Anda di halaman 1dari 8

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 233 – 240

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.180

Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun melalui Media Magic


Puffer Ball
Balandina Debeturu1, Lanny Wijayaningsih
Program Studi PG-PAUD, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

This study aims to improve the creativity of children in TK Marsudirini Sang TimurSalatiga
group B2.This study uses classroom action research (PTK).Research subjects in
TKMarsudirini Sang TimurSalatiga B2 groups numbered 20 children, 9 boys and 11 girls.The
technique of collecting data through observation and documentation.The results showed an
increase in children's creativity through the use of "magic puffer ball" media, namely
creativity in the pre-cycle of 22% of 20 children, increased creativity in the first cycle of the
first meeting of 38% from 20 children, the second cycle of the meeting was 44% and
increased creativity in Cycle II, the first meeting was 61% of 20 children, the second cycle of
the second meeting was 75%.The indicators used are able to enrich and develop an idea or
product and add or detail the details of an object, idea or situation so that it is more
interesting.The conclusion of this study is that the use of "magic puffer ball" media can
improve children's creativity.

Keywords: creativity; media, magic puffer ball

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak di TKMarsudirini Sang Timur
Salatigakelompok B2. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian di TK Marsudirini Sang Timur Salatiga kelompok B2 berjumlah 20 anak, 9 laki-
laki dan 11 perempuan. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan adanya peningkatan kreativitas anak melalui penggunan media “magic
puffer ball”, yaitu kreativitas pada pra siklus sebesar 22% dari 20 anak, peningkatan
kreativitas pada siklus I pertemuan pertama sebesar 38% dai 20 anak, siklus I pertemuan ke
dua sebesar 44% dan peningkatan kreativitas disiklus II pertemuan pertama sebesar 61% dari
20 anak, siklus II pertemuan kedua sebesar 75%. Adapun indikator yang digunakan yaitu
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan menambahkan atau
memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media “magic puffer ball” dapat
meningkatkan kreativitas anak.

Kata Kunci: Kreativitas; Media; Magic Puffer Ball

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2019


 Corresponding author :
Address : Diponegoro 52-60, Jawa Tengah, Indonesia ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : 272015008@student.uksw.edu ISSN 2549-8959 (Media Online)
234 | Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Magic Puffer Ball

