Anda di halaman 1dari 2

A.

Definisi
Bioavailabilitas adalah suatu pengukuran laju dan jumlah bahan aktif atau bagian aktif
yang diabsorpsi dari suatu produk obat dan tersedia pada site aksi.
Availabitas ada dua macam, yaitu (Shargel et al, 2005) :
1. Availabilitas Relatif
Availabilitas relatif adalah ketersediaan dalam sistemik suatu obat dibandingkan
terhadap suatu standar yang diketahui.
2. Availabilitas Absolut
Availabilitas absolut adalah availabilitas sistemik suatu obat setelah pemakaian
ekstravaskuler (missal, oral, rektal, transdermal, subkutan) dibandingkan terhadap
dosis intravena.
Studi Bioekivalensi dilakukan untuk membandingkan dua produk yang mempunyai efek
farmasetik dan pada pemberian dosis yang sama akan menghasilkan bioavaibilitas yang
sebanding sehingga efek yang dihasilkan sama serta efek keamanan juga sama (Shargel et
al, 2005). Pada desain uji bioekivalensi produk ini membandingkan antara Dry Syrup
produk kita terhadap tablet Viagra (dalam bentuk larutan)
Dua produk disebut bioekivalen jika :
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝐴𝑈𝐶𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑝𝑦
 0,800 < < 1,250
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝐴𝑈𝐶𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝐶𝑚𝑎𝑥𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑝𝑦
 0,800 < < 1,250
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝐶𝑚𝑎𝑥𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑚𝑎𝑥𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑝𝑦
 0,800 < < 1,250
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑚𝑎𝑥𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟

B. Desain Uji Bioavailabilitas dan Bioekivalensi


1. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam pengujian ini adalah sediaan dry syrup sildenafil sitrat
yang telah direkonstitusi dalam bentuk true solution.
b) Variabel Tergantung
 AUC(0-inf) merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma
terhadap waktu dari waktu ke-0 sampai waktu tidak terhingga.
 Cmax merupakan kadar puncak obat dalam plasma.
 tmax merupakan waktu sejak pemberian obat sampai mencapai Cmax.
Selain itu, ditentukan pula parameter farmakokinetika lainnya, yaitu :
a) ka merupakan tetapan laju absorpsi.
b) Cl (klirens) merupakan volume darah yang dapat dibersihkan dari obat per
satuan waktu.
c) Vd (volume distribusi) merupakan volume penyebaran obat dalam tubuh.
d) AUC(0-t) merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma
terhadap waktu dari waktu ke-0 sampai waktu terakhir kadar obat diukur..
e) t½ merupakan waktu paruh obat dalam plasma.
f) kel merupakan tetapan laju eliminasi.
c) Subjek Penelitian
 Uji dilakukan menggunakan subyek yang sama dengan desain menyilang untuk
menghilangkan variasi biologik antar subyek. Jadi untuk membandingkan 2
produk obat, dilakukan studi menyilang 2 way (2 periode untuk pemberian 2
produk obat pada setiap subyek).
 Pemberian produk obat yang pertama harus dilakukan secara acak agar efek
urutan (order effect) maupun efek waktu (period effect), bila ada, dibuat
seimbang.
 Kedua perlakuan dipisahkan oleh periode washout yang cukup untuk
eliminasi produk obat yang pertama diberikan (biasanya lebih dari 5 x waktu
paruh terminal dari obat)
 Jumlah subjek : 18 (lak-laki atau perempuan). Syarat BPOM 18-24 subjek.
d) Pengambilan Darah
Untuk kebanyakan obat diperlukan 12-18 sampel darah, yakni:
 1 sampel sebelum obat: pada waktu nol (t );
o
 2-3 sampel sebelum kadar maksimal (C );
max
 4-6 sampel sekitar C ;
max
 5-8 sampel setelah C sampai sedikitnya 3 atau lebih waktu paruh
max,
eliminasi obat dalam plasma, (> 3xt ½).
Dengan demikian akan diperoleh AUC (luas area dibawah kurva kadar obat
terhadap waktu) sedikitnya 80% dari AUC yang diekstrapolasi ke tidak terhingga
(∞)
Metode analisis : Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang
maksimum 292 nm.

Anda mungkin juga menyukai