Anda di halaman 1dari 5

Jefri Sandika dan Jhons Fatriyadi Suwandi| Sensitivitas SalmonellatyphiPenyebab Demam Tifoid TerhadapBeberapa

Antibiotik

SensitivitasSalmonella thypiPenyebab Demam


TifoidterhadapBeberapa Antibiotik

Jhons Fatriyadi Suwandi1, Jefri Sandika2


1
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Demam tifoid adalah penyakit demam enterik yang disebabkan Salmonella sp. terutama Salmonella typhi dan
Salmonellaparatyphi.Selainmenggunakankloramfenikolsebagaidrugofchoice,banyakpulaantibiotiklainyang
digunakanuntukpenyembuhannya.Penggunaanantibiotikyangtidakrasionalmenyebabkanpeningkatanresistensi bakteri.
Penelitian ini bermaksud mengetahui sensitivitas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi terhadap beberapa
antibiotik pilihan yang banyak digunakan di Indonesia dengan tujuan memberi informasi pola resistensi
gunaterapiempiris.SalmonellatyphidanSalmonellaparatyphididapatdaripenderitademamtifoiddiRumahSakit Immanuel
Bandung tahun 2004–2007, dan dilakukan uji resistensi dengan metode difusi cakram menurut Kirby Bauer dengan
standar NCCLS. Antibiotik uji terdiri dari amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat, kloramfenikol, siprofloksasin,
seftriakson, trimetoprim, dan trimetoprim-sulfametoksazol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan penisilin
yaitu amoksisilin dan gabungan amoksisilin-asam klavulanat memberikan sensitivitas terhadap
Salmonellasp.yangmasihtinggi99,36–99,68%.Kloramfenikolyangselamainimasihdipertahankansebagaidrugof
choicemasihsensitif99,05%walaupunternyataada3sampel(0,95%)resisten.Karenasensitivitastidakmencapai
100%berartiadakemungkinankuranglebih8%resisten,itusebabnyawalaupundatainidapatdigunakansebagai
terapiempiris,disarankanuntukmelakukantesresistensipadaSalmonellasp.penyebabdemamtifoidgunaterapi
antibiotikyangrasionaldantepatguna.DarihasiltersebutdapatdisimpulkanbahwaS.typhidanS.paratyphimasih
sensitifterhadapantibiotikuji.

Kata kunci: Sensitivitas, Salmonella thypi., antibiotik

Sensitivity Testof Salmonella thypias causative of Typhoid Fever to


SeveralAntibiotics

Abstract
Typhoid fever is an enteric fever caused by Salmonella sp. especially Salmonella typhi and Salmonella paratyphi. Various
antibiotics used for therapy beside chloramphenicol as drug of choice. Non rational use of antibiotics may
resultincreasingofresistenceinbacteria.TheaimoftheresearchistoknowthesensitivityofSalmonellatyphiand Salmonella
paratyphi to some antibiotics. The purpose is to gather information about antibiotics which are still effective for typhoid
fever and enteric therapy. Salmonella typhi and Salmonella paratyphi strain from positive
culturesdiagnosetyphoidfeverpatientsatImmanuelHospitalBandungduring2004-2007.Themethodofresistance is Kirby
Bauer's disk diffusion assay with NCCLS standard. The disk antibiotics used are amoxicillin, amoxicillin- clavulanic acid,
chloramphenicol, ciprofloxacin, ceftriaxone, trimethoprim, andtrimethoprim-sulfamethoxazole. The result showed
penicillin group, amoxicillin and amoxicillin-clavulanic acid had 96.3–99.68% sensitive against
Salmonellasp.Sensitivityofchloramphenicolasdrugofchoiceoftyphoidfeverstill99.05%.Sincethesensitivityless
than100%,itmeanstherewasabout8%resistence.Thatswhyeventhoughthisdatacanbeusedasempirictherapy,
thewritersuggesttodosensitivitytesttoSalmonellasp.thatcausedtyphoidtogetrationallydaneffectivetreatment.
Fromtheresult,it'sconcludedthatSalmonellatyphiandSalmonellaparatyphiarestillsensitivetoallthatantibiotics.

Keywords: Sensitivity, Salmonella thypi., antibiotic

Korespondensi: Jefri Sandika alamat Jln. cengkeh 01 No 42 Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung Hp 082186589811
email jefrisandika87@gmail.com

Pendahuluan disebabkan oleh bakteri Salmonella


Penyakit infeksi merupakan salah satu typhiseperti penyakit demam tifoid,
masalah kesehatan terbesar tidak saja di enterokolitis dan dapat terjadi bekteremia
Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Virus dan dengan lesi fokal.1,2
bakteri adalah factor utama dalam Penyakit demam tifoid merupakan
menyebabkan penyakit infeksi.1 Penyakit penyakit infeksi sistemik dan salah satu dari
infeksi bakteri yang sering menyebabkan foodborne disease yang banyak ditemukan di
penyakit pada manusia adalah penyakit yang semua Negara. Demamtifoid juga dikenali
41| Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
sebagai Typhus abdominalis, Typhoid fever dan
Enteric Fever. Di Indonesia, penyakit infeksi ini sintesisprotein kuman pada enzim peptidil
tergolong penyakit endemik yang didapat transferase yang berperan sebagai katalisator
sepanjang tahun.Tercatat angka insidensi untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada
mencapai 358/100.000 penduduk/tahun di proses sintesis protein kuman.8 Selain
daerah pedesaan dan 760-810/100.000 kloramfenikol obat amoksisilin, siprofloksasin,
penduduk/tahun di daerah perkotaan atau dan kotrimoksazol sangat dianjurkan untuk
sekitar600.000dan1,5 juta kasus per tahun demam tifoid karena relatif murah, lebih
dengan angka kematian kasus sebesar 1,6- toleran dan lebih cepat menimbulkan efek
3%.1,2,3 yang baik pada pasien demam tifoid.5
Karena sifat kerja amoksisilin adalah
Isi mencegah pembentukan membran sel bakteri
Demam tifoid masih merupakan salah sehingga semua materi genetik yang ada di
satupenyebab penting morbiditas dan dalamnya terurai keluar dan menyebabkan
mortalitas diseluruh dunia, terutama di bakteri mati, Siprofloksasin juga dapat bekerja
daerah sinergis dengan β-laktam seperti amoksisilin,
endemiksepertiMeksiko,AmerikaLatin,Asia,dan serta kotrimoksazol merupakan penghambat
India.1 enzim dihidrofolat reduktase yang kuat dan
Angka kejadian demam tifoid yang selektif yang berfungsimereduksi dihidrofolat
tertinggi terdapat pada golongan umur 3-19 menjadi tetrahidrofolat.5
tahun, pada golongan yang terdiri dari anak- Penggunaan antibiotika secara benar
anak usia sekolah. Hal ini secara tidak langsung dan rasional memang harus diberikan. Rasional
akan mempengaruhi prestasi belajar, karena di sini maksudnya adalah harus sesuai dengan
apabila seorang anak menderita penyakit indikasi penyakitnya, sesuai dosisnya, sesuai
tersebut akan kehilangan kurang lebih 2-4 cara pemberiannya dan tetap memperhatikan
minggu karena tidak mengikuti pelajaran. efek sampingnya. Sehingga diharapkan
Sebagian besar pasien demam tifoid dapat masyarakat menjadi rasional dan tidak
diobati di rumah dengan tirah baring, berlebihan dalam menggunakan antibiotika
pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi, sesuai dengan badan kesehatan dunia (WHO).5
pemberian antibiotik, antipiretik dan steroid. Penggunaan antibiotik yang tidak
Sedangkan untuk kasus berat harus di rawat di rasional menyebabkan peningkatan bakteri
rumah sakit agar pemenuhan cairan, elektrolit yang resisten terhadap antibiotik seperti
serta nutrisi disamping obsevasi kemungkinan kloramfenikol, amoksisilin, siprofloksasin,
timbul penyulit dapat dilakukan dengan dankotrimoksazol.Resistensi pada bakteri
seksama. Salmonella typhi untuk kloramfenikol
Pada kasus demam tifoid terapi yang dilaporkan pertama kali terjadi di Inggris tahun
biasanya di berikan berupa antibiotik. 1950 dan di India tahun 1972.6
Idealnya antibiotik yang dipakai sebagai Resistensi tersebut ternyata diikuti oleh
pengobatan demam tifoid harus memiliki antibiotik yang lain, Salmonella typhi yang
sifat yaitu, dapat ditoleransi oleh pasien, resisten terhadap ampisilin dilaporkan pertama
dapat mencapai kadar tinggi pada usus, dan kali di Meksiko tahun 1973. Pada
memiliki spektrum yang terbatas untuk perkembangan selanjutnya, beberapa negara
beberapa mikrobakeri.4 Beberapa antibiotik melaporkan adanya strain Salmonella typhi
yang biasa digunakan adalah kloramfenikol, yang telah resisten terhadap dua atau lebih
amoksisilin, siprofloksasin, gentamisin, dan golongan antibiotik yang lazim digunakan yaitu
kotrimoksazol. Antibiotik yang saat ini yang ampisilin, kloramfenikol, dan kotrimoksazol
masih banyak digunakan dalam pengobatan dinamai strain multi drug resistance (MDR)
demam tifoid adalah kloramfenikol, Salmonella typhi. Thailand (1984) merupakan
amoksisilin, siprofloksasin, dankotrimoksazol.4 negara yang pertama kali melaporkan adanya
Kloramfenikol masih merupakan pilihan MDR pada demam tifoid, selanjutnya diikuti
utama untuk pengobatan demam tifoid karena oleh negara lain.4,6
efektif, murah, mudah didapat, dan dapat Penelitian di India tahun 2001 pada
diberikan secara oral. Selain itu kandungan pasien demam tifoid, ditemukan adanya
kloramfenikol dapat menghambat resistensi Salmonella typhi pada amoksisilin,
Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017 | 42
Jefri Sandika dan Jhons Fatriyadi Suwandi| Sensitivitas SalmonellatyphiPenyebab Demam Tifoid TerhadapBeberapa
Antibiotik

