Anda di halaman 1dari 16

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk yang
besar juga, berdasarkan Proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) jumlah penduduk indonesia tahun 2018 mencapai 265 juta jiwa. Jumlah
tersebut terdiri dari laki-laki sebanyak 133,17 juta jiwa dan perempuan sebanyak
131,88 juta jiwa, dengan pembagian melalui kelompok umur yaitu yang masih
tergolong anak-anak (0-14 tahun) sebanyak 70,49 juta jiwa, usia produktif (14-64
tahun) sebanyak 179,13 juta jiwa, dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas)
sebanyak 85,89 juta jiwa. Dapat kita ketahui bahwa penduduk di usia 40 tahun ke
atas saat ini rentan terkena penyakit osteoporosis atau pengeroposan tulang. Namun
fakta menunjukan bahwa osteoporosis dapat menyerang siapa saja termasuk anak
muda. Osteoporosis merupakan suatu penyakit degeneratif, melalui penelitian
terbaru dari International Osteoporosis Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1
dari 4 perempuan di Indonesia dengan rentang usia 50-80 tahun memiliki resiko
terkena osteoporosis. Serta resiko osteoporosis perempuan di Indonesia 4 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Pada penyakit osteoporosis biasanya tidak
menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi keropos atau keretakan
pada usia senja.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah lansia di Indonesia mencapai
22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut proyeksi BPS
tahun 2015, pada tahun 2018 jumlah lansia diperkirakan mencapai 24,7 juta jiwa.
Dengan jumlah lansia yang semakin besar menjadi tantangan untuk mempersiapkan
lansia yang sehat sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat maupun
negara, dan justru menjadi aset sumber daya manusia yang potensial. Saat ini
Indonesia tengah menghadapi masalah kesehatan, terutama pada lansia. Menkes
menegaskan bahwa penanganan kasus peyakit tersebut tidaklah mudah karena
biasanya penyakit pada lansia merupakan penyakit degeneratif yang salah satunya
penyakit osteoporosis tadi. Osteoporosis atau kerapuhan pada tulang ternyata
berdampak sangat serius. Karena apabila kita hanya jatuh terpleset di lantai dapat
membuat tulang panggul patah dan menyebabkan kelumpuhan, serta beresiko nyeri
di seluruh bagian tubuh. Osteoporosis merupakan proses alami yang bisanya lebih

1
banyak terjadi pada perempuan terutama setelah menopause. Sedang osteoporosis
yaitu penyakit yang ditandai dengan penurunan kepadatan massa tulang sehingga
tulang menjadi tipis,rapuh, dan mudah retak. Pemicu dari penyakit ini salah satunya
juga adalah kurangnya asupan kalsium dan resiko osteoporosis lebih tinggi pada
usia lanjut dan setelah 65 tahun. Penyakit ini dapat diperparah oleh gaya hidup
dengan tidak makan makanan yang mengandung kalsium, tidak banyak gerak atau
olahraga, merokok, terlalu banyak minum kopi, makan makanan tinggi garam, dan
mengkonsumsi alkohol hal ini semakin meningkatkan osteoporosis.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghambat atau mengurangi
osteoporosis pada lansia saat ini adalah dengan mengkonsumsi bahan makanan
yang mengandung kalsium yang tinggi salah satunya adalah susu. Kalsium sendiri
adalah mineral utama penyusun tulang, dimana nutrisi yang terdapat pada 100 gram
susu sapi yaitu kalsium sebanyak 143%, fosfor 60%, dan air 87%. Namun harga
susu olahan atau susu yang khusus dikunsumsi untuk lansia masih cukup mahal di
Indonesia, apalagi masyarakat dengan perekonomian kebawah tentunya tidak
mampu untuk membeli susu. Jangankan untuk membeli susu sekedar untuk makan
sehari-hari saja masih kurang, oleh karena itu dibutuhkan terobosan baru untuk
menciptakan bahan makanan yang tinggi kalsium untuk pengobatan osteoporosis
pada lansia, namun mudah didapat dan tentunya harganya terjangkau. Kita dapat
mencari bahan makanan tersebut disekeliling kita, dan terkadang kita anggap
sebagai limbah dan oleh sebagaian orang di anggap sebagai hama yang menggangu
dan tidak ada gunanya. Padahal bahan tersebut mengandung nutrisi seperti kalsium
yang tinggi.
Susu yang tinggi akan kalsium biasanya dapat diperoleh melalui sapi ataupun
kambing, dimana pada kedua hewan tersebut akan di ambil susunya dan akan
dikonsumsi, namun terkadang susu yang tinggi kalsium dan diperuntukan untuk
dikonsumsi lansia harganya tidak murah sehingga banyak masyarakat yang tidak
dapat membelinya. Salah satu bahan makanan yang mengandung kalsium yang
tinggi yang dapat kita peroleh disekitar kita dan terkadang di anggap sebagai hama
dan limbah adalah keong mas. Ya yang akan di manfaatkan dalam produk ini adalah
cangkang dari keonga mas, dimana cangkang pada hewan moluska bernama latin
Pomacea canaliculata L. ini sering di anggap limbah oleh masyarakat. Apabila

2
daging dari keong mas ini telah di ambil dan dimanfaatkan sebagai makanan maka
cangkang dari keong mas ini akan dibuang yang tentunya akan mencemari
lingkungan dan menjadi limbah yang dapat menggangu masyarakat. Di Indonesia
keong mas sangat banyak sekali jumlahnya terlebih negara indonesia merupakan
negara agraria yang mempunyai lahan pertanian yang cukup luas. Keong mas di
anggap oleh petani sebagai hama dan dapat hidup hingga umur 2- 6 tahun dan setiap
bertelur keong mas dapat menghasilkan 200-800 butir dan menetas pada usia 8-14
hari. Para petani biasanya hanya memusnahka saja keong mas ini padahal didalam
cangkang keong mas terdapat kandungan nutrisi yang cukup banyak diantaranya
protein 2,94%, lemak kasar 0,12%, kalsium 29,35%, dan posfor 0,19%. Dengan
potensi nutrisi yang cukup tinggi khususnya pada kalsium cangkang keong mas
dapat digunakan sebagai penyembuhan osteoporosis dan pencegahan pengroposan
tulang tersebut (Andrian 2018). Berdasarkan hasil uraian diatas, terdapat peluang
yang cukup besar bagi kami untuk dapat menawarkan produk inovatif yang diambil
dari bahan yang sebelumnya diaanggap tidak ada gunanya dan dapat membantu
mengurangi permasalahan dalam masyarakat mengenai limbah serta tentunya dapat
membantu masyarakat khususnya lansia dalam mengobati serta mencegah
osteoporosis mel\alui bahan yang mudah didapat dan murah berupa Produk
Inovatif SUNGKEM (Susu Cangkang Keong Mas) Untuk Pencegahan Osteoporosis
dan Pembentukan Tulang Bagi Lansia. yaitu sebuah inovasi bisnis di bidang produk
kesehatan khususnya untuk mencegah osteoporosis pada tulang dan pembentukan
tulang. SUNGKEM merupakan susu cangkang keong mas yang berguna untuk
kesehatan berbahan baku cangkang keong mas (Pomacea canaliculata L.) dengan
cara dikeringkan lalu dihaluskan lalu di isolasi kalsium dengan proses kalsinasi
serta dengan ditambahkan susu kedelai bubuk. Sehingga SUNGKEM memiliki
peluang pasar dan bisnis yang sangat tinggi, hal ini karena SUNGKEM merupakan
produk yang dapat mengobati osteoporosis dan mencegah pengeroposan pada
tulang dengan harga yang cukup terjangkau serta tentunya aman untuk dikonsumsi
serta mampu mengatasi limbah cangkang keong mas dan hama bagi tanaman padi.
Selain itu, diharapkan akan tercipta brand image yang baik dan dapat mendukung
produk kesehatan ini sehingga mempunyai potensi untuk dikomersialkan di
Indonesia apalagi dikombinasikan dengan susu kedelai yang memiliki kandungan

3
protein yang lebih tinggi dari susu sapi, kandungan lemaknya rendah, tidak
mengandung kolesterol yang tentunya aman untuk lansia. Serta kandungan
isoflavon dalam susu kedelai berkhasiat sebagai anti kanker, mencegah penyakit
jantung koroner, osteoporosis dan simptom monopouse (Liu, 2004).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah bagaimana menciptakan produk kesehatan untuk mencegah osteoporosis
pada lansia dengan memanfaatkan limbah cangkang keong mas (Pomacea
canaliculata L.) dan kacang kedelai yang aman untuk dikonsumsi dan dapat dibeli
dengan harga yang terjangkau yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen
sebagai produk kesehatan yang tentunya sehat dan aman.

1.3 Tujuan
Tujuan dari program kreativitas ini adalah menciptakan produk yang dapat
digunakan untuk pengobatan osteoporosis berbasis pemanfaatan limbah cangkang
keong mas yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan mencitrakan brand
image SUNGKEM sebagai produk susu kesehatan untuk mengobati osteoporosis
pertama di Indonesia.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari karya ilmiah ini adalah dapat menghasilkan suatu
inovasi produk kreatif bisnis baru di bidang kesehatan untuk lansia dengan
pengolahan limbah cangkang keong mas yang dikeringkan dengan oven dihaluskan
lalu di isolasi kalsium untuk diambil kalsiumnya dengan metode kalsinasi dan
dicampur dengan susu kedelai bubuk serta paten Produk sehingga pemasaran
SUNGKEM bersifat berkelanjutan. Dan diharapkan juga luaran berupa artikel dan
publikasi ilmiah yang dipatenkan.

1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya karya ini adalah terbentuknya
usaha SUNGKEM yang mampu meningkatkan kemampuan kewirausahaan

4
pelaksana, dimana mahasiswa dituntut tidak hanya menjadi pekerja namun juga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat serta dapat
menggerakan perekonomian. Lalu selanjutnya adalah dapat memanfaatkan
cangakang keong mas yang sebelumnya hanya dianggap limbah serta menekan
peningkatan pertumbuhan keong mas di lahan pertanian yang menjadi hama, dan
dapat mengedukasi masyarakat bahwa cangkang keong mas dapat dimanfaatkan
menjadi bahan yang dapat digunakan atau di jadikan sebagai produk kesehatan.

5
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Sumber Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan SUNGKEM adalah cangkang
keong mas (Pomacea canaliculata L.) dan kacang kedelai ( Glycine max) serta
gula yang mudah didapatkan di Malang dan sekitarnya. Dimana cangkang keong
mas mengandung protein 2,94%, lemak kasar 0,12%, kalsium 29,35%, dan posfor
0,19%, dengan potensi nutrisi yang cukup tinggi khususnya pada kalsium cangkang
keong mas dapat digunakan sebagai pencegahan osteoporosis dan pengroposan
tulang tersebut (Andrian 2018), sedangkan pada 100 gr kacang kedelai mengandung
protein 36,49 gr dan karbohidrat 30,1 gr serta tidak mengandung lemak jahat yang
tentunya sangat bermanfaat bagi lansia.

2.2 Gambaran Logo

Gambar 1. Gambaran kemasan


Produk susu serbuk ini dimasukkan pada plastik Alumunium Foil yaitu jenis
plastik yang biasa digunakkkan untuk pembungkus susu bubuk, lalu dimasukkan
kedalam kardus dimana kardus mempunyai logo produk, pada pembungkus susu
terdapat gambar keong mas serta kedelai yang menandakan bahwa produk ini
terbuat dari cangkang keong mas dan juga kedelai. Tentunya produk ini aman untuk
dikonsumsi bagi manusia dan senantiasa dipercaya oleh masyarakat untuk dapat
mencegah osteoporosis yang berasal dari kandungan nutrisi pada cangkang keong
mas dan kedelai, warna emas menandakan kemewahan. Dibawahnya terdapat label
halal menandakan bahwa susu ini halalan thoyyiban untuk dikonsumsi oleh
manusia.

6
2.3 Gambaran Kemasan
SUNGKEM dikemas dengan design yag sangat menarik dengan ciri khas
dibidang peternakan dalam bentuk serbuk yang dibungkus dalam plastik
Alumunium Foil, lalu dimasukkan kedalam kardus hal ini untuk menjaga kesterilan
produk yang kami buat. Kemasan yang akan kami buat nantinya juga akan
memenuhi syarat-syarat kemasan, diantaranya terdapat nama produk, komposisi,
tanggal aman pemakaian (expired), label halal oleh MUI, dan cara pemakaian obat
dengan dosis tertentu. Bahan yang kita gunakan sangat terjangkau karena untuk
menjawab solusi kesehatan bagi penderita osteoporosis yang memiliki kondisi
perekonomian menengah ke bawah, namun tetap memiliki daya tarik bagi
konsumen dan aman.

2.4 Gambaran Umum Produk


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan SUNGKEM adalah cangkang
keong mas dan kacang kedelai yang dibuat serbuk dengan metode pengeringan lalu
di isolasi kalsium dengan proses kalsinasi, agar tetap menjaga nutrisi lalu
dimasukkan kedalam plastik Alumunium Foil. Dimana kedua bahan ini cangkang
keong mas dan kacang kedelai mengandung nutrisi yang tinggi, pada cangkang
keong mas memiliki kandungan kalsium yang dapat menjadi bahan alternatif untuk
pencengahan osteoporosis.

2.5 Gambaran Motto Usaha


Motto usaha dalam memproduksi dan memasarkan “SUNGKEM” tersebut
adalah dengan menggunakan “ALTERNATIVE HEALTH PRODUCT FROM
WASTE’’.

2.6 Gambaran Sumber Daya Tenaga Kerja


Pelaksana pada kegiatan program kreativitas mahasiswa dalam bidang
kewirausahaan merupakan mahasiswa Jurusan Peternakan. Pengetahuan yang kuat
tentang ilmu peternakan, kualitas produk, dan kelayakan dari dunia kesehatan
perihal SUNGKEM untuk dikonsumsi menjadikan kita sangat beroptimis untuk

7
menjalankan bisnis ini. Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh dosen
pendamping yang teknologi hasil ternak di Indonesia serta sebagai guru besar
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

2.7 Gambaran Pemasaran


Kami akan bekerja sama dengan instansi kesehatan agar produk kami lebih
dipercaya di masyarakat dan sebagai ajang promosi yang baik dan mendukung.
Potensi pasar yang menjadi target untuk mengawali bisnis ini adalah para penderita
osteoporosis baik muda ataupun tua. Produk SUNGKEM merupakan peluang besar
bagi kami untuk mengembangkan usaha ini. Adapun analisis SWOT produk
SUNGKEM pada
Tabel 1. Tabel Analisis SWOT Produk SUNGKEM.

Strength Weakness
1. Bahan baku mudah didapat. 1. Minimnya pengetahuan dari
2. Terbuat dari bahan alternatif yang masyarakat tentang manfaat
mengandung kalsium cukup kandungan ada pada cangkang
tinggi. keong mas dan susu kedelai.
3. Harga produk terjangkau untuk Masyarakat beranggapan bahwa
semua kalangan bahan baku produk SUNGKEM
4. Produk inovatif terbaru dengan merupakan bahan yang kurang
bahan produk cangkang keong tepat untuk dijadikan sebagai
mas dan kacang kedelai yang pencegahan pada osteoporosis.
digunakan sebagai bahan utama
Opportunity Threat
1. Pencegahan alternatif untuk 1. Adanya produk pengobatan lain
penyakit osteoporosis. yang sudah dikenal terlebih
2. Kurangnya produk obat yang dahulu oleh masyarakat.
aman dikonsumsi dari bahan yang
dianggap sebagai limbah namun
memiliki manfaat bagi dunia
kesehatan.

8
3. Media sosial dapat digunakan
sebagai promosi utama untuk
penjualan produk kami.

2.8 Analisis Keuangan


2.8.1 Penetapan Harga Jual
Harga jual dari SUNGKEM yang kami produksi lebih ekonomis karena
menyesuaikan dengan biaya yang ada di pasaran. Harga jual kemasan untuk
osteoporosis

kardus SUNGKEM dengan berat 250 gram yaitu Rp 25000,-.

2.8.2 Pendapatan dan Keuntungan


SUNGKEM dengan isolasi kalsium dengan proses kalsinasi, dan dimasukkan
kedalam plastik Alumunium Foil yang dapat dikonsumsi yang akan dikembangkan
dan menghasilkan 50 kardus dalam 1 kali produksi. Apabila order produk
SUNGKEM mengalami peningkatan, maka kami akan melakukan peningkatan
produksi. Jadi omset per satu kali produksi yaitu sebesar (100 x 25000)
=2.500.000,-. Jika dalam satu tahun beroprasi sebanyak 10 kali (10 x kali produksi)
maka pendapatan selama satu tahun adalah 10 x Rp 2.500.000 = Rp 25.000.000,-.
Keuntungan yang dapat diperoleh dalam satu tahun merupakan selisih antara
pendapatan dan total biaya produksi (biaya penyusutan habis pakai dan biaya
operasional). Keuntungan dalam satu tahun pertama adalah Rp 25.000.000,- –
Rp12.500.000,- = Rp 12.500.000,-

2.8.3 Kelayakan Usaha


a. R/C dan Benefit Cost Ratio
R/C= Hasil Usaha : Biaya Produksi
=Rp 25.000.000,- : Rp. 3.880.000,-
=6,44
Artinya, setiap rupiah biaya produksi menghasilkan keuntungan sebesar 2 rupiah.
Benefit Cost Ratio = Keuntungan : Biaya Produksi

9
= Rp 12.500.000,- : Rp 3.880.000,-
= 6,44
Artinya, setiap satu rupiah biaya produksi menghasilkan keuntungan sebesar 5
rupiah.

b. Break event point (BEP)


BEP dihitung untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan dapat
mencapai titik impas, yang dapat dihitung menggunakan persamaan:
BEP harga = Total biaya produksi/ produksi (10 kali)
=Rp 12.500.000,-/1000 kardus
=Rp 12.500/kardus
Artinya usaha “SUNGKEM” akan mengalami titik impas ketika dalam
produksi 1000 botol dijual dengan harga Rp 12.500/kardus.
BEP Produksi = Total biaya produksi/ harga jual
= Rp 12.500.000,-/Rp 25.000,-
= 500 kardus produksi
Artinya usaha “SUNGKEM” akan mengalami titik impas dengan harga jual Rp
25.000/botol ketika telah terjual sebanyak 500 kardus SUNGKEM.

10
BAB III. METODE PELAKSANAAN

Gambar 1. Diagram Metode Pelaksanaan Perogram


3.1 Strategi Produksi
3.1.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan usaha yang kami lakukan yaitu selama 5 bulan sesuai dengan jadwal
yang ada. Tahap yang paling penting yaitu persiapan dan perizinan melakukan uji
laboratorium. Selanjutnya, pembuatan produksi dari mulai uji susu hingga
pengemasan SUNGKEM dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Pemasaran sendiri dilakukan di berbagai melalui media
sosial serta bekerja sama dengan instansi kesehatan yang ada di Indonesia dan
melakukan penyuluhan tentang susu sebagai pencegahan osteoporosis.
3.1.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan produk ini antara lain: blender, kain
saring, baskom, pisau, oven, panci, kan saring, pengaduk, kompor dan alat-alat
laiinnya terdapat pada saat sewa laboratorium. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu: keong mas, kacang kedelai, gula, . Alat dan bahan yang digunakan tersebut
disurvei dan dibeli didaerah Malang dan sekitarnya.

11
3.2 Riset dan Perencanaan Pemasaran
3.2.1 Survei Pasar dan Pemetaan Target Pasar
Langkah awal yang akan kami lakukan sebelum memproduksi adalah survei
pasar. Survei pasar yang dilakukan meliputi ketersediaan bahan baku produksi, alat
produksi, dan keinginan konsumen mengenai produk kesehatan untuk pencegahan
osteoporosis. Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
konsumen, sehingga mempermudah produsen dalam menentukan target dan
peluang pasar. Riset yang dilakukan meliputi pengamatan produk-produk sejenis
yang telah beredar dipasar dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana
produk Gambar 3. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program Pembuatan Produk
SUNGKEM yang akan kami hasilkan dapat bersaing dipasar dan diminati
konsumen serta riset untuk mencari pemasok bahan baku yang berkualias baik,
memiliki harga yang sesuai dengan kualitasnya, dan dapat menyuplai kebutuhan
bahan baku pasti.

3.2.2 Pembelian Bahan Baku dan Penunjang Produksi


Pembelian alat-alat penunjang dan bahan baku produksi dilakukan setelah
survei pasar. Hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dari produksi SUNGKEM. Alat penunjang dan bahan baku yang dibeli memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan standar kualitas produk. Bahan baku utama dalam
pembuatan produk SUNGKEM adalah keong mas, kacang kedelai, gula, dan air.

