Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIKA INDUSTRI

Disusun Oleh :
Nama : Amsalinus Suranto Malau
NIM : 18/20300/THP
Kelas : STPK-A
Kelompok : I (Satu)
Acara III : Panas Lebur dan Panas Penguapan
Co. Ass : Miftah Romadon

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
I. JUDUL ACARA III : Panas Lebur dan Panas Penguapan
II. HARI, TANGGAL : Senin, 11 Maret 2019
III. TUJUAN : Menentukan panas lebur dan panas penguapan air
IV. DASAR TEORI
Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase
benda ke keadaan wujud zat yang lain. Wujud zat sendiri merupakan bentuk
– bentuk berbeda yang didapatkan dari berbagai fase materi berlainan.
Fase zat di alam adalah 3 fase yaitu padat, cair dan gas. Zat-zat itu dalam
kondisi suhu dan tekanan tertentu mengalami 3 fase tersebut.Perubahan
wujud zat dapat terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor.
Wujud zat berubah ketika titik tertentu tercapai oleh atam atau senyawa zat
tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk
menjadi padat harus mencapai titik bekunya yaitu 0oC, dan air menjadi gas
harus mencapai titik didihnya yaitu 100oC. Misalnya air juga mengalami hal
seperti itu yaitu dalam keadaan padat, keadaan cair dan padat juga berupa
gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase lain disertai dengan pelepasan
atau penyerapan panas dan seringkali disertai juga perubahan volume
(Jatisulistyo, 2016).
Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan suatu
bendauntuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule. Energi
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tetapi dapat
dirasakan adanya. Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat
dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi yang dapat
dilihat dengan persamaan berikut : Pada umumnya, manfaat energi akan
terlihat setelah berubah bentuk menjadi energi yang lain. Misalnya, energi
listrik akan bermanfaat ketika berubah bentuk menjadi energi cahaya atau
panas. Dalam ilmu fisika energi terbagi dalam berbagai macam jenisnya,
namun disini kita akan membahas mengenai energy kalor/ energi
panas.Panas atau kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu
benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud
bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam
satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas
baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Kalor berpindah dari
benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Misalnya pada air
sumur mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu.
Hal ini menunjukan terjadi perpindahan energi dan benda yang mempunyai
suhu tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih rendah, energi yang
berpindah pada peristiwa di atas adalah kalor.Jadi kalor adalah energi yang
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya
rendah ketika kedua benda bersentuhan. Selanjutnya, apabila kita
menuangkan air panas dalam es batu maka kalor akan mengalir dari air panas
menuju es. Selanjutnya suhu es akan meningkat dan melebur berubah wujud
menjadi air sampai suhunya setimbang.Dari sisi sejarah kalor merupakan
asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie
energy lavoiser (1743 – 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan
Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Ilhang, 2014).
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan
besaran fisika yang memiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat oleh mata,
tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan atau kita ketahui. Pengukuran-
pengukuran kalor sangat berkaitan dengan kalor jenis zat. Pengukuran kalor
menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter.Alat yang digunakan untuk
menentukan atau mengukur kalor adalah kalorimeter. Ada pula yang
menyatakan kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis dari suatu
zat. Kalorimeter teerdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan
(mengukur) kalor. Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis
suatu zat. Jika kalor jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau
dilepaskan dapat dihitung dengan mengukur perubahan suhunya.
Kalorimeter terdirir atas sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah
diketahui sebelumnya. Bejana itu ditempatkan dalam suatu wadah bejana
lain dengan cara dipisahkan (tidak terdapat kemungkinan bersinggungan
secara langsung) diantara kedua bejana tadi diberi isolator yang mencegah
terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar (Riska Fithriani, 2014).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Kalorimeter : 1 buah
2. Termometer batang : 1 buah
3. Multimeter : 1 buah
4. Stopwatch : 1 buah
5. Timbangan Ohaus : 1 buah
B. Bahan :
1. Air : Secukupnya
2. Es : Secukupnya
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Menimbang kalorimeter dengan timbangan ohaus.
2. Memasukkan es kedalam kalorimeter lalu ditimbang.
3. Mengukur suhu es didalam kalorimeter dengan termometer.
4. Menghubungkan kalorimeter dengan multitester sesuai bagian
percobaan.
5. Menekan tombol switch pada multitester, lalu baca tegangan dan arus
pada multitester mulai dari 0 detik, 30 detik, hingga 60 detik.
6. Mengulangi langkah 1 sampai 5 berulangkali sampai 3 kali.
7. Mengenai percobaan panas uap bahan es diganti dengan air dan cara
kerjanya sama.
B. Skematis
1. Ditimbang kalorimeter tanpa pengaduk dengan menggunakan
timbangan ohaus.

2. Dimasukkan es kedalam kalorimeter sebanyak 250 ml lalu


ditimbang.

3. Diukur suhu es didalam kalorimeter denan thermometer.


4. Dihubungkan kalorimeter dengan multimeter sesuai bagan
percobaan.
5. Ditekan tombol switch pada multitester, lalu baca tegangan dan kuat
arus pada multitester mulai dari 0 detik, 30 detik, hingga 60 detik.

6. Diulang langkah 1 sampai 5 sampai 3 kali.


VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Hasil pengamatan
1. Panas lebur
Kegiatan I
Massa awal : 373,5 gr
Massa akhir : 604,4 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 10,5 3,0 28

2. 30 10,6 2,4 16

3. 60 10,6 2,4 6

Kegiatan II
Massa awal : 373,5 gr
Massa akhir : 564 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 10,6 3,0 28

2. 30 10,9 2,4 19

3. 60 10,6 2,4 13

Kegiatan III
Massa awal : 373,5 gr
Massa akhir : 562,7 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 10,5 3,1 28

2. 30 10,6 2,4 16

3. 60 10,9 2,3 7
2. Panas penguapan
Kegiatan I
Massa awal : 373,5 gr
Massa akhir : 541,3 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 10,7 3,1 29

2. 30 10,9 3,0 29

3. 60 11 2,3 29,5

Kegiatan II
Massa awal : 373,5 gr
Massa akhir : 534,4 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 11 2,4 30

2. 30 11 2,3 30

3. 60 11 2,3 30,5

Kegiatan III
Massa awal : 366,2 gr
Massa akhir : 534 gr

No T(s) V I ToC

1. 0 11 2,4 30

2. 30 11,1 2,3 30

3. 60 11 2,3 30,5
B. Perhitungan
1. Panas Lebur (Le )
𝑀𝑎 = (𝑇𝑚 − 𝑇𝑎 ) = 𝑀(𝐿𝑒 + 𝑇𝑎 )
Ma = massa awal
M = massa akhir
Tm = suhu awal
Le = panas lebur
Ta = suhu akhir
Kegiatan I
Ma (Tm − Ta ) = M(Le + Ta )
373,5(28 − 6) = 604,4(Le + 6)
373,5 (22) = 604,4Le + 3626,4
4590,6
Le =
604,4
Le = 7,6 joule
Kegiatan II
Ma (Tm − Ta ) = M(Le + Ta )
373,5(28 − 13) = 564 (Le + 13)
373,5 (15) = 564 Le + 7332
564 Le = 7332 − 5602,5
1729,5
Le =
564
Le = 3,1 joule
Kegiatan III
Ma (Tm − Ta ) = M(Le + Ta )
373,3 (28 − 7) = 562,7(Le + 7)
373,5 (21) = 562,7Le + 3938,9
562,7Le = 3938,9 + 7843,5
3904,6
Le =
556,7
Le = 6,94 joule
 Perhitungan Ralat dan Panas Lebur
Perlakuan Xn Xn –𝑥̅ |Xn -𝑥̅ | |Xn -𝑥̅ |2
1 7,6 1,72 1,72 2,96
2 3,1 -2,78 2,78 7,73
3 6,94 1,06 1,06 1,12
Ʃ 17,64 0 6,56 11,81

 Perhitungan
a. Harga rata-rata (𝑥̅ )
∑𝑋𝑛 17,64
𝑥̅ = == = 5,88
𝑛 3
b. Deviasi rata-rata (a)
∑│𝑋𝑛−𝑥̅ │ 6,56
a= = = 2,19
𝑛 3
c. Devisa standar (s)
2
∑│𝑋𝑛−𝑥̅ │ 11,81
s=√ =√ = 2,43
𝑛−1 2

d. Deviasi standar rata-rata (A)


𝑎 2,19
A= x 100 % = x 100 % = 37,24 %
𝑥̅ 5,88

e. Deviasi standar relatif (S)


𝑠 2,43
S= x 100 % = 𝑥 100% = 41,33 %
𝑥̅ 5,88

f. Hasil Pengukuran
𝑥̅ + a = 5,88 + 2,19 = 8,07
𝑥̅ – a = 5,88 – 2,19 = 3,69
g. Ketelitian
100 - A = 100% - 37,24 % = 62,76 %
2. Panas Penguapan (Lu)
𝑣𝑖𝑡 = ∆𝑚(𝐿𝑢 + (𝑇𝑎 − 𝑇𝑚)
v = tegangan kawat pemanansan
i = kuat arus
t = waktu
∆m = massa akhir − massa awal
Lu = panas penguapan
Tm = suhu awal
Ta = suhu akhir
Kegiatan I
v.i.t = ∆m(Lu + (Ta − Tm))
11 x 2,3 x 60 = 167,8(Lu + (29,5 − 30))
1518 = 167,8(Lu − 0,5)
1518 + 83,9 = 167,8Lu
1601,9
Lu =
167,8

Lu = 9,55 joule
Kegiatan II
v.i.t = ∆m(Lu + (Ta − Tm))
11 x 2,3 x 60 = 160,9(Lu + (30,5 − 30))
1518 = 160,9(Lu + 0,5)
1518 – 80,45 = 160,9Lu
1437,55
Lu =
160,9

Lu = 8,93 joule
Kegiatan III
v.i.t = ∆m(Lu + (Ta − Tm))
11 x 2,3 x 60 = 160,5(Lu + (30,5 − 30))
1518 = 160,5(Lu + 0,5)
1518 – 80,25 = 160,5Lu
1437,75
Lu =
160,5

Lu = 8,96 joule
 Perhitungan Ralat Panas Penguapan
Perlakuan Xn Xn –𝑥̅ |Xn -𝑥̅ | |Xn -𝑥̅ |2
1 9,55 0,4 0,4 0,16
2 8,91 -0,22 0,22 0,048
3 8,96 -0,19 0,19 0,036
Ʃ 27,44 -0,01 0,81 0,244

 Perhitungan
a. Harga rata-rata (𝑥̅ )
∑𝑋𝑛 27,44
𝑥̅ = = = 9,15
𝑛 3
b. Deviasi rata-rata (a)
∑│𝑋𝑛−𝑥̅ │ 0,81
a= = = 0,27
𝑛 3
c. Deviasi standar (s)

∑│𝑋𝑛−𝑥̅ │2 0,244
s=√ =√ = 0,35
𝑛−1 2

d. Deviasi standar rata-rata (A)


𝑎 0,27
A= x 100 % = x 100 % = 2,95 %
𝑥̅ 9,15

e. Deviasi standar relatif (S)


𝑠 0,35
S= x 100 % = 𝑥 100% = 3,82%
𝑥̅ 9,15

f. Hasil Pengukuran
𝑥̅ + a = 9,15 + 0,27 = 9,42
𝑥̅ – a = 9,15 - 0,27 = 8,88
g. Ketelitian
100 % - A = 100% - 2,95 % = 97,05 %
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilaksanakan pada hari kamis 11 Maret
2019 , dan di lakukan di laboratorium fisika, kita mempelajari tentang
panas lebur dan panas penguapan, tujuan dari di adakannya praktikum
panas lebur dan panas penguapan ini agar praktikan dapat menentukan
panas lebur dan panas penguapan air. Sebelum memulai praktikum ini
kita harus menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, alat dan bahan
yang harus kita siapkan antara lain : kalorimeter, termometer batang,
multitester, stopwatch, timbangan ohaus, air dan es batu secukupnya.
Dalam menentukan percobaan ini dengan cara, ada yang namanya
kegiatan. Kegiatan ini terdiri tiga tahap yaitu kegiatan satu, kegiatan
dua, dan kegiatan tiga. Kegiatan tersebut dengan tujuan menghitung
massa awal dan massa akhir.
Peleburan dan penguapan menggunakan tiga buah sampel dari
masing-masing wujud, tiga sampel pada es batu dan tiga sampel pada
air. Selain menggunakan tiga buah sampel untuk dihitung, juga
menggunakan tiga runtutan waktu yang digunakan sebagai waktu
memanaskan es batu maupun air menggunakan pemanas berupa
kalorimeter yang disambung dengan listrik. Ketiga jenis waktu yang
digunakan sebagai percobaan ialah masing-masing 0 detik, 30 detik dan
60 detik pada masing-masing percobaan.
Pada setiap percobaan dilakukan peleburan pada es dan
penguapan pada air, sebelum dilakukan percobaan, dilakukan
penimbangan terlebih dahulu pada masing-masing sampel. Selain itu,
juga dilakukan penimbangan terhadap kalorimeter kosong yang
digunakan sebagai berat awal. Pada penimbangan masing-masing
sampel, hasil penimbangan digunakan sebagai berat sampel yang
apabila dijumlahkan dengan berat awal (berat kalorimeter yang kosong),
maka akan didapat berat akhir. Berat awal, berat sampel dan berat akhir
ini digunakan dalam perhitungan. Setelah ditimbang, sampel dimasukan
kedalam kalorimeter yang kosong untuk dilakukan percobaan. Pada es,
dilakukan percobaan peleburan yakni proses pemanasan yang
mengakibatkan benda berwujud padat menjadi berwujud cair.
Perubahan ini sering disebut dengan pencairan. Sedangkan pada air,
dilakukan percobaan penguapan yakni perubahan benda wujud cair
menjadi berwujud gas. Setelah dilakukan pemanasan sehingga terjadi
peleburan atau penguapan pada masing-masing sampel dalam masing-
masing waktu percobaan, maka dilakukan perhitungan terhadap hasil
yang didapat.
Dari percobaan yang dilakukan hasil pengukuran panas lebur
yaitu pada kegiatan pertama yaitu 7,6 J, kegiatan kedua 3,1 J, dan untuk
kegiatan ketiga 6,94 J. Hasil ralat perhitungan panas lebur adalah rata-
rata sebesar 5,88, (a) sebesar 2,19, (s) sebesar 2,43, (S) sebesar 41,33%,
(A) sebesar 37,24%, 𝑋̅ + a sebesar 8,07, 𝑋̅ – a sebesar 3,69, Dan tingkat
ketelitiannya sebesar 62,76%.Dari data pengukuran panas penguapan
yang diperoleh didapatkan hasil perhitungan untuk kegiatan pertama
9,55 J, kegiatan kedua 8,93 J, dan untuk kegiatan ketiga sebesar 8,96.
Hasil ralat perhitungan panas penguapan adalah rata-rata sebesar 9,15,
(a) sebesar 0,27, (s) sebesar 0,35, (S) sebesar 3,82%, (A) sebesar 2,95%,
𝑋̅ + a sebesar 9,42, 𝑋̅ –a sebesar 8,88. Serta tingkat ketelitiannya sebesar
97,05%.
Kendala pada praktikum kali ini adalah hanya ada 1 buah
calorimeter yang mengakibatkan percobaan penguapan menjadi kurang
efektif katena calorimeter memiliki suhu rendah akibat baru saja
digunakan untuk percobaan peleburan.
IX. KESIMPULAN
Dalam melakukan praktikum panas lebur dan panas penguapan
praktikan dapat membuat beberapa kesimpulan:
1. Peleburan pada benda berwujud padat ialah perubahan wujud zat
dari padat menjadi cair.
2. Penguapan pada benda berwujud cair ialah perubahan wujud zat dari
cair menjadi gas.
3. Perubahan wujud zat ialah dikarenakan penyerapan atau pun
pelepasan kalor pada zat tersebut.
4. Dari percobaan yang dilakukan hasil pengukuran panas lebur yaitu
pada kegiatan pertama yaitu 7,6 J, kegiatan kedua 3,1 J, dan untuk
kegiatan ketiga 6,94 J. Hasil ralat perhitungan panas lebur adalah
rata-rata sebesar 5,88, (a) sebesar 2,19, (s) sebesar 2,43, (S) sebesar
41,33%, (A) sebesar 37,24%, 𝑋̅ + a sebesar 8,07, 𝑋̅ – a sebesar 3,69,
Dan tingkat ketelitiannya sebesar 62,76%.
5. Dari data pengukuran panas penguapan yang diperoleh didapatkan
hasil perhitungan untuk kegiatan pertama 9,55 J, kegiatan kedua
8,93 J, dan untuk kegiatan ketiga sebesar 8,96. Hasil ralat
perhitungan panas penguapan adalah rata-rata sebesar 9,15, (a)
sebesar 0,27, (s) sebesar 0,35, (S) sebesar 3,82%, (A) sebesar 2,95%,
𝑋̅ + a sebesar 9,42, 𝑋̅ –a sebesar 8,88. Serta tingkat ketelitiannya
sebesar 97,05%.
DAFTAR PUSTAKA

Ilhang. 2014. Makalah Kalor Lebur. http://fubaidillah. blogspot.com/2014/04/


makalah-kalor-lebur-es.html. Diakses pada tanggal 30 November
2018, pukul 16.00 WIB.
Jatisulistyo. 2016. Laporan Panas Lebur dan Panas Penguapan. Http://jatisulis
tyo. blogspot.co.id/2016/05/panas-lebur-dan-panas-penguapan.Ht
ml. Diakses pada tanggal 30 November 2018, pukul 16.40 WIB.
Riska, Fithriani. 2014. Laporan Kalorimeter. https://rizkafithriani95. wordpress.
com/2014/05/22/laporan-kalorimeter-fisika/. Diakses pada tanggal
30 November 2018, pukul 17.00 WIB.

Yogyakarta, 13 Maret 2019


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Miftah Romadon) (Amsalinus Suranto Malau)

Anda mungkin juga menyukai