguan kejiwaan melalui pengalaman-pengalaman
tentang hal hal ghaib.
c. Moral (Akhlak)
Akhlak yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, perimbangan
atau watak yang terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah laku, dan
4
Zaini Ahmad, ‘Shalat Sebagai Terapi Bagi Pengidap Gangguan Kecemasan Dalam Perspektif Psikoterapi
Islam’, Jurnal Kewahyuan Islam, 1.1 (2015).
7
sebagainya sebagai ekspresi jiwa. Moral merupakan ekspresi dari kondisi mental atau
spiritual. Ia muncul dan hadir secara spontan, otomatis, dan tidak dibuat-buat, atau
direkayasa. Perbuatan atau tingkah laku itu kadangkadang sering tidak disadari,
bahwa perbuatan dan tingkah lakunya menyimpang dari norma-norma agama dan
akhirnya dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Seperti pemarah, dengki,
dendam, suka mengambil hak milik orang lain, pemalas, berprasangka buruk, mudah
putus asa dan sebagainya.
d. Fisik (jasmaniah)
Tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi islam. Kecuali
memang kalau ada izin dari Allah. Akan tetapi ada kalanya sering dilakukan secara
kombinasi dengan terapi medis seperti lumpuh, penyakit jantung, liver, stroke, dan
sebagainya. Terapi fisik yang paling berat dilakukan oleh psikoterapi islam, apabila
penyakit itu disebabkan karena dosa dosa yang telah dilakukan oleh seseorang seperti
wajah dan kulit tampak hitam, luka bahkan lebih kotor lagi seperti penyakit kulit
(korengan, kudis atau bintikbintik hitam), padahal mereka telah melakukan berbagai
macam upaya agar dapat sembuh dari penyakit-penyakit itu. tetapi tidak kunjung
sembuh.
Dalam psikoterapi Islam, penyembuhan yang paling utama dan sangat mendasar
adalah pada eksistensi dan esensi mentalnya dan spiritual manusia. Manusia yang telah
memiliki eksistensi emosional yang stabil adalah seseorang yang telah memiliki mental
dan spiritual yang baik, benar, cerdas, dan suci, karena dalam perlindungan dan
bimbingan Allah.5 Beberapa ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa agama mempunyai sifat
terapeutik bagi gangguan jiwa, diantaranya yaitu:
َور َوهدًى َو َرحْ َمةٌ ِل ْلمؤْ مِ نِين َ يََٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاس َق ْد َجا َٰٓ َءتْكم َّم ْو ِع
ِ ظةٌ ِمن َّر ِبك ْم َو
ِ شفَا َٰٓ ٌء ِل َما فِى ٱلصُّد
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57)
ارا
ً س َّ شفَا َٰٓ ٌء َو َر ْح َمةٌ ِل ْلمؤْ مِ نِينَ ۙ َو ََل يَ ِزيد ٱل
َ ظلِمِ ينَ إِ ََّل َخ ِ َوننَ ِزل مِ نَ ٱ ْلق ْر َء
ِ ان َما ه َو
5
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer, Malang: UIN-Malang Press, (2009),
hlm. 210-211.
8
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra [17]: 82)
Indikasi keberhasilan dalam Psikoterapi Barat adalah jika seseorang sudah tidak
mengganggu orang dan bisa mengendalikan diriya itu sudah cukup, dan metode barat
hanya menggunakan metode empiric dan logika, qalbu tidak ada dalam pembahasan
Psikoterapi barat. Sedangkan psikoterapi Islam tidak hanya itu, tapi juga mengguanakan
spiritual, agama wahyu dan Nabi Muhammad SAW sebagai model.6
Beberapa penelitian menemukan manfaat praktis yang sangat optimal dengan adanya basis
spiritual pada psikoterapi. Menurut mereka spiritualitas harus diperhatikan dalam praktik
psikoterapi dan konseling. Carlos Fayard menjelaskan bahwa psikoterapi berbasis agama
menyediakan pendekatan semangat kebersahabatan (spirit friendly). Karena itu pendekatan ini
sangat terbuka untuk mengarahkan spiritualitas ketuhanan dengan cara yang lebih bersahabat
dan dapat lebih mudah diterima oleh klien.
Adapun beberapa kelebihan dari psikoterapi Islam adalah berdasarkan pada ajaran
Islam, yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, namun penerapannya dapat dilakukan terhadap
berbagai orang dengan latar belakang agama yang berbeda. Selain itu, meski lama terapi
tergantung dari klien itu sendiri, penggunaan psikoterapi Islam dapat mempercepat proses
penyembuhan. Klien dapat lebih cepat menyelesaikan permasalahannya, terapi yang
membutuhkan beberapa tahun dapat diselesaikan dalam setahun dan terapi yang tadinya
membutuhkan waktu setahun dapat diselesaikan dalam beberapa bulan.7
6
Rina Lia, Psikoterapi Islam Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Karakter (Studi Pemikiran Hamdani Bakhran
Adz-Dzakiey), Skripsi. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
7
Rose, E. (2009). Welcome to Sufi Spiritual Healing. California: Sufi Spiritual Healing. Diakses dari:
http://ihsanelizabethrose.spaces.live.com/
9
maka akan mendapatkan manfaat dalam pengelolaan gangguan yang dialaminya.8 Adapun
mengenai Psikoterapi Islam klasik dan kontemporer memiliki perbedaan dalam
pendekatan dan metodenya, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Psikoterapi Islam klasik didasarkan pada pemahaman Al-Quran dan hadis sebagai
sumber utama dalam menangani masalah psikologis. Psikoterapi Islam klasik menekankan
pada pengembangan spiritualitas dan keimanan sebagai cara untuk mengatasi masalah
psikologis. Metode psikoterapi Islam klasik lebih menekankan pada penggunaan doa,
dzikir, dan ibadah sebagai bagian dari terapi. Psikoterapi Islam klasik lebih menekankan
pada penggunaan metode-metode yang sudah teruji dan terbukti efektif dalam tradisi
Islam, seperti tazkiyatun nafs, muhasabah, dan muraqabah.
8
Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, (Jakarta : PT Bulan Bintang), 2004, hal 149-152
10
psikoterapi harus merujuk pada pedoman ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga akan segera
mengetahui bentuk dan teknik psikoterapi islam itu seperti apa.
Ali Ibnu Sahal Rabbani Ath-Thabari sebagai pencetus terapi jiwa di dunia islam,
bukunya yang berjudul Al Firdaus AL Hikmah merupakan salah satu tulisan terlengkap
dan tertua berbahasa Arab tentang obat-obatan. Melalui bukunya itu Al Thabari
menjelaskan bidang terapi jiwa sebagai teknik penyembuhan pasien, ia melakukannya
melalui konseling. Ia berpendapat, pasien gangguan kesehatan fisik dan jiwa sangat
membutuhkan pendamping atau konseling. Hal ini perlu kesabaran dan butuh waktu lama.
Metode semacam itu pada era modern disebut dengan psikoterapi. Ia menyebut
metodenya dengan istilah konseling bijak atau ilaj al nafs. Menurutnya seorang yang sakit
adakalanya disebabkan imajinasi atau masalah psikis berat. Untuk itu, langkah
penyembuhannya hanya bisa dilakukan dengan konseling tadi. Melalui terapi itu,
diharapkan pasien bersedia mengungkapkan perasaannya, penyebab masalahnya dan
segala isi hatinya. Kemudian Psikoterapis dapat memberikan saran atau solusi terbaik
yang bisa di tempuh. Hal ini dapat membantu pasien keluar dari masalah jiwa yang
membelenggunya. Ia meyakini cara ini efektif menyembuhkan penyakit. Psikoterapi Islam
jelas berakar pada Al-Qur’an dan As Sunah.
unsur-unsur psikologi dalam ajaran Islam dikemukakan oleh para tokoh dan institusi
yang memiliki tingkat penafsiran yang tinggi atas ajaran Islam. Beberapa tokoh yang
berperan penting dalam perkembangan psikologi Islam pada masa ini adalah:
a) Al-Kindi (801-873 M), yang dikenal sebagai filsuf pertama dalam Islam. Ia
menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Risalah fi al-Nafs (Treatise on the
Soul), Risalah fi Istiqlal al-Nafs (Treatise on the Autonomy of the Soul), dan
Risalah fi al-Aql (Treatise on the Intellect). Ia juga mengembangkan konsep-
konsep psikologis seperti tabula rasa, nafsiyyah (psikis), fitrah (alam bawaan), dan
ruh (jiwa).
