Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
LEMBAR PENGESAHAN
Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Tangan
Disiapkan
oleh
Bayu Purnawan PPR
Dokter Spesialis
Diperiksa dr. Yusnita P Natsir, Sp. Radiologi RS
oleh Rad Permata Keluarga
Lippo Cikarang
Direktur Utama
Disahkan RS Permata
dr. Iskandar Suhardi,MM
oleh Keluarga Lippo
Cikarang
1
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
Direktur Utama
RS Permata Keluarga Lippo Cikarang
2
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana
untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, dengan
mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, serta Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan keselamatan
Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat dan
lingkunganhidup RS Permata Keluarga Lippo Cikarang berprinsip bahwa kegiatan
pemanfaatan radiasi pengion direncanaka , dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkanoleh BAPETEN dan menjamin paparan radiasi di tekan serendah rendahnya.
Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak boleh melebihi Nilai Batas
Dosis ( NBD ) yang ditetapkan oleh BAPETEN
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan dokumen ini adalah:
Memberikan gambaran tentang fasilitas, pesawat sinar-X, peralatan penunjang, dan
perlengkapan proteksi;
Memastikanbahwa proteksi dan keselamatan radiasi difasilitas terpenuhi dan dapat
direview atau dikaji ulang sesuai dengan pemanfaatannya; dan
Pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik dan intervensional dapat memenuhi
prinsip-prinsip keselamatan radiasi.
3
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
Tujuan dibuatnya Program proteksi radiasi ini adalah sebagai salah satu persyaratan
izin pemanfaatan sumber radiasi pengion untuk kgiatan raradiologi sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan pemerintah no. 29 tahun 2008
Tujuan umum program proteksi dan keselamatan radiasi adalah menunjukkan
tanggung jawab manajement dalam rangka proteksi dan keselamatan radiasi melalui
penerapan struktur manajement, kebijakan, prosedur, dan susunan rencana organisasi
yang sesuai dengan sifat dan tingkat risiko yang dapat di timbulkan dalam
pemanfaatan sumber radiasi pengion
4
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
harus di pakai setiap pekerja radiasi untuk mengontrol radiasi yang digunakan Perlengkapan
proteksi radiasi dan alat ukur radiasi harus sesuai standar, baik jumlah dan jenisnya serta
memiliki kinerja yang optimal yang dinyatakan oleh instansi berwenang melalui pemeriksaan
oleh tenaga ahli dan instansi yang berwenang. Kegiatan pemeriksaan meliputi :
- Rencana pemasangan perlengkapan proteksi radiasi dan alat ukur radiasi.
- Memastikan kebenaran pemasangan perlengkapan proteksi radiasi dan alat ukur radiasi.
- Pengujian berkala efektifitas teknis dari perlengkapan proteksi radiasi.
- Pengujian berkala terhadap kesesuaian pemakaian alat ukur dan akurasi kinerjanya.
1.3.4. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi Prosedur Proteksi dan Keselamatan
Radiasi untuk Personil Keselamatan radiasi dimaksudkan sebagai usaha untuk melindungi
personil dari kemungkinan terjadinya efek biologi yang merugikan dengan cara :
A. Pemantauan
B. Pengawasan dosis radiasi selama masa kerja
C. Pengawasan dosis radiasi sebelum masa kerja
D. Pengawasan dosis radiasi selama masa kerja
E. Pengawasan dosis radiasi setelah masa kerja
F. Kartu dosis
G. Pemeriksaan Kesehatan bagi calon Pekerja Radiasi
H. Pemeriksaan Kesehatan Selama Masa kerja
I. Pemeriksaan kesehatan setelah masa kerja
J. Kartu Kesehatan
K. Penyimpanan Dokumen
5
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
4. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Untuk Pasien Untuk membatasi dosis yang diterima
pasien tidak melebihi dosis panduan yang telah ditetapkan, maka radiografer harus selalu
mengecek:
1. Menghapus ( refresh ) IP CR sapaya tidak terjadi fog
2. Menggunakan film cepat
3. Luas lapangan penyinaran sesuai dengan kebutuhan objek yang akan dianalisa
4. Menggunakan kV kecil dan mAs besar, sehingga waktu penyinaran sesingkat mungkin
5. Mengkalibrasi kV, mA dan arah berkas radiasi minimal setahun sekali
1.3.5. Rekaman dan Laporan Rekaman dan Laporan Radiasi, dibuatnya beberapa formulir
yang dijadikan menjadi sebuah buku untuk beberapa pencatatan yang penting antara lain :
- Kartu Kesehatan
- Kartu dosis
- Loogbook
- Daftar inventarisasi
- Loogbook perawatan dan perbaikan
6
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
1.4. Definisi
Radiasi Pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
1. Program Proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir
dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan radiasi sinar-X untuk
radiologi diagnostik, baik terhadap pekerja, pasien, maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar daerah kerja.
2. Radiologi Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Fasilitas
untuk keperluan diagnosis.
3. Nama instansi adalah orang atau badan hukum yang telah menerima izin pemanfaatan
tenaga nuklir dari BAPETEN.
4. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Nama instansi dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
proteksi radiasi.
5. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion yang
diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum.
6. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan diberikan
tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara penuh untuk melakukan kegiatan
radiologi diagnostik.
7. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
8. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan
operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang
menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek
proteksi atau keselamatan radiasi.
9. Fisikawan medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang
fisika medik klinik dasar.
7
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
BAB II
PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
PPR
Bayu Purnawan, Amd Rad
Pekerja Radiasi
Dr.Yusnita p Natsir,Sp Rad
Diansyah Putra, Amd Rad
Eggy Suwargana, Amd Rad
Rendi Ayu Pratiwi,Amd Rad
Agung Septo Suyantno, Amd Rad
Ratna Yuliawati, Amd Rad
Pada saat program proteksi ini dibuat, personil yang bekerja di Fasilitas radiologi
diagnostik dan intervensional adalah sebagai berikut:
1. Nama pemegang izin : Dr.Iskandar Suhardi,MM
8
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
9
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
10
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
Tanggung jawab
Pemegang izin
Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan
keselamatan radiasi;
Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga
informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti dan
dipahami;
Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang pekerjaannya;
Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja
dalam Penggunaan pesawat sinar-X;
Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara reguler;
Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi setiap tahun;
Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai pemanfaatan radiasi pengion;
Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan;
Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proteksi dan
keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya;
Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau TLD
badge setiap bulan;
Radiografer
a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang
pesawat sinar-X;
b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang diterima
pasien sesuai kebutuhan; dan
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film.
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
Pelatihan
Manajemen RS Permata Keluarga Lippo Cikarang mengalokasikan sumber daya
manusia yang memadai untuk menetapkan, melaksanakan dan menilai pendidikan dan
pelatihan bagi pekerja radiasi. Manajemen berkomitmen menyelenggarakan dan
mengevaluasi pelatihan dalam bidang proteksi dan keselamatan radiasi secara reguler
untuk PPR, Dokter ahli radiologi/dokter yang berkompeten dan radiografer minimal 4
(empat) tahun sekali.
Manajemen RS Permata Keluarga Lippo Cikarang menetapkan dan menyediakan pekerja
radiasi sesuai dengan kualifikasi minimal pendidikan formal yang ditentukan menurut
bidang pekerjaannya.
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG evisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
BAB III
DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN PENUNJANG, DAN
PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
Ukuran ruang :
Data pesawat 1
Tahun pembuatan : 20
Tahun pemasangan : 20
Data tabung
Ukuran ruang :
Ukuran ruang :
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
Data pesawat
Data tabung
Merk tabung : GE
Pengukuran
Tebal paparan
Lokasi disekitar ruang radiologi dinding Jenis material + Pb (mSv/jam)
Batu bata
diplester
adukan
Kanan : R.POlI 30 cm 0,5
portlan
semen dan
pasir
diplester
adukan
portlan
semen dan
pasir
Tidak
Atas : Lantai 1 30 cm Cor beton
terukur
Bawah : - -
Batu bata
diplester
adukan
Belakang : - 30 cm 0,5
portlan
semen dan
pasir
Batu bata
diplester
adukan
Depan : Koridor 30 cm 1,0
portlan
semen dan
pasir
Tanda √ Lampu tanda radiasi berfungsi baik
bahaya
:
√ Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas
radiasi terbaca
Nama Mobile
:
ruangan Unit
Ukuran
:
ruang
Nomor izin :
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
pemanfaatan
Data pesawat 1
Tahun pembuatan : 20
Tahun pemasangan : 20
Data tabung
Pengukura
Tebal n
Lokasi disekitar ruang radiologi dindin Jenis material + Pb paparan
g (mSv/jam)
Kanan : Koridor 30 cm Batu bata 1,0
diplester
adukan
portlan
semen dan
pasir
Kiri : R.Operator 30 cm Batu bata 1,0
diplester
adukan
portlan
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
semen dan
pasir
Atas : Lantai 1 30 cm Cor beton Tidak
terukur
Bawah : - -
Daerah Pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi yang terdapat pemanfaatan
pesawat sinar-X di dalamnya, yaitu R. Mobile x- ray , R. Panoramic, R. Konvensional dan R CT
Scan.
