Anda di halaman 1dari 10

Pemberian Antibiotik

Waktu

Pencapaian kompetensi
Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session)
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 6 X 50 menit (coaching session)
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment)*
* Satuan waktu ini merupakan perkiraan untuk mencapai kompetensi dengan catatan bahwa
pelaksanaan modul dapat dilakukan bersamaan dengan modul lain secara komprehensif.

Tujuan umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik dipersiapkan untuk mempunyai keterampilan dalam
pemberian antibiotik yang tepat guna dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan efek
samping yang dimiliki oleh antibiotic tersebut melalui pembelajaran pengalaman klinis, dengan
didahului serangkaian kegiatan berupa pre-asessment, diskusi, role play, dan berbagai
penelusuran sumber pengetahuan.

Tujuan khusus

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
1. Mampu melakukan pemilihan jenis antibiotik yang tepat dan efektif
2. Melakukan evaluasi serta monitoring pemberian antibiotik
3. Mencegah terjadinya resistensi antibiotik

Strategi pembelajaran

Tujuan 1. Memberikan antibiotik yang tepat

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:
 Interactive lecture
 Small group discussion.
 Peer assisted learning (PAL).
 Bedside teaching.
 Computer-assisted Learning.

Must to know key points:


 Mampu mengidentifikasi jenis mikroba yang menyebabkan infeksi
 Kondisi klinis yang terkait keperluan pemberian antibiotik
 Mengetahui manfaat serta efek samping dari antibiotik yang diberikan

1
Tujuan 2. Melakukan ekskalasi dan deekskalasi, serta menghentikan antibiotik

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:
 Interactive lecture
 Journal reading and review.
 Video dan CAL.
 Bedside teaching.
 Studi Kasus dan Case Finding .

Must to know key points:


 Prosedur perawatan (tirah baring, diet dan lain-lain)
 Terapi medikamentosa
 Tatalaksana komplikasi

Tujuan 3. Mencegah resistensi antibiotik

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:
 Interactive lecture
 Praktik pada model anatomi dan Penuntun Belajar.
 Studi Kasus dan Case Findings.
 Demo and Coaching
 Praktik pada klien.

Must to know key points:


 Communication skill
 Vaksin terhadap H. Influenza, S. Pneumonia, dan N. Meningitidis.

Persiapan Sesi

 Materi presentasi dalam program power point:


Meningitis bakterialis
Slide
1 : Judul Topik (meningitis bakterialis)
2 : Definisi
3 : Insidens
4 : Faktor risiko
5 : Patogenesis
6-7 : Manifestasi klinis
8 : Diagnosis
9-10 : Tatalaksana
11 : Komplikasi

2
12 : Prognosis
 Kasus : 1. Meningitis bakterialis
 Lampiran: 1. Punksi lumbal
 Sarana dan Alat Bantu Latih :
o Penuntun belajar (learning guide) terlampir
o Tempat belajar (training setting): kamar perawatan, kamar tindakan.

Kepustakaan

Lampiris HW, Maddix DS. Clinical use of antimicrobial agents. Dalam: Katzung BG, penyunting.
Basic & clinical pharmacology. Edisi ke-9. Philadelphia: McGraw-Hill Co; 2004. hlm. 836–51.
Ogle JW. Antimicrobial therapy. Dalam: Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterdubg RR,
penyunting. Current pediatric diagnosis & treatment. Edisi ke-18. Philadelphia: McGraw-Hill Co;
2007. hlm. 1078–97.
Dalam: Kleigman RM, Stanton BF, St. Geme III JW, Schor NF, Behrman RE, penyunting. Nelson
textbook of pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2016. h. .

1. Dalam: Plotkin SA, Orenstein WA, Offit P, Edwards KM, penyunting. Plotkin’s Vaccines. Edisi
ke-7. Philadelphia: Elsevier; 2018. h. .

2. Dalam: Feigin RD, Cherry JD, Demmler GJ, Kaplan SL, penyunting. Feigin and Cherry’s
Textbook of Pediatric Infectious Diseases. Edisi ke-7. Philadelphia: WB Saunders; 2014. h.

Kompetensi

Memberikan antibiotik secara tepat, termasuk penghentian terapi dan pencegahan resistensi
antimikroba (antimicrobial resistance/AMR)

Gambaran umum
Pemberian antimikrob memerlukan pengetahuan mengenai: 1) mekanisme kerja, 2)
farmakokinetik dan farmakodinamik, 3) dosis, serta 4) efek samping obat.
Langkah-langkah yang dilalui untuk menetapkan pemberian antimikrob—sebagai contoh
sebagaimana tertera pada Tabel, yaitu:
1. Tegakkan diagnosis
2. Perhatikan usia dan kondisi saat ini
3. Pertimbangkan organisme yang umum ditemukan
4. Ketahui suseptibilitas organisme terhadap antibiotik
5. Lakukan kultur
6. Berikan terapi empiris berdasarkan pertimbangan di atas dan pengalaman sebelumnya
(contoh: pendapat ahli, literatur)
7. Modifikasi terapi berdasarkan hasil kultur dan respons penderita
8. Pantau respons klinisnya

3
9. Terapi dihentikan

Langkah ke-1: diagnosis klinis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang awal
Langkah ke-2–4: mikroorganisme patogen diperkirakan melalui tempat/organ tubuh yang
terkena, usia penderita, status kekebalannya, faktor risiko/kondisi yang mendasari, serta sumber
terjadinya penyakit (komunitas, rumah sakit, atau health-care associated)
Langkah ke-5: kultur dilakukan terutama bila terjadi infeksi berat, infeksi tidak umum terjadi, dan
bila respons klinis tidak seperti yang diharapkan

Suseptibilitas Mikroorganisme Umum terhadap Berbagai Antimikrob


Organisme Penggunaan Antibiotik Potensiala
Bakteri Sefoksitinc, sefotetanc, klindamisin, ertapenem, imipenem, meropenem,
Bakteri anaerobb metronidazol, penisilin dengan atau tanpa β-laktamase inhibitor, tigesiklin
B. anthracis Amoksisilin, siprofloksasin, klindamisin, doksisiklin, rifampin
Bartonella henselaeAzitromisin, siprofloksasin, klaritromisin, doksisiklin, eritromisin
B. pertussis Amoksisilin, azitromisin, klaritromisin, eritromisin, trimetoprim sulfametoksazol
Amoksisilin, sefuroksim, sefalosporin (III)h, klaritromisin, doksisiklin
Borrelia burgdorferi
Campylobakter spp. Azitromisin, karbapenems, eritromisin, fluorokuinolon c,f, tetrasiklin
Clostridium spp. Klindamisin, metronidazol, penisilin, tetrasiklin
C. difficile Basitrasin (PO), metronidazol, vankomisin (PO)
C. diphtheriae Klindamisin, eritromisin, penisilin
EnterobacteriaceaedAminiglikosid,e ampisilin, aztreonam, sefepim, sefalosporin, ertopenem,
imipenem, meropenem, fluorokuinolonc,f, trimetoprim sulfametoksazol, tigesiklin
Enterokokus Ampisilin (dengan aminoglikosid), karbapenem (tidak E. faecium), vankomisin,
linezolid, quinupristin/dalfopristinc (hanya E. faecium), tigesiklin
H. influenzae Amoksisilin/klavulanat, ampisilin (jika β laktamase negatif), sefalosporin (II dan
III)h, kloramfenikol, fluorokuinolonc,f, rifampin, trimetoprim sulfametoksazol
L. monocytogenes Ampisilin dengan aminoglikosid, trimetoprim sulfametoksazol, vankomisin
Moraxella Amoksisilin/klavulanat,ampisilin (jika β laktamase negatif), sefalosporin (II dan III),
catarrhalis eritromisin, fluorokuinolon, trimetoprim sulfametoksazol
Neisseria Ampisilin (jika β laktamase negatif), sefalosporin (II dan III), penisilin, flurokuinolon
gonorrhoeae terpilih, spektinomisin
Neisseria Ampisilin, sefalosporin (II dan III), fluorokuinolon c,f, penisilin, rifampin
meningitidis
Nocardia Tetrasiklin, trimetoprim sulfametoksazol (+amikasin untuk infeksi berat);
asteroides meropenem atau sefalosporin (II)h untuk abses otak
Pasteurella Amoksisilin/klavulanat, ampisilin, penisilin, tetrasiklin
multocida
Pseudomonas Aminoglikoside, antipseudomonas penisilin, aztreonam, sefepim, seftazidim,
aeruginosa imipenem, meropenem, siprofloksasin
Salmonella spp. Ampisilin, azitromisin, sefalosporin (III)h, fluorokuinolon, trimetoprim
sulfametoksazol
Shigella spp. Ampisilin, azitromisin, sefalosporin (III)h, fluorokuinolon, tetrasiklin, trimetoprim
sulfametoksazol

4
Staphylococcus Antistafilokokus penisilin, sefepim, sefalosporin (I dan II) siprofloksasin, klindamisin,
aureus eritromisin, rifampin, trimetoprim sulfametoksazol, vankomisin
S. aureus (resisten Trimetoprim sulfametoksazol, vankomisin, linezolid, quinupristin/dalfopristin,
metisilin) klindamisin, daptomisin, tigesiklin
CONS Sefalosporin (I dan II), klindamisin, rifampin, vankomisin
Streptococci (pada Ampisilin, sefalosporin, klindamisin, diperkuat fluorokuinolon, eritromisin,
umumnya) meropenem, penisilin, vankomisin
Streptococcus Ampisilin, sefalosporin, diperkuat fluorokuinolon, eritromisin, meropenem,
pneumoniae penisilin, vankomisin
Organisme intermediat
Chlamydia spp. Klaritromisin, eritromisin, levofloksasin, ofloksasin, tetrasiklin
Mycoplasma spp. Azitromisin, klaritromisin, eritromisin, flurokuinolon, tetrasiklin
Rickettsia spp. Flurokuinolon, tetrasiklin

Langkah ke-6: pemberian terapi empiris ditujukan langsung terhadap etiologi penyakit dengan
mempertimbangkan suseptibilitas mikroorganisme terhadap antimikrob dan beratnya penyakit.
Berikan dahulu antimikrob yang memiliki spektrum luas. Gunakan prinsip
“4-J“: 1) jalan/rute pemberian (oral, parenteral); 2) jenisnya; 3) jumlah/dosis; 4) jadwalnya

Contoh kasus
STUDI KASUS: Pemberian Antibiotik

Arahan
Baca dan lakukan analisa terhadap studi kasus secara perorangan. Bila yang lain dalam kelompok
sudah selesai membaca, jawab pertanyaan dari studi kasus. Gunakan langkah dalam
pengambilan keputusan klinik pada saat memberikan jawaban. Kelompok yang lain dalam
ruangan bekerja dengan kasus yang sama atau serupa. Setelah semua kelompok selesai,
dilakukan diskusi tentang studi kasus dan jawaban yang dikerjakan oleh masing-masing
kelompok.

Studi kasus
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun, datang dengan nyeri lutut, bengkak, kemerahan dengan
suhu tubuh 39,8 0C.

Penilaian
1. Apa yang anda harus segera lakukan untuk menilai keadaan anak tersebut dan mengapa ?
Jawaban: Pecahkan masalah secara sistimatis

Diagnosis
Temuan yang didapatkan sebagai hasil dari penilaian pada situasi yang adalah:
 Identifikasi faktor risiko
 Nilai keadaan keadaan klinis pasien
 Lakukan pemeriksaan laboratorium segera: DPL, kultur dan tes resistensi, apus Gram,
pungsi cairan sendi, foto sendi lutut.

5
2. Berdasarkan pada temuan yang ada, apakah diagnosis anak tersebut?
Jawaban:
Artritis septik

Pelayanan (perencanaan dan intervensi)


3. Berdasarkan ada masalah/kebutuhan (diagnosis), apakah rencana penatalaksanaan pada
pasien ini ?
Jawaban:
 Pemberian antibiotik
 Apabila demam tinggi, lakukan kompres dan pemberian antipiretik.
.
4. Berdasarkan diagnosis, lakukan tatalaksana yang sesuai.
Jawaban:
 Tata laksana etiologi: antimikrobial, pilihan pertama: golongan penisilin misalnya kloksasilin
selama 14 hari atau lebih
 Apabila diperlukan konsul bagian ortopedi

Penilaian ulang
5. Sebelum dilakukan tindakan apakah rencana anda selanjutnya untuk ibu/orang tua dan
mengapa?
Jawaban:
Penyuluhan kepada orang tua tentang pemberian antibiotik jangka panjang secara intravena dan
tidak digantikan antibiotik oral

Tujuan pembelajaran

Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan dalam pemberian antibiotik yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Memberikan antibiotik yang tepat
2. Melakukan ekskalasi dan deekskalasi, serta menghentikan antibiotik
3. Mencegah resistensi antibiotik

Evaluasi

 Pada awal pertemuan dilaksanakan penilaian awal kompetensi kognitif dengan kuesioner 2
pilihan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik telah mengenali materi atau
topik yang akan diajarkan.
 Materi esensial diberikan melalui kuliah interaktif dan small group discussion dimana
pengajar akan melakukan evaluasi kognitif dari setiap peserta selama proses pembelajaran
berlangsung.
 Membahas instrumen pembelajaran keterampilan (kompetensi psikomotor) dan
mengenalkan penuntun belajar. Dilakukan demonstrasi tentang berbagai prosedur dan

6
perasat untuk menatalaksana meningitis bakterialis. Peserta akan mempelajari prosedur
klinik bersama kelompoknya (Peer-assisted Learning) sekaligus saling menilai tahapan akuisisi
dan kompetensi prosedur tersebut pada model anatomi.
 Peserta didik belajar mandiri, bersama kelompok dan bimbingan pengajar/instruktur, baik
dalam aspek kognitif, psikomotor maupun afektif. Setelah tahap akuisisi keterampilan maka
peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam
penuntun belajar dalam bentuk “role play” diikuti dengan penilaian mandiri atau oleh sesama
peserta didik (menggunakan penuntun belajar)
 Setelah mencapai tingkatan kompeten pada model maka peserta didik akan diminta untuk
melaksanakan penatalaksanaan meningitis bakterialis melalui 3 tahapan:
1. Observasi prosedur yang dilakukan oleh instruktur
2. Menjadi asisten instruktur
3. Melaksanakan mandiri di bawah pengawasan langsung dari instruktur
Peserta didik dinyatakan kompeten untuk melaksanakan prosedur tata laksana meningitis
bakterialis apabila instruktur telah melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan Daftar
Tilik Penilaian Kinerja dan dinilai memuaskan
 Penilaian kompetensi pada akhir proses pembelajaran :
o Ujian OSCE (K,P,A) dilakukan pada tahapan akhir pembelajaran oleh kolegium
o Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja di sentra pendidikan

Instrumen penilaian

 Kuesioner awal
Instruksi: Pilih B bila pernyataan benar dan S bila pernyataan salah
1. Pemberian jenis antibiotik disesuaikan dengan hasil DPL. B/S
2. Kultur dan resistensi adalah standar emas penggantian antibiotik. B/S

 Kuesioner tengah
MCQ:
1. Pemberian antibiotik ditujukan untuk
a. Terapi empirik pada infeksi bakteria
b. Terapi profilaksis pada infeksi bakteria
c. Terapi definitif pada infeksi bakteria
d. Semua jawaban di atas benar

2. Pemberian sefalosporin generasi ke-3, sbb:


a. Infeksi bakteria berat
b. Seluruh pemberiannya secara intravena
c. Pemeriksaan kultur dapat ditunda apabila telah diberikan terapi tersebut
d. Merupakan antibiotik pilihan pada profilaksis pembedahan

Jawaban
1. D

7
2. A

PENUNTUN BELAJAR (Learning Guide)

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah / tugas dengan menggunakan skala penilaian
di bawah ini:
1 Perlu Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan
perbaikan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan
2 Cukup Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang
benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar
3 Baik Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam
urutan yang benar (bila diperlukan)

Nama peserta didik Tanggal


Nama pasien No Rekam Medis

Penuntun Belajar
Antibiotik

Langkah-langkah Pemberian Antibiotik


Langka
Tindakan Contoh
h
1 Tegakkan diagnosis Artritis septik
2 Perhatikan usia dan kondisi saat ini Usia 2 th, sebelumnya sehat
3 Pertimbangkan organisme yang umum Staphylococcus aureus,
ditemukan Kingella kingae
4 Ketahui suseptibilitas organisme terhadap Tidak diketahui angka Sensitif terhadap
antibiotik penisilin
5 Lakukan kultur Darah, cairan sendi
6 Berikan terapi empirik berdasarkan Kloksasilin
pertimbangan di atas dan pengalaman
sebelumnya (contoh: pendapat ahli,
literatur)
7 Modifikasi terapi berdasarkan hasil kultur Hasil isolasi: S. aureus sensitif terhadap
dan respons penderita metisilin. Terapi dilanjutkan
8 Pantau respons klinisnya Lakukan pemeriksaan fisis berkala
9 Terapi dihentikan Perbaikan klinis atau sembuh

8
DAFTAR TILIK

Berikan tanda  dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda  bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila
tidak dilakukan pengamatan
 Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
 Tidak Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan
memuaskan prosedur standar atau penuntun
T/D Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih
selama penilaian oleh pelatih

Nama peserta didik Tanggal


Nama pasien No Rekam Medis

DAFTAR TILIK
MENINGITIS BAKTERIALIS
Hasil penilaian
No. Langkah / kegiatan yang dinilai Tidak Tidak
Memuaskan
memuaskan diamati
I. Penegakkan Diagnosis
1. Sikap profesionalisme:
- Menunjukkan penghargaan
- Empati
- Kasih sayang
- Menumbuhkan kepercayaan
- Peka terhadap kenyamanan pasien
- Memahami bahasa tubuh
II. TATA LAKSANA PEMBERIAN ANTIBIOTIK
1. Memilih jenis antibiotik atas pertimbangan
keadaan klinis, ekonomi, nilai yang dianut
pasien, pilihan pasien, dan efek samping
2. Memberi penjelasan mengenai pengobatan
yang akan diberikan
3. Memantau hasil pengobatan
III. PENCEGAHAN
Mencegah resistensi antimikroba

Peserta dinyatakan Tanda tangan pembimbing


 Layak
 Tidak layak melakukan prosedur
( Nama jelas )

9
PRESENTASI Tanda tangan peserta didik
 Power points
 Lampiran : skor, dll
( Nama jelas )
Kotak komentar

10

Anda mungkin juga menyukai