Semester Gasal
2022-2023
digunakan untuk
perkuliahan minggu
I hingga VII
Oleh:
2
Metode pembelajaran
3
Pertanyaan pengantar
Jawaban
Salmonella thypi merupakan bakteri gram negative, yang tidak memiliki spora,
bergerak Dengan flagel peritrik, bersifat intra seluler fakultatif dan anaerob fakultatif.
Ukuran berkisar 0,7-1,5 x 2-5 mikro meter, memiliki antigen somatic (O), antigen
flagel (H) dengan 2 fase dan antigen kapsul (Vi) (Parama, Yatnita Cita, 2011).
4
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat
digunakan untuk salah satu referensi.
Jawaban
5
2.
Jawaban
a. Demam tinggi
b. Gangguan saluran pencernaan seperti konstipasi dan diare
c. Timbul bintik2 berwarna merah disekitar perut
d. Gangguan kesadaraan
e. Hepatosplenomegali
f. Bardikardia relative
g. Dehidrasi
h. Pusing
i. Insomnia
j. Nyeri abdomen
k. Muntah
l. Anoreksia
m. Nausea
n. Feses berdarah
3.
Jawaban
6
3.
4.
• Kloramfenikol
• Seftriakson
• Ampisilin & Amoksisilin
• TMP-SMX (Trimethoprim/ Sulfamethoxazole) dikombinasi
(Kotrimoksasol)
• Quinolone
• Cefixime
• Tiamfenikol
1. Sebutk an karakt eristik patogen penyebab demam tifoid! Sert aka n gam bar strukt ur pat ogen unt uk membant u menjaw ab.
3.
4.
*Pustaka antibiotic simplified dapat digunakan sebagai salah satu pustaka untuk menjawab
pertanyaan ini. Jika S.typhi tidak dicantumkan, mahasiswa dapat menggunakan pilihan antibiotik
untuk 'family' bakteri tersebut. 7
3.
4.
5.
Jawaban
• Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik lini pertama terapi demam tifoid yang
bersifat bakteriostatik namun pada konsentrasi tinggi dapat bersifat
bakterisid terhadap kuman- kuman tertentu serta berspektrum luas. Dapat
digunakan untuk terapi bakteri gram positif maupun negatif.Kloramfenikol
terikat pada ribosom subunit 50s serta menghambat sintesa bakteri sehingga
ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.
• Seftriakson
Seftriakson merupakan terapi lini kedua pada kasus demam tifoid dimana
bakteri Salmonella Typhi sudah resisten terhadap berbagai obat. Antibiotik
ini memiliki sifat bakterisid dan memiliki mekanisme kerja sama seperti
antibiotik betalaktam lainnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel
mikroba, yang dihambat ialah reaksi transpeptidase dalam rangkaian reaksi
pembentukan dinding sel.
• Ampisilin
Ampisilin memiliki mekanisme kerja menghambat pembentukan
mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.Pada
mikroba yang sensitif, ampisilin akan menghasilkan efek bakterisid.
• Sefotaksim
Sefotaksim merupakan antibiotik yang sangat aktif terhadap berbagai kuman
gram positif maupun gram negatif aerobik.Obat ini termasuk dalam
antibiotik betalaktam, di mana memiliki mekanisme kerja menghambat
sintesis dinding sel mikroba.Mekanisme penghambatannya melalui reaksi
transpeptidase dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
8
3.
4.
5.
6.
Jawaban
9
3.
4.
5.
6.
7.
10
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jawaban
11
Materi Minggu 2 - HIV
Capaian pembelajaran
12
Metode pembelajaran
3
13
Pertanyaan pengantar
Jawaban
HIV termasuk dalam genus Lentivirus dari famili Retroviridae. Struktur HIV
berbentuk sferis yang terdiri atas capsid yang terselimuti dengan envelope yang
berupa komponen membran dan membran yang berasal dari sel inang. Capsid
berbentuk peluru yang terbentuk dari protein p24 dari gen gag, capsid berisi dua
duplikat utas RNA yang merupakan genom virus. Capsid mengandung enzim
reverse transcriptase (RT), RNase-H, integrase, dan Protease.
