KETUA:
BAGUS RAHMAT SANTOSO S.Kep.Ners.M.Kep
NIK. 19.44.2009.024
WAKIL KETUA :
EIRENE.E.M.GAGHAUNA. Ns. MSN
NIK. 19.44.2009.020
ANGGOTA:
AINUN JARIYAH (NIM.17IK508)
DEVI CAHYANA (NIM.17IK512)
EKA AGUSTINA (NIM.17IK515)
IVANA ITASIA PUTRI (NIM.17IK524)
NI KOMANG TRI MEGA YANTI (NIM.17IK532)
RAIHANA (NIM.17IK539)
1. Judul : Detaksi Dini Metode Fast Dan Rehabilitasi Pada Pasien Stroke
2. Ketua
a. Nama : Bagus Rahmat Santoso S.Kep.Ners.M.Kep
b. NIK : 19.44.2009.024
c. Jabatan/Golongan : Tenaga Pendidik
d. Program Studi : Ilmu Keperawatan
e. Perguruan Tinggi : STIKES Sari Mulia
f. Bidang Keahlian : Ilmu Keperawatan
g. No. Telp : 0821-5417-1666
h. Alamat Institusi : Jl. Pramuka. Km.6 No. 2 Banjarmasin
3. Anggota Dosen :Eirene.E.M.Gaghauna. Ns. MSN
4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 6 Orang
b. Nama Anggota 1 : Ainun Jariyah
c. Nama Anggota 2 : Devi Cahyana
d. Nama Anggota 3 : Eka Agustina
e. Nama Anggota 4 : Ivana Itasia Putri
f. Nama Anggota 5 : Ni Komang Tri Mega Yanti
g. Nama Anggota 6 : Raihana
h. Mahasiswa yang terlibat : 6 orang
5. Lokasi Kegiatan : Belitung Darat, Kec. Banjarmasin Barat
6. Jumlah Anggaran Yang Diusulkan: Rp. 650.000
Menyetujui
Sekretaris LPPM
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu Dharma Perguruan Tinggi selain pendidikan dan penelitian
adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat, hal ini
berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal 24 UU Diknas yang
menyatakan bahwa adanya otonomi oleh Perguruan Tinggi untuk mengelola
sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,
penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan
Tinggi itu sendiri merupakan tiga sumber utama pendapatan institusi.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya melakukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki
kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui
peningkatan kesehatan.Contoh upaya peningkatan derajat kesehatan adalah
penyuluhan tentang deteksi dini dan rehabilitasi stroke, karena stroke semakin
meningkat dan merupakan penyebab kematian serta kecacatan tertinggi di
Indonesia yang berdampak secara sosioekonomi. Penyakit stroke dapat
dicegah dengan deteksi dini dan pengendalian faktor risiko.
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang
dihadapi hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke
yang mendadak dapat mengakibatkan ke matian, kecacatan fisik dan mental
baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian
akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah
tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan
tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah
dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi
glikoprotein, yang merupakan pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar
1
glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan
meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme
glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak (Rico dkk, 2008).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di
Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi
yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan
terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi
stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki (7,1%) dibandingkan
dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di
perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%).
Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun
2013, prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis
memiliki gejala stroke. Prevalensi kasus stroke tertinggi terdapat di Provinsi
Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan
Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan
perempuan hampir sama (Kemenkes, 2013).
Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tercatat sebagai daerah yang
warganya banyak menderita hipertensi dan menduduki peringkat tertinggi di
Indonesia. Semua terjadi karena pola makan dan pola hidup warga Kalsel
yang menyukai makanan manis, berlemak, serta asin yang tidak diimbangi
dengan sayur mayur serta olahraga yang cukup.
Hal itu diungkapkan, Kepala Seksi Pengamatan dan Penyakit
Imunisasi dan Kesehatan Matra Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kalimantan
Selatan, dr Sri Wahyuni. Ia mengatakan Kalsel tercatat sebagai daerah dengan
penderita hipertensi tertinggi nasional. Semua terjadi karena pola makan dan
pola hidup yang salah.
“Kebanyakan menyukai makanan manis, berlemak, serta asin. Tapi tidak
diimbangi dengan mengonsumsi sayur mayur serta olahraga,” ujar Sri
Wahyuni, Rabu (1/3). Jadi tid
2
ak heran juga, kalau Kalsel juga tercatat sebagai daerah yang punya indek
tingkat kematian akibat stroke tertinggi nasional.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar, beberapa penyakit tidak menular
yang menjadi penyebab kematian di Kalsel yaitu, diabetes melitus 2 persen
dari jumlah penduduk, kemudian hipertensi mencapai 30,8 persen, stroke 9,2
persen, kanker 1,6 persen, dan jantung koroner 0,5 persen. Sedangkan data
secara riil penderita hipertensi per kabupaten dan kota di Kalsel tahun 2015
yaitu, Kota Banjarmasin merupakan tertinggi penderita hipertensi yaitu
18.730 penderita, disusul Tanah Laut sebanyak 14.121 orang penderita.
3
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
sebagai berikut.
1. Memberikan pelatihan tentang Deteksi Dini Metode Fast Dan
Rehabilitasi Pada Pasien Stroke , di harapkan siswa anggota PMR
mampu memahami dan menerapkan bagaimana cara deteksi dini dan
rehabilitasi pasien stroke tersebut.
2. Pemberian pelatihan tentang deteksi dini (FAST) dan ROM, diharapkan
siswa anggota PMR mampu memahami dan mengetahui serta
mempraktekanapa yang telah diajarkan.
3. Menunjukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian dosen
dan mahasiswa STIKES Sari Mulia pemberian Pengabdian Kepada
Masyarakat.
B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
sebagai berikut.
1. Menambah pengetahuan siswa anggota Pmr di Sman 6 Banjarmasin
Kelurahan Belitung utara Banjarmasin tentang Deteksi Dini Metode
Fastserta mengetahui tentang rehabilitasi stroke dengan ROM sehingga
dapat membantu siswa anggota PMR melakukan edukasi tersebut kepada
keluarganya dan masyrakat sekitar untuk mengurangi angka kejadian
stroke berkelanjutan.
2. Diharapkan para siswa anggota PMR dapat mengatahui tentang deteksi
dini stroke dengan metode FAST dan rehabilitasi pasien stroke dengan
ROM mulai dari sekarang.
3. Artikel ilmiah yang dapat diterbitkan dalam jurnal nasional atau
internasional.
4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
5
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A Anggaran Biaya
No. Uraian Jumlah
1. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan Rp. 550.000
2. Perjalanan Rp. 50.000
3. Lain-lain Rp. 50.000
Jumlah Biaya Rp. 650.000
B Jadwal Kegiatan
Bulan Juli –Agustus 2018
Uraian Kegiatan
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
Penyusunan Laporan
Survey Lapangan
Sosialisasi/Edukasi
Hasil Akhir Laporan
6
BAB V
PEMBAHASAN
7
BAB VI
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC.
9
Lampiran 1
Anggaran Biaya
1. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan
No. Bahan Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Konsumsi peserta 40 kotak @Rp. 10.000 Rp. 400.000
3. Spanduk 1 buah @Rp. 40.000 Rp. 40.000
3. Leeflate 40 @Rp. 500- Rp. 20.000
5. Hadiah 3 @Rp. 30.000 Rp. 90.000
Jumlah Biaya Rp. 550.000
2. Perjalanan
No. Jenis Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Bensin 4 buah motor @Rp. 12.500 Rp. 50.000
Jumlah Biaya Rp. 50.000
3. Lain-lain
No. Lain-lain Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Pengolahan Laporan 2 @Rp. 20.000 Rp. 20.000
2. Dana tak terduga @Rp. 30.000 Rp. 30.000
Jumlah Biaya Rp. 50.000
10
Lampiran 2
SUSUNAN KEPANITIAAN PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES SARI MULIA BANJARMASIN
11
Lampiran 3
A. Latar Belakang
Salah satu Dharma Perguruan Tinggi selain pendidikan dan penelitian
adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat, hal ini
berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal 24 UU Diknas yang menyatakan
bahwa adanya otonomi oleh Perguruan Tinggi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian
ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya melakukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki
kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui
peningkatan kesehatan.Contoh upaya peningkatan derajat kesehatan adalah
penyuluhan tentang deteksi dini dan rehabilitasi pada pasien stroke. Deteksi
dini pada pasien stroke adalah salah satu cara untuk mengetahui gejala
stroke agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat waktu. Karena Bagi
pasien stroke, waktu adalah segalanya ketika serangan terjadi. Semakin cepat
pasien mendapatkan penanganan medis, semakin besar pula kemungkinan
untuk menyelamatkan daerah penumbra dari kematian sel (nekrosis) yang
makin meluas dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Salah satu cara untuk mendeteksi dini gejala gejala atau tanda stroke yang
tiba-tiba pada seseorang ialah melalui metode FAST. Berikut ini ialah
penjelasan mengenai metode FAST seperti diungkapkan dokter sekaligus
medical executive dari PT Kalbe Farma Tbk, Brandon Haskel Lie.
F untuk 'Face'
12
Tanda stroke pertama yang bisa diamati pada seseorang ialah sebagian wajah
yang 'jatuh' terkulai sebagian atau face dropping. Mati rasa atau kaku pada
sebagian wajah juga bisa menjadi tanda awal dari stroke. Untuk memastikan
kedua tanda ini, Anda bisa meminta orang yang dicurigai stroke untuk
tersenyum.
"Apakah miring di satu sisi, kanan atau kiri," ujar Brandon dalam Pre-event
GKA-INEF 2017 di Hotel JS Luwansa.
A untuk 'Arms'
Tanda lain dari stroke yang bisa diamati ialah melemahnya tangan yang bisa
diketahui dengan cara meminta orang yang dicurigai stroke untuk mengangkat
kedua tangan. Orang dengan stroke biasanya menunjukkan gejala tidak dapat
mengangkat salah satu tangannya dengan baik (arm weakness).
"Bisa tangan atau kaki, lihat apakah ada yang jatuh.
S untuk 'Speech'
Kesulitan berbicara juga menjadi salah satu tanda stroke. Untuk
memastikannya, Anda dapat meminta orang yang dicurigai stroke untuk
mengulang kata atau frasa sederhana. Orang dengan stroke biasanya tidak
dapat mengucapkan kata atau frasa sederhana dengan baik dan cenderung tak
jelas atau sedikit cadel."Istilahnya pelo,".
T untuk 'Time'
jika salah satu dari gejala tersebut ditemukan pada orang yang dicurigai stroke,
maka tak perlu ragu dan menunda waktu. Brandon mengatakan orang yang
dicurigai stroke tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan terapi atau penatalaksanaan lebih lanjut.
Alasannya, golden period bagi penderita stroke untuk mendapatkan
penyelamatan yang optimal ialah 3-6 jam setelah stroke pertama kali
ditemukan. Penanganan medis yang baru diberikan lebih dari 12 jam setelah
stroke terjadi berisiko menyebabkan cacat permanen yang lebih besar (NICE,
2008).
Rehabilitasi pada pasien stroke sangat penting karena bahwasetelah
serangan stroke" intervensi rehabilitasi dilakukanuntuk memaksimalkan
13
penyembuhan lisik dan kognitif pasien. untuk mencegah terjadinya komplikasi
dan mengurangitingkat ketergantungan pasien pada keluarga paska perawatan"
maka sangat penting dilakukan program rehabilitasimenggunakan latihan range
of motion ( ROM)
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
Jenis ROM
1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan
dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan nilai kekuatan
otot dan rentang gerak yang meningkat tersebut juga memberi jawaban
pada manfaat Range Of Motion (ROM) yaitu memperbaiki tonus otot
meningkatkan mobilisasi sendi dan memperbaiki toleransi otot untuk
latihan ekstremitas dapat mengalami kelemahan atau kelumpuhan dalam
derajat yang berbeda tergantung pada bagian yang terkena dan seberapa
luas sirkulasi serebral yang terganggu.pasien stroke yang mengalami
kondisi imobilisasi dalam jangka waktu lama akan memudahkan terjadinya
14
berbagai komplikasi" diantaranya pembentukan atroli otot kontraktur dan
nyeri sendi" dan dekubitus.
Latihan
Range of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses
rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegahterjadinya
kecacatan pada pasien dengan stroke (Astrid,2011).
B. TUJUAN
1. Setelah mendapatkan edukasi tentang deteksi dini dan rehabilitasi pada
pasien stroke di harapkan siswa anggota Pmr mampu memahami dan
menerapkan bagaimana cara deteksi dini dan rehabilitasi pada penyakit
tersebut.
2. Dari Pemberian edukasi tentang deteksi dini dan rehabilitasi diharapkan
siswa anggota Pmr mampu membantu keluarga ataupun masyarakat
sekitarnya dalam deteksi dini dan rehabilitasi pada pasien stroke
3. Menunjukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian dosen
dan mahasiswa STIKES Sari Mulia
C. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan tentangdeteksi dini dan
rehabilitasi pada pasien stroke.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada bulan Juli
2018
15
No. Tahap Kegiatan
1 Prainteraksi - Menyampaikan salam
( 5 menit) - Mengulangi kontrak yang telah disepakati
- Menjelaskan tujuan
- Memberikan reinforcement positif
2 Interaksi - Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala
(15 menit) stroke
- Menjelaskan cara deteksi dini pada pasien stroke
- Menjelaskan Rehabilitas pada pasien stroke
- Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
- Menjelaskan kembali hal-hal yang belum
dimengerti
- Menanyakan kembali hal-hal yang didiskusikan
bersama
3 Implementasi - Melakukan pelatihan deteksi dini pada pasien
(55 menit) stroke
- Melakukan Pelatihan Rehabilitas pada pasien
stroke
- Melakukan tanya jawab materi dan pelatihan yang
disampaikan
- Memberikan reinforcement positif atas jawaban
siswa yang benar.
16
H. SETTING TEMPAT
Keterangan:
B A : Pemateri
A
C
B,C : Siswa PMR / Peserta
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning
b. Kontrak waktu dengan Kepala sekolah .dan pembina Pmr Sman 6
kelurahanBelitung utara.
c. Menyiapkan media.
2. Evaluasi Proses
a. Siswa menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
b. Siswa memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
c. Siswa aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
a. Siswa mampu menyebutkan pengertian stroke.
b. Siswa mampu menyebutkan 3 penyebab stroke.
c. Siswa mampu menyebutkan dan menerapkan4 tanda dan gejala deteksi
dinistroke sesuai FAST.
d. Siswa mampu melakukan ROM untuk rehabilitasi pasien stroke.
17
Lampiran 4
B. KLASIFIKASI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke
hemorragik. Sebuah prognosis hasil sebuah penelitian di Korea menyatakan
bahwa, 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan prevalensi
berupa hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Berdasarkan
sistem TOAST, komposisi terbagi menjadi 20,8% LAAS, 17,4% LAC, 18,1%
CEI, 16,8% UDE dan 26,8% ODE.
Deteksi secepatnya dalam masa ‘Golden Period’ beberapa jam setelah serangan
stroke sangat berarti bagi kesehatan pasien pasca stroke. Stroke iskemik,
karena penyumbatan harus diberikan obat pengencer darah untuk melancarkan
sumbatan dalam waktu tidak lebih dari 3 jam setelah serangan stroke,
sedangkan stroke hemorragik dimana terjadi pendarahan harus segera
dilakukan pembedahan untuk membersihkan darah dari otak. Jika terlambat
penangannya, maka pasien akan menderita pasca stroke yang lebih berat
(MisbachdalamM. Adib,2009).
18
1. Stroke hemorragik
Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di
otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi di seluruh bagian otak
seperti caudate putamen; talamus;hipokampus; frontal, parietal,
dan occipital cortex; hipotalamus; area suprakiasmatik;cerebellum; pons;
dan midbrain. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang
penderita hipertensi.
Stroke hemorragik terbagi menjadi subtipe intracerebral hemorrhage (ICH),
subarachnoid hemorrhage (SAH), cerebral venous thrombosis, dan spinal
cord stroke. ICH lebih lanjut terbagi menjadi parenchymal
hemorrhage, hemorrhagic infarction, dan punctate hemorrhage.
2. Stroke iskemik
Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur
pembuluh daraharteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh
dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis interna
merupakan cabang dari arteri carotis communis sedangkan arteri vertebralis
merupakan cabang dari arteri subclavia.
C. ETIOLOGI
- Penyumbatan pembuluh darah atau pecah pembuluh darah di otak
- Dislipidemia
- Fibrilasi atrial
- Sickle Cell Disease
- Hiperkoagulabilitas
- Sindroma metabolik
19
E. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang bisa di rubah :
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Kolestrol
- Obesitas
- Merokok
- Kurang Aktivitas
Faktor resiko yang tidak dapat di rubah :
- Usia
- Jenis kelamin
- Keturunan
20
21
F untuk 'Face'
Tanda stroke pertama yang bisa diamati pada seseorang ialah sebagian wajah
yang 'jatuh' terkulai sebagian atau face dropping. Mati rasa atau kaku pada
sebagian wajah juga bisa menjadi tanda awal dari stroke. Untuk memastikan
kedua tanda ini, Anda bisa meminta orang yang dicurigai stroke untuk
tersenyum.
"Apakah miring di satu sisi, kanan atau kiri,"
A untuk 'Arms'
Tanda lain dari stroke yang bisa diamati ialah melemahnya tangan yang bisa
diketahui dengan cara meminta orang yang dicurigai stroke untuk mengangkat
kedua tangan. Orang dengan stroke biasanya menunjukkan gejala tidak dapat
mengangkat salah satu tangannya dengan baik (arm weakness)."Bisa tangan
atau kaki, lihat apakah ada yang jatuh," tambah Brandon.
S untuk 'Speech'
Kesulitan berbicara juga menjadi salah satu tanda stroke. Untuk
memastikannya, Anda dapat meminta orang yang dicurigai stroke untuk
mengulang kata atau frasa sederhana. Orang dengan stroke biasanya tidak
dapat mengucapkan kata atau frasa sederhana dengan baik dan cenderung tak
jelas atau sedikit cadel.
"Istilahnya pelo," jelas Brandon.
T untuk 'Time'
Brandon mengatakan jika salah satu dari gejala tersebut ditemukan pada orang
yang dicurigai stroke, maka tak perlu ragu dan menunda waktu. Brandon
mengatakan orang yang dicurigai stroke tersebut harus segera dibawa ke
rumah sakit untukmendapatkan terapi atau penatalaksanaan lebih lanjut
(NICE, 2008).
22
emas atau golden period, yaitu waktu dimana jika penderita stroke segera
ditangani maka kecacatan dapat lebih mungkin dihindari.
“Golden period pada serangan stroke adalah tiga hingga 4,5 jam dari
terjadinya gejala awal. Dalam kurun waktu tersebut dokter masih bisa
melakukan tindakan yang agresif untuk menghancurkan bekuan darah yang
menyumbat pembuluh darah otak,”.
Jika gejala stroke tidak segera mendapatkan penanganan, maka semakin
banyak jaringan otak yang akan mengalami kerusakan permanen sehingga
kecacatan yang timbul pun bisa semakin berat (Nuartha, 2008)
23
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Kepala
24
EkstrimitasAtas
25
Ekstrimitas Bawah
26
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan nilai
kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat tersebut juga memberi
jawaban pada manfaat Range Of Motion (ROM) yaitu memperbaiki tonus
otot meningkatkan mobilisasi sendi dan memperbaiki toleransi otot untuk
latihan ekstremitas dapat mengalami kelemahan atau kelumpuhan dalam
derajat yang berbeda tergantung pada bagian yang terkena dan seberapa
luas sirkulasi serebral yang terganggu. pasien stroke yang mengalami
kondisi imobilisasi dalam jangka waktu lama akan memudahkan
terjadinya berbagai komplikasi" diantaranya pembentukan atroli otot
kontraktur dan nyeri sendi" dan dekubitus (Astrid,2011).
27
Lampiran 5
Foto Kegiatan
28
Keterangan : Pelatihan Deteksi Dini Dengan Metode Fast
29
Keterangan: Pelatihan Rehabilitasi Pada Pasien Stroke dengan Latihan ROM
30
Keterangan: Pemberian hadiah kepada peserta yang menjawab pertanyaan
menjelaskan materi yang disampaikan
31
Keterangan: Pemberian hadiah kepada peserta yang mepraktikan Rehabilitasi
Pada Pasien Stroke dengan Latihan ROM
32
Keterangan: Foto bersama peserta
33
34
35
36
37
38
39
Lampiran. Nama mahasiswa yang berperan aktif dalam kegiatan PKM
40
41
42