kloramfenikol, ampisilin dan kotrimoksazol.6,7

Tabel 1. Tes Sensitivitas dari 317 Sampel Salmonella sp. Terhadap Antibiotik Uji
Antibiotik Uji Sensitif % Resisten %
Amoksisillin 27 99,36 2 0,64
Amoksisilin-asam klavulanat 29 99,68 1 0,32
Kloramfenikol 26 99,05 3 0,95
Siprofloksasin 19 95,89 13 4,11
Seftriakson 24 98,11 6 1,89
Trimetoprim 18 93,05 22 6,95
Trimetoprim-sulfametoksazol 17 92,11 25 7,89

Hasil penelitian ini didapatkanper- penggunaanantibiotic untuk terapi


bandinganSalmonella typhi dari 30 sampel demamtifoid secarabenar dan rasional agar
adalah 274:43 atau 6,37:1. tidak mempercepatresistensi.
Dari Tabel dapat dilihat
bahwaterhadapsemua antibiotik uji Ringkasan
sudahdidapatkansampelyang resisten. Salmonella typhi merupakan bakteri
Golongan penisilin yaituamoksisilin dan batang gram negatif dan tidak membentuk
gabungan amoksisilin-asamklavulanat spora, serta memiliki kapsul. Bakteri ini juga
memberikan sensitivitasyangmasihtinggi 99,36- bersifat fakultatif, dan sering disebut sebagai
99,68%, tapi ditemukan tiga sampel (0,32- facultative intra-cellular parasites. Dinding
0,64%) yang resisten Kloramfenikol yang selnya terdiri atas murein, lipoprotein,
selama ini masihdipertahankan sebagai drug fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida (LPS)
ofchoicemasihsensitif 99,05%, walaupun dan tersusun sebagai lapisan-lapisan.7 Ukuran
ternyataadatigasampel (0,95%) resisten. panjangnya bervariasi, dan sebagian besar
Golongankuinolonyang digunakan sebagai memiliki peritrichous flagella sehingga bersifat
antibiotikujiyaitusiprofloksasin motil. Salmonella typhi membentuk asam dan
menunjukkansensitivitas95,89%dan ditemukan gas dari glukosa dan mannosa. Organisme ini
13 sampel(4,11%) yangresisten. Golongan juga menghasilkan gas H2S, namun hanya
sefalosporin dipilihseftriakson sebagai sedikit.7
antibiotic ujimemperlihatkan sensitivitas Salmonella typhi masuk kedalam tubuh
98,11%danresisten 1,89%. Golongan sulfayang manusia melalui makanan yang terkontaminasi
masihsering digunakan sebagai kuman. Sebagian kuman dimusnahkan oleh
pilihanterapidemamtifoid, trimetoprim asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
dangabungantrimethoprimdengan halus dan berkembang biak. Bila respon
sulfametoksazol memberikansensitivitas yang imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik
maka kuman akan menembus sel-sel epitel dan
palingrendahdibandingkandengan antibiotic
selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia
lainnya yaitu 93,05dan92,11%, serta 22–25
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-
sampel (6,95–7,89%) resisten.
sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman
Dari penelitian
dapat hidup dan berkembang biak di dalam
inidisimpulkanbahwaSalmonella typhi dan
makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque
masih sensitif terhadap beberapa
Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar
antibiotikpilihan, yaituamoksisilin,amoksisilin-
getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui
asamklavulanat, kloramfenikol, seftriakson,
duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam
siprofloksasin, trimetoprim, dan trimethoprim-
makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah
sulfametoksazol (92,11–99,68%) sesuaidengan
(mengakibatkan bakteremia pertama yang
anjuran Katzung.14TerdapatSalmonellatyphi
asimptomatik) dan menyebar ke seluruh organ
dan Salmonellaparatyphi(0,32–7,89%)yang
retikuloendotelial tubuh terutama hati dan
resisten terhadapamoksisilin,amoksisilin-asam
limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan
klavulanat, kloramfenikol, seftriakson,
sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak
siprofloksasin, trimetoprim,dan trimetoprim-
diluar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya
sulfametoksazol. Dari 30 sampel
masukke dalam sirkulasi darah lagi yang me-
penelitiansudahtampakadanyasampelyangresis
ngakibatkan bakteremia yang kedua kalinya.7,8
ten,halini perlu menjadi perhatian
43| Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
Kemampuan suatu bakteri patogen beberapa faktor, antara lain :
untuk menyebabkan infeksi dipengaruhi oleh 1. Penggunaan antimikroba yang sering.
faktor virulensi yang dimilikinya. Faktor Terlepas dari penggunaannya rasional atau
virulensi yang terlibat dalam patogenisitas tidak, antibiotik yang sering digunakan
Salmonella typhi meliputi lipopolisakarida (LPS) biasanya akan berkurang aktivitasnya.
dan pili (Cogan dan Humphrey, 2008). 2. Penggunaan antimikroba yang irrasional.
Salmonella mengandung kompleks Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai penggunaan antimikroba yang irrasional,
endotoksin dan terletak pada lapisan luar dari terutama di rumah sakit, merupakan faktor
tubuh bakteri Salmonella thypi. Antigen ini penting yang memudahkan
bersifat hidofilik, tahan terhadap pemanasan berkembangnya resisitensi kuman.
suhu 100°C selama 2-5 jam dan tahan alkohol 3. Penggunaan antimikroba baru yang
96 % dan etanol 96% selama 4 jam pada suhu berlebihan. Beberapa contoh antimikroba
37°C tetapi tidak tahan terhadap formaldehid. yang relatif cepat hilang efektifitasnya
Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat setelah dipanaskan karena masalah
pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel resistensi ialah siprofloksasin dan
polimorfonunuklear (PMN) sehingga kotrimoksazol.
mengakibatkan demam.9 4. Penggunaan antimikroba untuk jangka
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik waktu lama. Pemberian antimikroba dalam
dapat dibagi dalam 5 kategori yaitu : waktu lama memberi kesempatan
1. Antibiotik yang menghambat bertumbuhnya kuman yang lebih resisten.
metabolisme sel mikroba, termasuk 5. Penggunaan antimikroba untuk ternak.
dalam golongan ini adalah kotrimoksazol, Kadar antibiotik yang rendah pada ternak
sulfonamida, trimetropim, asam memudahkan tumbuhnya kuman-kuman
paraaminosilat (PAS) dan sulfon. yang resisten.10
2. Antibiotik yang menghambat sintesis Mikroorganisme dapat memperlihatkan
dinding sel mikroba, termasuk dalam resistensi terhadap obat-obatan melalui
kelompok ini adalah penisilin, berbagai mekanisme. suatu bakteri dapat
sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan menjadi resisten terhadap suatu antibiotik
sikloserin. diakibatkan.11 :
3. Antibiotik yang mengganggu keutuhan a. Produksi enzim yang dapat menginaktivasi
membran sel mikroba, termasuk dalam obat.
kelompok ini adalah polimiksin, golongan Strain resisten dari bakteri gram positif
polien. maupun gram negatif menghasilkan
4. Antibiotik yang menghambat sintesis kloramfenikolasetil-transferase yang
protein sel mikroba, termasuk dalam menginaktivasi kloramfenikol. Ampisilin dan
kelompok ini adalah golongan Amoxisilin merupakan antibiotik golongan
aminoglikosida, makrolida, linkomisin, Penisilin yang sering digunakan. Resistensi
tetrasiklin dan kloramfenikol. bakteri terhadap golongan Penisilin
5. Antibiotik yang menghambat sintesis dikarenakan beberapa bakteri mampu
asam nukleat sel mikroba, termasuk memproduksi enzim ß laktamase. Enzim ini
dalam kelompok ini adalah rifampisin, dan berfungsi menghidrolisis cicin ß laktam dari
golongan kuinolon. Penisilinsehingga dapat menghancurkan
Bakteri dapat bersifat resisten terhadap aktifitas antibiotiknya.12
antibiotik karena adanya mutasi kromosom b. Perubahan area target yang menurunkan
ataupun karena pertukaran material genetik daya ikat antibiotik.
melalui transformasi, transduksi dan konjugasi Perubahan protein sisi aktif pada sub unit
melalui plasmid. Peningkatan atau kesalahan 50S yang diperantarai plasmid
penggunaan antibiotik dalam bidang klinik, mengakibatkan resistensi terhadap
penggunaan antibiotik dalam bidang eritromisin. Perubahan DNA-dependen
molekular, dan penambahan antibiotik pada RNA polimerase akibat mutasi kromosomal
pakan ternak juga dapat menyebabkan bakteri mengakibatkan resistensi terhadap
bersifat resisten terhadap antibiotic.9 rifampisin.12,13
Berkembangnya resistensi antibiotikdisebabkan
Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017 | 44
Jefri Sandika dan Jhons Fatriyadi Suwandi| Sensitivitas SalmonellatyphiPenyebab Demam Tifoid TerhadapBeberapa
Antibiotik

c. Menurunkan akumulasi antibiotik 2001-2002.MakaraKesehatan 8 .2009;


intraseluler dengan cara menurunkan 1:27-31.
permaebilitas dan atau meningkatkan 5. Nathin MA, Ringoringo P, Tambunan T.
efluks aktif antibiotik. Gen resisten dalam Antibiotic resistance pattern of paediatric
plasmid yang mengkode protein yang typhoid fever patients at the departement
dapat terinduksi dalam membran bakteri, of child health, Cipto Mangun-kusumo,
mengakibatkan proses efluks yang Jakarta in 1990-1994. Dalam: Nelman
tergantung energi terhadap tetrasiklin.13 RHH, editor. Typhoid fever, profil,
d. Mengembangkan jalur lain menghindari diagnosis and treatment in the 1990’s. The
reaksi yang dihambat oleh antibiotik. first ISAC International Symposium. Sanur
Contohnya adalah kasus resistensi bakteri Bali; 1990. hlm. 194-205.
terhadap trimetropim. Produksi 6. Crump JA, Luby SP, Mintz ED. The global
dihidrofolat reduktase oleh plasmid yang burden of typhoid fever. Bull World Health
tidak mempunyai afinitas terhadap Organ 2004. hlm. 346-53.
trimetropim mengakibatkan resistensi 7. Darmawati dan R. Haribi. Analisis Protein
terhadap antibiotik tersebut.13 Pilli Salmonella typhi isolate RS. Kariadi
Semarang dengan Elektroforesis SDS-
Simpulan PAGE. Jurnal Litbang Universitas
Darihasiltersebutdapatdisimpulkanba Muhammadiyah Semarang. 2005; hlm. 1-4
hwaS.typhimasih 8. Rampengan,N.H. Antibiotik Terapi Demam
sensitifterhadapantibiotikuji.Tetapi terdapat Tifoid Tanpa Komplikasi pada Anak. Bagian
peningkatan resistensi antibiotik juga terhadap Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
bakteri Salmonella typhikarenabakteri dapat Universitas Sam Ratulangi,Manado. Sari
bersifat resisten terhadap antibiotik karena Pediatri. 2013;5:6-271.
adanya mutasi kromosom ataupun karena 9. Mirza SH. The prevalence and clinical
pertukaran material genetik melalui features of multidrug resistant Salmonella
transformasi, transduksi dan konjugasi melalui typhi infections in Baluchistan, Pakistan.
plasmid. Peningkatan atau kesalahan Ann of Trop Med and Parasitol. 1995; hlm.
penggunaan antibiotik dalam bidang klinik, 513.
penggunaan antibiotik dalam bidang 10. Setiawati, A., F.D Suryatna, G. Sulistia.
molekular, dan ketidak patuhan pasien Pengantar Farmakologi dalam Farmakologi
meminum obat. dan Terapi. Edisi 5, Gunawan, Sulistia Gan
(editor)., Departemen Farmakologik dan
Daftar pustaka Terapeutik Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Jakarta; 2007.
1. Albert MV, Soegianto A, Suwandi W,
11. Dantas G, and M. O. A, Sommer.
CharlesS,
How to fight back againt antibiotic
HenriVA,LeoGV.Riskinfactorsfortyphoidfe
resistance, American Scientist.
ver Jakarta, Indonesia: preliminary
2014; 102:42-51.
results of a case control study. Majalah
12. Brooks, G. F, Butel, J. S and S. A Morse.
Kedokteran Atma Jaya. 2003;2:70.
2. Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A. Jawetz, Melnick and Adelberg’s Medical
Microbiology. Edisi 20. The Mc Graw-Hill
Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: EGC;
2007. Companies, inc. United States.
3. Kementrian Kesehatan Republik 2008;hlm. 528.
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 13. Nugroho, A. E. Farmokologi Obat-obat
Penting dalam pembelajaran Ilmu
2010. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2011. Farmasi dan Dunia Kesehatan. Pustaka
4. Musnelina, L. Pola Pemberian Antibiotika Pelajar. Jogjakarta. 2012; hlm. 225.
Pengobatan Demam Tifoid Anak di 14. Katzung, B. G. Farmakologi Dasar dan
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun Klinik, Edisi 8.Jakarta:EGC; 2004.

45| Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai