2. Studi Lapangan
Dari studi kepustakaan biasanya dapat diperoleh alamat, nomer telepon, fax,
email atau bentuk kontak lain dari calon mitra. Melalui saran kontak selanjutnya
dibuat perjanjian untuk melakukan wawancara dengan narasumber dari calon
mitra.
Wawancara sebaiknya dilakukan secara terarah, yaitu menggunakan
kuesioner sebagai pemandu. Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka (ini
yang terbaik), atau cara-cara lain seperti melalui telepon, melalui telepon, melalui
surat, atau melalui email.
Dengan mengidentifikasi calon mitra, akan diperoleh daftar calon mitra
potensial berikut masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi calon mitra
tersebut (jika ada) dalam rangka mendukung gagasan kemitraan.
4. Menyiapkan Diri
Agar dapat mengawali upaya advokasi untuk menggalang kemitraan, sebaiknya
pihak yang berinisiatif melakukan konsolidasi dulu.
Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kapada landasan
kemitraan, dengan tujuan untuk mengupayakan agar pihak yang berinisiatif:
a. Dapat mengembangkan komunikasi dua arah dengan calon mitra
b. Dapat lebih memahami masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi oleh calon
mitra(jika ada)
c. Memiliki rencana kerja yang sistematis berkaitan dengan pelaksanaan gagasan
kemitraan.
d. Fleksibel, informal dan mudah dihubungi.
e. Memiliki kemampuan mengerahkan berbagai sumber daya yang diperlukan dan
bersedia menginvestasikan sumber daya tersebut dalam “proyek kerjasama”.
f. Dapat menjamin upaya-upaya dalam menggalang kerjasama dilakukan secara
berkelanjutan dan sinkron satu sama lain.
5. Menumbuhkan Kesepakatan
Tujuan dari langkah ini adalah dapat diperolehnya kesepakatan dan ikatan antara
pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra. Kesepakatan
sebaiknya dinyatakan dan dirumuskan dalam bentuk perjanjian tertulis atau nota
kesepahaman (memorandum of understanding). Bentuk tertulis ini memiliki dua
keuntungan yaitu:
a. Menjadi landasan atau payung hukum resmi yang dapat menjamin kelangsungan
kerjasama atau kemitraan.
b. Sebagai titik tolak untuk merumuskan rencana kerjasama atau kemitraan.
7. Melaksanakan Kerjasama
Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, kegiatan-kegiatan dilaksanakan.
Kerap kali sebagai tanda dimulainya kegiatan-kegiatan proyek kemitraan dilakukan
semacam peresmian atau pencanangan. Acara ini tidak sekedar bersifat seremoniaol,
tetapi yang penting adalah sebagai pengingat kembali atas kesepakatan-kesepakatan
yang telah dicapai dan peneguhan tekad untuk memulai kerjasama (kemitraan).
DAPUS
Susanti, Iis. 2015. Langkah-Langkah Kemitraan Kesehatan. Diakses pada tanggal 7 Januari 2020
pada laman https://www.scribd.com/doc/268832918/langkah-langkah-kemitraan-kesehatan