Anda di halaman 1dari 6

Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik


Amira Puri Zahra1, Novita Carolia2
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) merupakan obat yang sering diresepkan oleh dokter dan terjual bebas di
masyarakat. Obat ini memiliki efek analgetik, anti-inflamasi, dan anti-piretik sehingga penggunaannya sangat umum di
masyarakat. OAINS terbagi menjadi OAINS konvensional yang tidak selektif dalam menghambat enzim siklooksigenase-1
(COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2), serta OAINS yang selektif terhadap enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Hasil akhir dari
inhibisi terhadap enzim tersebut adalah penurunan produksi prostaglandin dan tromboksan. Prostaglandin merupakan hasil
metabolisme utama dari asam arakhidonat yang dihambat oleh OAINS selektif sehingga proses inflamasi dapat dihambat
dan persepsi nyeri dapat ditekan. OAINS selektif dianggap lebih aman karena bersifat gastroprotektif, namun ternyata
berbagai penelitian menunjukkan bahwa OAINS golongan ini berbahaya bagi pasien dengan penyakit jantung. Artikel ini
merupakan suatu studi literatur bertujuan untuk meninjau mekanisme kerja OAINS baik OAINS konvensional maupun
OAINS selektif, efek samping penggunaan OAINS terhadap sistem kardiovaskular, dan interaksi OAINS dengan obat-obatan
pada sistem kardiovaskular.

Kata kunci: COX, gagal jantung, hipertensi, OAINS

Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs): Gastroprotective vs


Cardiotoxic
Abstract
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are over-the-counter medicatons and commonly prescribed by physicians.
This class of drugs have analgetic, anti-inflammatory, and anti-piretic property so that they are widely used. NSAIDs are
divided into two classes, the conventional NSAIDs which work to inhibit COX-1 enzyme and COX-2 enzyme, and selective
NSAIDs which work to inhibit COX-2 enzyme only. The end products of this inhibition process are the reduction of
prostaglandin and tromboxane synthesis. Prostaglandin is the main metabolism product of arachinodic acid which
inhibitted by selective NSAIDs so that the inflammatory process can be stopped and pain perception can be diminished.
Selective NSAIDs are considered to be harmless because it has gastroprotective property, unfortunatelly some studies
showed that selective NSAIDs are harmful for patients with underlying cardiovascular disease. This article aims to review
the work mechanism of both selective and conventional NSAIDs, side effects of NSAIDs to cardiovascular system, and their
interaction with cardiovascular drugs.

Key words: COX, heart failre, hypertension, NSAIDs

Korespondensi : Amira Puri Zahra, Email : amirapuriz@yahoo.com Alamat : Perumahan Bukit Alam Permai 1 Blok D-11A,
Pramuka, Bandar Lampung

Pendahuluan
Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) prostaglandin dan tromboksan, sehingga ketika
merupakan obat yang sering diresepkan oleh enzim ini dihambat maka asam arakhidonat
dokter serta terjual bebas di masyarakat. Di tidak dapat dikonversi menjadi prostaglandin
Amerika Serikat dan Eropa Barat, peresepan dan tromboksan.1,2
OAINS mencapai hingga 4%-7%, namun data OAINS dikembangkan berdasarkan
penggunaan OAINS di Indonesia belum kemampuannya menghambat kerja kedua
didapatkan. OAINS sering digunakan karena isoform enzim siklooksigenase, baik enzim
efektivitasnya yang baik sebagai analgetik, anti- siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2.3,4
inflamasi, dan antipiretik.1 Efektivitas kerja OAINS yang selektif terhadap enzim
OAINS didapatkan dari kemampuannya siklooksigenase-2 dianggap lebih aman karena
menghambat sintesis prostaglandin melalui memiliki sifat protektif terhadap mukosa
penghambatan kerja enzim siklooksigenase. gastrointestinal, namun ternyata obat ini dapat
Enzim siklooksigenase diketahui bekerja pada memperparah penyakit jantung pada pasien
jalur konversi asam arakhidonat menjadi yang sudah memiliki gangguan fungsi jantung.4
Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 153
Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

Tinjauan literatur ini bertujuan untuk tromboksan. Prostasiklin (prostaglandin I2)


mengetahui patofisiologi yang mendasari memiliki efek anti-trombotik dan dihasilkan
perburukan fungsi jantung pada pasien yang dari sel endotel dengan bantuan enzim
mengonsumsi OAINS dan interaksi berbagai siklooksigenase-2, sedangkan tromboksan
obat kardiovaskular dengan OAINS. Artikel ini dihasilkan oleh platelet dengan bantuan dari
diharapkan dapat menjadi pertimbangan enzim siklooksigenase-1 serta memiliki efek
dalam peresepan obat golongan OAINS pada pro-trombotik.3 Efek inhibisi OAINS
pasien-pasien dengan gangguan jantung. digambarkan pada gambar 1 dibawah ini.

Isi
Struktur molekular dan mekanisme kerja
OAINS Asam Arakhidonat
OAINS merupakan obat anti-inflamasi
yang memiliki struktur molekular yang berbeda NSAID siklooksigenase
dari steroid. Secara kimiawi, OAINS merupakan
senyawa turunan dari asam asetat, asam
Prostaglandin
propionat, pirazol, dan zat kimia lainnya.1
OAINS bekerja dengan menghambat kerja dari
enzim siklooksigenase. Enzim ini berperan
penting dalam jalur metabolisme asam
arakhidonat, yaitu bekerja untuk mengkatalis
perubahan asam arakhidonat menjadi
prostaglandin dan tromboksan.1,3 Terdapat dua Aliran Absorbsi Efek ADH Renin
isoform enzim siklooksigenase yaitu Darah Klorida
siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2. Kedua Renal
enzim ini memiliki struktur yang serupa,
Aldosteron
namun pada bagian substrate binding channel
enzim siklooogsinegase-2 memiliki sisi samping
yang berbeda dengan enzim siklooksigenase-1. Edema Hiponatremia Hiperkalemia
Hal ini lah yang mendasari selektivitas inhibisi BUN
Gambar Hipertensi
1. Efek Inhibisi Prostaglandin Oleh
enzim ini oleh OAINS.4 OAINS
1
Kreatinin
Enzim siklooksigenase-1 terdapat di
platelet, endotelium vaskular, epitelium Efek OAINS terhadap sistem kardiovaskular
gastrointestinal, otak, tulang belakang, dan Efek samping OAINS yang paling umum
ginjal. Enzim ini berfungsi untuk meregulasi diketahui adalah ulkus peptikum, sehingga
fungsi trombosit, proteksi mukosa telah dikembangkan OAINS yang selektif
gastrointestinal, dan proteksi terhadap fungsi menghambat enzim siklooksigenase-2 dan
ginjal jika mengalami gangguan perfusi. Enzim diyakini lebih aman untuk lambung. Namun
siklooksigenase-2 diaktivasi oleh beberapa berbagai penelitian menunjukkan adanya
sitokin dan menginduksi kaskade inflamasi. peningkatan risiko penyakit kardiovaksular
Enzim ini banyak ditemukan di plak pada penggunaan OAINS, sehingga
aterosklerotik, makula densa, dan interstisial penggunaan OAINS saat ini menjadi perhatian
medula ginjal. Enzim ini berperan dalam terutama bagi pasien yang sejak awal sudah
persepsi nyeri serta metabolisme air dan memiliki penyakit kardiovaskular.
garam. Spektrum kerja OAINS terbagi menjadi Dari hasil metabolisme asam
dua yaitu OAINS konvensional yang arakhidonat yang dihambat oleh OAINS,
menghambat kerja kedua isoform enzim prostasiklin memegang peranan penting dalam
siklooksigenase dan OAINS selektif yang hanya patofisiologi terjadinya gangguan
bekerja pada siklooksigenase-2.1,2,4 kardiovaskular akibat OAINS. Berkurangnya
Hasil akhir metabolisme asam kadar prostasiklin dan prostaglandin E2 yang
arakhidonat yang dikatalis oleh enzim bersifat vasodilator dan meningkatnya kadar
siklooksigenase adalah prostaglandin I2 dan tromboksan yang bersifat vasokonstriktor pada
Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 154
Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

