Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI TINDAKAN

RUANG LONTARA 1 ATAS DEPAN


DI RSUP dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
TAHUN 2020

Nama Mahasiswa : Ani Winarsi

Nim :

CI LAHAN CI INSTITUSI

[ H. Nur Kamar, S.Kep.,Ns. ] [ Dr. Rosyidah Arafat, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.KMB]

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
NAMA : ANI WINARSI

NIM :

Tindakan keperawatan yang dilakukan : Injeksi obat melalui Intravena (IV) yaitu
diphenhydramine

 Nama klien : Ny. S


 Diagnosa Medis :
 Tanggal dilakukan : 22 Januari 2020

Diagnosa keperawatan :

Nyeri Akut (Domain 12: kenyamanan, kelas 1: kenyamanan fisik)

Tujuan Tindakan : Memberikan obat untuk terapi melalui intravena

Prinsip dan rasional tindakan:

Memberikan obat lewat jalur intravena adalah memberikan satu dosis obat terukur langsung ke
dalam sirkulasi sistemik. Pemberian obat melalui IV dapat diberikan dengan cara langsung ke
dalam vena, ke dalam jalur infus yang memiliki saluran penyuntikan, dan lewat kunci NaCl
(jarum atau kateter dalam pembuluh darah yang tersambung dengan pamflon pada ujungnya)
(Jacob, R, & Tarachnand, 2014).

No. Tindakan Keperawatan Rasional tindakan


1. Periksa instruksi dokter terkait nama obat, dosis dan Memastikan keamanan dan ketepatan
jalur pemberiannya pemberian obat
2. Ambil informasi yang diperlukan untuk keamanan Memungkinkan perawat untuk
pemberian obat termasuk cara kerja, tujuan, efek memberikan obat secara aman dan
samping, dosis normal, waktu mulai timbul, waktu memantau respons pasien terhadap alergi
kerja puncak dan implikasi keperawatan
3. Jika obat akan diberikan lewat jalur infus yang Obat intravena bisa tidak kompatibel
sudah ada, lihat jenis IV yang diberikan dengan cairan intravena yang diberikan
4. Periksa kondisi lokasi penusukan jarum apakah ada Obat tidak boleh diberikan bila lokasi
tanda infiltrasi, flebitis atau tidak tersebut mengalami edema atau inflamasi
5. Periksa riwayat pasien terkait alergi obat Bolus intravena memberikan obat dengan
sangat cepat. Reaksi alergi dapat bereaksi
fatal
6. Ambil perlengkapan di ruang obat Memastikan sterilitas penyiapan obat
7. Cuci tangan dan pakai sarung tangan Mengurangi transmisi infeksi
8. Siapkan obat dari vial atau ampul
9. Periksa identitas pasien dengan menanyakan nama Memastikan obat diberikan pada pasien
dan cocokkan dengan nama yang ada pada kartu yang tepat
obat
10. Bolus intravena (jalur infus yang sudah ada)
a. Jelaskan prosedurnya kepada pasien dan
instruksikan pasien untuk melaporkan apabila ada
rasa tidak nyaman pada lokasi infus Memberitahukan pasien mengenai terapi
b.Pilih saluran infus untuk penyuntikan obat yang yang akan diberikan
paling dekat dengan pasien. Kapanpun
memungkinkan gunakan saluran penyuntikan tiga
jalur atau perangkat lain yang tidak perlu ditusuk
saat memberikan obat
c. Sambungkan spuit dengan jalur infus:
Pada sistem yang tidak memerlukan jarum, buka
penutup jalur penyuntikan. Bersihkan jalur masuk
dengan larutan antiseptik. Sambungkan ujung
standar spuit yang berisi obat.
Pada sistem yang membutuhkan penusukan
jarum, pilih jalur yang memang merupakan
tempat penusukan jarum. Bersihkan jalur masuk
dengan swab antiseptik. Tusukkan jarum
berukuran kecil dari spuit yamg sudah berisi obat
lewat bagian tengah jalur tersebut
d.Sumbat jalur infus dengan menutup selang tepat
di atas jalur penyuntikan obat. Tarik pendorong Membersihkan jalur masuk sebelum
spuit secara perlahan untuk mengaspirasi darah. memasukkan obat mencegah masuknya
e. Setelah muncul darah pada saat aspirasi, mikroorganisme
suntikkan obat secara perlahan selama beberapa
menit
f. Perhatikan lokasi infus selama penyuntikan
apakah muncul bengkak atau tidak
g. Lepaskan selang setelah penyuntikan obat, cabut Menusukkan jarum berukuran kecil lewat
spuit dan periksa kembali kecepatan tetesan infus bagian tengah jalur mencegah terjadinya
kerusakan pada diafragma jalur
Memastikan obat masuk ke dalam aliran
darah

