Jurnal 3 Ergonomi PDF
Jurnal 3 Ergonomi PDF
13-24
ISSN 1410-5004
Bernadus Kristyanto
ABSTRACT
This paper describes the importance of ergonomics or human factors
approach to the design of product development in its early design stages.
These approaches will effect the quality and productivity that should be
improved as the company needs to compete in the global market. The
approach offers a substantial improvement if accompanied by an
appropriate human resource effort. There is a good management that if
human factors are respected and are the most important dimensions in
quality and productivity improvement. The issues in this paper will focus
on the basics of ergonomics problems related to the process design that
those are as internal customer attributes that should be considered by
designer at its design phase. Analysis stressing will be in the process
design of manufacturing as a main core of work activities to produce
products with respect to human capabilities to perform their jobs under
consideration for the manufacturing technology choices in terms of fast
growing manufacturing. By putting ergonomics concepts into early design
as well as Quality Function Deployment (QFD) in concurrent engineering,
means most are satisfied both internal and external customers and it is the
company’s strategy to compete in the global market.
1. PENDAHULUAN
Saat ini, kompetisi global mempunyai dampak positif terhadap pendeknya siklus
kehidupan produk, sehingga banyak perusahaan manufaktur yang sedang tumbuh cenderung
mempertimbangkan terhadap semua aspek siklus kehidupan produk sejak permulaan dari
seluruh proses yang ada. Produk menjadi lebih komplek karena cepatnya pengembangan
dalam teknoogi dan naiknya permintaan bagi biaya yang rendah, bervariasi, dan berkualitas.
Filosofi yang mempertimbangkan terhadap semua aspek dari siklus hidup produk
sejak dari permulaan seluruh proses disebut teknik konkuren, teknik simultan, atau nama-
nama sejenisnya dimana mempertimbangkan kondisi faktor-faktor seperti kualitas,
kemampuan manufaktur, asembli, disasembli, perawatan, dan lain-sebagainya sejak pertama
dan menggunakan tim yang multi disiplin. Kecenderungan ini telah menjadi bagian yang
meluas bagi industri-industri untuk dikembangkan. (Resnick,1996)
Ergonomi konkuren didefinisikan sebagai teknik konkuren yang melibatkan
permasalahan-permasalahan ergonomi untuk menaikan fleksibilitas dari proses kerja dan
memperhitungkan adanya tegangan-tegangan sistem musculoskeletal (otot) yang diijinkan
dan produktivitas yang dioptimumkan. Jika pekerjaan dirancang untuk meminimumkan
resiko kecelakaan dari saat permulaan maka biaya adanya pengulangan rancangan dapat
dihindarkan atau dihilangkan. (Resnick,1996)
Dalam teknik konkuren ada suatu penjabaran fungsi kualitas (quality function
deployment atau QFD) yaitu suatu metoda khusus untuk meyakinkan kualitas melalui
masing-masing tingkatan dari proses pengembangan produk, dimulai dari rancangan.
Bernadus Kristyanto 14
Metoda ini digunakan untuk pengembangan suatu kualitas rancangan dengan tujuan bagi
pemuasan konsumen dan kemudian menterjemahkan keinginan-keinginan konsumen kedalam
target rancangan dan menjamin poin-poin kualitas yang penting kedalam tingkat-tingkatan
produksi. Secara sederhananya, QFD adalah suatu sistem atau metoda yang mengintegrasikan
kebutuhan-kebutuhan konsumen kedalam rancangan produk (konsumen sebagai pengendali).
Dalam konteks rancangan produk dan proses ada pengertian pemuasan terhadap dua
konsumen atau pelanggan yaitu : dalam (internal) dan luar (external). Konsumen dalam
(internal customer) adalah suatu perorangan bersama dalam suatu organisasi untuk mana
suatu pelayanan di berikan. Sedang konsumen luar (external customer) adalah suatu
perorangan diluar suatu organisasi untuk mana pelayanan diberikan. Pemuasan konsumen
‘dalam’ mengartikan bagi pemuasan pekerjaan dan pemuasan konsumen ‘luar’ mengartikan
bagi pemuasan pengguna dari produk yang dihasilkan. Metoda QFD adalah berorientasi
umum kepada konsumen luar. Oleh karena itu masih diperlukan adanya beberapa pendekatan
sistem teknik konkuren untuk menganalisa kebutuhan pemuasan dari konsumen dalam yang
dalam hal ini tidak lain adalah kebutuhan kondisi kerja yang diperlukan oleh pekerja sesuai
dengan kemampuannya.
Quality
Ergonomi
Prioritas daerah sasaran
Productivity
Pendeknya waktu siklus dalam lintasan asembli dan tingginya variasi proses,
menyebabkan tingginya resiko dari tidak cukupnya waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan secara benar, dan juga penyebab turunnya kualitas yang ada.
(Eklund,1997)
Gambar 4: Hubungan ergonomi dengan kualitas dan produktivitas pada rancangan produk
(Eklund,1997)
Beberapa alat (tools) dari teknik ergonomi seperti tersebut diatas adalah:
1. Survei ketidaknyamanan
2. Evaluasi kuantitatif pekerjaan
3. Metoda evaluasi postur, dan lain sebagainya
3.1. Ergonomi Sebagai Suatu Rancangan Sistem Kerja Dalam Proses Manufaktur
Helander (1995) menulis bahwa selama tahun 1980-an, insinyur-insinyur manufaktur
bersemangat mengejar kesempatan kepada sistem otomatik, dan kadang hasilnya adalah
sangat mengecewakan. Juga pada saat permulaan tahun 1980-an ada kenaikan minat
dalam penggunaan robot-robot untuk asembli. Dalam permintaan menaikan utilitasi
robot-robot, asembli telah menyederhanakannya dan ini menjadi penting untuk
merancang ulang produk sehingga mereka mudah untuk dirakit secara otomasi. Tipe
rancangan produk ini ditujukan pada rancangan untuk otomasi atau rancangan bagi
mampu manufaktur (Design for Manufacturability / DFM). Dalam banyak kasus alasan
yang mengejutkan adalah bahwa tenaga manual, dengan fleksibilitas yang tinggi dan
kemampuan adaptasinya dapat mampu membentuk atau menggantikan sistem otomasi
ini. Helander memberikan suatu contoh kasus dari perusahaan IBM yang membuat
mesin-mesin fotocopy di pabriknya di Boca Raton Florida. IBM telah mengembangkan
produk dengan merancang ulang melalui pengurangan jumlah komponen (parts) dari 27
ke 14, dimana 13 darinya dapat dirakit oleh robot-robot dan otomasi. Ke empat belas
komponen tersebut mensyaratkan suatu gerakan memasukkan yang komplek dan harus
diletakkan dalam tempatnya menggunakan tenaga manual. Hasil yang mengagetkan
dari rancangan ulang tersebut adalah bahwa perakitan manual dari mekanisme menjadi
begitu sederhana dan bahwa biaya dari penggunaan robot-robot tidak perlu dipikirkan
lagi. Dengan demikian produk tetap masih menggunakan sistem perakitan manual. Oleh
karena itu adalah penting untuk merancang produk yang mempunyai penyederhanaan
rancangan untuk perakitan otomasi dan perakitan manual.
Baru beberapa tahun lewat, kecenderungan pertumbuhan manufaktur
mempertimbangkan manufaktur yang fleksibel karena perubahan pasar. Termasuk
keahlian ergonomi dalam proses teknik konkuren juga akan menaikan secara menonjol
masalah fleksibilitas rancangan kerja dan memperhitungkan masalah tegangan sistem
musculoskeletal dan produktivitas yang optimum. Jika kerja dirancang untuk
meminimumkan resiko dari pertama, pengeluaran bagi suatu rancangan ulang tidak
diperlukan lagi. Filosofi yang sama terjadi bagi rancangan untuk perakitan (Design for
Assembly / DFA), rancangan untuk pelepasan (Design for Disassembly / DFD), dan
rancangan untuk mampu perawatan (Design for Maintainability) yang membawa
persoalan-persoalan kemampuan manufaktur secara keatas (Upstream) kepada fase
rancangan produk, penghilangan biaya rancangan ulang ketika komponen produk dan
kemampuan proses manufaktur tidak sesuai. Filosofi dari program-program ini adalah
untuk menyelesaikan produk adalah mudah untuk dirakit, dilepas, dibuang dan lain
Ergonomi Konkuren : Suatu Pendekatan bagi Perbaikan Kualitas 19
dan Produktivitas sebagai Strategi Bersaing untuk Pasar Global
sebagainya dengan pengevaluasian komponen-komponen pada fase rancangan. Dengan
mempertimbangkan ergonomik ketika merancang stasiun kerja dalam tempatnya yang
pertama, secara sama efisiensi akan segera terhasilkan. Biaya total keseluruhan dari
pengoperasian fasilitas adalah berkurang selanjutnya ketika kebutuhan kerja
mempertahankan kemampuan pekerjanya. Secara keseluruhan pengaruh dari ergonomik
konkuren dapat diarahkan pada garis dasarnya.
a. Anthropometri
Permasalahan Anthropometri adalah permasalahan dimensi dari tubuh manusia yang
berinteraksi dengan rancangan dari mesin atau produk atau obyek yang digunakan
manusia. Dimensi tubuh seperti ketinggian postur, lengan, bahu, tangan, jari, kaki, dan
bagian tubuh lain adalah hal yang penting dalam hubungan rancangan antara manusia-
mesin (obyek). Permasalahan Anthropometri adalah permasalahan dimensi dari
Anthropometri itu sendiri yaitu tentang kekurangan atau gap dimensi dari obyek yang
digunakan manusia terhadap kemampuan manusia, dan ini adalah permasalahan dimensi.
Permasalahan rancangan yang berkaitan dengan Anthropometri seperti: rancangan bagi
fasilitas kerja, rancangan peralatan, rancangan pijakan kaki, rancangan setting ketinggian
konveyor, rancangan untuk kerja berdiri dan atau duduk, dan lain sebagainya.
b. Kognitif
Permasalahan Kognitif adalah suatu permasalahan dari pemahaman informasi.
Manusia mempunyai keterbatasan kapasitas pada kondisi pengingatan yang pendek, dan
adanya suatu proses keputusan yang cepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Skenario diproses secara cepat dalam kondisi pengingatan yang pendek, setelah itu situasi
dilupakan. Manusia mengambil jalan pendek dalam pemrosesan informasi. Hal ini adalah
perlu untuk memilih persoalan-persoalan penting secara layak dan sesuai dengan skenario
di tangan pada basis yang kontinyu. Kurangnya informasi akan membawa kesalahan
manusia. Dengan demikian input informasi yang seharusnya diproses oleh manusia harus
di rancang untuk memberikan kepuasan penuh pada kemampuan manusia. Permasalahan
rancangan yang berkaitan dengan sistem proses Kognitif seperti : rancangan bagi display
informasi, rancangan untuk komunikasi dan sistem informasi, rancangan untuk sistem
kendali, dan lain sebagainya.
Bernadus Kristyanto 20
c. Sistem Kardiovascular
Permasalahan sistem kardiovascular adalah suatu permasalahan dari energi yang
seharusnya di konsumsi oleh otot-otot dalam kebutuhan manusia untuk melakukan kerja.
Kerja otot hanya akan terjadi jika ada energi mengijinkan kontraksi otot terjadi. Energi
yang diproduksi oleh metabolisme tergantung pada darah dan oksigen yang disuplai dalam
sistem metabolisme dan menyebabkan reaksi energi. Karena tergantung pada usia dari
manusia memberikan perbedaan kemampuan performasi kepada sistem
kardiovascularnya, maka masing-masing individu akan membentuk tugas yang berbeda-
beda. Sebagai tambahan beban kerja yang berat akan mengakibatkan pada sistem kerja
kardiovascular untuk memompa darah sesuai dengan naiknya permintaan untuk
menghasilkan energi yang diperlukan. Permasalahan rancangan yang berkaitan dengan
sistem kardiovascular seperti : rancangan untuk tugas lembur, rancangan untuk tugas
khusus, rancangan untuk sistem jam kerja karyawan, rancangan untuk sistem lingkungan
(kelembaban, temperatur, ventilasi), rancangan untuk utilisasi sumber tenaga manusianya,
dan lain sebagainya.
d. Sistem Psikomotorik
Permasalahan sistem psikomotorik adalah suatu permasalahan dari sistem kendali
manusia. Sistem kendali motor manusia secara kontinyu memproses informasi sensor
berhubungan pada pergerakan manusia dan kebutuhan gaya dan inisiatif perintah yang
perlu untuk melengkapi tugas secara berhasil. Oleh karena itu permasalahan psikomotorik
adalah lebih berhubungan dengan aktivitas manusia untuk membnetuk tugas-tugas mereka
secara sukses. Kenyamanan dari keseluruhan tugas tergantung kepada familiernya dengan
sulitnya tugas dan ini tidak lain adalah syaraf motor belajar (motor learning).
Permasalahan rancangan yang berkaitan dengan sistem psikomotorik seperti: rancangan
untuk sistem training, rancangan untuk pekerjaan baru, rancangan untuk sistem urutan
perakitan komponen, rancangan untuk alat-alat, dan lain sebagainya.
a. Kompleksitas
Kompleksitas adalah suatu faktor dari pilihan teknologi manufaktur terhadap
kebutuhan kompleksitas pengembangan produk. Semakin besar kompleksitas produk
semakin besar derajat kebutuhan otomasi dalam proses manufaktur untuk mengurangi
peluang kesalahan operator mesin.
b. Presisi
Presisi adalah suatu faktor pilihan teknologi manufaktur terhadap kebutuhan presisi
dari pengembangan produk. Semakin besar kebutuhan presisi juga secara umum, semakin
besar pula derajat kebutuhan otomasi untuk mengurangi kesalahan operator.
Presisi O O O O
Ukuran Lot O O O
atau Batch
Diversitas O O O O
Ukuran Fisik O O O
Gambar 6: Matrik dari hubungan antara faktor permasalahan ergonomik dan faktor proses
manufaktur.
Dari matrik hubungan di atas, faktor permasalahan ergonomik akan dominan dalam
area anthopometri dan sistem musculoskeletal, dan 3 faktor proses manufaktur seperti
kompleksitas, presisi, dan diversitas adalah teridentifikasi sebagai faktor yang menentukan
yang akan berakibat pada kemampuan manusia dalam hampir segala aspek.
Dengan melibatkan manusia dalam sistem proses manufaktur, maka faktor kompleksitas
akan mempengaruhi kemampuan dari manusia (operator) untuk membentuk kerja mereka.
Kompleksitas produk akanmembawa pada kompleksitas proses. Oleh karena itu beberapa
masalah yang berkaitan dengan kemampuan manusia yang akan terjadi adalah seperti :
kesalahpahaman interpretasi data atau ketidaktepatan identifikasi, bagaimana
menggunakan alat untuk tujuan khusus, dan bagaimana mengatasi produk komplek yang
berarti lebih banyak aktivitas untuk mgatur mesin atau kerja (tegangan dan tekanan fisik),
dan lain sebagainya.
Faktor presisi mengartikan bahwa operator adalah lebih memfokuskan pada obyek.
Pekerjaan ini memberikan suatu batasan derajat kebebasan dari gerakan operator, dengan
demikian faktor akan mempengaruhi masalah kemampuan manusianya seperti : kelelahan
mata, tegangan dan tekanan fisik, sistem-sistem musculoskeletal (leher tegang, puntiran
tangan, punggung pegal) dan lain sebagainya.
Faktor kenaikan dalam ukuran lot atau batch akan membawa pada kerja yang
melebihi waktu atau naiknya kecepatan kerja dari operator. Faktor ini akan mempengaruhi
permasalahan kemampuan manusia seperti: beban fisik, beban pergerakan tangan, sistem
otot-otot (tegangan leher, punggung, bahu dan puntiran), dan lain sebagainya.
Faktor diversitas model akan membawa pada pengaturan kembali pekerjaan yang ini
berarti lebih sering untuk menset dan juga butuh alat-alat lebih banyak untuk menangani
obyek tersebut. Dengan demikian, faktor ini akan mempengaruhi permasalahan
Bernadus Kristyanto 22
4.3. Evaluasi
Permasalahan ergonomi dalam proses manufaktur dengan melihat pada ke 5 faktor
(indikator) dari variabel produk dapat di identifikasi oleh matrik hubungan. Dengan
demikian, perbaikan kualitas dan produktivitas dari proses manufaktur pada setiap
perushaan akan tergantung pada derajat variabel spesifikasi produk. Sebagai tambahan,
kompleksitas, presisi, dan diversitas akan menjadi faktor- yang dominan dalam
penyelesaian perbaikan kualitas dan produktivitas sesuai keterlibatan kemampuan manusia
dalam pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Drurry. CG, 1997, Ergonomics and The Quality Movement, journal of ergonomics, vol.40,
No.3, pp. 249-264, Taylor & Francis Ltd, London.
Eklund J, 1997, Ergonomics, Quality and Continuous Improvement, - Conceptual and
Empirical Relationships in An Industrial Context, Journal of ergonomics, Vol.40,
No.10, pp.982-1001, Taylor & Francis Ltd, London.
Helander MG, 1997, Forty Years of IEA: Some Reflections on The Evolution of Ergonomics,
Journal of ergonomics, Vol.40, No.10, pp. 952-961, Taylor & Francis Ltd, London.
Helander M, 1995, A Guide to The Ergonomics of Manufacturing, Taylor and Francis Ltd, 4
john St., London.
Gupta T, 1994, Analysing Material Handling Needs in Concurrent / Simultaneous
Engineering, International Journal of Operations and Production Management,
Vol.14, No.9, pp 68-82.
Konz SA, 1990, Work Design: Industrial Ergonomics, Third Edition, Publishing Horizons,
Inc., Scottsdale, Arizona.
Pulat BM, 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey.
Resnick ML, 1996, Concurrent Ergonomics: A Proactive Approach, Journal of Computers
Industrial Engineering, Vol.31, No.1/2, pp. 479-482, Elsevier Science Ltd, Printed in
Great Britain.
Ross J.E, 1995, Total Quality Management, Text, Cases and Readings, Second Edition,
Published by St.Lucie Press, 100 E.Linton Blvd, Suite 403B, Delray Beach, Florida.
Suzanne HR, 1986, Ergonomic Design for People at Work, Volume 2, The Ergonomics
Group Health and Environment Laboratories Eastman Kodak Company, Van
Nostrand Reinhold, New York.
Bernadus Kristyanto 24
Pulat B.M, 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey.
Resnick M.L, 1996, Concurrent Ergonomics : A Proactive Approach, Journal of Computers
Industrial Engineering, Vol.31, No.1/2, pp. 479-482, Elsevier Science Ltd, Printed in
Great Britain.