Anda di halaman 1dari 4

A.

Langkah-Langkah Menggalang Kemitraan


Kemitraan di bidang kesehatan tidak dapat datang dengan sendirinya. Kemitraan
itu harus digalang agar kerjasama yang terbentuk tidak mengabaikan prinsip-prinsip
kemitraan. Dengan demikian kemitraan dan kerjasama akan berlangsung secara efektif
dan bertahan lama. Langkah-langkah menggalang kemitraan dibidang kesehatan meliputi:

1. Menyusun Gagasan Kemitraan


Langkah pertama dalam menggalang kemitraan tentu saja adalah
menyusun gagasan kemitraan, yaitu program kesehatan yang akan dimintakan
kontribusi positifnya dari satu ataau beberapa pihak lain.

2. Mengidentifikasi Calon Mitra


Langkah ini bertujuan untuk mengenali dan menetapkan pihak-pihak yang sesuai
diajak bermitra dalam rangka melaksanakan gagasan kemitraan. Dengan demikian
keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak bermitra
Langkah mengidentifikasi calon mitra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
studi kepustakaan dan studi lapangan.
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kajian terhadap dokumen-dokumen tentang
berbagai lembaga yang mungkin, termasuk proyek-proyek kemitraan yang sedang
atau pernah mereka lakukan.

2. Studi Lapangan
Dari studi kepustakaan biasanya dapat diperoleh alamat, nomer telepon, fax,
email atau bentuk kontak lain dari calon mitra. Melalui saran kontak selanjutnya
dibuat perjanjian untuk melakukan wawancara dengan narasumber dari calon
mitra.
Wawancara sebaiknya dilakukan secara terarah, yaitu menggunakan
kuesioner sebagai pemandu. Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka (ini
yang terbaik), atau cara-cara lain seperti melalui telepon, melalui telepon, melalui
surat, atau melalui email.
Dengan mengidentifikasi calon mitra, akan diperoleh daftar calon mitra
potensial berikut masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi calon mitra
tersebut (jika ada) dalam rangka mendukung gagasan kemitraan.

3. Merumuskan Tujuan dan Peran


Setelah dirumuskan nya tujuan kemitraan dan peran yang diharapkan dari para
mitra, gagasan kemitraan disempurnakan dengan menambahkan usul mengenai
tujuan kemitraan dan peran-peran tersebut. Dengan demikian, gagasan kemitraan
menjadi lengkap dan lebih konkrit, siap untuk ditawarkan kepada para calon mitra.

4. Menyiapkan Diri
Agar dapat mengawali upaya advokasi untuk menggalang kemitraan, sebaiknya
pihak yang berinisiatif melakukan konsolidasi dulu.
Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kapada landasan
kemitraan, dengan tujuan untuk mengupayakan agar pihak yang berinisiatif:
a. Dapat mengembangkan komunikasi dua arah dengan calon mitra
b. Dapat lebih memahami masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi oleh calon
mitra(jika ada)
c. Memiliki rencana kerja yang sistematis berkaitan dengan pelaksanaan gagasan
kemitraan.
d. Fleksibel, informal dan mudah dihubungi.
e. Memiliki kemampuan mengerahkan berbagai sumber daya yang diperlukan dan
bersedia menginvestasikan sumber daya tersebut dalam “proyek kerjasama”.
f. Dapat menjamin upaya-upaya dalam menggalang kerjasama dilakukan secara
berkelanjutan dan sinkron satu sama lain.

5. Menumbuhkan Kesepakatan
Tujuan dari langkah ini adalah dapat diperolehnya kesepakatan dan ikatan antara
pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra. Kesepakatan
sebaiknya dinyatakan dan dirumuskan dalam bentuk perjanjian tertulis atau nota
kesepahaman (memorandum of understanding). Bentuk tertulis ini memiliki dua
keuntungan yaitu:
a. Menjadi landasan atau payung hukum resmi yang dapat menjamin kelangsungan
kerjasama atau kemitraan.
b. Sebagai titik tolak untuk merumuskan rencana kerjasama atau kemitraan.

6. Merumuskan Rencana Kerjasama


Setelah kesepakatan dicapai dan dinyatakan secara tertulis, kesepakatan ini
digunakan sebagai titik awal untuk menyusun rencana kerjasama. Rencana kerjasama
ini sangat penting karena merupakan acuan bagaimana mencapai tujuan-tujuan
kerjasama.

7. Melaksanakan Kerjasama
Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, kegiatan-kegiatan dilaksanakan.
Kerap kali sebagai tanda dimulainya kegiatan-kegiatan proyek kemitraan dilakukan
semacam peresmian atau pencanangan. Acara ini tidak sekedar bersifat seremoniaol,
tetapi yang penting adalah sebagai pengingat kembali atas kesepakatan-kesepakatan
yang telah dicapai dan peneguhan tekad untuk memulai kerjasama (kemitraan).

8. Menyelenggarakan Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dilakukan selama program kemitraan berlangsung untuk mengetahui
dengan segera; kemajuan-kemajuan yang dicapai; penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Sedangkan evluasi dilakukan secara cross sectional pada saat-saat tertentu
setelah program kemitran berjalan beberapa waktu, termasuk setelah berakhirnya
program kemitraan.
Alat untuk pemantauan adan evaluasi adalah system informasi. Oleh karena itu,
perumusan system informasi yang akan dibangun harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.
a. Tujuan pemantauan dan evaluasi
b. Hal-hal apa yang akan dipantu dan dievaluasi (indikator
keberhasilan/penyimpangan).
c. Informasi apa yang diperlukan untuk pemantauan dan evaluasi.
d. Data apa yang harus dicatat dan dilaporkan oleh siapa kepada siapa.
e. Kapan data harus dicatat dan dilaporkan serta diolah dan disajikan.
f. Standar-standar yang digunakan (yang tercantum dalam rencana kerjasama).

DAPUS

Susanti, Iis. 2015. Langkah-Langkah Kemitraan Kesehatan. Diakses pada tanggal 7 Januari 2020
pada laman https://www.scribd.com/doc/268832918/langkah-langkah-kemitraan-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai