Anda di halaman 1dari 2

Resume Buku Malik Badri Dilema Psikolog Islam

Bab I
Buku ini lahir atas inisiatif penulis setelah membaca makalah yang berjudul Psikolog
Muslim dalam Liang Biawak. Makalah ini mempengaruhi berbagai peristiwa penting yang
sangat berkaitan dengan perkembangan antara Islam dan Psikologi di dunia Internasional.
Makalah ini ternyata terinspirasi dari hadist yang terkenal di kalangan muslim di mana
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meramalkan bahwa suatu saat nanti kaum muslim
akan mengikuti jejak kaum Yahudi dan Nasrani hingga ke liang biawak. Hal ini sejalan
dengan fakta di masa kini bahwa terjadi peniruan besar-besaran oleh ilmuwan muslim
terhadap ilmu pengetahuan yang berasal dari barat. Hal ini merupakan sebuah ancaman yang
sangat serius bagi ideologi islam karena banyak sekali ilmuwan muslim khususnya psikolog
muslim yang tertipu atas sampul menarik dari ilmu pengetahuan barat yang banyak
bertentangan dengan pemahaman Islam. Pada buku ini penulis akan menceritakan
pengalamannya ketika menjadi seorang profesor maupun psikoterapis. Selain itu penulis juga
akan membahas tentang aliran tingkah laku dan psikoanalisa yang banyak dianut oleh
fakultas-fakultas psikologi di negara barat maupun negara muslim.
Bab II
Setiap ilmuwan yang tidak menjadikan manusia sebagai objeknya pasti dengan
mudah mengenali objeknya ketika berada di tempat lain dengan budaya yang berbeda.
Berbeda dengan psikologi yang berhadapan dengan manusia di mana sangat dipengaruhi oleh
perbedaan budaya. Para penganut aliran tingkah laku yang berasal dari barat sadar bahwa
budaya sangat mempengaruhi perilaku subjek yang mereka pelajari. Akan tetapi hanya
beberapa dari mereka yang sadar bahwa ideologi yang datang dari kebudayaan mereka sangat
mempengaruhi pemahaman mereka terhadap subjek penelitian mereka.
Banyaknya penganut aliran tingkah laku barat yang tidak sadar atas pengaruh konsep
mereka mengenai manusia terhadap hipotesa yang mereka lakukan karena mereka menjauhi
diri dari generalisasi perilaku manusia yang sangat kompleks. Dasar utama teori belajar yang
memusatkan pada reinforcement rupanya berasal dari teori hedonisme yang menyatakan
bahwa semua tingkah laku manusia dipengaruhi oleh keinginannya untuk mencapai
kesenangan dan menghidari ketidaknyamanan. Sayangnya teori tersebut bukanlah penemuan
baru karena teori tersebut telah ada bahkan sebelum ilmuwan-ilmuwan barat lahir. Bahkan di
dalam Al-Qur’an telah mengungkapkannya secara jelas. Bukti lainnya pada konsep yang
digagas oleh al-Ghazali yang merupakan ulama terdahulu membahas konsep tentang refleks
terkondisi. Begitupun dengan pemahaman bahwa sifat manusia yang selalu mencari
kesenangan tidak dapat menggambarkan perilaku manusia yang kompleks.
Banyak psikolog barat yang percaya bahwa aliran tingkah laku terlalu sempit dan
terbatas dalam membahas kejiwaan yang kompleks dan tingkah laku manusia pada
umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa aliran tingkah laku ini tidak dapat menjelaskan
sebuah gejala keagamaan yang kompleks. Sebagaimana yang pernah dijelaskan oleh
beberapa penganut tingkah laku. Dari berbagai bukti yang menunjukkan kelemahan serta
keburukan teori tingkah laku tersebut jelas sekali bahwa konsep yang digagas oleh ilmuwan
barat harus ditelaah kembali. Apalagi jika mereka membahas tentang Agama. Hal ini
dikarenakan kepercayaan mereka yaitu Yahudi dan Kristen yang berbeda dengan umat
Muslim. Maka dari itu, penulis berpesan bahwa psikolog muslim harus terus mengkaji latar
belakang dan filosofi teori tingkah laku dan semua ilmu yang berasal dari akademisi psikolog
barat agar tidak terjerumus dalam liang biawak.

Anda mungkin juga menyukai