3.2.3 Persiapan Media Pemasaran dan Desain Publikasi


Persiapan media pemasaran produk SUNGKEM yaitu bekerja sama dengan
instansi kesehatan lalu bersama-sama melakukan sosialisasi. Selain itu juga
memanfaatkan media cetak dan media elektronik dengan konsep yang didesain
dengan sangat menarik. Media cetak yang akan digunakan yaitu berupa poster,
brosur, banner, pamflet dan sticker, sedangkan media elektronik yang digunakan
yaitu website sebagai media publikasi. Selain itu, kami juga memanfaatkan jejaring
sosial (facebook, line, twitter dan instagram) semaksimal mungkin sebagai sarana
pemasaran, publikasi, dan sumber informasi kepada konsumen.

12
3.3 Pelaksanaan Produksi
3.3.1 Produksi
Kegiatan usaha ini dilaksanakan selama waktu 5 bulan. Produksi ini
dilaksanakan di laboratorium. Pembuatan produk dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan produk akhir yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produksi
SUNGKEM dilakukan dengan 2 cara, yaitu tahap pertama dimulai dengan
pembuatan produk/artikel/katalog SUNGKEM yang siap untuk dijual kepada
konsumen atau readystock dan tahap kedua dimulai setelah produk SUNGKEM
telah tersedia. Selain itu, kami juga menerima custom order atau pesanan yang
berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan SUNGKEM

Dikeri Di Dicamp
Dibersi
ngkan Dihaluskan isolasi ur
hkan
denga dengan cara karboh dengan SUNGK
keong
n cara di tumbuk idrat susu
lalu EM
di lalu di giling (kalsin kedelai
rendam
oven asi) bubuk

3.3.2 Publikasi dan Pemasaran Produk


a. Pengemasan
Kemasan produk merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen untuk membeli
produk tersebut. Proses pengemasan SUNGKEM dilakukan dalam wadah berupa
alumunium foil lalu dimasukkan kedalam kardus. Setelah pengemasan dilakukan,
maka dilanjutkan dengan pelabelan produk yang dilengkapi dengan informasi dosis
pemakaian yang aman.

b. Pemasaran
Perencanaan pemasaran produk yang akan dilakukan dalam mengenalkan
produk SUNGKEM ke konsumen antara lain iklan, publikasi, dan promosi. Bentuk
iklan yang direncanakan antara lain menyebarkan leaflet, brosur, dan pemasaran
secara online, baik media sosial seperti Line, Whatsapp, Instagram, dan Facebook
maupun jual beli online. Kami juga akan melakukan kerja sama dengan pihak
akademisi untuk lebih mempromosikan SUNGKEM.

13
3.4. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan bertujuan untuk mengontrol dan menganalisa kegiatan yang
dilakukan. Evaluasi usaha juga bertujuan untuk menganalisis kelemahan maupun
kendala yang dihadapi selama berjalannya usaha, kalsium pada cangkang keong
mas diisolasi dengan proses kalsinasi. Evaluasi ini mencakup tiga aspek target
evaluasi yaitu sistem produksi, kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, serta
pemasaran. Evaluasi pemasaran dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
target-target penjualan yang telah direncanakan agar usaha ini sesuai dengan BEP
yang telah dicanangkan.

14
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp 2.330.000,-
2 Bahan habis pakai Tp 63.000,-
3 Perjalanan Rp 600.000,-
4 Lain-lain RP 895.000,-
Jumlah Rp 3.888.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3.Jadwal Kegiatan
Bulan
N Jenis
1 2 3 4 5
o Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei Pasar
2 Pembuatan
Gambar
Produk
3 Persiapan
4 perizinan
penelitian
5 Pelaksaan
produksi
6 Uji
kelayakan
produksi
7 pembuatan
produksi
8 pengemasan
9 Kerjasama
instansi
kesehatan
10 Pemasaran
11 Evaluasi
Produksi
12 Laporan
akhir

15
Biodata Kelompok

a. Ketua :
Nama : Muhammad Giri Ramdani
NIM : 195050101111090
Kelas :L
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Peternakan
b. Anggota 1:
Nama : Erinda Arfarya Salsabel
NIM : 195050101111060
Kelas :L
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Peternakan
c. Anggota 2:
Nama : Yasri Rahmawati
NIM : 19505010111084
Kelas :L
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Peternakan
d. Anggota 3:
Nama : Felix Susanto
NIM : 195050101111096
Kelas :L
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Peternakan

16

Anda mungkin juga menyukai