Anda di halaman 1dari 19

NON STEROID ANTI

INFLAMMATORY DRUGS
(NSAID)
Sarasukma Maharani – 2002612130

Kepaniteraan Klinik Madya (KKM)


SMF/ Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
FK Unud/ RSUP Sanglah Denpasar
Periode 2021
DEFINISI

NSAID  suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda


nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang).
NSAID/AINS bukan tergolong obat-obatan jenis narkokita.

NSAID dibagi menjadi dua kategori besar berdasarkan spesifisitas


kerjanya, yaitu inhibitor COX-1 yang tidak spesifik dan inhibitor COX-2
yang spesifik.

ASPIRIN COX-1 COX-2


MEKANISME KERJA NSAID
ENZIM SIKLOOKSIGENASE (COX)
 Enzim siklooksigenase (COX)  suatu enzim
yang mengkatalisis sintesis prostaglandin dari
asam arakhidonat.
 Memiliki dua isoform:
1. Isoenzim COX-1  memiliki 576 asam amino,
tiga oligosakarida
2. Isoenzim COX-2  memiliki 581 asam amino,
memiliki empat oligosakarida
• COX memiliki tiga domain, yakni domain faktor
pertumbuhan epidermal, domain penempelan
membran, dan domain terbesar yakni domain
katalitik
• COX memiliki dua tempat aktif, yakni tempat
aktif siklooksigenase dan tempat aktif
peroksidase.
PERBEDAAN ISOENZIM COX-1 DAN COX-2
NO COX-1 COX-2
1. Mengatur fungsi-fungsi fisiologis  Hanya diekspresikan bila ada rangsangan
perlindungan terhadap mukos lambung, inflamasi saja. Ekspresinya dengan cepat
agregasi platelet, dan pengauran fungsi ginjal. diinduksi oleh sel inflamasi dalam menanggapi
rangsangan pro-inflamasi seperti sitokin,
growth factors, tumor promoting agents,
bakteri endotoksin

2. Gen COX-1 bernama Ptgs-1  mengkode RNA Gen untuk COX-2, Ptgs-2, teraktivasi terutama
mRNA sepanjang 2,8 kb yang stabil ketika ada rangsangan mediator inflamasi atau
endotoksin bakteri di jaringan.

3. Enzim COX-2 bersifat unik karena memiliki


sensitivitas lebih tinggi terhadap
hidroperoksida dibanding COX-1 sehingga
mampu bekerja pada konsentrasi asam
arakidonat yang lebih rendah dibanding COX-1
KARAKTERISTIK UMUM NSAID

 Tahun 1971, Vane dkk menemukan


bahwa aspirin dan indomethacin
menghambat produksi prostaglandin
dengan cara memblokir aktivitas COX 
sejak saat itu, dikenal istilah
Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs
(NSAID).
 NSAID termasuk dalam kelompok obat
yang paling sering diresepkan di dunia.
 Kelompok obat ini mencakup aspirin,
penghambat COX nonselektif, dan
penghambat COX selektif. Mereka
memiliki kemampuan umum sebagai
analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik.
FARMAKOKINETIK NSAID

 NSAID yang diberikan secara peroral sangat cepat diabsorpsi, biasanya


dalam 15-30 menit. Setelah diabsorpsi, 90% obat akan berikatan dengan
albumin dan beredar bersama

 Hati akan metabolisme hampir semua NSAID dan ekskresinya akan melalui
ginjal atau empedu. Sirkulasi enterohepatik terjadi ketika NSAID atau
metabolitnya diekskresi ke empedu dan terserap kembali di usus.

 Penurunan fungsi ginjal akan memperpanjang waktu paruh obat sehingga


dosis obat mungkin perlu dikurangi. Gangguan hati akan menghambat
metabolisme NSAID sehingga meningkatkan toksisitas obat.
FARMAKODINAMIK NSAID
 NSAID terutama bekerja dengan menghambat jalur COX  NSAID bekerja secara
reversibel dengan mencegah pertemuan asam arakidonat dengan tempat aktif enzim
COX sehingga biosintesis prostaglandin dapat dihambat.

 Kecuali aspirin  aspirin bekerja dengan mengasetilasi Ser-530 di COX-1 dan SER-
516 di COX sehingga efeknya ireversibel.

 Beberapa NSAID memiliki efek kerja tambahan  menghambat kemotaksis,


mengurangi produksi interleukin-1, dan mengurangi produksi radikal bebas.

 NSAID menurunkan sensitivitas pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamin,


mempengaruhi produksi limfokin dari limfosit T, dan melawan vasodilatasi yang
terjadi saat inflamasi.

 Kebanyakan NSAID juga bersifat mengiritasi lambung, nefrotoksik (karena


penghambatan terhadap prostaglandin yang berperan dalam autoregulasi aliran
darah ginjal), dan hepatotoksik

OBAT-OBAT
GOLONGAN NSAID
ASAM KARBOKSILAT

• Lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin  obat golongan


analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan
dan digolongkan dalam obat bebas.
• Ada dua sediaan salisilat  natrium salisilat dan aspirin
• Aspirin dapat menekan rangsangan nyeri pada area
subkorteks (thalamus dan hipothalamus)

Aspirin mempunyai 3 kerja terapeutik utama yaitu:


• Mengurangi inflamasi  menghambat siklooksigenase,
menurunkan pembentukan prostaglandin
• Mengurangi nyeri  menurunkan sintesis PGE2  menekan
sensasi nyeri
• Mengurangi demam  terjadi bila titik pengaturan pusat
termoregulasi dalam hipotalamus anterior meningkat.
DERIVAT PIRAZOLON

• Obat yang termasuk golongan ini  fenilbutazon,


oksifenbutazon, anti-pirin, aminopirin dan dipirin.

• Dipiron hanya diguankan sebagai analgesik-antipiretik


karena efek inflamasinya yang rendah. Antipirin dan
aminopirin sudah tidak digunakan lagi karena tingkat
toksisitas yang lebih tinggi dari dipiron.

• Obat ini memiliki waktu paruh yang sangat panjang 50-


65 jam sehingga muncul reaksi yang meruigkan seperti
diskrasi darah seperti agranulositosis da anemia
aplastik dan akumulasi obat terjadi.
ASAM ASETAT ASAM PROPIONAT

• Obat yang masuk golongan ini 


• Kelompok obat ini  etadolak, ibuprofen, fenoprofen, flurbiprofen,
diklofenak, indometasin, ketolorac dan ketoprofen, naproxen, naproxen sodium
nebutamen. dan oxaprosin.

• Indikasi  penanganan simtomatik


• Obat-obat ini bekerja dengan
artritis rheumatoid, osteoartritis,
menghambat siklooksigenase secara spondylitis ankilosa, dan artritis pirai
reversible. akut, tendinitis, bursitis akut dan untuk
dismenorea primer.
FENAMAT

• Obat golongan ini memiliki sifat


antiradang, antipiretik dan analgesik
• Efek samping  melibatkan sistem
saluran cerna seperti dyspepsia atau
rasa tidak nyaman pada saluran cerna
bagian atas sehingga
dikontraindikasikan pada pasien
dengan riwayat penyakit saluran
cerna.
OXYCAM

• Obat-obatan yang masuk golongan ini adalah


piroksikam dan meloksikam  digunakan untuk
mengobati RA, ankilosis spondylitis, dan OA
• Memiliki waktu paruh yang panjang, ini yang
menyebabkan obat ini hanya diberikan sekali sehari

• Piroksikam adalah obat anti radang yang efektif  dapat


menghambat aktivitas neutrophil yang tidak tergantung
pada kemampuannya untuk menghambat
siklooksigenase.
• Meloksikam adalah suatu enolkarboksamid yang
berkaitan dengan piroksikam, tetapi lebih cenderung
menghambat COX-2 daripada COX-1.
COXIB

• Celecoxib diabsorbsi dengan mudah mencapai konsentrasi


puncaknya dalam waktu 3 jam. Obat ini dimetabolisme secara
ekstensi dalam hati sitokrom P450 (CYP2C9) dan diekskresikan
dalam feses dan urin.

• Waktu paruh obat ini sekitar 11 jam Efek samping obat dari
golongan ini berupa sakit keplaa, dyspepsia dan nyeri abdomen.

• Kontraindikasi  pada pasien dengan alergi terhada sulfonamide,


pada pasien dengan riwayat insufisiensi ginjal kronis, penyakit
jantung yang berat, deplesi volume dan gagal hati.
MEMILIH NSAID
 NSAID memerlukan keseimbangan antara efektivitas, harga, keamanan, dan berbagai
faktor personal (seperti interaksi obat, penyakit, kepatuhan, dan jaminan asuransi).
Tidak mungkin ada satu NSAID yang terbaik untuk semua orang, tetapi mungkin ada
satu atau beberapa pilihan NSAID yang cocok untuk satu orang.

 Contoh, efek samping sistem pencernaan dan ginjal membuat penggunaan ketorolac
terbatas.

 Indomethacin dan tolmetin memiliki efek samping terberat sementara salsate, aspirin,
dan ibuprofen memiliki efek samping yang paling ringan. Diclofenac dan sulindac sering
mengakibatkan abnormalitas tes faal hati.

 Untuk pasien dengan masalah ginjal, salisilat tak terasetilasi yang paling aman. Untuk
pasien dengan risiko perdarahan yang tinggi, celecoxib mungkin yang paling baik meski
ada risiko gangguan kardiovaskuler dan harga lebih mahal.
EFEK SAMPING NSAID

Sistem saraf pusat: Hati:


• Sakit kepala, telinga berdenging, pusing • Fungsi hati terganggu, gagal hati
Kardiovaskuler: Kulit:
• Retensi cairan, hipertensi, edema, • Rash, pruritus
infark miokard, gagal jantung kongestif Ginjal:
Pencernaan: • Insufisiensi ginjal, gagal ginjal,
• Nyeri perut, displasia, mual, muntah, hiperkalemia, dan proteinuria
ulkus, perdarahan
Hematologi:
• Trombositopenia, neutropenia, anemia
aplastik
TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai