MODUL 03
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pemahaman Umum Pengawasan Konstruksi
sebagai Materi Wawasan dalam Pelatihan Pengendalian Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur
Sipil Negara (ASN) di bidang PUPR.
Modul Pemahaman Umum Pengawasan Konstruksi disusun dalam 5 (lima) bab yang
terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
pengendalian pengawasan pada pekerjaan konstruksi. Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang PUPR.
DAFTAR ISI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 3 PEMAHAMAN UMUM PENGAWASAN KONSTRUKSI
GLOSARIUM ............................................................................................................ 59
KUNCI JAWABAN .................................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Pemahaman Umum Pengawasan Konstruksi ini terdiri dari tiga kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas konstruksi secara umum,
kegiatan kedua membahas mengenai pengenalan bangunan infrastruktur, dan
kegiatan ketiga membahas pedoman umum pengawasan pekerjaan konstruksi.
Persyaratan
Metode
Alat Bantu/Media
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 3 PEMAHAMAN UMUM PENGAWASAN KONSTRUKSI
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PEMAHAMAN UMUM PENGAWASAN KONSTRUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
9) Rangkuman
10) evaluasi
BAB II
KONSEPSI KONSTRUKSI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pekerjaan konstruksi,
permasalahan pada pekerjaan konstruksi dan indikator keberhasilan pekerjaan konstruksi.
a) Kualitas atau mutu adalah sifat dan karakteristik produk (barang atau jasa)
yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai.
b) Kualitas Bangunan adalah bangunan adalah produk berupa barang.
c) Kualitas bangunan adalah kesesuaian antara karakteristik bangunan
dengan kebutuhan pemilik dan atau pengguna bangunan.
d) Kualitas atau mutu, menurut Smith (1995) adalah kemampuan untuk
mengatur proyek dan menyediakan produk (barang atau jasa) sesuai
keinginan pengguna (user requirements), pada saat yang tepat, sesuai
anggaran yang tersedia, sedapat mungkin dengan keuntungan (profit) yang
tinggi.
e) Kualitas Kegiatan Kerja konstruksi adalah kesesuaian antara karakteristik
pelaksanaan pembangunan (construction) dengan kebutuhan pemilik
bangunan.
f) Sistem Mutu atau Kualitas adalah sistem untuk menghasilkan mutu atau
kualitas yang dibutuhkan.
KUALITAS DESAIN
Metode
Konstruksi
Perencanaan
Inspeksi Mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang/jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam
KESESUAIAN KUALITAS pemenuhan persyaratan yang ditentukan
atau tersirat
LAND
PROCURMENT
PLANNING ORGANIZING
S I D LA PROCUR C O M
PEMBONG
EMENT
Survey INVES- DESAIN LAND CONS- OPERA- MAINTE -KARAN
TIGASI AQUISITI TRUCION TION NANCE
ON
CONTROLING ACTUATING
f) Kegagalan bangunan
g) Keluaran/ Output
h) Manfaat/ Outcome
i) Penyerahan proyek selesai.
Apabila suatu konstruksi sudah tidak layak fungsi maka akan dibongkar yang
kemudian dapat dimanfaatkan untuk konstruksi/bangunan yang baru.
Pada kenyataannya saat ini, masalah utama yang telah menjadi permasalahan
umum dalam penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah
sebagai berikut:
a) Rendahnya Mutu produk hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
b) Kurang tepatnya waktu penyelesaian pekerjaan, dan
c) Rendahnya efisiensi & efektifitas penggunaan sumber daya dari yang
diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga
ahli/ terampil, penguasaan teknologi pelaksanaan konstruksi irigasi dan
penguasaan manajemen konstruksi yang efisien, serta kecukupan permodalan.
pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar & baik (terhadap pihak-pihak terkait
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku).
kontrak suatu pelaksanaan (kurva “S” cash flow, nilai uang keluar, aktiva &
pasiva).
b) Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses cara
pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan
kesepakatan, perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan
(standar/manual mutu, prosedur mutu, instruksi kerja, pengendalian).
c) Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah
disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan
yang bersangkutan (Kurva ”S”, Barchart, Network Planning, Kurva uang
keluar, masalah-masalah).
seperti tersebut diatas masih relevan meskipun ada 2 (dua) poin tambahan
yang sebenarnya merupakan penegasan atas mutu dari suatu pekerjaan.