PENDAHULUAN Berdasarkan pernyatan para ahli


Menurut John W. Haefele kreativitas diatas, maka peneliti menarik kesimpulan
meupakan kemampuan untuk membuat bahwa kreativitas merupakan suatu
sesuatu yang baru dan bernilai social kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
(Munfarijah, 2018). Suroso kreativitas dalam menciptakan suatu karya yang
merupakan kebutuhan pada masa kini dan didapatkan dari berbagai macam ide,
masa yang akan datang. Kreativitas gagasan, dan imajinasi orang itu sendiri.
diperlukan agar dapat menjemput abad Adanya kreativitas, orang-orang bisa
persaigan pengembangan kreativitas melakukan kegiatan yang dapat menghibur
seseorang yang menghasilkan karya diri sendiri dan juga menghasilkan karya
inovatif atau sesuatu yang baru dan yang diinginkan.
dibutuhkan pada zaman sekarang (Husna Menurut Wallas ada empat tahap
Handayani, 2018). Menurut Santrock dalam proses kreatif yaitu: persiapan,
keativitas ialah suatu kemampuan dalam inkubasi, iluminasi, dan verifikasi
berfikir mengenai sesuatu dengan (Priyanto, 2014). Menurut Rachmawati
mengunakan cara yang tidak biasa dalam mengatakan bahwa ada beberapa strategi
menyelesaikan masalah(Yosep, 2014). yang dapat mengembangkan kreativitas
Menurut Sujiono kreativitas ialah anak yaitu: 1) pengembangan kreativitas
kemampuan saat mimikirkan, menciptakan, dengan menciptakan produk (hasrat karya),
mengadakan dan menemukan suatu bentuk bertujuan untuk mengembangkan
ataupun gagasan baru yang origilan yang kreativitas pada anak dan kognitif anak
bisa berguna bagi orang itu sendiri dan dalam menciptakan produk dengan
orang lain (Ardiyanto, 2017) mengajak anak membentuk sesuatu secara
Setyabudi kreativitas merupakan bebas, 2) mengajak anak untuk
proses penyatuan perngetahuan dari bereksplorasi agar dapat mengembangkan
berbagai macam bidang pengalaman yang kreativitasnya, karena anak bisa belajar
berlainan dalam menghasilkan ide-ide yang secara langsung dari pegalamannya, 3)
bermanfaat dengan menggunakan cara baru mengajak anak melakukan kegiatan
dengan lebih baik serta mampu eksperimen untuk belajar memecahkan
merealisasikannya (Istiqomah, 2017). suatu masalah, 4) pengembangan kreativitas
Suluso menyatahkan bahwa kreativitas melalui kegiatan proyek dilakukan secara
ialah aspek kognitif yang mendatangkan berkelompok untuk membuat sebuahhasil
hasil dengan cara pandagan baru terhadap karya, 5) melibatkan indra pendengar dan
suatu masalah atau situasi alat-alat musik, anak diajak untuk berkreasi
(Djuniartiningsih, 2012). Kreativitas dengan musik, 6) pengembangan melalui
merupakan kemampuan menciptakan bahasa adalah kegiatan yang bisa dilakukan
produk baru baik yang benar-benar baru dengan cara mendongeng, menceritakan
maupun memodifikasi apa yang sudah ada pengalaman yang pernah didengarkan, 7)
menjadi baru. (Fauziddin, 2016). Menurut pengembangan kreativitas melalui
NACCCE (National Advisory Committee imajinasi, karena strategi ini sudah melekat
on Creative and Cultural Education) dilakukan dalam diri anak, sehingga
menyatahkan bahwa keativitas ialah suatu kegiatan yang melibatkan imajinasi anak
aktivitas yang dilakukan dengan imajinasi akan membantu anak dalam
dan menghasilkan hal bau dan benilai mengembangkan kreativitas (Sari, Antara,
(Nirwana, Widyaningsih, & Sapaile, 2019). & Ujianti, 2017)
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 235

Paul Torrance dari Universitas Media yang digunakan dalam


Georgia menyebutkan ada beberapa ciri-ciri penelitian yang peneliti lakukan adalah
tindakan kreatif anak yaitu: (1) anak yang dengan menggunakan media magic puffer
kreatif belajar mengunakan dengan cara- ball. Media ini merupakan suatu permainan
cara kreatif (2) anak yang kreatif edukatif yang baru dan belum terlalu
mempunyai perhatian yang panjang tehadap banyak orang yang mengetahui media ini.
sesuatu hal yang dibutuhkan usaha menjadi Media ini akan membantu untuk
kreatif (3) anak kreatif dapat meningkatkan kreativitas anak. Tekstur dari
mengorganisasikan terhadap hal yang tidak media ini sangat menarik bagi anak, karena
biasa (4) anak kreatifbanyak belajar malalui mempunyai bentuk yang unik, bagus,
imajinasi untuk memecahkan suatu mempunyai beberapa macam warna,
permasalahan dari pengalaman yang pernah mempunyai beberapa aksesoris untuk
dialami (5) anak kreatif dapat bercerita dihias, juga ringan pada saat dipegang
dengan menggunakan kata-kata dan tempat sehingga mempunyai daya tarik untuk
sebagai objeknya (Miranda, 2018). dimainkan oleh anak. Penggunaan media
Menurut Susanto ada empat dimensi yang baru ini membantu agar anak dapat
(4P) kreativitas yang saling berimajinasi dan menemukan ide yang akan
berkesinambungan yaitu: pribadi (person) dibuat untuk membentuk sesuatu dari magic
kreatif dengan melibatkan diri pada proses puffer ball. Selain ringan lembut pada saat
(process) kreatif, dengan memberikan disentuh, media ini juga dapat dibentuk
dukungan dan dorongan (pess) dari dengan kreasi 3D. Permainan ini adalah
lingkungan (Fauziah, 2018). permainan bongkar pasang yang dapat
Kreativitas Anak usia dini dapat digunakan berulang kali oleh anak-anak.
ditingkatkan dengan menggunakan berbagai Kelebihan pada media magic puffer
cara seperti mendongeng, menggambar dan ball adalah bahan terbuat dari karet, pada
bermain dengan menggunakan alat selain saat menempel tidak harus menggunakan
itu suasana yang harus diciptakan juga lem, mempunyai bentuk seperti buah
harus menyenangkan bagi anak rambutan sehingga mudah ditempel satu
(Fakhriyani, 2018) Meningkatkan dengan yang lain, mempunyai beberapa
kreativitas anak usia dini dapat macam warna yang dapat menarik perhatian
menggunakan permainan, karena permainan anak, ringan pada saat dipegang dan
merupakan salah satu media yang dapat dimainkan, memiliki tambahan aksesoris
memotivasi anak untuk mengurangi rasa untuk dihias, dapat membuat bentuk 3D,
bosan dan jenuh pada saat kegiatan belajar dan dapat membentuk berbagai macam
mengajar (Kartini & Sujarwo, 2017) bentuk. Kekurangan dari media magic
Gagne menyatakan bahwa media puffer ball adalah bentuknya yang seperti
adalah berbagai macam komponen yang buah rambutan dan mempunyai banyak
ada dalam berbagai lingkungan siswa. rambu-rambu yang mungkin dapat
Yusuf Hadi Miarsono menyatakan bahwa mengganggu rambut anak sehingga tidak
pengertian media dengan segala sesuatu baik jika didekatkan pada anak yang
yang dapat digunakan dalam menyalurkan memiliki rambut yang panjang.
pesan untuk bisa merangsang pikiran, Dari hasil observasi yang dilakukan
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dilapangan yaitu di TK B2 Marsudirini
saat belajar (Mahnun, 2012). Sang Timur Salatiga, masih ada anak-anak
yang kreativitasnya belum terlalu
diperlihatkan oleh anak-anak dengan baik.
236 | Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Magic Puffer Ball

