Anda di halaman 1dari 21

Ns. Endah Dessirya, S.

Kep

Jakarta, 25 Januari 2020


Mega Matra Hotel
Pendahuluan
1. WHO memperkirakan 15 juta bayi lahir
prematur setiap tahun
2. Lebih dari 60 % kelahiran prematur
terjadi di Afrika dan Asia
3. Indonesia merupakan peringkat ke lima
setelah India, Cina, Nigeria dan Pakistan
4. Salah satu tantangan bayi prematur
adalah pemberian minum
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum
usia kehamilan 37 minggu

Berdasarkan umur kehamilan (WHO, 2014), bayi


prematur dikategorikan menjadi:
1.Extremely preterm(<28 minggu)
2.Very preterm(<32 minggu)
3.Moderate to late preterm(32 sampai <37
minggu)
Kesulitan Minum
Pada Bayi Prematur
1. Belum berkembangnya
sistem kardiovaskular,
pernapasan, susunan
saraf pusat dan otot-
otot oromotor
2. Gangguan koordinasi
proses menelan dan
bernapas
3. Gangguan kontrol
pergerakan oral (proses
maturasi belum optimal)
 Tian (2014), stimulasi oromotor dini pada bayi premtur
sangat bermanfaat
 Lessen (2011), bayi yang mendapatkan terapi
oromotor akan mampu menerima nutrisi oral penuh
(full feed) 5 hari lebih cepat dibandingkan kelompok
kontrol, serta bayi tersebut memiliki lama hari rawat
2.6 hari lebih singkat
 Bala (2016), stimulasi oromotor yang dilakukan secara
rutin dapat menurunkan durasi penggunaan selang
makan pada bayi prematur
 Rocha et al (2007), stimulasi oromotor dapat
meningkatkan kekuatan menghisap bayi prematur
sehingga menurunkan resiko aspirasi dan desaturasi
 dessirya, dkk (2017), bayi yang dilakukan stimulasi
proses feeding akan mengalami lama hari rawat lebih
cepat 12.2 hari dibandingkan bayi kelompok kontrol
Stimulasi Proses Feeding:
1. Positioning
2. Stimulasi Oromotor
Positioning
Pemberian posisi tidur pada bayi, intervensi
keperawatan yang bertujuan untuk
memberikan dukungan pada postur tubuh,
regulasi diri, dan mencegah kelainan
neuromuskuler pada bayi

Midline control




Stimulasi Oromotor
Stimulasi sensorik otot bibir, rahang, lidah,
langit-langit lunak, laring dan otot pernapasan
yang mempengaruhi fungsi mekanisme
orofaringal yang bertujuan meningkatkan
kekuatan otot mulut dan meningkatkan
kesiapan untuk minum melalui mulut pada
bayi prematur.
1. Check C Stretch
2. Lip roll
3. Lateral Borders of tongue/cheek
4. Lip curl
5. Pijat Gusi
6. Pijat lidah
7. Tree finger jaw control
8. Non-nutritive sucking
Tujuannya: Meningkatkan range of motion dan kekuatan pipi,
serta memperbaiki perlekatan bibir

Lakukan massage otot-otot buccalis , arah massage


membentuk huruf C dari ujung bibir atas, telinga bawag
ke arah bibir awah sebanyak 4 kali
Memperbaiki range of motion dan perlekatan bibir

1. Massage bibir tengah bagian atas ke arah


kanan ujung bibir sebanyak 4 kali kemudian
massage bibir tengah bagian atas ke arah kiri
ujung bibir sebanyak 4 kali
2. Tekan dengan lembut bagian tengah bibir atas
dan bibir bawah bergantian
Memperbaiki range range of motion lidah,
merangsang proses menelan dan memperbaiki
proses menghisap

Letakkan jari pada sisi kiri gusi atas, tekan perlahan


menuju gusi sisi kanan. Pindah ke gusi bawah
(hingga membentuk suatu lingkaran), tekan
perlahan menuju gusi kiri.
Memperbaiki kekuatan dan range of motion lidah, merangsang
proses menelan, dan memperbaiki proses menghisap

Massage lidah dari kiri ke kanan sebanyak 4 kali ,


kemudian sentuh langit-langit dan lidah bagian
tengah
Mendukung proses non-nutritive sucking, memperbaiki
proses mengisap

Letakkan empeng atau jari di dalam mulut dan biarkan bayi


mengisap
Literature
 Bala, P., Kaur, K., Mukhopadhyay, K., Kaur, S. (2016). Oromotor stimulation for transition
from gavage to full oral feeding in preterm neonates: A Randomized controlled trial.
Indian Pediatrics. Volume 53, Issue 1, pp 36-38. Retrieved form:
http://www.link.springer.com
 Bartoncelli, N., Cuomo, G., Cattani, S., Mazzi, C., Pugliese, M., Coccolini, E.& Ferrari, F.
(2012). Oral feeding competence of healthty preterm infants: A review. International
Journal of Pediatrics, vol 2, DOI: 10.1155/2012/896257.
 Brenda, L. (2011). Effect of premature infant oral motor intervention on feeding
progression and length of stay in preterm infant. Advance Neonatal Caare,
Apr11(2):129-139. Retrieved from: http://www.ncbl.nml.nih.gov.
 Syarif, D.R., Rohsiswatmo, R., Rundjan, L., Yuliarti, K. (2016). Panduan Berbasis Bukti
Asuhan Nutrisi Untuk Bayi Prematur. Jakarta: ISBN
 Tian, X., Yi, LJ., Zhang, L., Zhou, J.G., Ma, L., Ou, Y-X., … & Song, G.M., (2015). Oral motor
intervention improved the oral feeding in preterm infants. Medecine Systematic Review
And Meta-Analysis, vol 94, Number 31.
 Touzet, S,et.al. (2016). Effectiveness of a nurse educational oral feeding outcomes in
neonates: protocol for an interrupted time serries design. BMJ open: 6 (4):
e010699. Published online 2016 Apr 15. Retrieved from: http://www.ncbi.nml.nih.gov.
 Tulaar, ABM,. Wahyuni, LK,. (2014). Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Pada Anak.
Jakarta : PERDOSRI
 Wahyuni, Lk,. (2014). Perkembangan Motor Fungsional Bayi. Jakarta: PERDOSRI
 Wahyuni, LK,. (2015). Pemberian Minum Bayi Prematur. Jakarta: PERDOSRI
 WHO. (2017). Preterm Birth. Media Center, November 2017.
 Williamson, L. R. (2013). Early feeding skills assessment in preterm infants. (Order No.
1551642, University of Kansas). ProQuest Dissertations and Theses,53. Retrieved from
http://search.proquest.Com/docview/ 1499892805?accountid=17242. (1499892805).
 World Health Organization. (2016). Preterm Birth. Diunduh dari: http://www.who.int
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai