Anda di halaman 1dari 27

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

ELIMINASI URINE

Di susun oleh : kelompok 6


Deby Paulina S
Melvin Wattimena
Tanti Wili W

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


JL KH.WAHID HASYIM NO. 161 KOTA BANDUNG
TAHUN 2019
ELIMINASI URINE

Eliminasi urine normal adalah suatu fungsi dasar yang oleh sebagian besar
orang di syukuri. Ketika sistem perkemihan gagal untuk berfungsi secara baik
hampir seluruh sistem organ pada akhirnya akan terpengaruh. Para klien dengan
masalah-masalah perkemihan pada umumnya memiliki berbagai gangguan dalam
berkemih (miksi) yang melibatkan kegagalan dalam penyimpanan urine atau
pengosongan kandung kemih. Para klien dengan perubahan eliminasi urine dapat
juga mengalami penderitaan secara emosional karena perubahan citra diri,
sehingga perawat harus memberikan pengertian dan peka terhadap seluruh
kebutuhan klien. Perawat harus memahami hakikat permasalahan klien dan
menemukan solusi yang dapat diterima.

Pendekatan perawata terhadap kebutuhan eliminasi klien harus


mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan kebiasaan-kebiasaan terkait dengan
kebiasaan berdasarkan jenis kelamin. Perawat akan membutuhkan pengetahun
tentang konsep-konsep selain anatomi dan fisiologi sistem perkemihan untuk
memberikan perawatan yang tepat, termasuk pengendalian infeksi, tindakan-
tindakan hygiene pertumbuhan dan perkembangan, serta dampak psikososial.

Penyebab infeksi pada saluran kemih yang paling sering adalah insersi
peralatan kedalam saluran kemih. Contohnya, memasukkan sebuah kateter
melalui uretra memberikan jalur langsung bagi berbagai mikroorganisme. Dengan
kateter kandung kemih indwelling (menetap), bakteri dapat naik sepanjang bagian
luar kateter pada dinding uretra atau berjalan naik melalui lumen kateter. Kateter
manghambat mekanisme berkemih normal yang bertindak sebagai pertahanan
melawan organisme-organisme yang masuk kedalam uretra. Iritasi lokal pada
uretra atau kandung kemih selanjutnya dapat memberikan peluang terhadap invasi
bakteri kedalam jaringan.
PENGAMBILAN SPESIMEN URINE

Pertimbangan pendelegasan

Jika memungkinkan seorang klien yang sadar penuh dan mampu secara fisik
dapat diberi instruksi untuk mengambil spesimen sendiri.

Peralatan
a. Sabun ( larutan pembersih ), waslap dan handuk ( handuk pembersih
sekali pakai )
b. Botol spesimen dengan tutupnya.
c. Sarung tangan bersih ( non steril ) sekali pakai.
d. Jika klien tidak dapat mengambil spesimen sendiri, pispot, commode
mungkin diperlukan.
e. Label spesimen yang dilengkapi.

LANGKAH-LANGKAH RASIONAL

1. Kaji keadaan umum klien: Dapat menunjukan seberapa penuh


a. Kapan terakhir kali klien kandung kemih klien.
berkemih.
Menunjukan kemampuan klien untuk
b. Tingkat kewaspadaan atau
bekerja sama selama prosedur.
tahap perkembangan
Menentukan tingkat bantuan yang
c. Mobilitas, keseimbangan dan
dibutuhkan.
keterbatasan fisik.
2. Kaji pemahaman klien tentang Memberikan kesempatan pada perawat
tujuan test dan metode untuk mengklarifikasikan berbagai
pengambilan spesimen. kesalahpahaman dan meningkatkan
kerja sama klien.
3. Jelaskan prosedur pada klien :
a. Alasan spesimen midstream Membatu klien memahami prosedur

diperlukan. yang akan dilaksanakan.

b. Berbagai cara klien dan


keluarga untuk membantu
dalam pelaksanaan prosedur
c. Berbagai cara untuk
Feses mengubah karakteristik urin dan
mendapatkan spesimen yang
dapat memunculkan nilai – nilai
bebas dari feses.
diagnostik yang abnormal.
4. Berikan air minum ½ jam sebelum
pengambilan spesimen kecuali ada Meningkatkan peluang klien untuk
kontraindikasi (misalnya restriksi dapat berkemih.
cairan) jika klien tidak merasakan
keinginan berkemih.
5. Minta klien untuk ke toilet / kamar
mandi atau berikan privasi pada
klien dengan menutup pintu atau Privasi memberikan kesempatan pada
tirai tempat tidur. klien untuk rileks dan memproduksi
6. Pasang sarung tangan bersih dan spesimen lebih cepat.
bantulah klien yang tidak dapat Mencegah transmisi mikroorganisme
ambulasi untuk mendapatkan pada perawat, memberikan akses
perawatan perineal bantu klien mudah terhadap area perineal untuk
perempuan untuk menggunakan mengambil spesimen.
pispot. Lakukan hygine tangan.
7. Buka kontainer spesimen steril,
letakan tutup kontainer dengan Teknik aseptik sangat penting untuk
permukaan yang steril menghadap memelihara sterilitas perlengkapan dan
ke atas, jangan menyentuh bagian spesimen. Spesimen yang
dalam kontainer atau tutupnya. terkontaminasi merupakan penyebab
8. Bantu atau minta klien secara paling sering pelaporan kultur urine dan
mandiri membersihkan perineum sensivitas yang tidak akurat.
dan mengambil spesimen:
A. Perempuan
1) Buka labia dengan ibu jari
dan telunjuk dari tangan yang
tidak dominan. Memberikan akses ke meatus uretrha
2) Bersihkan daerah perineum
dengan sabun dan air atau Membersihkan dari area yang paling
basahi dengan handuk sekali sedikit kontaminasi ke area yang paling
pakai dengan gerakan dari banyak kontaminasi untuk menurunkan
depan (diatas lubang urertha) jumlah bakteri
kebelakang (menuju anus).
3) Sambil tetap membuka labia
klien mulai dapat Aliran permulaan membilas keluar
mengalirkan urine keluar dan berbagai mikroorganisme yang
setelah dirasakan cukup, terakumulasi pada meatus uretrha daan
tampung urine kedalam mencegah transfer mikrorganisme
kontainer melalui aliran urine kedalam spesimen.
sebanyak 30-60 mL.

B. Laki – laki
1) Pegang penis dengan satu
tangan, gunakan gerakan
sirkuler, bersihkan ujung Membersihkan dari area yang paling
penis, dengan gerakan mulai sedikit kontaminasi kearea yang paling
dari tengah keluar. Pada laki banyak kontaminasi untuk menurunkan
– laki yang tidak khitan, jumlah bakteri.
disunat dibagian kulit pada
ujung penis harus ditarik
kebelakang sebelum
dibersihkan.
2) Setelah klien mulai
mengalirkan urine, tampung Aliran permulaan membilas keluar
urine ke dalam kontainer berbagai mikroorganisme yang
melalui aliran urine sebanyak terakumulasi pada meatus uretrha dan
30-60 mL. mencegah transfer mikroorganisme
kedalam spesimen.
9. Angkat kontainer spesimen
sebelum aliran berhenti dan Mencegah kontaminasi spesimen oleh
sebelum labia atau penis ditutup mikroorganisme flora kulit. Jika bagian
kembali. Biarkan klien kulit pada bagian penis tidak
menyelesaikan untuk berkemih dikembalikan ke posisi semula,
dengan pispot atau di toilet. Jika pembengkakan atau konstriksi dapat
bagian kulit pada ujung penis terjadi, sehingga menyebabkan nyeri
ditarik selama pengambilan dan kemungkinan obstruksi aliran
spesimen, kembalikan posisinya urine.
ke atas glans penis.
10. Tutup kontainer dengan baik
(sentuh hanya bgaian luarnya). Menjaga sterilitas bagian dalam
kontainer dan mencegah urine tumpah
11. Bersihkan urine yang menempel atau bocor.
pada permukaan luar kontainer dan Mencegah transfer mikroorganisme
simpan kedalam kantung plastik pada orang lain.
untuk spesimen.
12. Angkat pispot (jika dipakai),
dan bantu klien ke posisi yang Meningkatkan lingkungan yang
nyaman. menenangkan.

13. Pasang label pada spesimen dan


lampiran formulir permintaan Mencegah identifikasi yang tidak
pemeriksaan laboratorium. akurat yang dapat menyebabkan
kesalahan dalam diagnosis dan
penanganan.

BUKTI KEPUTUSAN KRITIS:


Jika klien sedang menstruasi,
tambahkan informasi pada formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium.
14. Lepaskan sarung tangan, buang
ke tempat penampungan yang Menurunkan transmisi infeksi
benar dan lakukan hygne tangan.
15. Siapkan untuk pengiriman Bakteri dapat tumbuh dengan cepat
spesimen ke laboratorium dalam 15 dalam urine, dan spesimen harus
menit atau segera masukan ke dianalisis segera untuk mendapatkan
lemari pendingin. hasil yang tepat.

PENCATATAN DAN PELAPORAN


PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
 Catat tanggal dan waktu RUMAH
pengambilan spesimen urine  Jika klien memerlukan
dan catat informasi pada catatan pengambilan spesimen sebagai
perkembangan klien. klien rawat jalan atau rawat
rumah, petunjuk untuk
pengambilan spesimen yang
benar harus diberikan .
 Perlengkapan yang sesuai harus
diberikan pada klien dan
keluarga.
 Informasi mengenai
penyimpanan spesimen hingga
waktu pengiriman ke kantor
dokter atau laboratorium RS
harus diberikan .
INSERSI KATETER

Pertimbangan Pendelegasian

Kateterisasi memerlukan keterampilan dalam memecahkan masalah dan


mengaplikasikan pengetahuan dari perawat terregistrasi. Insersi kateter urine pada
umumnya memerlukan instruksi dokter.

Peralatan

 Paket perlengkapan kateterisasi berisi peralatan steril sebagai berikut


- Sarung tangan (dan tambahan sepasang lagi, jika diperlukan)
- Duk biasa dan duk bolong
- Lubrikan/pelumas (biasanya larut dalam air dan gel xylocaine (2%)
dalam spuit untuk laki-laki)
- Larutan pembersih antiseptik (aqueous chlorhexidine atau larutan salin
normal)
- Kasa untuk penyeka/swabs
- Forseps/pinset
- Spuit bersisi air steril untuk mengembangkan balon pada kateter
indwelling
- Kateter dengan ukuran dan jenis yang sesuai untuk prosedur (misalnya
intermiten atau indwelling/menetap)
- Kantung urine steril
- Sabuk kateter atau peralatan lainnya untuk mengamankan kateter
- Tempat penyimpanan atau baskom (biasanya digunakan juga bagian
bawah dari baki/alas sekali pakai pada paket kateterisasi)
 Selimut/handuk besar untuk menutupi tubuh klien.

LANGKAH-LANGKAH RASIONAL

1. Kaji keadaan umum klien: Penuhnya kandung kemih dapat


a. Waktu terakhir berkemih, cek dideteksi dengan palpasi dalam diatas
lembar keseimbangan. simfisis pubis.

Mengetahui kemampuan klien untuk


b. Tingkat kewaspadaan atau tahap
bekerja sama dan tingkat penjelasan
perkembangan
yang diperlukan

c. Mobilitas dan keterbatasan fisik Mempengaruhi cara perawat


klien memposisikan klien
d. Jenis kelamin dan usia klien Menentukan ukuran kateter.
e. Peregangan kandung kemih Menyebabkan nyeri. Dapat
mengindikasikan kebutuhan untuk
insersi kateter jika klien tidak mampu
berkemih secara mandiri.
f. Eritema keluaran dan bau pada Menentukan kondisi perineum.
perineum
g. Kondisi patologis apapun yang Obstruksi menghambat pasase kateter

dapat menghambat pemasangan melalui uretra kedalam kandung kemih.

kateter (misalnya pembesaran


prostat pada laki-laki)
h. Alergi
Menentukan alergi terhadap
antiseptik,plester, lateks dan lubrikan.
Alergi terhadap betadinesering terjadi,
jika klien tidak mengetahui riwayat
alerginya, tanyakan apakah alergi
terhadap ikan laut.
2. Tinjau ulang catatan medis klien,
Menentukan tujuan pemasangan
termasuk instruksi dokter dan
kateter. Mengkaji riwayat pemasangan
catatan perawat.
kateter sebelumnya, termasuk ukuran
kateter, respon klien dan lamanya
pemasangan.
3. Kaji pengetahuan klien tentang
Mengetahui kebutuhan untuk edukasi
tujuan katerisasi
4. Jelaskan prosedur pada klien. klien.
5. Siapkan personil perawatan Meningkatkan kerja sama.
tambahan untuk membantu jika Klien mungkin tidak dapat diposisikan
diperlukan. pada posisi yang sesuai untuk prosedur.
6. Mulailah memonitor keseimbangan
cairan. Para klien yang dikateterisasi beresiko
mengalami komplikasi pada sistem
perkemihan.

7. Melakukan hygiene tangan Menurunkan transmisi mikroorganisme.

8. Tutup tirai atau pintu kamar Memberikan privasi, mengurangi rasa


malu dan membantu klien untuk rileks
selama prosedur dilakukan.

9. Naikkan tempat tidur pada Meningkatkan penggunaan mekanika

ketinggian yang nyaman untuk tubuh yang tepat.

melakukan tindakan.
10. Berdiri menghadap klien, pada sisi Keberhasilan dalam insersi kateter

kiri tempat tidur, jika tidak kidal memerlukan perawat untuk dapat

(pada sisi kanan jika kidal) bekerja dengan posisi yang nyaman

kosongkan meja pada sisi tempat dengan semua perlengkapan berada

tidur klien dan siapkan peralatan. dalam jangkauan yang mudah.


Peralatan yang tersedia dalam paket
disiapkan sesuai dengan urutan
penggunaan.

11. Naikkan palang sisi tempat tidur


pada sisi yang berlawanan dengan Meningkatkan keselamatan klien.

sisi yang digunakan untuk


melakukan tindakan.
12. Pasang alas kedap air dibawah
bokong klien. Mencegah seprai menjadi kotor

13. Posisikan klien Memberikan pandangan yang jelas dari


struktur perineal.
A. Klien Perempuan Kedua tungkai dapat disangga dengan
1) Bantu klien ke posisi dorsal bantal untuk menurunkan ketegangan
recumbent (terlentang dengan otot dan meningkatkan kenyamanan.
kedua lutut ditekuk).
Mintalah klien untuk
melemaskan kedua paha
sehingga panggul dapat
dirotasikan ke arah luar.
2) Posisikan klien pada posisi
miring ke salah Satu sisi Posisi ini digunakan jika klien tidak
(posisi sims) dengan bagian dapat mengabduksikan tungkai pada
tungkai atas ditekuk pada Sendi panggul (misalnya jika klien
panggul jika tidak dapat tidur memiliki radang pada sendi). Posisi ini
terlentang. Beri bantal juga mungkin lebih nyaman bagi klien.
sebagai penyangga untuk
mempertahanka posisi.

B. Klien laki-laki
1) Bantu klien ke posisi Posisi yang nyaman yang memberikan
terlentang dengan kedua paha penampang yang jelas dari daerah
diabduksikan/dibuka. perineum.

14. Selimuti klien. Menghindari pemajaan anggota tubuh


yang tidak perlu dan memelihara
A. Klien perempuan kenyamanan klien.
Selimuti dengan selimut mandi.
Letakkan selimut dengan lipatan
diamond/belah ketupat diatas
klien, satu tepi selimut berada
pada leher klien, tepi-tepi sisi
selimut menutupi setiap sisi
.
lengan dan bagian sisi tubuh,
tepi terakhir barada diatas
perineum.
B. Klien laki-laki
Selimuti bagian tubuh atas
dengan Selimut mandi, dan
tutupi bagian ekstremitas bawah
dengan linen, pajankan hanya
bagian genitalia saja.
15. Posisikan lampu untuk menyoroti
area perineal. (ketika manggunkan
Memberikan identifikasi yang akurat
lampu senter, mintalah seorang
dan pandangan yang jelas dari meatus
asisten untuk memegangi).
uretra.
16. Menggunakan sarung tangan non-
Menurunkan jumlah mikroorganisme
steril, bersihkan area perineal
disekitar meatus uretra dan memberikan
dengan sabun dan air sesuai
kesempatan lebih jauh untuk menilai
kebutuhan, keringkan.
perineum dan batas-batasnya.

17. Untuk laki-laki: ambil spuit berisi


Tunggu beberapa menit sebelum
gel xylocaine (2%). Masukkan
memasukkan kateter sampai agen
ujung spuit kedalam meatus uretra,
anestetik memberikan efek.
dengan memegang penis secara
mantap dan tegak lurus. Secara
perlahan, masukkan gel kedalam
uretra. Minta klien untuk
memegangi pangkal penis untuk
mencegah gel keluar.
18. Lepaskan dan buang sarung tangan,
Mencegah transmisi mikroorganisme
lakukan hygiene tangan.
dari meja atau area kerja ke
19. Buka paket yang berisi sistem perlengkapan steril.
drainase, letakkan kantung urine
diatas tepi bawah rangka tempat
tidur, dan bawa selang drainase
keatas antara kedua palang sisi
tempat tidur dan matras (hanya
untuk kateter indwelling).
20. Lakukan hygiene tangan. buka
paket kateterisasi sesuai Petunjuk,
sehingga bagian bawah dari
kontainernya tetap steril.
21. Pakai sarung tangan steril. Memberikan kesempatan kepada
perawat untuk mengatur peralatan steril
tanpa kontaminasi.
22. Atur perlengkapan dalam area
steril. Buka bagian dalam paket
yang terdapat kateternya. Mempertahankan prinsip-prinsip
Tuangkan larutan antiseptik asepsis secara surgikal dan
kedalam kompartemen yang berisi mengorganisasikan area kerja.
lipatan-lipatan kassa steril. Buka
paket steril yang terdapat lubrikan
didalamnya.
23. Lumasi 2-5 cm kateter dari
ujungnya untuk perempuan dan 12-
18 cm untuk laki-laki.
24. Pasang duk steril:
A. Klien perempuan
1) Buatlah lipatan seperti
manset pada ujung atas dari Permukaan luar dari duk yang
duk yang menutupi kedua menutupi kedua tangan tetap steril. Duk
tangan. letakkan duk pada steril menyentuh sarung tangan steril
tempat tidur diantara kedua berarti steril.
paha klien.
2) Ambil duk bolong steril, dan Mempertahankan sterilitas dari
usahakan membuka permukaan pada area kerja.
lipatannya tanpa menyentuh
benda yang tidak steril.
Pasang duk diatas perineum,
dengan megekspos labia, dan
pastikan tidak menyentuh
permukaan yang
terkontaminasi.
B. Klien laki-laki
1) Ada dua metode yang
digunakan untuk memasang Mempertahankan sterilitas dari
duk steril, baergantung pada permukaan pada area kerja.
mana yang lebih disukai.
Metode pertama: pasang duk
diatas kedua paha dan
dibawah penis tanpa
membuka bagian duk bolong
seluruhnya. Metode kedua:
pasang duk diatas kedua paha
tepat Dibawah penis. Ambil
duk bolong, buka lipatannya
dan pasang diatas penis
dengan bagian yang
berlubang terletak tepat
diatas penis.
25. Letakkan baki steril dan isinya
diatas duk steril. memberikan akses yang mudah
terhadap peralatan selama insersi
kateter.
Mempertahankan teknik aseptik selama
26. Bersihkan meatus uretra: prosedur.
A. Klien perempuan
1) Dengan tangan tidak Penampang penuh dari meatus uretra
dominan, membuka labia terlihat. Membuka secara penuh bagian
secara hati-hati untuk labia mencegah kontaminasi meatus
mengekspos secara penuh uretra selama membersihkan.
bagian meatus uretra.
Pertahankan posisi tangan
yang tidak dominan selama
prosedur berlangsung.
2) Dengan menggunakan
forseps/pinset menggunakan Membersihkan daerah perineal
tangan dominan yang steril, menurunkan jumlah mikroorganisme
ambil kassa yang sudah pada daerah meatus uretra.
direndam dengan larutan Penggunaan satu kassa untuk setiap
antiseptik/air steril dan area yang dibersihkan mencegah
bersihkan area perineal, transfer mikroorganisme.
dengan mengusap dari depan Membersihkan area perineal dilakukan
ke belakang dari klitoris dari area yang paling sedikit
menuju anus. Menggunakan terkontaminasi kearea yang paling
kassa baru untuk tiap area, banyak terkontaminasi, tangan dominan
bersihkan sepanjang lipatan tetap steril.
labia, daerah sekitar labia dan
langsung dibagian tengah
meatus uretra.

Butir keputusan kritis: menutup labia


selama area perineal belum selesai
dibersihkan menyebabkan prosedur
membersihkan harus diulang kembali
karena area yang sudah dibersihkan
terkontaminasi.
B. Klien laki-laki
1) Jika klien tidak dikhitan,
tarik kulit pada ujung penis Melepaskan bagian ujung kulit penis
dengan tangan yang tidak atau melepaskan penis secara tidak
dominan. Pegang penis pada sengaja selama membersihkan
batangnya tepat dibawah menyebabkan proses membersihkan
glans. Tarik meatus uretra harus diulang kembali karena area
dengan ibu jari dan telunjuk. tersebut sudah terkontaminasi.
Pertahankan tangan yang
tidak dominan dalam posisi
ini selama prosedur
2) Dengan tangan dominan,
ambil kassa dengan
forseps/pinset dan bersihkan Menurunkan jumlah mikroorganisme
penis. Bersihkan dengan pada meatus uretra dan gerakan saat
gerakan sirkuler dari meatus membersihkan dimulai dari area yang
uretra kearah bagian dasar paling sedikit terkontaminasi kearea
glans. Ulangi membersihkan yang paling banyak terkontaminasi.
sebanyak tiga kali, dengan Tangan dominan tetap steril.
kassa bersih setiap kali.

27. Ambil kateter dengan tangan


dominan kurang lebih 8-10 cm dari
ujung kateter. Pegang bagian
pangkal kateter dengan digulung
secara longgar pada telapak tangan
dari tangan yang dominan
(opsional: dapat juga memegang
kateter dengan pinset).
28. Massukkan kateter
A. Klien perempuan
1) Secara perlahan masukkan
kateter melalui meatus uretra.
2) Masukkan kateter lebih
dalam hingga masuk Uretra perempuan pendek. Keluarnya
sepanjang 5-8 cm pada orang urine mengindikasikan bahwa ujung
dewasa atau hingga urine kateter ada pada kandung kemih atau
keluar dari Pangkal kateter. bagian bawah uretra. Memasukkan
Ketika urine keluar, kateter lebih dalam memastikan letak
masukkan kateter sepanjang kateter dalam kandung kemih.
2-5 cm lebih dalam. Jangan
memaksakan bila ada
tahanan.

Butir keputusan kritis:


jika urine tidak keluar, cek apabila
kateter masuk kedalam vagina. Jika
salah memasukkan, biarkan kateter
dalam vagina sebagai penanda agar
jangan memasukkan kateter
kedalamnya, dan menyimpannya pada
area steril.

3) Tutup kembali labia, dan


pegang kateter dengan Kandung kemih atau kontraksi sfingter
kencang dengan tangan yang dapat menyebabkan ekspulsi kateter
tidak dominan. Kembangkan secara aksidental.
balon jika kateter retensi Pengembangan balon secara berlebihan
digunakan. Hanya masukkan dapat membuatnya pecah atau
air steril sesuai dengan menghambat drainase pada lubang
jumlah yang diindikasikan kateter. Pengembangan balon yang
pada kateter. kurang dapat menyebabkan kateter
B. Klien laki-laki terlepas.
1) Angkat penis keposisi tegak
Lurus (perpendikuler)
terhadap tubuh klien dan Meluruskan saluran uretra untuk
gunakan gerakan mengangkat memudahkan insersi kateter.
yang lembut.
2) Masukkan kateter secara
perlahan melalui meatus
uretra.
3) Masukkan kateter sepanjang
18-23 cm atau hingga urine Uretra laki-laki dewasa panjang.
keluar dari pangkal kateter. Adalah biasa jika menemukan tahanan
Jika dirasakan adanya pada daerah sfingter prostatik. Jika
tahanan, tarik kateter; Jangan merasakan tahanan, perawat harus
memaksakan untuk memegang kateter dengan mantap
memasukannya. Ketika urine melawan sfingter tanpa mendorong
keluar, masukan kateter 2-5 kateter dengan paksa. Setelah beberapa
cm lebih dalam. detik, sfingter berelaksasi, kateter dapat
dimasukkan lebih dalam. Keluarnya
urine mengindikasikan ujung kateter
berada pada kandung kemih atau uretra.
Memasukkan kateter lebih dalam
memastikan letak kateter dalam
4) Turunkan penis dan pegang kandung kemih.
kateter dan amankan dengan Kateter dapat terlepas secara aksidental
tangan yang tidak dominan. oleh kontraksi kandung kemih atau
Letakkan pangkal kateter uretra. Menampung urine mencegah
diatas baki urin. tempat tidur menjadi kotor dan
Kembangkan balon jika memberikan kesempatan untuk
kateter retensi digunakan. mengukur keluaran urine.
Pengembangan balon secara berlebihan
dapat membuatnya pecah atau
menghambat drainase pada lubang
kateter. Pengembangan balon yang
kurang dapat menyebabkan kateter
terlepas.
5) Posisikan kembali kulit pada
ujung penis ke posisi semula. Parafimosis (retraksi dan konstriksi dari
kulit dibelakang glans penis) dapat
terjadi secara sekunder akibat
pemasangan kateter jika kulit yang
ditarik tidak dikembalikan keposisi
29. Lepaskan kateter straight sekali semula.
pakai jika aliran urine berhenti.
Tarik kateter perlahan sampai Membuat sistem tertutup dari drainase
benar-benar terlepas. Untuk urine.
kateterisasi indwelling-
sambungkan pangkal kateter
dengan slang drainase dari kantung
urine. Pastikan lubang drainase
pada bagian bawah kantung
tertutup.kantung drainase harus
diletakkan lebih rendah dari
kandung kemih; pasang pada
rangka tempat tidur, jangan
memasang kantung pada palang
sisi tempat tidur.
30. Kemas peralatan yang sudah
digunakan dan simpan di troli agar
mudah dibuang atau dirapikan
segera.
31. Buka sarung tangan dan lakukan
hygiene tangan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme
32. Fiksasi kateter:
A. Klien perempuan
1) Amankan slang kateter pada
Memfiksasi kateter kebagian paha
bagian dalam salah satu paha
dalam dapat menurunkan tekanan pada
dengan sabuk kateter
uretra, sehingga menurunkan
sehingga pergerakkan paha
kemungkinan cedera ringan dan resiko
tidak akan menyebabkan
infeksi pada saluran kemih.
kateter tertarik.
B. Klien laki-laki
1) Amankan slang kateter pada
Memfiksasi kateter pada bagian bawah
salah satu bagian paha atas
perut dapat menurunkan tekanan pada
atau bagian bawah perut
uretra dipersambungan penis dan
(dengan penis diarahkan
skrotum, sehingga menurunkan
kedada. Kendurkan sebagian
kemungkinan cedera jaringan.
keteter sehingga pergerakkan
paha tidak akan
menyebabkan kateter tertarik.
33. Bantu klien keposisi yang nyaman.
Mempertahankan kenyamanan dan
Bersihkan dan keringkan area
keamanan.
perineal sesuai kebutuhan.
34. Rapikan/buang peralatan, duk, dan
Menurunkan transmisi mikroorganisme
urin pada tempat yang sesuai.
Lakukan hygiene tangan.
35. Palpasi kandung kemih.
Menentukan apakah distensi sudah
berkurang.
36. Tanyakan tentang kenyamanan
klien. Menentukan apakah sensasi
ketidaknyamanan klien atau rasa penuh
pada kandung kemih sudah berkurang.
37. Amati karakteristik dan jumlah
urine pada sistem drainase. Menentukan apakah urine mengalir
38. Pastikan tidak ada kebocoran urine secara adekuat.
dari kateter ataupun sambungan
slang. Mencegah cedera pada kulit klien.

39. Lakukan hygiene tangan saat


meninggalkan tempat tidur klien.

PENCATATAN DAN PELAPORAN


PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
 Laporkan dan catat jenis dan
RUMAH
ukuran kateter yang
 Klien-klien yang dirawat di
dimasukkan, jumlah air yang
rumah mungkin memerlukan
digunakan untuk
kantung urine yang dapat
mengembangkan balon,
difiksasi pada tungkai selama
karakteristik urine, jumlah
beraktivitas disiang hari dan
urine, alasan kateterisasi,
menggunakan kantung
pengambilan spesimen apabila
bervolume besar pada malam
ada dan respon klien terhadap
hari sehingga tidak mengganggu
prosedur dan edukasi pada
tidur.
klien.
 Para klien dapat juga melakukan
 Buat catatan keseimbangan
kateterisasi sendiri dirumah
cairan.
dengan teknik yang bersih.
 Jika kateter pasti masuk pada
kandung kemih dan tidak ada
urine yang diproduksi dalam
waktu satu jam, laporkan segera
pada dokter penanggung jawab.

PEMASANGAN KONDOM KATETER

Pertimbangan Pendelegasian

Memasang sarung atau kondom dapat didelegasikan pada perawat yang belum
terregistrasi, klien sendiri apabila mampu atau pendamping klien/keluarga pada
konteks perawatan di rumah.

 Pastikan bahwa klien/pendamping mengetahui panduan standar


kewaspadaan terkait dengan cairan tubuh.
 Klarifikasi bahwa kulit pada batang penis utuh dan terbebas dari
pembengkakan, kemerahan atau lesi-lesi terbuka sebelum sheath/condom
drainage device dipasang.
 Klarifikasi pemahaman klien/pendamping tentang cara memasang pita
perekat untuk mengamankan sheath/condom drainage device.
 Paket sheath/condom drainage device
- Kondom berbahan lateks/silicon (cek kemungkinan alergi terhadap
bahan karet atau lateks)
- Larutan untuk membersihkan kulit/swab (mungkin diperlukan)
 Kantung urin dengan slang atau sabuk pengaman
 Baskom berisi air hangat dan sabun
 Beberapa handuk dan waslap
 Sarung tangan sekali pakai non-steril
 Selimut mandi
 Gunting atau alat pencukur pribadi (milik klien sendiri)
LANGKAH-LANGKAH RASIONAL
1. Kaji pola eliminasi urin, Para klien yang mengalami
kemampuan klien untuk berkemih inkontinensia memiliki resiko tinggi
secara sukarela dan menahan mengalami kerusakan kulit.
keinginan berkemih.
2. Berikan privasi dengan menutup Mempertahankan harga diri klien.
pintu atau tirai tempat tidur Beberapa laki-laki mungkin kesulitan
3. Kaji status mental klien menahan keinginan berkemih pada
sehinggaedukasi yang tepat terkait malam hari. Edukasi dapat dilakukan
dengan sheath device dapat untuk mengajarkan klien memasang
dilakukan. kondom sendiri.
4. Kaji kondisi penis. Memberikan informasi dasar untuk
membandingkan perubahan kondisi
kulit setelah pemasangan kondom.
5. Kaji pengetahuan klien tentang Mengetahui kebutuhan klien untuk
tujuan pemasangan sheath device. edukasi.
6. Jelaskan prosedur pada klien. Menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kerja sama.
7. Lakukan hygiene tangan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
8. Naikkan tempat tidur pada
ketinggian Meningkatkan keselamatan klien dan
Yang nyaman untuk melakukan penggunaan mekanika tubuh yang
tindakan. Naikkan palang sisi tepat oleh perawat.
tempat tidur pada sisi yang
berlawanan dengan sisi yang
digunakan untuk melakukan
tindakan.
9. Bantu klien keposisi terlentang. Meningkatkan kenyamanan klien dan
Letakkan selimut mandi pada mencegah pemajaan bagian tubuh yang
tubuh bagian atas. Lipatan linen tidak perlu.
sehingga menutupi bagian
ekstremitas bawah; hanya area
genitalia saja yang diekspos.
10. Siapkan paket drainase urin untuk
disambungkan dengan Memberikan akses yang mudah untuk
sarung/kondom. Klem semua peralatan drainase setelah kondom
lubang untuk drainase keluar. dipasang.
Ikatkan kantung urin kerangka
tempat tidur melalui; bawa slang
drainase keatas tempat tidur
melalui palang sisi tempat tidur.
Siapkan kantung urin yang portabel
(dipasang pada tungkai bawah)
jika perlu.
11. Pasang sarung tangan. Kaji ukuran Kondom memiliki berbagai ukuran
kondom yang diperlukan sesuai (diameter dan panjang). Sangat penting
dengan petunjuk dari produsen. untuk menggunakan ukuran yang tepat
untuk kenyamanan sehingga kondom
dapat bertahan sesuai dengan waktu
yang diperlukan.
12. Bersihkan area penis dengan Menghilangkan sekresi yang dapat
sabun dan air atau mintalah klien mengiritasi. Kondom karet/lateks dapat
melakukannya sendiri jika mampu dipakai dengan mudah pada kulit yang
dan keringkan dengan seksama. kering. Perekatnya akan menempel
pada kulit yang kering. Waspadalah
terhadap kemungkinan alergi lateks.

13. Gunting sedikit rambut penis pada Rambut dapat menempel pada kondom
bagian bawahnya. Pada beberapa dan tertarik pada saat melepaskan
kasus, mencukur habis rambut pada kondom atau dapat juga tersangkut
bagian bawah penis mungkin pada saat kondom dipasang.
diperlukan.
14. Buka gulungan kondom ke a rah Memastikan kulit di sekitar glans penis
penis—usahakan untuk tetap menutupi glans untuk
memosisikan glans penis tepat di melindunginya dari perekat di dalam
tengah-tengah di dalam kondom. kondom.
Anda mungkin memerlukan sedikit
tarikan untuk menjaga penis tetap
lurus dalam sarung. Karena bagian
perekat berada di dalam
sarung/kondom, Anda harus sedikit
menekan sarung kebatang penis
sambil membuka gulungannya.
15. Sambungkan slang drainase Memberikan kesempatan urin untuk
kepangkal kondom. Pastikan dapat terkumpul dan diukur. Menjaga
kondom tidak terpililn. Kondom agar klien tetap kering. Kondom yang
dapat disambungkan dengan terpilih dapat menghambat aliran urin.
kantung urin bervolume besar atau
kantung yang dapat difiksasikan
pada tungkai.
16. Letakkan sisa gulungan selang Meningkatkan drainase bebas dari urin.
pada tempat tidur dan amankan di
bawah seprai.
17. Kembalikan klien keposisi yang Meningkatkan kemanan dan
aman, nyaman. Turunkan tempat kenyamanan.
tidur dan pasang palang sisi tempat
tidur dengan benar.
18. Rapikan/buang peralatan yang Menurunkan penyebaran
terkontaminasi. Lepaskan sarung mikroorganisme
tangan dan cuci tangan.
19. Amati drainas eurin. Menentukan apakah proses berkemih
yang normal terjadi
20. Inspeksi penis yang terbungkus
kondom dalam 30 menit setelah Menentukan apakah kondom sudah
pemasangan. Lihat apakah ada dipasang dengan benar
pembengkakan dan perubahan
warna, dan tanyakan pada klien
jika merasakan ketidaknyamanan.
21. Lepaskan dan ganti kondom serta Menunjukkan apakah kondom atau urin
inspeksi kulit pada batang penis menyebabkan iritasi. Pengkajian yang
jika ada tanda-tanda kerusakan atau berkala terhadap sirkulasi darah yang
iritasi minimal sekali sehari saat baik ke glans penis sangat penting
melakukan hygiene dan pada saat untuk menentukan apakah kondom
kondom dipasang kembali dipasang terlalu ketat.

PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
RUMAH
 Catat dan laporkan informasi
 Jika kantung portabel
yang berkaitan: pemasangan
digunakan, kaji tungkai bawah
kondom, kondisi kulit, dan pola
untuk perubahan sirkulasi. Ganti
berkemih.
ke kantung urin yang telah terisi
 Monitor catatan keseimbangan
banyak pada malam hari.
cairan sesuai kebutuhan.
 Ajarkan pada klien bahwa jika
kantung urin terisi penuh, maka
akan menyebabkan kateter
tertarik dan menyebabkan
kondom sulit dipertahankan
keutuhannya.
 Pada beberapa laki-laki sulit
untuk menempelkan perekat
kondom pada kulit. Kelompok
laki-laki seperti ini dapat
memanfaatkan produk khusus
untuk membersihkan kulit dari
minyak dan sisa perekat pada
pemasangan kondom
sebelumnya (dapat di beli dari
produsen kondom), sehingga
membantu merekatkan kondom.

Anda mungkin juga menyukai