penggunaan OAINS yang non-selektif akan yang diakibatkan oleh terhambatnya sintesis
menyebabkan terjadinya trombosis, prostaglandin dapat mengganggu homeostasis
destabilisasi plak ateroma, dan aterogenesis. sistem kardiovaskular sehingga pasien yang
Enzim siklooksigenase-2 dikatahui sebagai memiliki penyakit kardiovaskular akan rentan
sumber utama yang membantu produksi terhadap efek samping dari penggunaan OAINS
prostasiklin, yang memiliki efek kardioprotektif ini.2 Inhibisi enzim siklooksigenase-2 juga
pada cedera reperfusi pada kondisi iskemia.4,5 menyebabkan eksaserbasi gagal jantung dan
Prostaglandin I2 (prostasiklin) memiliki hipertensi, serta remodelling ventrikel
peran yang penting dalam fisiologis ginjal, jantung.5 Selektivitas OAINS digambarkan pada
sehingga penghambatan sintesisnya dapat gambar 2 di bawah ini.4
menyebabkan retensi cairan. Retensi cairan

4
Gambar 2. Selektivitas OAINS

OAINS golongan semiselektif (contohnya Levesque dkk (2006) menunjukkan adanya


diklofenak dan meloksikam) dan non-selektif peningkatan risiko infark miokard pada
(contohnya ibuprofen dan naproxen) penggunaan OAINS selama 9 hari oleh
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. kelompok usia lansia.6 Hal ini menunjukkan
Suatu meta-analisis dari uji klinis menunjukkan bahwa penggunaan jangka pendek tetap
adanya peningkatan risiko penyakit vaskular berisiko tinggi mengalami gangguan
sebesar 3x pada pasien yang menggunakan kardiovaskular.
OAINS selektif dibandingkan kelompok Penelitian oleh APPROVe (Adenomatous
plasebo. Diklofenak meningkatkan risiko Polyp Prevention On Vioxx) menunjukkan
penyakit koroner sebesar 1,41 kali lebih besar adanya peningkatan risiko penyakit
dibandingkan plasebo, sedangkan ibuprofen kardiovaskular pada pasien yang mengonsumsi
sebesar 2,22 kali lebih besar. Meta-analisis rofecoxib sehingga menyebabkan rofecoxib
tersebut menunjukkan bahwa naproxen dosisi ditarik dari pasaran obat di Amerika Serikat.
tinggi tidak berhubungan dengan peningkatan Pasien yang mengonsumsi rofecoxib dengan
risiko penyakit vaskular (RR 0,93; 95%CI 0,69- dosis 50 mg/hari akan berisiko 5x lebih besar
1,27) maupun penyakit koroner (RR 0,84; 95% mengalami kejadian tromboemboli
CI 0,52-1,35).4,5 Penelitian oleh Nussmeier dkk dibandingkan kelompok yang mengonsumsi
(2005) menunjukkan peningkatan risiko naproxen, serta berisiko 2x lebih besar
penyakit kardiovaskular dalam 10 hari mengalami kejadian tromboemboli dengan
penggunaan OAINS selektif, penelitian lain oleh
Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 155
Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

dosis 25 mg/hari dibandingkan kelompok derajat I-II menunjukkan bahwa terjadi


plasebo.4 interaksi kompetitif antara penghambat ACE
(analapril dan lisinopril) dan OAINS. Suatu studi
OAINS menyebabkan hipertensi kohort retrospektif terhadap 2640 pasien
OAINS yang selektif terhadap enzim hipertensi oleh Aljadhey dkk menunjukkan
siklooksigenase-2 berisiko lebih besar untuk adanya peningkatan tekanan darah sistolik
menyebabkan hipertensi. Penghambatan pada pasien yang mengonsumsi ibuprofen
enzim siklooksigenase-2 berhubungan dengan dibandingkan asetaminofen.9
berkurangnya produksi prostaglandin E2. Jika Selain penghambat ACE, OAINS juga
produksi prostaglandin E2 berkurang maka berinteraksi dengan digoxin. Hasil penelitian
akan terjadi penurunan ekstresi natrium harian menunjukkan bahwa konsumsi ibuprofen dan
melalui urin sebesar 30%-50%. Pada pasien indometachin pada pasien yang mengonsumsi
dengan fungsi ginjal yang normal, akan terjadi digoxin akan meningkatkan kadar digoxin di
adaptasi pada ginjal untuk meningkatkan dalam darah, sehingga penggunaan OAINS
ekskresi natrium sehingga homeostasis pada kelompok pasien yang mengonsumsi
natrium di dalam tubuh dapat dipertahankan, digoxin harus berhati-hati. OAINS juga
namun pada pasien yang mengalami penyakit berinteraksi dengan obat anti-hipertensi
ginjal kronik proses adaptasi ini terganggu golongan penghambat beta, yaitu melalui efek
sehingga dalam waktu 1-2 minggu setelah penghambatan sintesis prostaglandin endogen
mengonsumsi OAINS akan terjadi retensi air dan inhibisi aktivitas renin plasma. Suatu
dan garam dalam jumlah yang cukup banyak. penelitian menunjukkan adanya peningkatan
Hal ini menyebabkan terjadinya edema, tekanan darah sebesar 6,2 mmHg pada pasien
hipertensi, hingga gagal jantung pada kasus yang mengonsumsi penghambat beta dan
yang berat.4 OAINS. Dari seluruh obat antihipertensi,
Dua meta-analisis menunjukkan bahwa diketahui hanya obat penghambat kanal
OAINS dapat meningkatkan tekanan darah kalsium yang cukup efektif dan tidak
dengan tekanan arteri rerata (mean arterial berinteraksi dengan OAINS.1,8,9
pressure) sebesar 3,3 mmHg dan 5 mmHg pada OAINS dan gagal jantung
pasien hipertensi. Pada pasien hipertensi yang Penelitian epidemiologi menunjukkan
mengonsumsi dua obat antihipertensi, OAINS bahwa konsumsi OAINS tidak berhubungan
dapat meningkatkan tekanan arteri rereta dengan peningkatan risiko terjadinya gagal
sebesar 6 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa jantung pada orang yang tidak memiliki
pemberian OAINS pada pasien hipertensi yang penyakit jantung sebelumnya, namun
mengonsumsi obat antihipertensi akan dilaporkan bahwa edema terjadi pada 5%-10%
menurunkan efektivitas obat antihipertensi pasien yang mengonsumsi OAINS baik OAINS
yang dikonsumsi.1 Selain menghilangkan non-selektif maupun yang selektif. Penyebab
efektivitas obat antihipertensi, OAINS juga edema ini kemungkinan karena hipertensi,
dapat berinteraksi dengan obat antihipertensi peningkatan permeabilitas kapiler, dan retensi
golongan penghambat ACE, ARB, dan diuretik. natrium. Hal ini dianggap sebagai efek samping
Interaksi ini menyebabkan terjadinya gagal terhadap ginjal dari penggunaan OAINS. Hasil
ginjal akut sebesar 25,9%. Efek samping lainnya pemeriksaan juga tidak menunjukkan adanya
yang dapat terjadi karena interaksi ini antara disfungsi jantung pada pasien yang mengalami
lain ialah hiponatremia dan hiperkalemia, efek edema akibat konsumsi OAINS, sehingga dapat
samping ini khususnya terjadi pada pasien disimpulkan bahwa OAINS tidak secara
lansia. 7,8 langsung menyebabkan terjadinya gagal
Interaksi OAINS dengan pengambat ACE jantung pada pasien tanpa gangguan
terjadi karena efek inhibisi prostaglandin dan kardiovaskular sebelumnya.1
supresi aktivitas renin plasma. Hipotesis lain Untuk pasien dengan gagal jantung
menyebutkan adanya faktor vasodilatif, seperti kongestif, penggunaan OAINS dapat
kinin, yang secara parsial menghambat kerja memperparah dan mengeksaserbasi gagal
penghambat ACE.1 Penelitian oleh Savonkov jantung. Hal ini dibuktikan dari studi Rotterdam
dkk terhadap 30 pasien dengan hipertensi yang menunjukkan adanya peningkatan risiko
Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 156
Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

