Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANKLE PUMPING EXERCISE DI RUANG POLI ORTOPEDI


RSD dr. SOEBANDI JEMBER

oleh:
Yudha Wahyu Jatmika, S. Kep.
NIM 102311101076

PROGRAM PROFESI NERS (P2N)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/ materi : Latihan Ankle Pumping


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Hari/ tanggal : kamis/16 november 2017
Tempat: Poli Orthopedi RSD dr. Soebandi Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Latihan Ankle Pumping,
klien dan keluarga mampu menerapkan cara melakukan Latihan Ankle
Pumping dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Latihan Ankle Pumping,
diharapkan klien mampu:
a. Memahami konsep Latihan Ankle Pumping;
b. Memahami langkah-langkah Latihan Ankle Pumping;
c. Medemonstrasikan Latihan Ankle Pumping.

3. Pokok Bahasan
Latihan Ankle Pumping.

4. Sub Pokok Bahasan


a. Konsep Latihan Ankle Pumping
b. Langkah-langkah Latihan Ankle Pumping
c. Demonstrasi Latihan Ankle Pumping.

5. Waktu
1 x 20 menit

6. Alat/Bahan yang Digunakan


Leaflet.

7. Model Pembelajaran
a. Jeis Model Pembelajaran : Ceramah dan demostrasi
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok : Menciptakan suasana yang menyenangkan
Mengajukan masalah
Membuat keputusan nilai personal
Mengidentifikasi pilihan tindakan
Memberi komentar
Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Pemateri menyiapkan materi dan membuat media pembelajaran tentang
Latihan Ankle Pumping.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 3 Menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan, 12
a. Pengertian Latihan Ankle menganggapi menit
Pumping dengan
b. Manfaat Latihan Ankle pertanyaan
Pumping
c. Mengajarkan teknik
Latihan Ankle Pumping
d. Mendemonstrasikan
Latihan Ankle Pumping
2. Memberikan kesempatan
pada pasien dan keluarga
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga
untuk menjelaskan kembali
dan mempraktikan materi
yang sudah disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah Memperhatikan 5 menit
diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil pendidikan
kesehatan
3. Memberikan leaflet tentang
Latihan Ankle Pumping
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah Latihan Ankle Pumping?
b. Apakah manfaat Latihan Ankle Pumping?
c. Bagaimana cara melakukan Latihan Ankle Pumping?
Lampiran 4 : SOP

Ankle Pumping Exercise

PSIK
Universitas Jember
Prosedur tetap No No. Revisi: - Halaman:
Dokumen
:
Tanggal Ditetapkan Oleh Ketua PSIK Universitas
terbit: Jember
1. Pengertian ankle pumping exercise merupakan suatu bentuk ambulasi
dini yang dilakukan dengan mengintervensi pergelangan kaki
dengan gerakan fleksi dan ekstensi
2. Tujuan untuk menggerakkan otot yang diimobilisasikan dan
melancarkan peredaran darah distal untuk mencegah
atrofi otot akibat imobilisasi
3. Indikasi 1. Terapi rehabilitasi post operasi
2. Pasien dengan pembengkakan
3. Pasien dengan bedrest/imobilisasi yang lama
4. Pasien dengan DVT
4. Kontra indikasi -
5. Persiapan pasien 1. Memberikan salam, memperkenalkan diri anda.
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Memberi privasi kepada klien
6. Persiapan alat -
7. Cara kerja 1. Atur posisi dengan nyaman
2. Lakukan gerakan mendorong kaki ke atas
3. Lakukan gerakan mendorong kaki ke bawah

4. Lakukan gerakan di atas secara diulang 10 kali


8. Evaluasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
MATERI
Ankle Pumping Exercise

A. Definisi Ankle Pumping Exercise


Latihan Ankle Pumping merupakan suatu latihan isometrik untuk otot betis
dan pergelangan kaki. Ankle pump dapat dilakukan dengan menginstruksikan
pasien untuk melakukan fleksi (dorsofleksi) dan ekstensi (plantarflexi)
pergelangan kaki dan kontraksi otot–otot betis (latihan pemompaan betis),
kemudian instruksikan pasien mempertahankan posisi ini selama 5–10 detik dan
biarkan pasien rileks. Ulangi latihan ini, 10 kali dalam satu jam ketika pasien
terjaga (Smeltzer & Bare, 2002).
Sementara menurut Scott (2011), Ankle pumping dilakukan dengan
mengelevasikan kaki dan mendorong sendi pada pergelangan kaki fleksi–ekstensi
secara berulang–ulang atau menggambarkan huruf A–Z dengan menggunakan
pergelangan kaki diulang 3–4 menit selama 3–5 kali perhari. Pollak (2013)
menambahkan ankle pumping exercise dilakukan dengan menggerakkan
pergelangan kaki secara maksimal ke atas dan ke bawah dan mengelevasikan kaki
apabila ada pembengkakan distal untuk melancarkan aliran darah balik. Gerakan
mendorong kaki ke atas atau ekstensi akan mengkontraksikan otot tibial dan
mendorong kaki ke bawah atau fleksi akan mengkontraksikan otot betis yang
mana akan berpengaruh terhadap massa otot plantar flexor itu sendiri (Pollak,
2013).
Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ankle pumping
exercise merupakan suatu bentuk ambulasi dini yang dilakukan dengan
mengintervensi pergelangan kaki fleksi dan ekstensi yang bertujuan untuk
menggerakkan otot yang diimobilisasikan dan melancarkan peredaran darah distal
untuk mencegah atrofi otot akibat imobilisasi.

B. Manfaat Latihan Ankle Pumping


Adapun manfaat dari ankle pumping adalah
1. Latihan pergelangan kaki bermanfaat dalam melancarkan sirkulasi darah
balik dari distal. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan pembengkakakn
distal akibat sirkulasi darah yang lancar. Selain itu, sirkulasi darah balik
yang baik dapat mencegah kejadian atrofi otot dimana atrofi otot dapat
disebabkan oleh aliran darah yang buruk (Kwon, et al, 2003).
2. Latihan pergelangan kaki dapat mencegah penyakit-penyakit vena, seperti
DVT (Deep Vein Thrombosis), hipertensi vena dan lainnya. Ankle
pumping dilakukan untuk meminimalkan statis vena dan mencegah
thrombosis vena dalam (Eldawati, 2011; Dixy; Brooke; McCollum, 2003).
3. Latihan ankle pumps sebagai salah satu jenis latihan yang dapat
mengembalikan fungsi aktivitas normal otot post operasi penggantian
tulang lutut (Scott, 2011).

C. Pengaruh Latihan Ankle


Atrofi otot plantar flexor pada pasien fraktur dengan traksi disebabkan
akibat penggunaan traksi yang menyebabkan pasien mengimobilisasikan bagian
tubuh yang fraktur sehingga mengakibatkan seluruh otot ekstremitas bawah tidak
dapat berkontraksi. Latihan akan meningkatkan koordinasi intermuskular dengan
meningkatkan kerjasama antara kelompok otot yang berbeda agar terjadi
peningkatan hipertrofi otot yang merupakan restrukturisasi pada jaringan otot
sebagai peningkatan fungsional pada massa otot. Hipertrofi otot secara langsung
berhubungan dengan sintesis material seluler, tertama pada protein elemen
kontraktil yang berhubungan dengan peningkatan jumlah volume mitokondria
dalam sel otot (Hardjono, 2008).
Terdapat dua macam adaptasi dari hasil latihan yaitu pengaruh terhadap
mitokondra, adanya peningkatan aktivitas atau konsentrasi enzim yang terlibat
dalam siklus kreb’s dan sistem transpor elektron (Fox & Bowers, 1993). Latihan
Ankle Pumping berfungsi untuk menggantikan aktivitas otot plantar flexor sehari-
hari yang berfungsi untuk berdiri dan berjalan. Kontraksi otot yang dilakukan
melibatkan sebanyak mungkin motor unit dalam kelompok otot tersebut, terjadi
aktivitas pemendekan jembatan silang komponen aktinmiosin yang diaktifasi oleh
refluk kalsium dalam kepala aktin, serta terjadi tranformasi ATP menjadi ADP dan
Fosfat sebagai sumber energi serta peningkatan aliran darah sebagai mekanisme
kompensasi peningkatan kebutuhan oksigen. Aktivitas ini memberi stimulasi
kepada sel satelit untuk menyeimbangkan proses remodeling otot sehingga terjadi
eleminasi dan dekomposisi protein kontraktil dengan jumlah yang sama. Secara
klinis otot akan dapat mempertahankan kekuatan, massa dan ketahanannya
(Barton & Morris, 2003; Guyton & Hall, 2008; Braddom, 2011).

