Disusun oleh :
Di smk salahudin 1 rata-rata peserta didik berumur 16-19 tahun dimana pada
tahap ini anak memiliki kecakapan berpikir simbolik, tidak tergantung kepada
keberadaan objek secara fisik. Anak pada tahapan operasi formal mampu berpikir
logis, matematis, dan abstrak. Anak bahkan mungkin dapat memahami hal-hal yang
secara teortis mungkin terjadi sekalipun ia belum pernah melihat kejadiannya
secara nyata.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Gaya belajar siswa di SMA salahudin bermacam- macam, guru menjelaskan
bahwa sebagai guru harus bisa mensiasati agar pembelajaran menjadi mudah.
Yang lebih menekankan keaktifan siswa. Dimana setiap kali pertemuan siswa
diwajibkan untuk mencatat materi yang teah diberikan oleh guru. Dan selama
ini dengan cara itu siswa masih bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan
mampu menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Jadi disini guru lebih
menekankan siswa untuk belajar dengan gaya belajar visual. Dan untuk
menyikapi untuk anak yang bertipe auditori terkadang guru menggunakan
power point.
3. Analisis Instruksional
A. Perlakuan terhadap KD ( komptensi dasar ) yang belum tercapai
Hal ini diharapkan supaya siswa bisa belajar terlebih dahulu secara mandiri
dan guru berlaku sebagai fasilitator didalam kelas. Guru beranggapan bahwa
SMA merupakan je jang yang sebentar lagi akan memasuki dunia perkuliahan,
sudah seharusnya mereka belajar sendiri tanpa harus melulu didampingi oleh
guru.
Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk
supaya terjadi proses belajar. Media pembelajaran meliputi perangkat keras yang
dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun
demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain
yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan.
Untuk sumber belajar yang digunakan ialah mengacu pada buku paket, akan
tetapi untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran guru membuat hand out
terutama mengenai materi yang memakai rumus seperti persemaan dasar akuntansi
( H = U+M ). Karena menurut guru ekonomi di SMA salahudin jika hanya
mengandalkan buku paket terkadang siswa tidak terlalu faham sehingga guru
mesiasati dengan membuat hand out yang berisi ringkasan rumus-rumus.
Sumber belajar lain yang digunakan terkadang memakai Print Out power
point yang disajikan oleh guru. Disini guru lebih memilih print out power point dan
tidak menayangkan secara langsung Power Point yang dibuat, karena di SMA
salahudin siswa tidak bisa fokus kepada materi yang diberikan/ konten dalam power
point, akan tetapi fokus pada tema PPT terkadang juga malah meminta guru untuk
menayangkan film.
Terkait modul yang dipakai, guru tidak membuat sendiri akan tetapi
mengadopsi dari SMA N 2 Malang dan SMA Laboraturium UM. Guru menganggap
modul yang dibuat oleh guru di SMA tersebut sudah cukup bagus dan materinyapun
selalu update sehingga layak untuk dijadikan sebagai rujukan sekolah-sekolah SMA
seperti halnya SMA salahudin ini sendiri.
Prasarana berkaitan dengan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan. misalnya : lokasi/tempat,
bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana
berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan misalnya; Ruang, Buku,
Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya.
Terkait sarana dan prasarana yang ada disekolah sudah cukup lengkap ruang
kelas terdiri dari 6 kelas, terdapat lab komputer, perpustakaan, toilet, kantin lab IPA,
serta jaringan internet. Yang dapat menjadi penunjang siswa dalam megikuti
kegiatan belajar dan pembelajaran.