b) Al-Farabi (870-950 M), yang dikenal sebagai filsuf kedua dalam Islam. Ia menulis
banyak karya tentang psikologi, seperti Kitab al-Nafs (Book of the Soul), Kitab al-
11
Aql wa al-Nafs (Book of the Intellect and the Soul), dan Kitab al-Huruf (Book of
Letters). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti nafs al-natiqah
(jiwa berbicara), nafs al-hayawaniyyah (jiwa binatang), nafs al-nabatiyyah (jiwa
tumbuhan), dan nafs al-jamadiyyah (jiwa benda mati).
c) Ibn Sina (980-1037 M), yang dikenal sebagai filsuf ketiga dalam Islam. Ia menulis
banyak karya tentang psikologi, seperti Kitab al-Shifa’ (Book of Healing), Kitab al-
Najat (Book of Salvation), dan Kitab al-Isharat wa al-Tanbihat (Book of Directives
and Remarks). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti nafs al-
insaniyyah (jiwa manusia), nafs al-malakiyyah (jiwa malaikat), nafs al-
hayulaniyyah (jiwa potensial), dan nafs al-fa’iliyyah (jiwa aktual).
d) Al-Ghazali (1058-1111 M), yang dikenal sebagai mujaddid (pembaharu) dalam
Islam. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Ihya’ Ulum al-Din
(Revival of Religious Sciences), Kimiya’ al-Sa’adah (Alchemy of Happiness), dan
Tahafut al-Falasifah (Incoherence of the Philosophers). Ia juga mengembangkan
konsep-konsep psikologis seperti qalb (hati), sirr (rahasia), ruh (roh), aql (akal),
nafs (ego), dan khawatir (khayalan).
e) Ibn Arabi (1165-1240 M), yang dikenal sebagai syaikh al-akbar (guru besar) dalam
tasawuf. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Futuhat al-Makkiyyah
(Meccan Revelations), Fusus al-Hikam (Bezels of Wisdom), dan Ruh al-Quds fi
Munasahat al-Nafs (Spirit of Holiness in Counseling the Soul). Ia juga
mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti wahdat al-wujud (kesatuan
wujud), wahdat al-syuhud (kesatuan kesaksian), a’yan thabitah (prototipe abadi),
dan barzakh (perantara).
Pada masa Kontemporer (abad ke-19 hingga sekarang), unsur-unsur psikologi dalam
ajaran Islam dikembangkan oleh para ilmuwan dan praktisi yang berusaha
mengadaptasi dan mengkritisi ilmu pengetahuan Barat dengan perspektif Islam.
Beberapa tokoh yang berperan penting dalam perkembangan psikologi Islam pada
masa ini adalah:
a) Muhammad Iqbal (1877-1938 M), yang dikenal sebagai penyair dan filsuf dari
Pakistan. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti The Development of
12
Metaphysics in Persia, The Reconstruction of Religious Thought in Islam, dan The
Secrets of the Self. Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti
khudi (diri), khirad (intelek), ishq (cinta), mard-i-mumin (manusia beriman), dan
mard-i-kamil (manusia sempurna).
b) Malik Badri (1932-sekarang), yang dikenal sebagai bapak psikologi Islam
kontemporer. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti The Dilemma of
Muslim Psychologists, Contemplation: An Islamic Psychospiritual Study, dan The
AIDS Crisis: A Natural Product of Modernity’s Sexual Revolution. Ia juga
mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti taqwa (ketakwaan), tawakkul
(pasrah), sabr (sabar), shukr (syukur), dan rida (ridha).
c) Abdul Hamid Abu Sulayman (1936-sekarang), yang dikenal sebagai salah satu
pendiri International Institute of Islamic Thought (IIIT). Ia menulis banyak karya
tentang psikologi, seperti Crisis in the Muslim Mind, The Islamic Theory of
International Relations: New Directions for Islamic Methodology and Thought,
dan Revitalizing Higher Education in the Muslim World: A Case Study of IIUM. Ia
juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti islamisasi ilmu
pengetahuan, metodologi ilmiah Islami, dan integrasi antara wahyu dan akal.
d) Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1931-sekarang), yang dikenal sebagai salah
satu pendiri International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC). Ia
menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Prolegomena to the Metaphysics
of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam,
Islam and Secularism, dan The Concept of Education in Islam: A Framework for
an Islamic Philosophy of Education. Ia juga mengembangkan konsep-konsep
psikologis seperti adab (etika), ta’dib (pendidikan), tarbiyah (pembinaan), dan
ta’lim (pengajaran).9
9
Tim Humas, Sejarah Psikologi Islam: Klasik Hingga Modern, Lampung: Universitas Islam An Nur Lampung,
diakses melalui: Sejarah Psikologi Islam: Klasik Hingga Modern – Universitas Islam An Nur Lampung (an-
nur.ac.id)
13
BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN
1. Psikoterapi berarti suatu proses penyembuhan jiwa manusia yang sedang sakit.
Psikoterapi juga diartikan sebagai pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya,
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Psikoterapi islam adalah proses penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit
kejiwaan, mental, spiritual, moral atau karakter yang didasarkan pada aspek kajian
agama Islam yang berasal dari Al-Quran dan Hadis.
2. Objek pengobatan dalam psikoterapi islam mencakup beberapa hal, diantaranya
mental, spiritual, moral, fisik. Dalam psikoterapi Islam, penyembuhan yang paling
utama dan sangat mendasar adalah pada eksistensi dan esensi mentalnya dan
spiritual manusia.
3. Psikoterapi Islam klasik didasarkan pada pemahaman Al-Quran dan hadis sebagai
sumber utama dalam menangani masalah psikologis. Psikoterapi Islam klasik
menekankan pada pengembangan spiritualitas dan keimanan sebagai cara untuk
mengatasi masalah psikologis. Metode psikoterapi Islam klasik lebih fokus pada
penggunaan doa, dzikir, dan ibadah sebagai bagian dari terapi. Sedangkan
pendekatan psikoterapi Islam kontemporer lebih mengintegrasikan pemahaman
psikologi modern dengan nilai-nilai Islam dalam menangani masalah psikologis.
Psikoterapi Islam kontemporer menekankan pada penggunaan metode-metode
psikoterapi modern yang sudah teruji dan terbukti efektif, seperti cognitive-
behavioral therapy (CBT), acceptance and commitment therapy (ACT), dan
solution-focused brief therapy (SFBT).
4. Sejarah psikoterapi islam klasik dimuai pada abad ke-7 hingga abad ke-13
Masehi. Dalam Sejarah psikoterapi islam klasik terdapat beberapa tokoh seperti
Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibn Sina, Ibn Arabi. Sedangkan Sejarah
psikoterapi kontemporer dimulai pada abad ke-19 hingga sekarang ini. tokoh
psikoterapi islam kontemporer ini antara lain Muhammad Iqbal, Malik Badri,
Abdul Malik, Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
B SARAN
Kami tentunya menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalah
dan jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,kami akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran dari para
pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zaini. 2015. ‘Shalat Sebagai Terapi Bagi Pengidap Gangguan Kecemasan Dalam
Perspektif Psikoterapi Islam’. Jurnal Kewahyuan Islam, 1.1.
Cahyadi, Ashadi. 2016. ‘Psikoterapi Dalam Pandangan Islam’. EL AFKAR Jurnal Pemikiran
Keislaman Dan Tafsir Hadits. 5.2 .
Cahyadi, Mutiara, Djumi Aprilia, and Primalita Putri Distina. 2021. ‘Kontribusi Psikoterapi
Islam Bagi Kesehatan Mental’. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and
Humanity, 3.2.
Cahyadi, Zakiah. 2004. Psikoterapi Islam. Jakarta : PT Bulan Bintang
Lia, Rina. Psikoterapi Islam Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Karakter (Studi Pemikiran
Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey). Skripsi. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Rahayu, Iin Tri. 2009. Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontempore. Malang:
UIN-Malang Press.
Rose, E. 2009. Welcome to Sufi Spiritual Healing. California: Sufi Spiritual Healing. Diakses
dari: http://ihsanelizabethrose.spaces.live.com/
Siregar, Pahri. 2016. ‘PSIKOTERAPI ISLAM DALAM MENGATASI DEPRESI’. Hikmah
10.2.
Tim Humas, Sejarah Psikologi Islam: Klasik Hingga Modern, Lampung: Universitas Islam
An Nur Lampung, diakses melalui: Sejarah Psikologi Islam: Klasik Hingga Modern –
Universitas Islam An Nur Lampung (an-nur.ac.id)
15