Keterangan gambar:
a. Lipid yang berasal dari membran sel host.
b. Mempunyai 72 semacam paku yang dibuat dari glikoprotein (gp) 120 dan gp 41,
setiap paku disebut trimer dimana dari 3 copy dari gp 120, gp 41.
c. Protein yang sebelumnya terdapat pada membran sel yang terinfeksi.
d. Gp 120 : glikoprotein yang merupakan bagian dari envelope (sampul) yang
tertutup oleh molekul gula untuk melindungi dari pengenalan antibodi yang
berfungsi mengenali secara spesifik reseptor dari permukaan target sel dan secara
tidak langsung berhubungan dengan sampai menyebar.
e. Gp 41 : transmembran glikoprotein yang berfungsi melakukan trans membran
virus, mempercepat fusion (peleburan) dari penderita dan membran virus serta
membawa HIV masuk ke dalam tubuh penderita.
f. RNA dimer dibentuk dari 2 single strand dari RNA.
g. Matrix protein (p17) : garis dari bagian dalam membran virus dan bisa
memfasilitasi perjalanan dari HIV DNA masuk ke inti tubuh penderita.
h. Capsid protein (p24) : inti dari virus HIV yang berisikan 2 kopi dari RNA genom
dan 3 macam enzim (reverse ranscriptase, protease dan integrase).
14
2. Jelaskan proses HIV menyerang sel host dan memperbanyak diri dalam
tubuh manusia!
Jawaban
15
Seb utka
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HIV dan kaitkan dengan proses HIV
menyerang dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
Jawaban
Penggolongan ARV
a. Penghambat reverse transcriptase enzyme
1. Analog Nucleosid Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI) Mekanisme
kerjanya NRTI diubah secara intraseluler dalam 3 tahap penambahan 3
gugus fosfat dan selanjutnya berkompetisi dengan natural nukleotida
menghambat Reverse Transcription (RT), sehingga perubahan RNA menjadi
DNA terhambat, NRTI juga menghentikan perpanjangan DNA. Contohnya :
Zidovudin (ZDV/AZT), Stavudin (d4T), Lamivudin (3TC), Zalcitabin (ddC),
Didanosine (ddL), Abacavir (ABC)
2. Analog nukleotida analog adenosine monofosfat : tenofir. Mekanisme
kerjanya pada penghambatan replikasi HIV sama dengan NRTI tetapi hanya
memerlukan 2 tahapan proses fosforilasi. Obat ini gunakan untuk infeksi
HIV dalam kombinasi dengan ARV yang lain. Sebelum terapi harus dilakukan
pemeriksaan fungsi hati dan serum fosfat, sebulan satu kali selama satu
tahun, selanjutnya tiap 3 bulan dan monitor pasien dengan hepatitis B. Obat
ini bila diberikan bersamaan dengan didanosine akan menyebabkan
toksisitas. Kontra indikasinya pada ibu menyusui dan memiliki efek
samping mual, muntah, diare, nyeri perut, gangguan fungsi ginjal.
3. Non Nukleosida Reverse Transcription Inhibitors (NNRTI) Mekanisme
kerjanya tidak melalui tahapan fosforilasi intraseluler tetapi berikatan
langsung dengan reseptor pada RT dan tidak berkompetensi dengan
nukleotida natural. Contohnya : Nevirapin (NVP), Efavirenz (EFP).
c. Penghambat enzim protease (PI) ritonavir (RTV) Mekanisme Protease Inhibitors (PI)
berikatan secara eversible dengan enzim protease yang mengkatalisa pembentukan
protein yang dibutuhkan untuk proses akhir pematangan virus, sehingga virus yang
terbentuk tidak masuk dan tidak menginfeksi sel lain. PI adalah ARV yang potensial.
Contohnya : Saquinavir (SQV) dan Nelfinavir (NFV).
16
4. Sebutkan dan jelaskan kemungkinan efek samping yang dapat terjadi
untuk masing-masing golongan ARV!
Jawaban
2. NNRTI
Obat-obat yang termasuk dalam kelas NNRTI dapat menimbulkan
peningkatan alanine/aspartate aminotransferase dan kasus hepar parah
yang jarang.Obat-obat golongan NNRTI, nevirapine paling banyak
menyebabkan hepatitis klinis.Dua pertiga dari hepatitis klinis yang
berhubungan dengan nevirapine dapat terjadi dalam 12 minggu
pertama, serta meningkat cepat menjadi kegagalan hepar yang sangat
mengkhawatirkan.
3. PI
Efek samping yang spesifik dari kelas protease inhibitor adalah tahanan
insulin, diabetes mellitus, hyiperlipidemia, hepatitis, kerusakan tulang
dan perdarahan pada hemophilia.
17
Sebutk an k arakt eristik patog en peny
4.
Jawaban
18
5.
Jawaban
ARV harus dimulai/ dilakukan untuk semua orang yang hidup dengan HIV
terlepas dari tahap klinis dan pada jumlah sel CD4 apa pun.
• Dewasa (rekomendasi kuat, bukti kepastian sedang)
• Wanita hamil dan menyusui (rekomendasi kuat, bukti kepastian sedang)
• Remaja (rekomendasi bersyarat, bukti kepastian rendah)
• Anak-anak yang hidup dengan HIV berusia satu tahun hingga kurang
dari 10 tahun) (rekomendasi bersyarat, bukti kepastian rendah)
• Bayi didiagnosis pada tahun pertama (rekomendasi kuat, bukti kepastian
sedang)
19
6.
Jawaban
20
7.
8. Compare and contrast tatalaksana infeksi HIV yang tertera pada panduan
terapi oleh WHO maupun Kemenkes! Sebutkan perbedaan rekomendasi dari
kedua panduan terapi tersebut!
Jawaban
21
8.
Jawaban
22
8.
10. Apa yang dimaksud dengan infeksi oportunistik pada pasien dengan HIV?
Sebutkan jenis infeksi oportunistik yang dapat terjadi pada pasien HIV!
Jawaban
• Candidiasis
• Infeksi paru (pneumocystis)
• Tuberkulosis
• Herpes simplex
• Toksoplasmosis
• Infeksi pencernaan (cryptosporidiosis)
• Pneumonia
23
9.
10.
11. Sebutkan pilihan terapi untuk masing-masing jenis infeksi oportunistik dan
kapan perlu diberikan beserta pustaka pedoman terapi yang Anda gunakan!
Jawaban
• Candidiasis
• Tuberkulosis
Berdasarkan rekomendasi WHO dan ISTC semua pasien HIV yang telah
terdiagnosis TB sebagai salah satu infeksi oportunistik harus diberikan
kotrimoksazol sebagai pencegahan infeksi lain tanpa menilai jumlah
CD4 atau berapapun nilai CD4, diberikan dengan dosis 1 kali 960 mg
per hari selama mendapat terapi OAT. Apabila pengobatan OAT selesai
dan nilai CD4 >200 sel/μL, maka pemberian kotrimoksazol dapat
dihentikan, tetapi apabila CD4 < 200 sel/μL, maka kotrimoksazol dapat
diteruskan dengan dosis yang sama. (Kemenkes RI nomor HK.
01.07/MENKES/90/2019)
24
11.
25
Materi Minggu 2 - Kasus Tifoid
Kasus 1
26
Obat yang diberikan, antara lain:
Instruksi:
1. Anda adalah seorang apoteker yang sedang melakukan pemantauan
terapi obat (PTO) pada tanggal 29 Agustus 2022 pukul 14.00. Buatlah
analisis SOAP dengan data yang Anda peroleh pada tanggal 28
Agustus 2022 pada form di bawah ini!
12
27
Kasus 2
28
Informasi dari bagian mikrobiologi klinik (tanggal 27 Agustus 2022)
1. Hasil pewarnaan gram menunjukkan adanya bakteri gram negatif
dengan bentuk batang
2. Dokter A Sp.MK memberikan informasi terkait hasil evaluasi
sensitivitas antibiotik pada Salmonella typhi. Ia menyatakan bahwa
75% S. typhi di rumah sakit tersebut selama periode 2020-2021 telah
resisten terhadap Kloramfenikol.
12
29
Catatan perawat pada rekam medis tanggal 29 Agustus 2022:
Pasien mengeluhkan sedikit mual, sudah tidak demam sejak 28 Agustus
2022, masih sedikit pusing. Obat dilanjutkan oleh DPJP. Rencana pasien
keluar rumah sakit besok (30 Agustus 2022). Pasien makan seperti biasa,
tidak ada keluhan terkait dengan nafsu makan.
1.
2. Buatlah analisis SOAP dengan data yang Anda peroleh pada tanggal
29 Agustus 2022 pada form yang telah disediakan!
30
Materi Minggu 3 - Hepatitis B
Capaian pembelajaran
31
Metode pembelajaran
3
32
Pertanyaan pengantar
Jawaban
33
1. Sebutk an karakt eristik patogen penye bab demam tifoid! Sert aka n gam bar strukt ur pat ogen unt uk membant u menjaw ab.
2. Jelaskan proses HBV menyerang sel host dan memperbanyak diri dalam
tubuh manusia!
Jawaban
Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis B. Virus
Hepatitis B mula-mula melekat pada resptor spesifik di membram sel hepar
kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Virus
melepaskan mantelnya di sitoplasma, sehingga melepaskan nukleokapsid.
Selajutnya nukleokapsid akan menembus sel dinding hati. Asam nukleat VHB
akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes dan
berintergrasi pada DNA tersebut. Proses selanjutnya adalah DNA VHB
memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi virus baru. Virus
Hepatitis B dilepaskan ke peradangan darah, terjadi mekanisme kerusakan
hati yang kronis disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap
infeks.
34
1. Sebutk an karakt eristik patogen penye bab demam tifoid! Sert aka n gam bar struktur patogen untuk mem bantu menjawab.
2. Jelaska n pat ogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di UL S dapat digunaka n unt uk salah satu referensi.
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HBV dan kaitkan dengan proses HBV
menyerang dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
Jawaban
35
1. Sebutk an k arakt eristik patog en penyebab dem am t ifoid! Ser tak an gam bar str uk tur pat ogen unt uk mem bantu menjaw ab.
2. Jelaskan pat ogenesis demam tif oid! Video yang tersedia di U LS dapat dig unak an untuk salah sat u r efer ensi.
3. Sebutk an g ejala dan tanda demam t ifoid!
Jawaban
• Adefovir Dipivoxil
Obat ini memiliki efek samping berupa gangguan ginjal (azotemia,
hipofosfatemia, asidosis, glicosuria, dan proteinuria) yang bersifat dose-
dependent dan reversibel.
• Telbivudin
Efek samping terapi telbivudin juga cenderung ringan, namun beberapa
laporan menyebutkan adanya peningkatan creatinin kinase yang reversibel bila
terapi dihentikan. Dilaporkan juga adanya kasus myopati yang juga reversibel
dengan penghentian terapi.
36
1. Sebutk an k arakt eristik patog en penyebab dem am t ifoid! Ser tak an gam bar str uk tur pat ogen unt uk mem bantu menjaw ab.
2. Jelaskan pat ogenesis demam tif oid! Video yang tersedia di U LS dapat dig unak an untuk salah sat u r efer ensi.
3. Jelaskan mekanism e k erj a obat ant i HIV dan k ait kan dengan pr oses HIV m eny er ang dan mem perbany ak dir i dalam tubuh manusia!
4.g
5. Sebutkan dan jelaskan rekomendasi terapi infeksi HBV yang diberikan oleh
American Association for the Study of Liver Diseases (AASLD) tahun 2018!
Jawaban
37
1. Sebutk an k arakt eristik patog en penyebab dem am t ifoid! Ser tak an gam bar str uk tur pat ogen unt uk mem bantu menjaw ab.
2. Jelaskan pat ogenesis demam tif oid! Video yang tersedia di U LS dapat dig unak an untuk salah sat u r efer ensi.
3. Sebutk an g ejala dan tanda demam t ifoid!
4. Sebutk an dan j elask an kem ung kinan efek samping y ang dapat t erjadi unt uk m asing-masing g olong an ART!
5.g
6. Sebutkan dan jelaskan rekomendasi terapi infeksi HBV yang diberikan oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2019!
Jawaban
38
1. Sebutk an k arakt eristik patog en penyebab dem am t ifoid! Ser tak an gam bar str uk tur pat ogen unt uk mem bantu menjaw ab.
2. Jelaskan pat ogenesis demam tif oid! Video yang tersedia di U LS dapat dig unak an untuk salah sat u r efer ensi.
3. Jelaskan mekanism e k erj a obat ant i HIV dan k ait kan dengan pr oses HIV m eny er ang dan mem perbany ak dir i dalam tubuh manusia!
4.g
5 . S ebutk a n da n jel a sk a n rek om end a si y a ng di beri k a n ol eh W orl d H ea l th O rg a ni z a ti on (W H O ) terk a i t penc eg a ha n tra ns m i si HI V !
6.g
7. Compare and contrast tatalaksana infeksi HBV yang tertera pada panduan
terapi AASLD maupun Kemenkes!
Jawaban
39
1. Sebutk an k arakt eristik patog en penyebab dem am t ifoid! Ser tak an gam bar str uk tur pat ogen unt uk mem bantu menjaw ab.
7.
Jawaban
40
Materi Minggu 3 - Kasus HIV
Kasus 1
Kasus 2
41
Pemeriksaan fisik
12
42
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang
43
Obat yang diberikan pada pasien
12
44
Catatan Perawat:
Tgl 30 Mei 2022: pasien tidak mengeluhkan batuk, tidak ada demam, tidak
ada mual dan tidak ada muntah, tidak ada diare. Pasien mengatakan
sariawan masih ada tetapi sudah berkurang disbanding pada saat MRS.
45
Materi Minggu 4 - COVID 19
Capaian pembelajaran
46
Metode pembelajaran
3
47
Pertanyaan pengantar
Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi
coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru. Virus corona ini menjadi patogen
penyebab utama outbreak penyakit pernapasan. Virus ini adalah virus RNA rantai
tunggal (single-stranded RNA) yang dapat diisolasi dari beberapa jenis hewan,
terakhir disinyalir virus ini berasal dari kelelawar kemudian berpindah ke manusia.
Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia
ke manusia. kasus COVID-19 meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga
memerlukan perhatian. Lebih jauh lagi, beberapa varian baru dari virus SARS-CoV
2 seperti varian Alpha (B.117), Beta (B1.351), dan Delta (B.1.617) juga telah
ditemukan penyebarannya di berbagai daerah di Indonesia dengan risiko penularan
tinggi dan menyebabkan penurunan efikasi vaksin.
Saat ini terdapat varian baru dari Covid-19 yaitu varian B.1.1.529 yang diberi nama
Omicron. Varian ini memiliki sedikitnya 30 substitusi atau perubahan asam amino,
tiga delesi dan satu insersi kecil. Adanya mutasi pada varian ini maka akan
memengaruhi tes diagnostik (target gen S), daya penularan yang lebih cepat dan
daya netralisasi antibodi yang menurun.
Varian omicron menjadi varian yang perlu diwaspadai karena memiliki jumlah
mutasi yang tinggi, termasuk pada protein spike, dan berpotensi memiliki
kemampuan dalam menghindari sistem imun yang lebih baik dan laju penularan
yang lebih tinggi. Varian omicron memiliki lebih dari 30 mutasi yang menyebabkan
perubahan pada sequence asam amino protein spike.
48
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
Jawaban
Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau
bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut,
hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan membran mukus di
bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam sel, dan mulai
berkembang di sana. Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat
virus bisa menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel
tubuh manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan
membuat sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk
memperbanyak virusnya.
49
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunakan untuk salah satu referensi.
Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan
mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat
pernafasan lainnya. Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak
kasus yang tidak bisa diidentifikasi pada awalnya. Proses pengetesan awal di
berbagai RS di Tiongkok tidak selalu bisa mendeteksi infeksi di sisi luar paru-paru,
sehingga biasanya orang yang menunjukan gejala disuruh pulang tanpa diberikan
perawatan. Dan terkadang, mereka tidak merasa cukup sakit untuk mencari
perawatan, dan tetap tinggal di rumah.
Pasien PPOK pada masa pandemi COVID-19 ini disarankan untuk meminimalisir
konsultasi secara tatap muka. Bila ada konsultasi secara tatap muka maka perlu
dilakukan skrining terlebih dahulu melalui telepon untuk memastikan pasien tidak
ada gejala COVID-19. Pasien segera berobat bila terdapat gejala atau perubahan
dari gejala sehari-hari yang mengarah ke COVID19 ke rumah sakit rujukan
COVID-19. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari terpapar
coronavirus seperti menjaga jarak, menggunakan masker, sering mencuci tangan,
tidak menyentuh muka, hidung, mulut dan mata dan menghindari kontak dengan
orang yang mungkin telah terinfeksi COVID-19.
50
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunakan untuk salah satu referensi.
3. Sebutkan gejala dan tanda demam tifoid!
Jawaban
1. Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
2. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau
hilangpengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan
juga sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
seperti fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam. Status oksigenasi : SpO2 > 95% dengan
udara ruangan.
3. Sedang
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat
termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan ATAU Anak-anak: pasien dengan
tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat
dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat).
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, 60x/menit; usia 2–11 bulan, 50x/menit ;
usia 1–5 tahun, 40x/menit ; usia >5 tahun, 30x/menit.
4. Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas
>30x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.
ATAU Pada pasien anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
Sianosis sentral atau SpO2 < 93%;
Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada
yang sangat berat);
Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau
penurunan kesadaran, atau kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea: usia <2 bulan, 60x/menit; usia 2–
11 bulan, 50x/menit; usia 1–5 tahun, 40x/menit; usia >5 tahun, 30x/menit.
5. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok
sepsis, atau kondisi lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup seperti
ventilasi mekanik atau terapi vasopresor
51
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunakan untuk salah satu referensi.
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HIV dan kaitkan dengan proses HIV menyerang dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
4. g
Jawaban
1. Molnupiravir
Molnupiravir merupakan obat antivirus oral yang merupakan prodrug analog
ribonukleusida secara cepat dikonversi menjadi senyawa hydroxycytidine di
dalam plasma. Gugus trifosfat pada senyawa ini akan berkompetisi dengan
RNA polimerase dari virus. Molnupiravir memiliki aktivitas antiviral terhadap
coronavirus, termasuk SARS-CoV2 dengan risiko resistensi yang rendah.
Studi pada mencit menunjukkan bahwa Molnupiravir dapat menghambat
replikasi virus dan menghambat patogenesis penyakit akibat coronavirus.
2. Nirmatrelvir/Ritonavir (Paxlovid)
Nirmatrelvir/Ritonavir adalah obat antivirus oral. Berdasarkan analisis interim
uji klinis fase 2/3 penelitian EPIC-HR (Evaluation of Protease Inhibition for
COVID-19 in High-Risk Patients), Nirmatrelvir/Ritonavir secara bermakna
mengurangi angka rawat inap dan kematian.
52
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunakan untuk salah satu referensi.
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HIV dan kaitkan dengan proses HIV menyerang dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
4. g
5. Sebutkan dan jelaskan rekomendasi terapi COVID-19 yang diberikan oleh panduan terapi tatalaksana COVID-19 di Indonesia edisi 4!
Jawaban
1. Tanpa Gejala
- Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat
ACE inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter
Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Jantung
- Vitamin C, dengan pilihan :
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
- Vitamin D
Dosis 1000 - 5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup) selama 14
hari.
- Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli
Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM
- Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.
2. Ringan
- Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari)
- Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup) selama 14
hari.
- Antivirus
- Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5), ATAU
- Molnupiravir (sediaan 200 mg, oral), 800 mg per 12 jam, selama 5 hari, ATAU
- Nirmatrelvir/Ritonavir (sediaan 150 mg/100 mg dalam bentuk kombinasi),
Nirmatrelvir 2 tablet per 12 jam, Ritonavir 1 tablet per 12 jam, diberikan selama
5 hari
- Sesuai dengan ketersediaan obat di fasyankes masing-masing
3. Sedang
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
diberikan secara drip intravena (IV) selama perawatan
- Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah
5000 IU)
- Antivirus
Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5
atau hari ke 2-10). Apabila Remdesivir tidak tersedia maka pemberian antivirus
disesuaikan dengan ketersediaan obat di fasyankes masing-masing,
dengan pilihan sebagai berikut:
- Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5), ATAU
- Molnupiravir (sediaan 200 mg, oral), 800 mg per 12 jam, selama 5 hari, ATAU
- Nirmatrelvir/Ritonavir (sediaan 150 mg/100 mg dalam bentuk kombo), Nirmatrelvir 2
tablet per 12 jam, Ritonavir 1 tablet per 12 jam, diberikan selama 5 hari
4. Berat
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drip
Intravena (IV) selama perawatan
- Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
- Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
- Antivirus :
Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10).
Apabila Remdesivir tidak tersedia maka pemberian antivirus disesuaikan dengan ketersediaan obat di
fasyankes masing-masing, dengan pilihan sebagai berikut:
- Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600
mg (hari ke 2-5), ATAU
- Molnupiravir (sediaan 200 mg, oral), 800 mg per 12 jam, selama 5 hari, ATAU
- Nirmatrelvir/Ritonavir (sediaan 150 mg/100 mg dalam bentuk kombo), Nirmatrelvir 2 tablet per 12
jam, Ritonavir 1 tablet per 12 jam, diberikan selama 5 hari
53
1. Sebutkan karakteristik patogen penyebab demam tifoid! Sertakan gambar struktur patogen untuk membantu menjawab.
2. Jelaskan patogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunakan untuk salah satu referensi.
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HIV dan kaitkan dengan proses HIV menyerang dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
4. g
5. S4!
6. k
Jawaban
54
Materi Minggu 4 - Kasus Hepatitis B
Kasus 1
Kasus 2
55
Pemeriksaan fisik
12
56
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang
57
Obat yang diberikan pada pasien
Catatan Perawat:
Tgl 27 Juli 2019: pasien masih lemas, batuk kadang-kadang, tidak demam,
mual masih terasa, tidak muntah, nafsu makan membaik, sudah tidak
sakit kepala
12
58
59
Materi Minggu 5 - Malaria
Capaian pembelajaran
60
Metode pembelajaran
61
Pertanyaan pengantar
Jawaban
1. Plasmodium falciparum
Gejala timbul intermiten dan dapat kontinu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
malaria berat yang menyebabkan kematian.
2. Plasmodium vivax
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan
juga kasus malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3. Plasmodium ovale
Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperto pada malaria
vivaks.
4. Plasmodium malariae
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.
5. Plasmodium knowlesi
Gejala demam menyerupai malaria falsiparum.
62
2. Jelaskan siklus hidup Plasmodium dalam tubuh manusia! Sertakan gambar
untuk mempermudah pemahaman Anda!
Jawaban
63
3. Jelaskan kapan dan cara pemberian obat pencegahan (kemoprofilaksis)
Sebutk
malaria!
Jawaban
64
4. Jelaskan mekanisme kerja obat untuk tatalaksana malaria dan kaitkan
dengan siklus hidup malaria dalam tubuh manusia!
Jawaban
65
5. Sebutkan dan jelaskan rekomendasi terapi untuk malaria yang diberikan oleh
Sebutkan
Jawaban
66
6. Sebutkan parameter monitoring efektivitas dan keamanan penggunaan obat
yang digunakan untuk malaria!
Jawaban
Pemantauan terapi dilakukan pada hari ke-3, 7, 14, 21, sampai 28 hari.
1. Rawat jalan
Pemantauan dilakukan pada hari ke- 3, 7, 14, 21 dan 28
setelah pemberian obat hari pertama dengan memonitor
gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik.
2. Rawat inap
• Pemantauan dilakukan setiap hari dengan
memonitor gejala klinis dan pemeriksaan
mikroskopik.
• Tidak ditemukan parasit aseksual dalam darah
selama 3 hari berturut-turut.
• Setelah pulang harus kontrol pada hari ke-7, 14, 21,
dan 28 sejakhari pertama mendapatkan obat anti
malaria untuk dimonitor pada hemoglobin dan
pemeriksaan mikroskopik. (PNPK, 48)
67
Materi Minggu 5 - Kasus COVID
Kasus 1
Kasus 2
68
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
12
69
Pemeriksaan laboratorium
70
Obat yang diberikan pada pasien
Catatan Perawat:
Tgl 20 September 2022: pasien masih batuk, sedikit sesak nafas, sumer-
sumer, belum nafsu makan, tenggorokan masih sedikit sakit, tidak mual,
tidak muntah.
72
Metode pembelajaran
373
Pertanyaan pengantar
Jawaban
74
2. Jelaskan patofisiologi dan faktor risiko terjadinya ISK!
Jawaban
75
S ebut k an kara
Jawaban
Uncomplicated ISK : ISK akut, jarang, atau kasus berulang rendah (cytitit tanpa
komplikasi) dan/atau (pyelonephirits tanpa komplikasi), terbatas pada Wanita tidak
hamil tanpa kelainan anatomi dan kelainan fungsional dalam saluran kemih atau
penyakit penyerta
Complicated ISK : tidak semua ISK didefinisikan tanpa komplikasi. Dalam artian
ISK pada pasien dengan dengan kemungkinan peningkatan menjadi adanya
komplikasi: yaitu pria, Wanita hamil, pasien dengan kelainan anatomi atau kelainan
fungsional pada saluran kemih, pemasangan kateter uriin, penyakit ginjal, dan/atau
degan penyakit penyerta lainnya. Penyakit immunocompromising misalnya,
diabetes.
Cystitis
Pyelonephritis
ISK in men
76
1. Sebutk an karakt eristik patogen penye bab dem am tifoid! Sertak an gam bar struktur pat ogen unt uk membantu menjawab.
2. Jelaska n pat ogenesis demam tifoid! Video yang tersedia di ULS dapat digunak an untuk salah satu referensi.
3. Sebutk an gejala dan tanda dem am tifoid!
Jawaban
Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala seperti demam,
susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar (disuria terminal), sering buang
air kecil, kadang-kadang merasa panas ketika berkemih, nyeri pinggang dan nyeri
suprapubik
77
Sebutk an karakt eristik patogen pen
Jawaban
Sebutk an karakteristik
Jawaban
79
6.
Jawaban
80
7. a
8. Apa yang dimaksud dengan recurrent ISK? Sebutkan pilihan jenis dan regimen
terapi antibiotik untuk pencegahan recurrent ISK!
Jawaban
Recurrent UTIs kekambuhan ISK tanpa komplikasi dan/atau adanya komplikasi, degan
frekuensi setidaknya tiga ISK/tahun atau dua ISK dalam enam bulan terakhir.
81
8.
Jawaban
82
9.
10. Apa yang dimaksud complicated ISK? Sebutkan pilihan jenis dan regimen terapi
antibiotik untuk complicated ISK! Manakah dari jenis antibiotik tersebut yang
tersedia di Indonesia?
Jawaban
Complicated ISK : tidak semua ISK didefinisikan tanpa komplikasi. Dalam artian ISK
pada pasien dengan dengan kemungkinan peningkatan menjadi adanya komplikasi:
yaitu pria, Wanita hamil, pasien dengan kelainan anatomi atau kelainan fungsional
pada saluran kemih, pemasangan kateter uriin, penyakit ginjal, dan/atau degan
penyakit penyerta lainnya. Penyakit immunocompromising misalnya, diabetes.
83
10.
11. Apa yang dimaksud catheter-associated ISK? Sebutkan pilihan jenis dan
regimen terapi antibiotik untuk catheter-associated ISK! Manakah dari jenis
antibiotik tersebut yang tersedia di Indonesia?
Jawaban
84