rekurensi sebesar 10 kali lipat pada pasien siklooksigenase-2. Efektivitas dan efek samping
gagal jantung yang mendapatkan satu resep yang timbul dari konsumsi OAINS berhubungan
OAINS (RR 9,9; 95% CI 1,7-57). Patofisiologi dengan sintesis prostaglandin dan tromboksan
yang mendasari terjadinya eksaserbasi gagal yang dipengaruhinya. OAINS yang selektif
jantung adalah inhibisi produksi prostaglandin terhadap enzim siklooksigenase-2 lebih aman
menyebabkan terjadinya retensi natrium dan bagi pasien dengan gangguan fungsi lambung
air, meningkatkan resistensi vaskular sistemik, karena bersifat protektif terhadap
dan menurunkan respon tubuh terhadap gastrointestinal, namun OAINS golongan ini
diuretik. Penelitian oleh Gislason dkk dapat berbahaya bagi pasien yang memiliki
menunjukkan adanya hubungan dosis dengan penyakit kardiovaskular (gagal jantung,
peningkatan risiko perawatan di rumah sakit hipertensi, penyakit ginjal, dan infark miokard).
untuk gagal jantung dan infark miokard, serta Selain dapat memperburuk fungsi jantung,
semua penyebab mortalitas untuk pasien yang OAINS juga dapat berinteraksi dengan obat-
mengonsumsi rofecoxib, celecoxib, ibuprofen, obat kardiovaskular sehingga menurunkan
diclofenac, dan naproxen. Oleh sebab itu The efektivitas obat-obat tersebut.
American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association HF Simpulan
merekomendasikan bahwa obat golongan OAINS harus dihindari dan dihentikan
OAINS harus dihindari atau dihentikan pemakaiannya pada pasien dengan penyakit
penggunaannya pada pasien gagal jantung.10 kardiovaskular seperti gagal jantung dan infark
miokard. Penggunaan OAINS pada pasien
Ringkasan hipertensi harus berhati-hati karena OAINS
Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dapat menurunkan efektivitas obat
bekerja sebagai analgetik, anti-inflamasi, dan antihipertensi sehingga tekanan darah menjadi
anti-piretik dengan menghambat enzim tidak terkontrol. Jika tidak dapat dihindari
siklooksigenase. OAINS terbagi menjadi dua pemakaiannya, obat antihipertensi yang tidak
berdasarkan selektivitas kerjanya yaitu OAINS berinteraksi dengan OAINS adalah obat-obatan
konvensional yang menghambat enzim dari golongan penghambat kanal kalsium,
siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2, serta sehingga penggunaan OAINS pada pasien ini
OAINS selektif yang hanya menghambat enzim masih dapat dipertimbangkan.

Daftar Pustaka
1. Stollberger C, Finsterer J. Nonsteroidal 5. Marsico F, Paolillo S, Filardi PP. NSAIDs
anti-inflammatory drugs in patients with and cardiovascular risk. J Cardiovasc
cardio- or cerebrovascular disorders. Z Med. 2017; 18(1):40-3.
Kardiol. 2003; 92(1):721-9. 6. Olsen AS, Fosbol EL, Gislason GH. The
2. Feenstra J, Heerdink ER, Grobbee DE, impact of NSAID treatment on
Stricker BH. Association of nonsteroidal cardiovascular risk-Insight from Danish
anti-inflammatory drugs with first Observational Data. Basic & Clinical
occurence of heart failure and with Pharmacology & Toxicology. 2014;
relapsing heart failure: the Rotterdam 115(1):179-84.
Study. Arch Interns Med. 2002; 7. Fournier JP, Sommet A, Durrieu G,
162(3):265-79. Poutrain JC, Mestre ML, dkk. Drug
3. Pawlosky N. Cardiovascular risk: Are all interactions between antihypertensive
NSAIDs alike?. Clinical Brief. 2013; drugs and non-steroidal anti-
146(2):80-83. inflammatory agents: a descriptive study
4. White WB, Cruz C. Impact of NSAIDs on using the French Pharmacovigilance
cardiovascular risk and hypertension. database. Fundamental & Clinical
Italian Journal of Medicie. 2011; Pharmacology. 2014; 28(1):230-5.
5(1):175-83. 8. Zwieten PA. Interactions between
antihypertensive agents and other drugs.

Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 157


Amira Puri Zahra & Novita Carolia | Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Gastroprotektif vs Kardiotoksik

European Society of Hypertension


Scientific Newsletter. 2003; 4(17):1-2. 10. Robert L, O’Braynt CL, Cheng D, Dow TJ,
9. Albishri J. NSAIDS and hypertension. Ky B. Drugs that may cause or
Anesth Pain & Intensive Care. 2013; exacerbate heart failure. Circulation.
17(2):171-3. 2016; 134(1):1-39.

Majority | Volume 6 | Nomor 3 | Juli 2017| 158

Anda mungkin juga menyukai