Karena setiap pekerjaan konstruksi diawali atas dasar aspirasi kebutuhan dan
usulan dari masyarakat pengguna/pemanfaat selaku stake holder (Pemangku
Kepentingan), maka pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus tepat sasaran
pada lokasi yang dibutuhkan masyarakat dan memberikan kepuasan serta
manfaat yang optimal bagi masyarakat pengguna/pemakai .
Selain itu pula karena setiap pekerjaan konstruksi selalu menyangkut sumber
daya baik itu dana (keuangan), tenaga ahli (keterampilan) maupun sarana
lainnya maka suatu pekerjaan konstruksi biasanya dikelola secara bisnis artinya
suatu pekerjaan konstruksi itu bisa diikuti dan dikelola secara bisnis bila
memenuhi syarat dan memberikan manfaat bagi kalangan bisnis, karena
kepentingan bisnis itulah kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen
konstruksi.
Misi yang berat ini harus diemban dan menjadi tanggung jawab tim manajemen
konstruksi. Dengan demikian kriteria sukses sebagai indikator keberhasilan
manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak lagi berupa lima poin tetapi
menjadi 11 (sebelas) poin, yaitu:
a) Tepat biaya (wajar, efisien dan sesuai kontrak).
b) Tepat mutu (proses dan hasil kerjaan diterima oleh pemilik/pengguna
anggaran dengan baik).
c) Tepat waktu (efektif dan sesuai dengan kesepakatan/kontrak).
d) Lingkungan kerja sehat dan aman, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
dilaksanakan dengan konsisten.
e) Tepat Manfaat
f) Tepat Lokasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai rencana yang telah
disepakati dan sesuai kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan.
g) Memberi Kepuasan & Manfaat yang optimal bagi masyarakat
pengguna/pemakai
h) Keberhasilan Bagi Perusahaan
i) Memberi keuntungan financial sesuai dengan rencana dan kesepakatan
antara manajer konstruksi dan direksi/perusahaannya.
j) Meningkatkan citra perusahaan sehingga menjadi lebih baik.
k) Semua penyelenggara yang terkait tidak terjadi sengketa dengan proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
2.12 Latihan
2.13 Rangkuman
2.14 Evaluasi
BAB III
PENGENALAN BANGUNAN INFRASTRUKTUR
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan bangunan
infrastruktur.
a. Irigasi • Peningkatan
• Rehabilitasi
• Pemeliharaan
b. Pemanfaatan Air Tanah • Pembangunan Sumur bor
• Jaringan air tanah Operasi dan Pemeliharaan
c. Pengelolaan Air Baku • Saluran air baku
• Rehabilitasi Embung Bendung
• Pemeliharaan Embung Bendung
d. Rawa&Pantai • Jaringan Rawa
• Peningkatan / Rehabilitasi
• OperasidanPemeliharaan
• Bangunan pengaman pantai
e. Sungai &Waduk • Pembangunan waduk
• Pembangunan Embung
• Pengendalibanjir / Daerah terlindung banjir
• Sungai beroperasi dan terpelihara
• Waduk beroperasi dan terpelihara
Desain/Perancangan
Kebutuhan Pemilik Studi Kelayakan
(Design) Pra Desain dan
dan Pemakai (Feasibility Study)
Detail Desain
3.4 Latihan
3.5 Rangkuman
3.6 Evaluasi
d. Irigasi, Rawa dan Pantai, Sungai dan Waduk, Pengelolaan Air Baku dan
Pemanfaatan Air tanah.
2. Jenis Infrastruktur Cipta Karya, adalah…
a. Permukiman Pedesaan, Permukiman Kota, Pengelolaan Air baku
b. Permukiman Pedesaan, Permukiman Kota, Pemanfaatan Air tanah.
c. Permukiman Pedesaan, Permukiman Kota, Pengelolaan Air baku,
Pemanfaatan Air tanah.
d. Permukiman Pedesaan, Permukiman Kota, Permukiman MBR.
3. Yang tidak termasuk sub Bidang Permukiman MBR, adalah…
a. Perumahan PNS/TNI/ Polri/Pekerja
b. Rusunawa Terbangun
c. Infrastruktur pulau terpencil
d. Infrastruktur perbatasan.
BAB IV
PEDOMAN UMUM PENGAWASAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pengawasan
pekerjaan Konstruksi.
Dalam teori dasar manajemen, ada 4 (empat) unsur yang merupakan alat
pembantu dalam mencapai suatu tujuan, yaitu:
1) Perencanaan (Planning)
2) Pengorganisasian (Organizing)
3) Pelaksanaan (Actuating)
4) Pengendalian (Controlling)
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan dimaksudkan terutama pada kegiatan persiapan kerja
yang menyangkut hubungan personalia dan lingkup kerjanya, sehingga
terwujud pembagian/ tingkatan kerja.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian pada hakekatnya, adalah pengaturan tentang orang,
alat, tugas dan tanggung jawab serta wewenang melalui kesatuan
organisasi, sehingga dicapai cara kerja yang lebih efisien dan praktis.
Tanpa suatu organisasi yang rapid an teratur, maka jangkauan
pengawasan akan menjadi sulit dicapai dan pekerjaan akan mengalami
pemborosan.
3) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan pengawasan, adalh merupakan realisasi dari
perencanaan dan system pendelegasian wewenang yang ada. Pola-
4) Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah merupakan usaha untuk meluruskan apa yang
telah menjadi tanggung jawab/wewenang sehubungan adanya
kemungkinan timbulnya kecenderungan penyimpangan/hambatan
dalam pelaksanaan. Maka dengan cara pembinaan, pendekatan-
pendekatan persoalan dapat diatasi.
a) Konsep Pengawasan:
1) Batasan Konsep Pengawasan
b) Kriteria Pengawasan
1) Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengawasan,
adalah:
bangunan
(a) Kegagalan Konstruksi
(b) Kegagalan Bangunan
Dalam menyusun kontrak, pengguna dan penyedia jasa mengacu kepada dan
berdasarkan naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen lelang dan
dokumen lainnya seperti dokumen berita acara hasil pembukaan dokumen
usulan, berita acara evaluasi, berita acara klarifikasi & negosiasi, berita acara
penetapan calon pemenang penyedia jasa dan keputusan penunjukan
penyedia jasa pemborongan dari pihak pengguna, dsb.
Sarana Pengawasan berupa Isi Dokumen Kontrak tersebut, antara lain sebagai
berikut:
a) Persetujuan Kontrak:
1) Surat Perjanjian Kontrak
2) Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ)
3) Surat Penawaran dan lampiran
4) Addendum dokumen lelang
5) Daftar pekerjaan (List of Work)
6) Daftar kuantitas (Volume) pekerjaan
7) Harga Satuan dan Analisa Harga Satuan
8) Data Kontrak
b) Syarat-Syarat Kontrak:
4.8 Latihan
4.9 Rangkuman
4.10 Evaluasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1) Menditeksi
2) Mengawasi
3) Mengendali
Selain itu pengawas juga memiliki tugas administrasi dan tugas teknik
DAFTAR PUSTAKA
Permen. PUPR. No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PUPR.
Balai Diklat. PU. Wilayah II, 2005, Diklat Pengawasan Lapangan, Pusdiklat Sekretariat
Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2005.
Pusdiklat, 2010, Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Sumber Daya Air,
Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2010.
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
a) Latihan
1. Sistem Manajemen, adalah sistem untuk menetapkan kebijakan dan
sasaran serta menetapkan metoda untuk mencapai sasaran.
2. Tepat Biaya; Tepat Mutu; Tepat Waktu;
3. Kegagalan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam
kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna jasa dan/atau penyedia jasa
b) Evaluasi
Jawaban:
1. A
2. C
3. C
a) Latihan
1. Jalan; Terminal; Jalan Baja
2. Melakukan manajemen pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya
Air, Jalan, Pemukiman dan Perumahan.
3. Rangkaian kegiatan pembangunan infrastruktur adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan Pemilik dan Pemakai
b. Kegiatan Studi Kelayakan (Feasibility Study)
c. Kegiatan Perencanaan Teknis/Desain/Perancangan (Design)
d. Kegiatan Pengadaan Barang / Jasa (Procurement)
e. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi (Construction)
f. Kegiatan Bangunan/ Konstruksi dipergunakan/ beroperasi
b) Evaluasi
Jawaban:
1. D
2. D
3. B
a) Latihan
1. Pengawasan adalah pengendalian tanpa tindak lanjut, sedangkan
pengendalian adalah pengawasan dengan tindak lanjut.
2. Preventif adalah segala tindakan yang bermaksud untuk mencegah
terjadinya kesalahan-kesalahan sedini mungkin.
3. Organisasi Manajemen Proyek; Penyerahan lapangan; Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak (PCM); Metode Pelaksanaan dan Metode Kerja.
b) Evaluasi
Jawaban:
1. A
2. C
3. C