SYOK ANAFILATIK
DISUSUN OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakan ini
dan memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
A. Latar belakang………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………2
C. Tujuan ..........................................................................................................................2
D. Manfaat……………………………………………………………………………… 2
A. WOC ........................................................................................................................... 12
B. Pengkajian…………………………………………………………………………..13
C. Dx Keperawatan…………………………………………………………………….15
D. Intervensi Keperawatan……………………………………………………………16
Bab IV Penutup……………………………………………………………………………..20
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….20
B. Saran…………………………………………………………………………………20
Daftar pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kunjungan ke rumah
pasien.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian syok anafilatik ?
2. Etiologi syok anafilatik ?
3. Patofisiologi syok anafilatik ?
4. Tanda dan gejala syok anafilatik ?
5. Pemeriksaan diagnostic syok anafilatik ?
6. Komplikasi syok anafilatik ?
7. Penatalaksanaan syok anafilatik ?
8. Algoritme syok anafilatik ?
9. Seperti apa asuhan keperawatan syok anafilatik ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni :
D. Manfaat
Agar mahasiswa paham dan dapat memperdalam ilmu tentang syok anafilatik
serta tau tindakan yang harus dilakukan.
2
BAB II
A. Pengertian
Shock anafilaksis merupakan jenis syok distributif adalah hasil dari
reaksi hipersensitivitas segera. Ini adalah peristiwa hidup yang mengancam
yang memerlukan intervensi secepatnya. Respon antibodi antigen yang parah
menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan inisiasi respon syok umum.
(critical care nursing, 986)
Syok anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai
oleh Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe I) yang ditandai dengan curah
jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat.
B. Etiologi
Syok anafilaktik disebabkan oleh respon antigen antibodi. Hampir semua
zat apapun dapat menyebabkan reaksi hypersensivitas. Zat ini, dikenal
sebagai antigen, dapat diperkenalkan dengan injeksi atau konsumsi atau
melalui kulit atau saluran pernapasan. Sejumlah antigen telah diidentifikasi
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami rekasi hipersensitivitas.
Daftar ini termasuk makanan, makanan aditif, agen diagnostik, agen
biologis, agen lingkungan, obat-obatan, dan racun. Dalam lingkungan rumah
sakit latexs merupakan suatu antigen yang sangat bermasalah bagi pasien dan
penyedia layanan kesehatan.
Faktor etiologi syok anafilaktik:
3
Amphotericin B
Nitrofurantoin
Vankomisin
Enzim Tripsin
Chymotripsin
L-Asparaginase
Penicillinase
As-paraginase
Chymotrypsin
Penicillinase
Streptokinase.
Toxin ATS
ADS
SABU
Ekstrak allergen untuk uji kulit dextran
Bahan yang digunakan Zat radioopac
untuk prosedur diagnose Bromsulfalein
Benzilpenisiloipolilisin
Sodium dehydrocholate
Sulfobromophthalein
Bahan yang dihasilkan Bisa ular
hewan atau serangga Bisa lebah
Racun serangga
Lobster
Udang
Kepiting
Semut api
Makanan Kacang-kacangan (kenari, mete, pistachio)
Ikan (tuna, salmon, cod)
Molusca (kerang, udang, lobster)
Putih telur
Susu
Buah Rambutan
Nanas
4
Semangka
Anastesi Lidocain
Procain
Darah lengkap atau produk Gamaglobulin
darah Kriopresipitat
Hormone Insulin
ACTH (adrenocorticotrophic hormone)
TSH (thyroid-stimulating hormone)
ADH (antidiuretic hormone, vasopressin)
Paratiroid (parathormone).
Lain-lain Seminal fluid (air mani)
Latex
Karet
Logam emas
5
C. Patofisiologi
6
Gatal pada bibir, lidah, palatum, kanalis auditori eksternus,
bengkak di bibir, lidah, dan uvula. Gatal di genital, telapak tangan
dan kaki.
2. Respirasi (70%)
Gatal di hidung, bersin-bersin, kongesti, rinorea, pilek Gatal pada
tenggorokan, disfonia, suara serak, stridor, batuk kering.dry
staccato cough Peningkatan laju nafas, susah bernafas, dada terasa
terikat, wheezing, sianosis, gagal nafas.
3. Gastrointestinal (45%)
Nyeri abdomen, mual, muntah, diare, disfagia.
4. Sistem kardiovaskuler (45%)
Nyeri dada, takikardia, bradikardia (jarang), palpitasi, hipotensi,
merasa ingin jatuh, henti jantung. 5 Manifestasi primer pada
jantung tampak dari perubahan EKG yaitu Tmendatar, aritmia
supraventrikular, AV block.
5. Sistem saraf pusat (15%)
Perubahan mood mendadak seperti iritabilitas, sakit kepala,
perubahan status mental, kebingungan.
6. Lain-lain
Metallic taste di mulut, kram dan pendarahan karena kontraksi
uterus.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk membantu menegakkan diagnosis maka American Academy of
Allergy, Asthma and Immunology telah membuat suatu kriteria
Kriteria pertama adalah onset akut dari suatu penyakit
(beberapa menit hingga beberapa jam) dengan terlibatnya kulit, jaringan
mukosa atau kedua- duanya (misalnya bintik-bintik kemerahan pada
seluruh tubuh, pruritus, kemerahan, pembengkakan bibir, lidah, uvula),
dan salah satu dari respiratory compromise (misalnya sesak nafas,
bronkospasme, stridor, wheezing, penurunan PEF, hipoksemia) dan
7
penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan disfungsi
organ sasaran (misalnya hipotonia, sinkop, inkontinensia).
Kriteria kedua, dua atau lebih gejala berikut yang terjadi secara
mendadak setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut
(beberapa menit hingga beberapa jam), yaitu keterlibatan jaringan mukosa
kulit; respiratory compromise; penurunan tekanan darah atau gejala yang
berkaitan; dan gejala gastrointestinal yang persisten.
Kriteria ketiga yaitu terjadi penurunan tekanan darah setelah
terpapar pada alergen yang diketahui beberapa menit hingga beberapa jam
(syok anafilaktik). Pada bayi dan anak-anak, tekanan darah sistolik yang
rendah (spesifik umur) atau penurunan darah sistolik lebih dari 30%.
Sementara pada orang dewasa, tekanan darah sistolik kurang dari 90
mmHg atau penurunan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah
awal.
F. Komplikasi
1. Henti jantung (cardiac arrest) dan nafas.
2. Bronkospasme persisten.
3. Oedema Larynx (dapat mengakibatkan kematian).
4. Relaps jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
5. Kerusakan otak permanen akibat syok.
6. Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan
G. Penatalaksanaan
1. Awal penyakit akut ( menit untuk beberapa jam ) dengan keterlibatan
kulit atau mucosal jaringan , atau kedua ( gatal gatal umum pruritus
atau pembilasan, bengkak bibir , lidah dan uvula ) dan setidaknya satu
dari berikut :
a. Pernapasan ( dyspnea , wheeze ( bronchospasm ) , stridor ,
mengurangi aliran ekspirasi puncak , hypoxemia )
b. Mengurangi darah preasure atau terkait gejala akhir organ
disfungsi (hypotonia ( runtuh ) , sinkop , inkontinensia )
8
2. Dua atau lebih dari berikut yang terjadi dengan cepat setelah expourse
untuk kemungkinan untuk pasien yang alergi ( menit untuk beberapa
jam )
a. Keterlibatan kulit mucosal bibir , lidah dan uvula
b. Kompromi pernapasan ( dyspnea , wheeze ( bronchospasm ) ,
stidor , mengurangi aliran ekspirasi puncak , hypoxemia )
c. Mengurangi tekanan darah atau terkait gejala akhir organ disfungsi
(hypotonia ( runtuh ) , sinkop , inkontinensia )
d. Gejala pencernaan ( crampy sakit perut , muntah )
9
H. Algoritma Penanganan
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. WOC
B. Pengkajian
11
1. Pemeriksaan Fisik
1) Status respirasi
Respirasi meningkat, dan dangkal (pada fase kompensasi) kemudian
menjadi lambat (pada syok septik, respirasi meningkat jika kondisi
menjelek)
2) Fungsi metabolik
Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan (pada awal syok
septik dijumpai alkalosis metabolik, kausanya tidak diketahui).
Alkalosis respirasi akibat takipnea
3) Keseimbangan asam basa
Pada awal syok pO2 dan pCO2 menurun (penurunan pCO2 karena
takipnea, penurunan pO2 karena adanya aliran pintas di paru)
4) Kulit
a) Suhu raba dingin (hangat pada syok septik hanya bersifat
sementara, karena begitu syok berlanjut terjadi hipovolemia)
b) Warna pucat (kemerahan pada syok septik, sianosis pada syok
kardiogenik dan syok hemoragi terminal)
c) Basah pada fase lanjut syok (sering kering pada syok septik).
5) Status jantung
Takikardi, pulsus lemah dan sulit diraba
Tekanan darah
Hipotensi dengan tekanan sistole < 80 mmHg (lebih tinggi pada
penderita yang sebelumnya mengidap hipertensi, normal atau meninggi
pada awal syok septik)
6) Status mental
Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan. Kesadaran dan orientasi
menurun, spoor sampai koma
2. Pemeriksaan penunjang
12
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Hematologi : darah (Hb, hematokrit, leukosit, golongan darah), kadar
elektrolit, kadar ureum, kreatinin, glukosa darah. Hitung sel
meningkat, Hemokonsentrasi, trombositopenia, eosinophilia naik/
normal / turun
3) Kimia : Plasma Histamin meningkat, sereum triptaase meningkat
4) Analisa gas darah
5) Radiologi
6) X foto : Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus, plug.
7) EKG : Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia
13
a. Pengelompokan data
1) Data subjektif :
a) Klien mengatakan sesak nafas atau sulit dalam bernafas
b) Klien mengatakan dirinya sangat lemas
c) Klien mengeluh mual dan muntah
d) Klien mengatakan cemas dan gelisah
e) Klien mengatakan gatal – gatal pada kulit dan hidung
2) Data objektif :
a) Klien tampak sesak, tampak bernafas dengan mulut, tampak
pembengkakan pada mukosa hidung,tampak penggunaan otot
bantu nafas, pernafasan cuping hidung, terpasang oksigen
b) Tampak bengkak di sekitar tubuh dan hidung klien
c) Klien tampak pucat, akral dingin, gambaran EKG gelombang T
mendatar dan terbalik
d) Tanda – tanda vital terutama tekanan darah menurun
e) Klien tampak lemah
f) Klien tampak cemas
g) Klien tampak menggaruk – garuk badannya, tampak adanya
pruritus (ada hives) urtikaria
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme otot bronkeolu
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung
dan vasodilatas.
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan kapasitas vaskuleR
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan produksi
histamine dan bradikinin oleh sel mast
14
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
15
sianosis, belang, dibuktikan oleh
catat kekuatan nadi penurunan perfusi
perifer kulit dan
penurunan nadi
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Indikator dari
keperawatan selama … x 24 vital volume cairan
jam diharapkan kebutuhan sirkulasi
cairan tubuh pasien dapat
terpenuhi dengan kriteria 2. Kaji peningkatan 2. Meningkatkan
hasil : suhu dan durasi kebutuhan
- Klien tampak segar demam, berikan metabolisme dan
- Volume cairan klien kompres hangat diforesis yang
dapat terpenuhi sesuai indikasi, berlebihan
- pertahankan pakaian dihubungkan
tetap kering, dengan demam
pertahankan dalam
kenyamanan suhu meningkatkan
lingkungan kehilangan cairan
yang berlebihan
3. Ukur haluan urine 3. Peningkatan berat
dan berat jenis urine jenis urine atau
penuruna
haluaran urine
menunjukan
perubaha perfusi
ginjal atau
volume sirkulasi.
4. Pantau pemasukan 4. Memprtahankan
oral dan memasukan keseimbangan
cairan sedikitnya cairan,
2500 ml/hari mengurangi rasa
haus, dan
melembabkan
16
membran mukosa
5. Kolaborasi dengan 5. Untuk membantu
tim medis lainnya mengurangi
dalam pemberian demam dan
obat-obatan sesuai respon
indikasi, missal: metabolisme,
antipiretik (aceta menurunkan
minofen) cairan tak kasat
mata
4 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kulit setiap 1. Untuk
keperawatan selama … x 24 hari. Catat warna mengetahui ada
jam diharapkan dapat kulit, turgor kulit, tidaknya
- menunjukan sirkulasi dan sensasi perubahan kulit
kemajuan pada luka
atau penyembuhan 2. Perthankan hygiene 2. Mempertahankan
dengan kriteria kulit, misalnya kebersihan karena
hasil : membasuh dan kulit tiap kering
- Klien tidak lagi kemudian dapat menjadi
menggaruk – garuk mengeringkan barier infeksi dan
badannya dengan hati-hati dan masase dapat
- Klien merasa melakukan masase meningkatkan
nyaman dengan sirkulasi kulit dan
- Klien dapat menggunakan lotion kenyamanan
mempertahankan atau cream 3. Friksi kulit di
integritas kulitnya 3. Pertahankan sebabkan oleh
kebersihan kain yang
- lingkungan pasien berkerut dan
seperti seprei bersih basah yang dapat
kering dan tidak menyebabkan
berkerut iritasi dan
potensial
terhadap infeksi
4. Menurunkan
17
1. Sarankan pasien tekanan pada
untuk melakukan kulit dari istirahat
ambulasi beberapa lama di tempat
jam sekali jika tidur
memungkinkan
5. Kuku yang
5. Gunting kuku secara panjang atau
teratur kasar dapat
meningkatkan
kerusakan dermal
6. Kolaborasi :
6. Kolaborasi : Digunakan pada
Gunakn atau berikan perawatan lesi
obat-obatan atau kulit. Jika
sistemik sesuai digunakan salep
indikasi. multi dosis,
perawatn harus
dilakuakn untuk
menghindari
kontaminasi
silang
18
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
19
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/333358110/Asuhan-Keperawatan-Syok-Anafilaktik
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0c884b36841e1c6b47c70365bf8a159
7.pdf
med.unhas.ac.id/farmakologi/wp-content/uploads/2014/10/syok-anafilaksis.docx
https://www.slideshare.net/syavinaalatas/referat-sa
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/en/wp-content/uploads/2016/10/SYOK-ANAFILAKSIS-
2.pdf