Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), baik dalam bentuk kertas maupun dalam
format elektronik, selayaknya disusun secara akurat karena merupakan sumber data yang
sangat penting dalam sarana pelayanan kesehatan. KIUP berfungsi sebagai alat pelacak data
pasien dan sarana komunikasi antar bagian dalam pelayanan kesehatan pasien. KIUP
digunakan untuk mengidentifikasi semua pasien yang pernah mendapat pelayanan dan
merupakan catatan nomor rekam medis mereka berkaitan dengan nama pasien sebagai
kuncinya. Indeks nama ini dapat dikelola secara manual atau sebagai bagian dari sistem
komputer. Masa retensi KIUP bergantung kepada penggunaannya. Umumnya, untuk fasilitas
pelayanan kesehatan (misalnya rumah sakit) KIUP disimpan secara permanen (diabadikan).
Untuk pihak asuransi atau badan lainnya, bisa jadi memiliki kebijakan masa retensi KIUP
yang berbeda.
KIUP adalah daftar permanen yang mengandung nama semua pasien yang pernah
terlayani dan terfasilitasi pelayanan kesehatan. KlUP juga bisa dijadikan kunci petunjuk
lokasi rekam medis. KlUP dapat membantu petugas rekam pedis dalam mencari berkas
rekam medis didalam rak penyimpanan. KIUP merupakan sumber data yang selamanya harus
disimpan.
Nama Lengkap (nama keluarga & nama diri) garis bawahi nama keluarga
Alamat lengkap
Nomor RM
Tanggal lahir (hari, bulan, tahun), usia
Informasi identitas lain ; nama ibu, nama bpk, pekerjaan, agama, jenis kelamin, dll
Tanggal masuk & keluar rawat
Hasil (hidup atau meninggal)
Nama dokter yg merawat
2. PROSEDUR KIUP
1. Petugas admission mengirim tembusan slip admission semua pas dirawat ke URM secara
harian.
2. Pengecekan dilakukan untuk menelusuri apakah ada pasien yg sudah pernah dirawat, jika
sudah maka KIUP yang lama dicabut, kemudian dilengkapi dengan data terbaru seperti :
alamat, nama, dll
4. Dibeberapa RS KIUP disimpan secara terpisah (house file) & dikotak file KIUP diletakkan
sampai pas keluar RS
5. Jika pas keluar, maka KIUP diambil dari in-house box, diisikan tanggal keluar, keadaan
pulang [sembuh atau meninggal (pakai tinta merah)]
3. PENYIMPANAN KIUP
Secara alfabetis ;
Ada juga cara pengorganisasiannya berdasarkan tanggal & tahun kunjungan, hal ini akan
menyulitkan dalam pengambilan kembali (retrieval)
Peraturan untuk menyimpan KIUP harus rinci, peraturan tersebut harus diletakkan dekat kotak
KIUP untuk memudahkan rujukan
KIUP adalah file berkesinambungan & tidak dipisahkan atas dasar tahunan
KIUP tidak boleh dikeluarkan dari lokasinya, jika keluarkan maka beri kartu pengganti
Audit KIUP dilakukan untuk memonitoring akurasi penjajaran, dg cara meletakan kartu
dengan warna berbeda serta dengan ukuran yang lebih tinggi yang diletakan di belakang
KIUP yang baru dijajar
Pasien yang nama & alamatnya yang diganti, maka hrs diperbaiki KIUPnya
Untuk memastikan setiap pasien punya KIUP, maka harus dilaksanakan prosedur, Langkah-
langkahnya sbb :
1. Pada setiap registrasi pastikan pasien sudah atau belum punya KIUP
3. Kopi tembusan dikirim ke URM secara harian untuk dicek kembali KIUPnya
6. Bila RMnya kembali ke URM, maka KIUP dicek kembali untuk melihat kesalahan dalam
pengisian
Ukuran standar KIUP ; 3 x 5 inci (7,5 x 12,5 cm), ukuran bisa berubah tergantung pada
kandungan informasi yang ada
Peralatan penjajaran : laci penyimpanan, biasanya terdari dari 8 laci dalam 3 baris, untuk
mempercepat dan memudahkan pengambilan kartu bila dibutuhkan maka :
Elemen data yang terkandung dalam KIUP akan membantu untuk selayaknya memenuhi hal-
hal berikut ini :
Mencocokkan pasien yang sedang didaftar dengan data pribadi mereka.
Memperkecil terjadinya berkas ganda, baik dalam suatu fasilitas pelayanan maupun antar
fasilitas pelayanan kesehatan.
Menunjang penggabungan seluruh KIUP yang ada untuk membentuk satu KIUP global.
Menunjang akses terhadap berkas pelayanan kesehatan jangka panjang
Semua hal ini akan dapat mempercepat akses informasi pasien, yang pada akhirnya
merupakan keuntungan bagi pihak pasien maupun rumah sakit (provider kesehatan). Untuk
mencapai tujuan ini, AHIMA telah merekomendasikan elemen data inti yang harus
terkandung dalam KIUP.
7. ELEMEN DATA INTI YANG HARUS TERKANDUNG DALAM KIUP
System penamaan pada KIUP sama dengan system penamaan pada RM. Sistem
penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk
membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah /
memperlancar dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada yang datang berobat
kerumah sakit. Sistem penamaan yang digunakan di rumah sakit mengunakan sistem
penamaan sendiri dengan mengunakan KTP, SIM, Paspor dll.
KESIMPULAN
KIUP adalah daftar permanen yang memuat seluruh pasien yang pernah berobat ke RS