Didapatkan pada saat pembelajaran yang METODOLOGI


dilakukan, masih ada anak-anak yang Jenis penelitian ini adalah Penelitian
diberikan media seperti plastisin untuk Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di
membuat bentuk, masih menurut bentuk TK B2 Marsudirini Sang Timur Salatiga.
yang sama yang dilakukan oleh guru. Hal Jumlah anak dalam satu kelas sebanyak 20
ini membuktikan kreativitas anak belum anak, dengan kategori 9 anak laki-laki dan
berkembang dengan baik. Dari 11 anak perempuan. Pengumpulan data
permasalahan di atas, maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan
melakukan penelitian untuk membantu instrument penelitian observasi dan
anak-anak dalam meningkatkan kreativitas dokumentasi. Adapun kisi-kisi penilaian
anak-anak melalui penggunaan media ditampilkan pada Tabel 1.
magic puffer ball di TK B2 Marsudirini
Sang Timur Salatiga. Tabel 1. Penilaian Kreativitas Anak Melalui
Media magic puffer ball adalah Media Magic Puffer Ball
media/permainan baru yang bentuknya
Fokus Indikator Skor
seperti buah rambutan dan media tersebut Anak dapat membuat 3 bentuk
Mampu
berukuran kecil-kecil. Media tersebut dapat memperkaya dari media yang diberikan. 3
membuat berbagai macam bentuk sesuai dan
Anak dapat membuat 2 bentuk
mengembang 2
dengan keinginan yang ada pada diri anak kan suatu
dari media yang diberikan.
itu sendiri. Membuat bentuk dari media gagasan atau Anak dapat membuat 1 bentuk
produk. dari media yang diberikan. 1
magic puffer ball memberikan kesempatan
Menambah- Anak dapat menambahkan5-6
kepada anak untuk berimajinasi, kan atau hiasan dengan asesoris dalam
3
menemukan ide, atau gagasan anak yang memperinci bentuk yang telah dibuat
detil-detil dari
akan membuat bentuk agar dapat membantu suatu objek, Anak dapat menambahkan3-4
meningkatkan kreativitas anak-anak. Media gagasan atau hiasan dengan asesoris dalam 2
situasi bentuk yang telah dibuat
ini membantu mengembangkan kreativitas sehingga Anak dapat menambahkan 1-2
anak dan membantu melatih motorik halus lebih hiasan dengan asesoris dalam 1
menarik. bentuk yang telah dibuat.
anak karena pada saat membuat
membutuhkan koordinasi tangan untuk Data dianalisa dengan menggunakan
mebuat bentuk-bentuk dari media magic statistika deskriptif sederhana dengan
puffer ball. Peneliti memilih penggunaan rumus sebagai berikut (Yoni dalam Nuraini,
media magic puffer ball pada penelitian ini 2015):
dikarenakan, media tersebut belum pernah
digunakan disekolah TK B2 Marsudirini
Sang Timur Salatiga. Media ini sangat
menarik perhatian anak karena bentuknya
yang unik, memiliki beberapa macam HASIL DAN PEMBAHASAN
warna, dan mudah digunakan oleh anak.
Prasiklus
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
Tindakan awal atau prasiklus yang
meningkatkan kreativitas anak dengan
dilakukan oleh peneliti untuk megumpulkan
menggunakan media magic puffer ball di
data kreativitas anak. Hasil penilaian yang
TK Marsudirini Sang Timur Salatiga.
dilakukan melalui observasi sesuai dengan
indikator penilaian kreativitas anak.
Kegiatan prasiklus yang dilakukan anak-
anak diberikan kesempatan untuk membuat
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 237

bentuk dari media plastisin. Hasil yang pelaksanaan penelitian (2) mempersiapkan
didapatkan pada prasiklus dengan media pembelajaran yang digunakan dalam
presentase 22%. Berikut tabel hasil pembelajaran untuk meningkat kreativtas
prasiklus: anak menggunakan media magic puffer
ball. (3) menyusun lembar observasi
Tabel 2. Hasil Presentase Pencapaian Anak mengenai meningkatkan kreativitas anak
dengan Presentase Keberhasilan menggunakan media magic puffer ball yang
berisi tentang aspek-aspek penilaian yang
Pra Tindakan meliput mampu memperkaya dan
Nama
No Presentase mengembangkan suatu gagasan atau
Anak
Pencapaian produk, Menambahkan atau memperinci
1 Ra 16,6% detil-detil dari suatu objek, gagasan atau
2 Ni 0% situasi sehingga lebih menarik. Pertemuan
3 Bi 33,3% pertama pada siklus I dilakukan pada hari
4 Lo 16,6% Senin, 15 Oktober 2018. Sebelum
5 Ka 33,3% melaksanakan kegiatan untuk
6 Na 33,3% meningkatkan kreativitas anak, peneliti
7 Ad 33,3% menyiapkan media yang akan digunakan,
8 Ju 16,6% untuk mendukung kreativtas anak. Hasil
9 Di 16,6% meningkatkan kreativitas anak di TK B2
10 Ra 33,3% Marsudirini Sang Timur Salatiga pada
11 Fe 33,3% Siklus I dilakukan sebanyak dua kali
12 Je 0% pertemuan diantaranya siklus I pertemuan
13 Kal 16,6% pertama pada saat membuat bentuk
14 Is 16,6% mendapatkan hasil sebesar 35% dan hasil
15 Ab 16,6% dari menambahkan assesoris sebesar 40%
16 Me 33,3% hasil keseluruhan yang dihitung dari
17 Ar 33,3% keduanya yaitu 38%. Siklus I pertemuan
kedua hasil dari membuat bentuk sebesar
18 Fi 0%
38% dan menambahkan assesoris sebesar
19 Ze 16,6%
50% hasil keseluruhan yang dihitung dari
20 Ni 33,3%
keduanya yaitu 44%.
Rata-rata 22%
Refleksi dalam penelitian ini adalah
evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran
Siklus I
pada tindakan siklus I. Berdasarkan
Tahap-tahap dalam penelitian adalah
pengamatan dan analisa pada siklus I
tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
ditemukan beberapa masalah yang dihadapi
dan refleksi. Tahap perencanaan pada
sebagai berikut: (1) meningkatkan
tindakan siklus I pertemuan pertama
kreativitas anak dalam satu kelas belum
dilakukan dengan membuat rancangan
terlalu terlihat, dikarenakan pada saat
pembelajaran. Penelitian ini membuat
membuat bentuk anak-anak masih banyak
sebuah kegiatan yang telah dilakukan
bermain (2) masih ada anak-anak yang
sebagai berikut: (1) menyusun rencana
bingung membuat bentuk seperti apa
program pembelajaran harian (RPPH) yang
menggunakan media magic puffer ball. %.
manjadi panduan bagi peneliti dalam
Hasil yang didapatkan pada siklus I masih
melaksanakan proses belajar mengajar atau
kurang, maka peneliti melakukan penelitian
238 | Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Magic Puffer Ball

ulang pada tahap berikutnya yaitu siklus II


untuk membantu kelemahan yang masih
ada pada siklus I.

Siklus II
Tahap perencanaan penelitian yang
akan dilakukan pada siklus II yaitu
menyusun RPPH (Rencana Program
Pembelajaran Harian) dengan tema yang
berbeda. Siklus II ini dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan. Siklus II pertemuan I
mendapatkan hasil presentase sebanyak
61%. Adanya peningkatan yang terjadi pada
siklus II akan tetapi masih sama halnya
belum mencapai presentase keberhasilan
Meningkatnya kreativitas anak dapat
yaitu 75%. Pada siklus ini masih
dilihat pada grafik. Data di atas dapat
membutuhkan 7% lagi untuk mencapai
disimpulkan bahwa dengan menggunakan
keberhasilan presentase yang diinginkan.
media magic puffer ball dapat
Siklus II pertemuan kedua mendapatkan
meningkatkan kreativitas anak usia 5-6
hasil presentase sebanyak 75%, dan hasil
tahun. Data awal yang didapatkan pada
yang didapatkan pada pertemuan kedua
prasiklus sebesar 22% dan belum mencapai
mencapai hasil yang diharapkan.Siklus II
kriteria presentase keberhasilan dan
yang dilakukan juga sama seperti siklus I
dilanjutkan pada tahap siklus I dan II
yaitu dilakukan sebanyak dua kali
hingga dapat mencapai keberhasilan yang
pertemuan. Siklus II pertemuan pertama
diharapkan yaitu pada siklus II pertemun
pada saat membuat bentuk mendapatkan
kedua mencapai 75%.
hasil sebesar 63% dan menambahkan
assesoris sebesar 58% hasil keseluruhan
Pembahasan
yang dihitung dari keduanya yaitu 61%.
Dalam penelitian yang peneliti
Siklus II pertemuan kedua pada saat
lakukan menunjukkan bahwa kreativitas
membuat bentuk mendapatkan hasil sebesar
anak usia dini dapat meningkat dengan
75% dan menambahkan assesoris sebesar
menggunakan media magic puffer ball.
75% hasil keseluruhan yang didapatkan dari
Dengan menggunakan media magic puffer
keduanya sebesar 75%. Adanya
ball ini anak dapat membuat berbagai
peningkatan yang terjadi pada siklus II
macam bentuk dan dapat dihias
pertemuan kedua, sehingga kelemahan yang
menggunakan asessoris yang sudah
ada pada siklus I pertemuan pertama. Siklus
disiapkan. Pada saat membuat bentuk
I pertemuan kedua, dan siklus II pertemuan
peneliti memberikan kesempatan kepada
pertama dapat teratasi
anak-anak untuk membuat berbagai macam
bentuk sesuai dengan imajinasi, ide-ide,
Perbandingan Antar Siklus
yang diinginkan oleh anak. Dalam hal ini
Berikut ini adalah grafik pencapaian
sama dengan apa yang disampaikan oleh
presentase secara keseluruhan dari
penelitian sebelumnya, yaitu belajar
prasiklus, Siklus I sampai siklus II.
dengan menggunakan bermain balok unit
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 239

dapat perpengaruh dalam meningkatkan mengembangkan kreativitas anak (Yosep,


kreativitas anak usia dini (Fauziddin, 2016). 2014)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang peneliti lakukan
peneliti, peneliti menggunakan alat atau mendapatkan hasil bahwa dalam
media magic puffer ball yang dapat meningkatkan kreativitas anak dibutuhkan
meningkatkan kreativitas anak. Dengan media. Dalam penelitian yang peneliti
menggunakan media tersebut anak dapat lakukan, peneliti menggunakan media
membuat bentuk sesuai dengan keinginan magic puffer ball untuk meningkatkan
anak, sehingga media tersebut dapat kreativitas anak usia dini. Hal ini sama
membantu untuk meningkatkan kreativitas dengan penelitian yang dilakukan oleh
anak. Hal ini sama dengan penelitian yang Miranda bahwa dalam penelitiannya
dilakukan oleh Ardiyanto menerangkan menggunakan buku cerita berbasis karakter
bahwa bermain dengan bentuk apapun baik untuk meningkatkan kreativitas anak.
itu secara aktif, pasif atau tanpa alat apapun Dengan menggunakan media anak dapat
dapat membantu meningkatkan kretivitas meningkatkan kreativitasnya (Miranda,
anak sesuai imajinatif yang dimiliki oleh 2018)
anak itu sendiri (Ardiyanto, 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh KESIMPULAN
peneliti mengenai kreativitas anak. Media Berdasarkan hasil penelitian yang
yang digunakan oleh peneliti adalah media telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
magic puffer ball untuk membantu kreativitas membantu anak untuk
meningkatkan kreativitas anak usia dini. menemukan ide-ide, berimajinasi untuk
Didalam penelitian yang dilakukan oleh membuat sesuatu hal yang baru. Untuk itu
Fauziah menunjukkan data bahwa hasil pemberian rangsangan kreativitas kepada
penelitian yang dilakukan secara kualitatif harus diberikan pada anak semenjak anak
adanya peningkatan yang terjadi mengenai masih berusia dini. Melalui penggunaan
kreativitas anak usia 5-6 tahun media magic puffer ball dapat memberikan
menggunakan media bahan alam. Media pengaruh pada anak mengenai kreativitas
tersebut digunakan dalam kegiatan yang terjadi pada hasil prasiklus sampai
pembelajaran yang menarik dan bervariasi siklus II mengalami peningkatan. Media
untuk anak (Fauziah, 2018) magic puffer ballI dapat digunakan sebagai
Didalam penelitian yang peneliti sarana prasarana disekolah TK Marsudirini
lakukan mengatakan bahwa permainan Sang Timur Salatiga.
yang menggunakan magic puffer ball dapat
membuat suasana pembelajaran menjadi UCAPAN TERIMAKASIH
menyenangkan dan dapat memberikan
Peneliti mengucapkan terima kasih
ruang untuk anak dapat meningkatkan
kepada pihak sekolah yang telah
kreativitas, karena anak dapat membuat
memberikan waktu dan kesempatan kepada
bentuk sesuai dengan keinginannya. Hal ini
peneliti untuk melakukan penelitian.
didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yosep bahwa kreativitas
DAFTAR PUSTAKA
anak dapat meningkan dengan bantuan
pembelajaran musik kreatif. Hal ini Ardiyanto, A. (2017). Bermain Sebagai Sarana
dikarenakan pembelajaran yang dilakukan Pengembangan Kreativitas Anak Usia
menyenangkan dan memberikan Dini. Jendela Olahraga.
https://doi.org/10.26877/jo.v2i2.1700
kesempatan pada anak untuk
240 | Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Magic Puffer Ball
Djuniartiningsih. (2012). Meningkatkan 2
Kreativitas Anak K Lompok B Di Tk “
Priyanto, A. (2014). Pengembangan Kreativitas
Merpati Pos ” Surabaya Universitas
Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas
Negeri Surabaya. Jurnal UNESA.
Bermain. Pengembangan Kreativitas
Fakhriyani, D. V. (2018). Pengembangan Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas
Kreativitas Anak Usia Dini. Wacana Bermain.
Didaktika, 4(2), 193–200.
Sari, L. P. P., Antara, P. A., & Ujianti, P. R.
https://doi.org/10.31102/wacanadidaktika
(2017). Pengaruh Strategi Permainan
.4.2.193-200
Imajinatif terhadap Kreativitas Anak
Fauziah, N. (2018). Penggunaan Media Bahan Kelompok B Gugus III Kecamatan
Alam Untuk Meningkatkan Kreativitas Buleleng. Journal Pendidikan Anak Usia
Anak. JIV, 8(1), 23–30. Dini.
https://doi.org/10.21009/jiv.0801.4
Yosep, W. (2014). Pembelajaran Musik Kreatif
Fauziddin, M. (2016). Penerapan Belajar Pada Anak Usia Dini (The Learning of
Melalui Bermain Balok Unit untuk Creative Music in Early-childhood
Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Children). Harmonia: Journal of Arts
Dini. Jurnal Curricula, 1(3), 1–11. Research and Education, 5(1), 190–200.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22216/ https://doi.org/10.15294/HARMONIA.V
JCC.2016.v2i3.1277 5I1.829
Husna Handayani, P. (2018). Pengembangan
Kreativitas Anak Usia Dini Dalam
Keluarga. Jurnal Keluarga Sehat
Sejahtera.
https://doi.org/10.24114/jkss.v15i2.8774
Istiqomah, D. (2017). Kreativitas dan
Pengembangannya dalam Perspektif
Teori Ernst Kris. Golden Age: Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia
Dini.
Kartini, K., & Sujarwo, S. (2017). Penggunaan
Media Pembelajaran Plastisin Untuk
Meningkatkan Kreativitas Anak Usia.
Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 1(2), 199.
https://doi.org/10.21831/jppm.v1i2.2689
MAHNUN, N. (2012). pengertian media
pembelajaran. Jurnal Pemikiran Islam.
Miranda, D. B. C. B. P. K. (2018). Akter Untuk
Meningkatkan Kreativitas Aud. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan, 10(1), 18.
https://doi.org/10.26418/jvip.v10i1.2597
5
Munfarijah, S. (2018). Upaya Meningkatkan
Motivasi Kerja Dan Kreativitas Dalam
Kepemimpinan Paud. Jurnal
Kependidikan, 3(2), 163–182.
https://doi.org/10.24090/jk.v3i2.905
Nirwana, N., Widyaningsih, O., & Sapaile, N.
(2019). Pelatihan Kreativitas Clay Bagi
Guru Paud Kecamatan Tambora, Jakarta
Pusat. Sarwahita, 15(01), 13–21.
https://doi.org/10.21009/sarwahita.151.0

Anda mungkin juga menyukai