Daerah Supervisi, di daerah ini Nama instansi menetapkan daerah supervisi dengan
mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi individu lebih dari NBD anggota
masyarakat dan kurang dari 3/10 (tiga per sepuluh) NBD pekerja radiasi dan bebas kontaminasi,
selain itu Nama instansi :
PROGRAM PROTEKSI DAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI
Tanggal : 24 Juni 2019
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
RS PERMATA LIPPO CIKARANG Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman :
BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
3. Hubungkan steker panel kontrol ke stop kontak PLN pada dinding dan tekan
tombol power pada posisi ON. Indikator pada panel kontrol akan menyala dan set
up akan berjalan otomatis.
4. Nyalakan lampu tanda bahaya yang berada di atas pintu ruang penyinaran.
Tabel Eksposi.
Pemeriksaan Proyeksi Tegangan (kV) mAs
13. Tekan tombol exposure untuk membangkitkan sinar X. Indikator pada panel
kontrol akan menyala dan buzzer akan berbunyi ketika sinar X selesai.
14. Penyinaran harus dikendalikan dari panel kendali yang ditempatkan di belakang
dinding yang diberi penahan radiasi, kecuali pesawat sinar X mobile radiografer
harus berdiri minimal 3 meter dari tabung sinar-X dan berada di luar berkas
utama.
15. Radiografer harus dapat memandang pasien secara jelas untuk mengamati pasien
selama dilakukan paparan dan dapat berkomunikasi dengan pasien tanpa
meninggalkan ruang kendali.
16. Selama pelaksanaan penyinaran dilarang ada orang berada di dalam ruang
penyinaran.
17. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin
gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk
membantu pasien atau memegang film selama paparan berlangsung, maka ia
harus memakai pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta
menghindari berkas radiasi primer.
Mematikan Alat
18. Matikan pesawat sinar X beberapa saat setelah proses pendinginan.
19. Rapikan semua peralatan dan perlengkapan
1. Jika mengguinakan dosimeter saku, baca dan catat dosis yang diterima.
g. Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pemantauan dosis yang diterima secara
periodik selama masa kerja. Nilai dosis tersebut dicatat secara periodik di dalam kartu
dosis dan setiap pekerja radiasi harus memiliki kartu dosis tersendiri.
h. Jika pekerja radiasi akan memutuskan hubungan kerja atau dipindahkan ke bagian lain
harus di evaluasi besar dosis yang diterima terlebih dahulu. Pekerja radiasi tersebut
juga berhak memperoleh catatan dosis radiasi yang pernah diterima selama bekerja
sebagai pekerja radiasi.
i. Pesawat sinar-X hanya harus dioperasikan oleh radiographer lulusan D3 ATRO,
kecuali untuk pesawat sinar X kedokteran gigi dapat dioperasikan oleh Operator
Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi. Sedangkan pesawat sinar X fluoroskopi harus
dioperasikan oleh dokter radiologi atau dokter yang berkompeten.
j. Pekerja radiasi harus selalu memperhatikan dan menerapakan prinsip proteksi radiasi
ekterna, yaitu factor waktu, jarak, dan penahan radiasi.
k. Pekerja radiasi harus tetap berada dalam tempat kendali atau di belakang tabir
proteksi ketika sedang melaksanakan paparan sinarX.
l. Apabila apron proteksi setara Pb digunakan, dosimeter perorangan (misal film bagde,
atau TLD) harus digunakan di bawah apron. Jika ekstrimitas atau bagian tangan
terkena paparan dosis yang lebih besar secara signifikan, monitor ekstrimitas
tambahan hendaknya digunakan.
Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami
menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar
sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi.
Pada saat pengoperasian pesawat fluoroskopi dan intervensional, kami
mensyaratkan pekerja untuk mengenakan apron, sarung tangan, dan dosimeter perorangan
baca langsung yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai dosis dari dosimeter perorangan
baca langsung dicatat dalam log book dosis pekerja setiap kali selesai bekerja dengan
pesawat ini.
Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun
2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum
bekerja, selama bekerja paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun dan pada saat
memutuskan hubungan kerja.
secara berkala serta segera memperbaiki jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan
perbaikan.
g. Penggunaan pesawat mobile hanya dioperasikan untuk keadaan darurat dan tidak digunakan
untuk penggunaan rutin.
h. Pengoperasian pesawat mobile harus disertai dengan tabir atau perisai radiasi mobil
i. Penerapan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus diupayakan agar pasien
menerima dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan diagnostik. Penerapan optimisasi tersebut melalui tingkat panduan paparan medik
untuk pasien.
j. Fasilitas ruang sinar-X tidak boleh digunakan lebih dari satu untuk pemeriksaan radiologi
terhadap pasien secara simultan.
k. Rencanakan prosedur dengan rinci untuk menghindari pelaksanaan yang tidak tepat,
dibatalkan, atau pengulangan
l. Selalu cek apakah pasien sedang hamil. Gunakan tanda khusus dan informatif untuk
mengingatkan pasien bahwa dia HARUS memberitahukan jika sedang hamil
m. Perhatian khusus terhadap pasien anak-anak dan diskusikan dengan orang tua sebelum
prosedur dimulai.
n. Sesuaikan parameter eksposi sesuai dengan pasien dan bagian tubuhnya. Pasien yang lebih
gemuk atau bagian tubuh yang lebih tebal memicu kenaikan dosis permukaan masuk.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN
Sesuai Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 Pasal 53 tentang Proteksi
Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Manajemen “RS
Permata Keluarga Lippo Cikarang” menyimpan dan memelihara hasil pemantauan
kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu:
PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN No. Dok : 01/RAD/VI/2019
RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN
Tanggal : 24 Juni 2019
INTERVENSIONAL
RS PERMATA KELUARGA Lippo Cikarang Revisi :
Jl.M H Thamrin kav.129 Lippo
Cikarang, Bekasi Halaman
Paling kurang 5 (lima) tahun untuk; dan hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau
kontaminasi di daerah kerja;
1. hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas;Paling
kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi berhenti dari
pekerjaannya;
1. hasil pemantauan dosis yang diterima Pekerja Radiasi; dan
2. hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi.
Keadaaan Darurat
Kami bertanggungjawab dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan,
melaporkan terjadinya kecelakaan dan upaya penanggulangannya ke BAPETEN.
Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam melalui
telepon, faksimili, atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis
akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 (tiga) hari
setelah laporan awal. Keadaan darurat / kecelakaan radiasi yang berhubungan dengan
kerusakan peralatan atau penerimaan dosis radiasi berlebih harus dicatat dan dilaporkan
untuk selanjutnya dievaluasi. Pencatatan dan pelaporan terkait keadaan darurat /
kecelakaan radiasi meliputi :
Hari dan tanggal kejadian
Lokasi kejadian
Pesawat atau alat yang digunakan.
Jenis kejadian
Pekerja radiasi yang terlibat.
Perkiraan dosis yang diterima
Saksi kejadian
Penggambaran / gambar situasi kejadian
Tindakan penanggulangan yang dilakukan.
Laporan dibuat oleh PPR dan diserahkan ke Bapeten oleh pengusaha instalasi
dengan alamat :
Pusat Kordinasi dan Pengendalian Operasi Kesiap-siagaan Nuklir Telp. – Fax : ( 021 )
6356518 - ( 021 ) 6302187
E – mail : sos@bapeten.org:darurat@centrin.net.id Badan Pengawas Tenaga Nuklir JL.
Gajah Mada No. 8 Jakarta 10120
Keadaan Darurat
2. Hentikan operasi instalasi, keluarkan penderita dari medan radiasi
3. Amankan daerah sekitar kecelakaan dan tidak seorang pun boleh memasuki daerah
tersebut apabila dikhawatirkan adanya ledakan yang dapat degera timbul atau keadaan
darurat lainnya
4. Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan
5. Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
6. Ukur tingkat/brsar radioaktifasi yang mungkin melekat pada tubuh penderita
7. Kelompokan penderita menurut tingkat dosis yang menerima
8. Lakukan dekontaminasi apabila perlu
9. Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur dengan memperhatikan
keselamataan manuasi harus diutamakan