A. Pendahuluan
Pengelolaan arsip adalah kegiatan mengolah dan menginventarisasi arsip
instansi ataupun organisasi, kegiatan pengelolaan arsip yang dilakukan oleh SDM
berdasarkan asas asal usul dan asas aturan asli serta standar deskripsi arsip statis. Adapun
(3) Daftar arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya memuat:
a. pencipta arsip;
b. nomor arsip;
c. kode klasifikasi;
d. uraian informasi arsip;
e. kurun waktu;
f. jumlah arsip; dan
g. keterangan.
berlaku agar mudah dalam penemuan kembali arsip statis. Dalam Pedoman Pengolahan
Arsip Statis yang dikeluarkan dengan Keputusan Kepala Badan Arsip Dan Perpustakaan
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 045/3402 tanggal 22 Desember 2008 tentang Pedoman
yang berupa rekaman peristiwa dari kegiatan, social, budaya, politik, ekonomi
dan kemasyarakatan.
2) Arsip yang mempunyai nilai guna informasi mengenai bukti kelansungan hidup
penelitian.
3) Arsip yang mempunyai nilai guna informasi mengenai perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai akibat atau hasil penelitian murni atau
penelitian terapan.
4) Arsip yang mempunyai nilai guna informasi mengenai berbagai kepentingan
berkekuatan hukum atas hak-hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah, baik
(JRA).
Dan untuk Jenis Informasi Arsip Statis meliputi:
1) Arsip yang memuat kebijakan atau keputusan pimpinan DPRD/Gubernur yang bersifat
pengaturan;
2) Arsip mengenai bukti keberadaan atau pembubaran/likuidasi suatu instansi di
Beginsel;
Penataan kembali arsip yang didasarkan pada sumber asalnya dalam arti bahwa
arsip diatur tanpa melepaskan arsip dari instansi yang menciptakannya. Pengaturan
dihubungkan dengan pengelompokan fisik yang ada, yaitu archieval group dan
series.
Menurut ANRI (2009:25) menyatakan bahwa Menurut prinsip ini, arsip
tinggi. Untuk prinsip pertama ini, sebenarnya telah dapat diketahui pada saat arsip-
arsip diakuisisi atau diserahkan oleh lembaga pencipta arsip. Lembaga pencipta
dinamisnya.
Menurut ANRI (2009:25) menyatakan bahwa Menurut prinsip ini arsip harus
diatur sesuai dengan aturan yang dipergunakan pada masa dinamisnya. Artinya
pencipta. Prinsip ini dapat diterapkan ketika arsip diakuisisi atau diserahkan dalam
keadaan teratur, atau minimal ada jalan masuk penemuan kembali arsip dinamisnya.
2) Deskripsi Arsip
a) Format Kartu Deskripsi (lihat lampiran)
Format kartu deskripsi arsip statis terdiri unsur-unsur sebagai berikut:
- Lembaga pencipta arsip
- Kode pendeskripsian arsip
- Nomor sementara deskripsi arsip
- Nomor definitif deskripsi arsip
- System penataan arsip
- Masalah yang terdapat dalam arsip atau dalam pola klasifikasi arsip
- Indeks
- Bentuk redaksi: surat/ surat keputusan/ laporan/ formulir
- Tanggal arsip
- Isi informasi
- Tingkat perkembangan arsip: asli/ tembusan/ salinan/ kutipan
- Lampiran
- Bahasa: Indonesia/ jawa/ belanda/ lainnya
- Kondisi arsip: baik/ rusak/ rapuh/ lainnya
b) Prosedur Deskripsi Arsip
Tahapan Prosedur Deskripsi Arsip yaitu:
- Arsip dipastikan sudah memberkas
- Berkas arsip dibaca secara teliti untuk menentukan rumusan singkat isi informasi
statis.
Menurut ANRI (2007:35) menyatakan bahwa ada 5 unsur dalam
pendeskripsian, yaitu:
- Bentuk Redaksi
Menyatakan jenis, berkas dan bahasa yang digunakan dalam berkas tersebut.
Adapun beberapa penulisan tetapi bentuk redaksinya harus tetap ditulisn tidak
misalnya laporan mengenai Tsunami di Aceh tahun 2004. Jika khasanah arsip
milik seorang tokoh, maka nama tokoh tidak usah berulang-ulang ditulis tetapi
identitas serta asal sumber arsip tersebut. Dari sini dapat diketahui apakah
arsip tersebut memang milik lembaga yang menyimpannya atau tidak. Dengan
deskripsi.
- Tanggal
Penulisan tanggal, bulan dan tahun dalam deskripsi mutlak diperlukan,
urutan yang kronologis. Jika arsip tidak bertanggal karena kelalaian dalam
menyatakan jumlah arsip, yaitu lembar, berkas, sampul. Hal ini perlu
pembuatan Daftar Arsip Statis berdasarkan pada salah satu tersebut dibawah ini:
- Struktur Organisasi
- Subyek/permasalahan
- Kronologis
- Dosier
- Rubrik
- Seri
b) Penyusunan skema arsip mengambil data hasil dari deskripsi arsip yang terdapat
skema arsip supaya informasi pada Daftar Arsip Statis tersusun secara sistematika
ditentukan.
c) Susunan kartu deskripsi yang sudah sesuai skema arsip, diberi penomoran
boks arsip.
f) Boks yang sudah berisi berkas arsip dengan nomor defintif, bagian samping pada
boks diberi label hijau yang beroso informasi nomor berkas arsip yang
kartu deskripsi).
- Data informasi di kartu deskripsi (yang sudah ada nomor definitif) diketik/ ditulis
periode waktunya.
b) Kata Pengantar
Komentar dari pejabat atau pakar arsip mengenai suatu karya Inventaris. Komentar
tersebut mencakup masalah isi inventaris dan harapan-harapan dari diterbitkan karya
misalnya mengenai struktur organisasi, tugas, wewenang dan cara kerjanya. Untuk
arsip pribadi, yaitu mengenai riwayat hidup dari pemilik arsip tersebut.
- Sejarah arsip terutama cara pengurusannya dari petunjuk pemakaiannya, termasuk
lembaga kearsipan.
- Pertanggung jawaban dalam pelaksanaan inventaris umum terutama apabila ada
berapa jumlahnya, bagaimana keadaan fisiknya, apa jenisnya, lengkap atau tidak
dan sebagainya.
2) Prinsip Pengaturan
Pengaturan penyusunan inventaris arsip yang dituangkan dalam bentuk skema arsip
skema pengaturan arsip yang telah dibuat sebelumnya melalui manuver arsip/
arsip (labelisasi). Unsur-unsur yang terdapat pada label arsip, antara lain:
a) Nama pencipta arsip
b) Nomor berkas
c) Nomor boks
Label ditempatkan pada bagian luar salah satu boks.
4) Boks arsip disimpan pada rak arsip setelah dilakukan labelisasi sesuai isi boks.
d. Penyajian Inventaris Arsip
Arsip dapat dipergunakan apabila telah memiliki sarana jalan masuk/ temu balik. Inventaris
merupakan salah satu sarana jalan masuk yang disusun dengan berbagai pertimbangan
untuk memudahkan penemuan kembali arsip. Inventaris arsip dibuat dalam bentuk buku
dan dapat dipublikasikan sebagai penunjang dalam melaksanakan tugas kearsipan, yaitu
Kearsipan.