Anda di halaman 1dari 4

Pembagian kista ovarium berdasarkan neoplastik dan non neoplastik:

a. Non neoplastik

1. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun terus

tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh

di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan

membesar menjadi kista. Biasanya dapat didapati beberapa kista dengan diameter kista

1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri sebesar jeruk nipis. Cairan di dalam kista jernih dan

mengandung estrogen. Kista jenis ini mengganggu siklus menstruasi. Kista folikel ini

lambat laun mengecil dan menghilang dengan sendirinya.

Kista folikel biasanya tidak bergejala dan dapat menghilang dalam waktu < 60

hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat

pendek atau panjang. Pemeriksaan untuk kista < 4 cm adalah pemeriksaan

ultrasonografi awal, dan pemeriksaan ulang dalam waktu 4-8 minggu. Sedangkan pada

kista > 4 cm atau kista menetap dapat diberikan pemberian kontrasepsi oral selama 4-8

minggu yang akan menyebabkan kista menghilang sendiri

2. Kista korpus luteum

Normalnya, korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans,

kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (persisten). Perdarahan yang sering

terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah

coklat karena darah tua. Keluhan yang biasa dirasakan dari kista tersebut yaitu rasa sakit
yang berat di rongga panggul terjadi selama 14-60 hari setelah periode menstruasi

terakhir. Frekuensi kista luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama

bisa lebih besar dari yang kedua.

3. Kista teka lutein

Biasanya terjadi pada mola hidrosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa

adanya kelainan tertentu, ovarium dapat membesar menjadi kistik. Kista biasanya

bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju.

Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa

dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena

atresia. Timbulnya kista ini adalah pengaruh hormon koriogonadotropin yang

berlebihan dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

4. Kista inklusi germinal

Biasanya terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium, besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista

ini biasanya kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologi ovarium yang diangkat

sewaktu operasi.

5. Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

6. Kista Stein-Levental (Polycystic Ovarian Syndrome)


Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistik, permukaan licin,

kapsul ovarium menebal dan tampak tunika yang tebal dan fibrotik pada pemeriksaan

mikroskopis.

b. Neoplastik

1. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini memiliki permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar, dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, terus

berwarna kuning.

2. Kistadenoma ovarii musinosum

Kemungkinan berasal dari suatu teratoma diamana di dalam pertumbuhannya

satu elemen mengalahkan elemen lain. Tumor ini biasanya berukuran besar, unilateral,

permukaan licin, multilocular atau unilocular dengan isi materi yang cair atau kental

berlendir. Kistadenoma ovarii musinosum cenderung berada di tempat dan secara lokal

menginvasi jaringan sekitarnya seperti saluran cerna, dinding abdomen dan kandung

kemih. Metastasis ke tempat yang jauh jarang terjadi. Kadang-kadang disertai dengan

deposit musin intraabdomen yang disebut dengan pseudomyxoma peritonei. 1,2

3. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, dinding luarnya dapat menyerupai kista

musinosum. Dinding dalam kista sangat licin, sehingga pada kista yang kecil sukar

dibedakan dengan kista folikel biasa, sebagian besar kasus ukuran kista mencapai 10 cm

atau bahkan lebih besar. Biasanya asimptomatik, gejala yang timbul yaitu akibat efek
masa pada adnexa, ataupun torsio pada kista. 15% Kistadenoma ovarii serosum terjadi

bilateral. 1,2,3

1. Ginting M. Klasifikasi kista ovarium. Semarang: Unimus; 2010.


2. Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology: Mucinous Tumors.
Mosby. Philadelphia. 2004. Volume 2. Page 1664-1667.
3. Smith Derek, Weerakkody Yuranga et al, availabel at:
https://radiopaedia.org/articles/ovarian-serous-cystadenoma

Anda mungkin juga menyukai