D. Indikasi dan kontarindikasi Ankle Pumping Exercise


1. Indikasi Ankle Pumping Exercise
a) Terapi Rehabilitasi Post Operasi
Ankle pumping merupakan salah satu jenis terapi yang dapat
mengembalikan fungsi aktivitas normal kaki post operasi penggantian
tulang lutut (Scott, 2011).
b) Pasien dengan pembengkakan.
Ankle pumping membantu melancarkan aliran vena balik sehingga dapat
mengurangi statis pada aliran darah dan mengurangi pembengkakan pada
ekstremitas distal (Kwon, 2003).
c) Pasien dengan bedrest/imobilisasi yang lama.
Pasien dengan bedrest/imobilisasi beresiko tinggi mengalami penurunan
masa otot sehingga perlu dilakukan latihan pergerakan untuk mengurangi
penurunan massa otot (Smeltzer & Bare, 2002).
d) Pasien dengan DVT.
Trombosis/DVT beresiko menimbulkan gangguan pada sirkulasi darah
sehingga akan menimbulkan penurunan konsentrasi oksigen dan
penurunan kadar hemoglobin. Perawat membantu pasien pascaoperatif
fraktur femur melakukan Latihan isometrik (ROM, Ankle Pumping,
Gluteal Set) dan mengatur posisi kaki lebih tinggi, sehingga akan
meningkatkan aliran darah ke ekstermitas dan stasis berkurang. Kontraksi
otot kaki bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga
mempersulit terbentuknya bekuan darah atau DVT (Eldawati, 2011;
Smeltzer & Bare, 2002).
2. Kontraindikasi Ankle Pumping Exercise
Ankle pumping merupakan latihan yang cukup aman dan mudah untuk
dilakukan pada sebagian besar kondisi. Namun menurut Potter and Perry
(2006) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
latihan ini antara lain:
a) Nyeri
Pasien yang mengalami nyeri sedang sampai dengan berat akan
mengalami penurunan toleransi terhadap pergerakan.
b) Kondisi kesehatan pasien
Kondisi emosi pasien dapat meningkatkan perubahan perilaku yang dapat
menurunkan kemampuan untuk melakukan mobilisasi dengan baik. Orang
yang depresi, khawatir, dan cemas sering tidak tahan melakukan aktivitas
sehingga cepat mengalami kelelahan akibat pengeluaran energi yang besar
dari ketakutan dan kecemasannya.
c) Perdarahan
Prinsip penanganan pada kasus perdarahan adalah Rest, Imobilization,
Compress, Elevation (RICE) dimana salah satu tindakan penangan
perdarahan adalah imobilisasi. Latihan ataupun mobilisasi dengan
menggerakkan sebagian anggota tubuh akan meningkatkan perfusi ke
daerah yang digerakkan sehingga dapat meningkatkan tingkat perdarahan
itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai