Oleh :
Alif Violeta Efrilla
NIM A1C015015
Oleh :
Alif Violeta Efrilla
NIM A1C015015
Oleh :
Alif Violeta Efrilla
NIM A1C015015
Mengetahui:
Pembimbing 1, Pembimbing 2.
(Susanto Budi Sulistyo, S.TP., M.Si. Ph.D) (Purwoko Hari Kuncoro S.Tp., M.Agr., Ph.D)
NIP. 19810525 200501 1 001 NIP. 19761028 200604 1 002
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
pada pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Penulisan Usulan Penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Anisur Rosyad, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
2. Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
3. Susanto Budi Sulistyo, S.TP., M.Si. Ph.D atas saran dan bimbingannya dalam
4. Purwoko Hari Kuncoro S.Tp., M.Agr., Ph.D atas saran dan bimbingannya dalam
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman stroberi adalah salah satu jenis tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dan memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Beberapa petani di
tanaman stroberi masih menggunakan cara konvensional sehingga hasil yang di dapat
belum dapat memenuhi permintaan pasar. Selain itu, cara budidaya yang konvensial
ini dapat mengalami beberapa kendala seperti terkena hama tanaman maupun
penyakit.(Budiman,2008)
Serang, Purbalingga adalah daerah dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 650 –
1.300 m dpl, serta curah hujan yang cukup tinggi sekitar 6,240 mm dengan rata-rata
suhu 200C. kondisi lingkungan yang ada di desa Serang, Purbalingga sangat cocok
untuk budidaya stoberi sehinbgga desa ini terkenal dengan wisata stroberi karena
usahanya. Namun, kendala yang sering di hadapi oleh para petani di desa tersebut
adalah penyakit yang menyerang tanaman stroberi. Penyakit yang sering di jumpai
buah dan lain-lain. Namun tidak semua manusia dapat mengetahui tentang penyakit
yang di jangkit oleh tanaman tersebut. Untuk mengetahui daun yang terinfeksi oleh
bersifat komputerisasi yang dalam sewaktu – waktu dapat dengan mudah menambah
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asep Pranata (2013) adalah
mendiagnosa hama dan penyakit yang ada pada tanaman stroberi berbasis web
yang telah dilakukannya di dapatkan hasil database yang dapat mendiagnosa hama
atau penyakit tanaman stroberi dari daftar penyakit serta ciri-ciri yang di dapatkan
dari pakar ahli hama dan penyakit tanaman. Penelitian mengenai penyakit tanaman
stoberi ini perlu di kembangkan lagi melalui pengolahan citra dan jaringan syaraf
yang menyerang tanaman stroberi menggunakan metode pengolahan citra digital dan
jaringan syaraf tiruan dengan aplikasi Matlab. Dengan penelitian ini diharapkan
mampu deteksi dini penyakit yang menyerang daun stroberi sehingga dapat dilakukan
mengambil citra setiap minggu dan dilihat perkembangannya selama 4 bulan dengan
12 kali pengambilan citra. Parameter yang diamatai dalam penelitian ini adalah,
sehat,tua,sakit)?
untuk mengindetifikasi jenis penyakit pada daun stroberi dengan citra tanaman
stroberi?
3. Parameter visual apa yang tepat digunakan untuk deteksi penyakit pada tanaman
stroberi?
3. Menentukan parameter visual yang tepat digunakan untuk deteksi penyakit pada
tanaman stroberi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau data awal
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Stroberi
Tanaman stroberi adalah tanaman yang di kenal dengan manfaat yang sangat
banyak. Buah stroberi mengandung berbagai vitamin dan mineral. Selain itu juga
buah ini terutama biji dan daunnya di ketahui mengandung ellagic acid. Ellagic Acid
adalah suatu senyawa fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker dan
contohnya sudah di jadikan untuk budidaya stroberi, namun hal yang membuat
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Family : Rosacaeae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria sp
Pada budidaya stroberi bagian yang sering terkena penyakit adalah bagian
daunnya. Dalam masa pertumbuhan vegetative, daun-daun baru stroberi akan tumbuh
pada suhu rata-rata 220C setiap 8-12 hari. Daun stroberi akan tahan selama 1-3 bulan,
kemudia mongering. Pada daun stroberi terdapat stomata dengan jumlah sekitar 300-
400 stomata per mm2. Hal ini mengakibatkan daun mengalami transpirasi dan
kehilangan air.
menyerang akar, crown, daun, bunga, dan buah. Adapun klasifikasi penyakit yang
Citra adalah gambaran dari objek dua dimensi yang diolah dan mengalami
perubahan. Citra tersusun dari kumpulan piksel-pikse dalam larik dua dimensi. Cita
digital adalah suatu larik dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya
Pengolahan citra digital adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
kebutuhan. Proses ini berupa manipulasi dan menganalisa citra dengan bantuan
oleh mata manusia dan untuk mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar
citra yaitu:
a. Point memproses nilai pixel suatu gambar berdasarkan nilai atau posisi dari
pixel tersebut. Contoh dari proses point adalah adding, substracting, contrast
b. Area memproses nilai pixel suatu gambar berdasarkan nilai pixel tersebut
beserta nilai pixel sekelilingnya. Contoh dari proses area adalah convolution,
dan blurring.
c. Geometric digunakan untuk mengubah posisi dari pixel. Contoh dari proses
d. Frame memproses nilai pixel suatu gambar berdasarkan operasi dari 2 buah
gambar atau lebih. Contoh dari proses frame adalah addition, substraction, dan
and/or.
menajamkan gambar. Pada low-level process, input dan output - nya berupa
gambar.
dihasilkan dari proses yang dilakukan gambar tersebut seperti garis, garis
level process.(Gonzales,2008)
visual. Data masukan dan keluaran yang dihsilkan oleh proses ini adala dalam bentuk
citra. Citra yang digunakan adalah citra digital, karena citra jenis in dapat diproses
oleh komputer digital. Citra digital diperoleh secara otomatis dar sistem penangkapan
citra digital dan membentuk suatu matriks yang menyataka intensitas cahaya pada
suatu himpunan diskrit dari suatu titik atau citra masuka diperoleh melalui suatu
kamera yang didalamnya terdapat suatu alat digitasi yang mengubah citra masukan
Dalam system pemrosesan citra digital ada beberapa komponen penting yang di
Media
penyimpanan
Piranti tampilan
sebagai masukan bagi komputer digital. Hasil dari digitizer adalah matriks yang
kuantisasi
gambar dapat disimpan secara permanen agar dapat diproses lagi pada waktu
yang lain
Ada beberapa elemen dasar yang digunakan dalam pemrosesan pengolohan cutra
1. Kecerahan (Brightness)
dalam sebuah citra. Citra dengan kontras rendah komposisi citranya sebagian
besar terang atau sebagian besar gelap. Citra dengan kontras yang baik komposisi
intensitas pada pixel-pixel tetangga, sehingga kita dapat mendeteksi tepi objek di
dalam citra.
4. Warna (Color) adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia
terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Warna warna
yang dapat ditangkap oleh mata manusia merupakan kombinasi cahay dengan
adalah red (R), green (G) dan blue (B) (Gunadarma, 2006).
5. Bentuk (Shape) adalah properti intrinsik dari objek tiga dimensi, dengan
jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy, dan lain-lain). Dalam ilmu computer
sebenarnya ada 3 bidang studi yang berkaitan dengan citra, tapi tujuan ketiganya
berbeda, yaitu :
1. Grafika Komputer
Grafika
Data deskriptif Citra
komputer
deskripsi objek maupun latar belakang yang terkandung pada gambar tersebut.
Merupakan teknik untuk membuat gambar objek sesuai dengan objek tersebut di alam
nyata (realism). Bertujuan menghasilkan gambar/citra (lebih tepat disebut grafik atau
2008).
lingkaran, tebal garis, warna, dan sebagainya. Grafika komputer berperan dalam
2. Pengolahan Citra
Pengolahan
Citra Citra
Citra
yang terkandung dalam citra (image enhancement) contoh : perbaikan kontras gelap
atau terang, perbaikan tepian objek, penajaman, pemberian warna semu, dan lain-lain.
Adanya cacat pada citra sehingga perlu dihilangkan atau diminimumkan (image
pengaturan fokus lensa tidak tepat atau kamera goyang penghilangan noise (Idhawati,
2007).
tepi objek. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain (image
gambar organ tubuh. Citra perlu dimampatkan (imag compression) contoh, suatu file
citra berbentuk BMP berukuran 258 KB dimanfaatkan dengan metode jpeg menjadi
sehingga keberadaan data rahasia tersebut tidak diketahui orang (steganografi dan
3. Pengenalan Pola
Pengenalan
Citra Informasi / deskripsi objek
pola
citra) secara otomatis oleh mesin (komputer). Tujuan pengelompokka adalah untuk
mengenali suatu objek di dalam citra. Manusia bisa mengenali objek yang dilihatnya
Kemampuan sistem visual manusia yang dicoba ditiru oleh mesin Komputer
menerima masukan berupa citra objek yang akan diidentifikasi memproses citra
tersebut dan memberikan keluaran berupa informasi ata deskripsi objek di dalam
citra.
McCullouch dan pitts pada tahun 1943. Pada waktu itu mereka mengubah beberapa
neutron-neutron sederhana menjadi sebuah system yang lebih baik. Mereka juga
mengusulkan pemberian bobot dalam jaringan yang dapat diatur untuk melakukan
fungsi logika sederhana. Kemudian pada tahun 1958 Rosenblatt beserta Minsky dan
Papert mulai mengembangkan model jaringan yang di sebut peceptron. Dalam model
ini mereka mulai mengembangkan iterasinya. Selanjutnya, pada tahun 1960 Widrow
dan Hoff mengembangkan model yang telah di buat oleh Rosenblatt dkk dengan
rata-rata kecil). Aturan ini yang menjadi penyebab computer dapat belajar dengan
Pada dasarnya prinsip jaringan syaraf tiruan sama seperti system kerja otak
manusia. Pada otak manusia terdapat satu unit yang di sebut neutron, neutron
bekerjasebagai unit prmroses terkecil pada otak, bentuk sederhana sebuah neutron
yang oleh para ahli di anggap sebagai satuan unit pemroses tersebut di gambarkan
sebagai berikut:
node
input output
Sum + squash
Gambar 1. Struktur dasar jaringan syaraf tiruan dan struktur sederhana sebuah
neutron
Pada gambar 1 adalah bentuk standar sederhana jaringan otak manusia yang
kemudian di pakai oleh para ilmuwan untuk membuat bentuk standar dari jaringan
syaraf tiruan. Jaringan otak manusia tersusun tidak kurang dari 1013 buah neutron
yang masing-masing terhubung oleh sekitar 1015 buah dendrite. Fungsi dendrite
adalah sebagai penyampai sinyal dari neutron tersebut ke neutron yang terhubung
penerima sinyak di sebut synapse. Konsep dasar yang di pakai jaringan syaraf tiruan
untuk saatn ini adalah sejumlah sinyal masukan a dikalikan dengan masing-masing
penimbang yang besesuiaian w. kemudian dilakukan penjumlahan dari seluruh hasil
perkalian tersebut dan keluaran yang dihasilkan di lakukan ke dalam fungsi pengaktif
untuik mendapatkan tingkatan derajat sinyal keluaran F (a,w). walaupun masih jauh
dari sempurna, namun kinerja dari tiruan neutron ini identic dengan kinerja dari sel
Keterangan:
G : fungsi aktivasi
Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga pada bulai Mei sampai bulan Agustus
2018.
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman stroberi
dengan 2 sumber yang berbeda yaitu anakan dan stolon. Masing-masing sumber di
stroberi berdasarkan perlakuan yang di tentukan Kemudian varietas dari stroberi juga
di bagi menjadi 2 yaitu bibit dari bandung dan bibit yang berasal dari Desa Serang.
Perlakuan dibagi menjadi 2 yaitu yang di letakan pada lahan terbuka dan juga di
dalam screen house. Jumlah dari seluruh sampel adalah 80 sampel anakan bibit
Bandung, 80 sampel stolon bibit Bandung, serta 20 sampel anakan bibit Serang dan
C. Variabel Penelitian
Variable yang di ukur dalam peneilitian ini adalah intensitas warna daun dan
bentuk dari tanaman stroberi yang terserang penyakit. Model warna dan bentuk
tersebut akan di cocokan dengan ciri-ciri dari penyakit yangvmenyerang daun stroberi
D. Prosedur Penelitian
di lahan dengan rentang intensitas cahaya antara 25-60 Kflux dan suhu
yang telah di tentukan kemudian foto per rumpun dari kelompok tersebut.
Pada saat pengambilan citra tidak boleh ada gulma atau tanaman lain yang
pengolah citra dan jaringan syaraf tiruan. Data yang terkumpul akan di pilah
Mulai
Selesai
Agustin, Soffiana, Prasetro, Eko. 2011. Klasifikasi Jenis Pohon manga Gadung Dan
Curut Berdasarkan Tekstur Daun. SESINDO.Surabaya
Ariyanti,E.L, Jahuddin, R, dan Yunus,M. 2012. Potensi Ekstrak Daun Sirih (Piper
Betle Liin) Sebagai Biofungisida Penyakit Busuk Buah Stroberi (Colletoritchum
Fragarie Brooks) Secara In-Vitro. Jurnal Agroteknos Vol.2 N0.3. Makassar.
Gonzalez, R.C, Wood, R.E., 2008. Digital Image Processing, 3rd Edition, Pearson
Prentice Hall: New Jersey.
Hermantoro. 2011. Aplikasi Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan
Untuk Memprediksi Kadar Bahan Organik Dalam Tanah. JTEP Vol.25, No.1.
Bogor
Pranata, Asep. 2013. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama Dan Penyakit
Pada Tanaman Stroberi Berbasis Web Dengan metode Forward Chaining.
Jurnal STMIK Atma Luhur.Babel.
Sari,I, Dkk. 2018. Identifikasi penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Stroberi
(Fragaria Sp.) Di Desa Pancasari Dan Potensi Pengendaliannya Dengan
Mikroba Antagonis. E-Jurnal Agroekoteknologi tropika Vol.7, No.1. Bali