Penyuntikan cepat obat intravena dapat


berakibat fatal

Merupakan tanda infiltrasi ke dalam


jaringan sekitar vena

Penyuntikan secara bolus dapat


mengubah kecepatan tetesan infus. Infus
yang terlalu cepat dapat menimbulkan
kelebihan volume cairan tubuh
11. Bilas saluran penyuntukan tiga arah bila obat yang
diberikan lewat jalur tiga arah yang tidak dialiri
cairan infus:
a. Metode bilas dengan heparin
1) Siapkan spuit dengan 1 mL larutan bilas
heparin
2) Bilas jalur intravena Membilas dengan cairan akan menjaga
b.Metode bilas dengan NaCl patennta jalur intravena setelah obat
1) Siapkan spuit dengan 2 mL NaCl 0.9 % diberikan
2) Bilas jalur intravena

NaCl 0.9% ternyata efektif untuk


menjaga patennya jalur intravena
12. Buang jarum dan spoit pada tempat yang Mencegah tertusuk oleh jarum
seharusnya
13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Mengurangi transmisi mikro-organisme
14. Pantau pasien dengan ketat untuk melihat apakah Obat intravena bekerja dengan sangat
muncul reaksi buruk atau tidak selama pemberian cepat
obat dan selama beberapa menit setelahnya
15. Catat nama obat, dosis obat, rute, waktu pada Dokumentasi tepat waktu mencegah
formulir obat kesalahan pemberian obat
16. Laporkan bila muncul reaksi buruk kepada perawat Reaksi buruk terhadap bolus ontravena
penanggung jawab atau dokter dapat membutuhkan penanganan gawat
darurat
(Jacob, R, & Tarachnand, 2014)

Refleksi tindakan yang dilakukan :

Dalam pemberian obat melalui intravena memiliki beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi diantaranya oklusi kanula, nyeri, flebitis, embolisme, kesalahan obat, cedera tertusuk
jarum, speed shock, ekstravasasi, infiltrasi dan hematoma. Nyeri pada lokasi kanula dapat
disebabkan oleh obat, kemungkinan jika obat diencerkan dengan kadar yang salah. Nyeri juga
dirasakan pasien ketika terjadi flebitis.

Selain itu, embolisme juga bisa menjadi komplikasi injeksi IV bila ada
trombus/gumpalan darah maupun udara udara yang masuk ke IV yang merupakan alasan
mengapa kita harus mengeluarkan udara dari set pemberian dan spuit intravena. Kesalahan obat
yang biasanya terjadi adalah kesalahan perhitungan obat yang diberikan melalui infus (Boyd,
2015)
Pada saat melakukan tindakan injeksi IV, proses memasukkan obat melalui intravena
dengan konekta dan dimasukkan secara perlahan-lahan. Sebelum memasukkan obat seharusnya
diperhatikan kembali pasien dengan mengkonfirmasi ke pasien dan melihat gelang identitas
pasien, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat,
melakukan desinfeksi pada area bolus yang akan dimasukkan obat untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme, namun terkadang hal ini dilupakan. Serta memperhatikan obat yang akan
diberikan ke pasien. Spoit yang digunakan untuk memasukkan obat juga digunakan pasien lebih
dari satu kali, yang semestinya penggunaan spoit hanya satu kali pemakaian lalu dibuang.
DAFTAR PUSTAKA

Boyd, C. (2015). Panduan Praktis Klinis untuk Perawat. Jakarta : Erlangga.

Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures Jilid 1.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai