Data utamauntukbahandiskusi :
1. Diagnosis / gambaranklinis:
Appendisitis, keadaan umum sedang,pasien dalam kondisi nyeri perut kanan bawah.
2. Riwayat pengobatan :
-
3. Riwayat kesehatan / penyakit :
-
4. Riwayat Keluarga: -
5. Riwayat Pekerjaan :siswa
6. Kondisi lingkungan social dan fisik (Rumah, Lingkungan,Pekerjaan) : -
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : -
8. Lain-lain :
Sens : CM
Tekanandarah :130/80 mmHg RR :22 x/i
HR : 104 x/i T : 37,6 °C
Hasilpemeriksaanfisik:
Kepala : mata : Konjuntiva palpebra inferior : pucat (+), ikterik (-), isokor, D: 3 mm
Leher : Struma (-), Pembesaran kelenjar (-)
Thorax :I : simetris
P : SF kesanka = ki
P :sonor kedua lapangan bawah paru
A: SP : vesicular ST:-
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Mc Burney sign (+)
P : Timpani
A: Peristaltikmeningkat
Ekstremitas : Akralhangat
Diagnosa : Appendisitis
Anjuran : Darah lengkap, KGD add random, RFT, LFT,CT,BT dan urinalisa
Pengobatan :
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (skin test)
- Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
- Inj. Novalgin 1amp/8 jam
- Pasang Kateter Urin ( keluarga tidak bersedia dipasang kateter urin)
Hasil Laboratorium
KGD add random 145 mg%
Ureum 78,8 mg%
Creatinin 1,2 mg%
Bilirubin total 4,07 mg%
SGOT (AST) 22u/l
SGPT (ALT) 25 u/l
Total protein 7,2 gr/dl
CT 6’ BT 2’
Follow Up ( 03 Feb 2016)
S: Demam (+)
O: Sens : CM
Tekanandarah : 130/80 mmHg RR :24 x/i
HR : 94 x/i T : 37,5°C
Hasil pemeriksaan fisik:
Status Lokalisata
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Mc Burney sign (-), obturator sign (-) dannyerialih (-)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
A: Hepatitis Akut
P:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Novalgin 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Diet MII
Follow Up ( 04 Feb 2016)
S: Demam (+)
O: Sens : CM
Tekanandarah : 120/80 mmHg RR :22 x/i
HR : 82 x/i T : 37,6°C
Hasilpemeriksaanfisik:
Status Lokalisata
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Mc Burney sign (+), obturator sign (+) dannyerialih (-)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
A: Appendisitis
Rencana: operasi appendectomy 15:00 CITO
SIO danpuasa
Premed : inj. Ceftriaxon 1gr
Inf. Metronidazole 500mg/8j
Konsul anastesi
Laporanoperasi
• Posisi supine dalam spinal
• Aseptik antiseptic prosedur
• Insisi grid iron peritoneum dibuka
• Keluar pus ± 500cc
• Identifikasi sekum
• App gangrenous dengan perforasi pada step 1
• Cuci dengan NaCl 0,9%
• Dilakukan appendectomy
• Cuci dengan Nacl 0,9 % hingga bersih
• Pasang drain
• Jahit lapis demi lapis
• Operasi selesai
Pengobatan :
A: Appendisitis Perforasi
P:
IVFD Panamin G 20 gtt/i(500cc/24jam)
IVFD RL 1000 CC/24 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Metronidazol 500mg/8 jam
Inj. Ketorolac 1amp/8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Ketropen (K/P)
MSS (minum sedikit sedikit)
Diet MII
Drain sudah di aff
Besok pagi di GV
Follow Up ( 09 Feb 2016)
S: Demam (+), Post operasi hari V
O: Sens : CM
Tekanan darah : 120/70 mmHg RR :24 x/i
HR : 120 x/i T : 38,2 °C
Hasil pemeriksaan fisik:
Status Lokalisata
Abdomen: I :luka hecting nanah (+)banyak, darah (-)
P : Soepel, H/L : ttb, nyeri tekan (-), flatus (+)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
A: Appendisitis Perforasi + enterocutaneus fistel
P:
Inf. Metronidazol 500mg/8 jam
IVFD Panamin G 20 gtt/i(500cc/24jam)
IVFD RL 1000 CC/24 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Puasa
DaftarPustaka :
1. Craig Sandy, MD, 2012. Appendicitis. Department of Emergency Medicine, University of North Carolina at
Chapel Hill School of Medicine.http://emedicine.medscape.com/article/773895-workup[Accessed on July
15, 2013]
2. Williams, NS. The Vermiform Appendix. Bailey and Love’s Short Practice of Surgery, 25th ed. p: 1204-
1218.
HasilPembelajaran :
1. Definisi Appendisitis
2. Etiologi Appendisitis
3. Diagnosis Appendisitis
4. Tatalaksana Appendisitis
1. Subjektif :Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, dialami pasien 4 hri ini, nyeri perut terus menerus.
Mual dan muntah juga dirasakan pasien, muntah dialami setiap pasien selesai makan.
2. Objektif :Dari anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik didapati Mc Burney sign (+) dan obturator sign
(+).Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Gejala klinis (nyeri perut kanan bawah 4 hari ini terus menerus dan mual muntah setiap pasien
selesai makan)
Pemeriksaan Fisik (Mc Burney sign (+) dan obturator sign (+)
3. Assesment: Nyeri abdomen adalah keluhan utama pasien dengan apendisitis akut. Sequence diagnostik
dengan nyeri kolik di sentral abdomen diikuti dengan muntah dan pergeseran rasa nyeri ke fossa iliaka kanan
pertama kali dideskripsikan oleh Murphy tetapi hanya terjadi pada 50% pasien dengan apendisitis akut.
Gambaran khasnya, pasien mendeskripsikan nyeri kolik periumbilikus, yang semakin intens dalam 24 jam
pertama, menjadi semakin konstan dan tajam, dan berpindah ke fossa iliaka kanan. Nyeri awal
menggambarkan nyeri akibat inervasi viseral midgut dan nyeri yang terlokalisasi disebabkan oleh
keterlibatan dari peritoneum parietal setelah terjadi progresi inflamasi. Kehilangan nafsu makan terkadang
menjadi keluhan subjektif yang dominan dan konstipasi serta mual sering dijumpai. Muntah yang banyak
mengindikasikan terjadinya peritonitis generalisata setelah perforasi tetapi jarang menjadi keluhan utama
pasien dengan apendisitis simple.Beberapa scoring system untukmenegakkan diagnosis
appendisitisakutsudahbanyakdibuat. Yang paling pentingdigunakanadalah Alvarado Score. Jumlahskor>7
merupakanappendisitisakut yang kuat.
4. Plan: segera dilakukan apendektomi. Hal ini disebabkan perforasi dapat terjadi dalam waktu < 24 jam
setelah onset apendisitis. Penundaan tindakan pembedahan ini sambil diberikan antibiotik dapat
mengakibatkan terjadinya abses atau perforasi.
Pendidikan :Dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan dan
pemulihan, untuk itu pada tahap awal pasien diedukasi tentang pola diet, asupan cairan, dan keteraturan
meminum obat.
Konsultasi :SpesialisBedah
Rujuk :Perlunya rujukan terhadap pasien ini jika terdapat komplikasi atau pun penyulit